Anda di halaman 1dari 59

Teknologi Dan Rekayasa

DKK.5
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
Tujuan Pembelajaran:
1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
2. Melaksanakan prosedur K3.

Teknologi dan Rekayasa


Keselamatan kerja adalah suatu bidang kegiatan yang
ditujukan untuk mencegah suatu bentuk kecelakaan kerja
dilingkungan dan keadaan kerja

Kecelakaan kerja adalah adalah suatu kecelakaan yang


terjadi pada seseorang karena hubungan kerja dan
kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada kaitannya
dengan pekerjaan.

Teknologi dan Rekayasa


Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja

1. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan


perlindungan keselamatannya.
2. Bahwa setiap orang lain yang berada ditempat
kerja perlu terjamin keselamatannya.
3. Pemanfaatan sumber produksi secara aman
dan efisien.
4. Pembindaan norma-norma perlindungan kerja.
5. Mewujudkan undang-undang yang memuat
tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat , industrialisasi,
teknik dan teknologi.

Teknologi dan Rekayasa


Kewajiban dan hak tenaga kerja undang-undang no. 1
tahun 1970:
1. Memberi keterangan yang benar bila diminta oleh
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja
2. Memakai alat pelindung diri yang diwajibkan
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat k-3 yang
diwajibkan
4. Meminta pengurus agar dilaksanakan semua syarat k3
yang diwajibkan
5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana
tempat kerja serta alat-alat pelindung diri yang
diwajibkan diragukan

Teknologi dan Rekayasa


Contoh keselamatan memasuki dan bekerja didalam ruangan
sentral pembangkit tenaga
1. Menggunakan pakaian dinas,
2. Menggunakan sepatu kulit yang telapaknya tidak pakai
paku cermai (pakunya tidak menonjol),
3. Menggunakan sarung tangan kulit pendek,
4. Menggunakan alat pelindung telinga,
5. Dilarang merokok, dan
6. Pekerja harus terdiri minimal 20 orang (tidak semua
perusahaan)

Teknologi dan Rekayasa


Contoh alat pelindung di tempat kerja

Teknologi dan Rekayasa


Cara yang dapat ditempuh dalam membudayakan untuk
mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3 )
1. Melaksanakan kampanye nasional atau pada internal
perusahaan dalam memasyarakatkan K3
2. Pembentukan organisasi K3 sejajar dengan tingkatan seksi
3. Memberikan bimbingan dan pengawasan secara efektif
4. Mengajukan kebutuhan poster-poster, buku-buku pedoman
K3, dan lainnya
5. Melengkapi alat pengaman kerja.

Teknologi dan Rekayasa


Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja pada setiap tempat kerja harus dicegah. Ada
beberapa alasan utama dari tindakan pencegahan
kecelakaan kerja, antara lain adalah:
1. Kemanusiaan, dalam pengertian manusia adalah makluk
Tuhan yang tertinggi dan merupakan aset aset perusahaan
yang harus dijaga
2. Ekonomi, menjaga supaya perusahaan mendapat untung,
dan
3. Manajemen, management harus baik maka managemen
harus dijaga

Teknologi dan Rekayasa


Tiga penyebab utama kecelakaan kerja
adalah:
1. Manusia, karena manusia sifatnya
fleksible sehingga rawan dalam bekerja
2. Metode kerja, metode waktu kerja yang
kurang baik
3. Tempat kerja, tempat kerja yang tidak
mendukung

Teknologi dan Rekayasa


Gambar menunjukkan kecelakaan
karena kerusakan komponen pada
substation yang terjadi di Sao Paulo
Brazil.

Teknologi dan Rekayasa


Gambar menunjukkan bagan proses penyebab
kecelakaan kerja di tempat kerja
Tiga Sumber Kecelakaan

Teknologi dan Rekayasa


Manusia
Manusia dikatakan sebagai penyebab kecelakaan karena:
1. Manusia tidak mengetahui cara kerja yang benar dan aman,
2. Manusia tidak mengerti bahaya yang akan timbul akibat
pekerjaannya,
3. Manusia tidak mengerti maksud dan fungsi dari pemakaian alat
pengaman,
4. Manusia kurang mendapat pendidikan dan latihan
keselamatan kerja,
5. Manusia kurang koordinasi dalam Tim atau antar Tim,
6. Manusia ceroboh, senda gurau, bimbang dan atau ragu, dan
7. Manusia tidak mentaati rambu-rambu peringatan.

Teknologi dan Rekayasa


Metode kerja
Metode kerja yang tidak baik dan tidak benar dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Metode kerja yang tidak baik tersebut
diantaranya adalah:
• Karyawan atau tenaga kerja tidak mendapat penjelasan mengenai
prosedur keselamatan kerja,
• Peralatan kerja atau mesin tidak dilengkapi dengan pengaman
yang memadai, bagian yang berputar diberi tutup,
• Penempatan peralatan secara sembarangan dan tidak diatur
dengan baik,
• Menggunakan alat kerja tidak sebagaimana mestinya, baik tata
cara maupun prosedurnya

Teknologi dan Rekayasa


Tempat kerja
Tempat kerja sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
kerja. Tempat kerja yang sering menimbulkan kecelakaan
kerja antara lain adalah:
1. Ruang dan daerah sekitar kotor,
2. Tata ruang dan penerangan kurang memadai,
3. Lantai dan jalan banyak hambatan dan tumpahan minyak,
4. Prosedur keselamatan kerja tidak dipenuhi, dan
5. Rambu-rambu peringatan tidak lengkap.

Teknologi dan Rekayasa


Contoh cara memberikan
pertolongan pertama yang
diberikan kepada karyawan
yang mengalami gangguan
atau sakit di tempat kerja
ditunjukkan pada Gambar
di samping menggunakan
stretcher.

Teknologi dan Rekayasa


Gambar di samping menunjukkan
persiapan kotak obat untuk
memberikan pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK). Obat-
obatan tersebut sengaja disiapkan
untuk persediaan sewaktu-waktu
terjadi kecelakaan kerja atau ada
karyawan yang sakit di tempat kerja.

Teknologi dan Rekayasa


Jenis bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang mungkin
terjadi di perusahaan antara lain adalah:

1. Mekanik
Penyebabnya adalah benda-benda berputar, benda-benda bergerak
maju mundur, benda atau ban berjalan dan lain-lainnya.

2. Kondisi phisik
Karyawan atau tenaga kerja yang mengalami sakit, lingkungan
kerja yang tidak baik, dan lainnya.

Teknologi dan Rekayasa


3. Bahan kimia
Bahan kimia yang berada di lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja dan atau keracunan dan akibat lain
yang dapat ditimbulkannya
4. Listrik
Pada saat menjalankan mesin atau pada saat memperbaiki
kerusakan dan kondisi instalasi listrik yang kurang baik dan
selanjutnya dapat menimbulkan kecelakaan kerja, misalnya
tersengat listrik dan lainnya
5. Kebaran dan ledakan
Kebakaran yang disebabkan oleh over load sehingga timbul panas
dan terbakar serta ledakan yang ditimbulkan akibat tumpahan
bahan kimia atau sejenisnya yang dapat membahayakan manusia
dan aset perusahaan serta akibat dari pemasokan area.

Teknologi dan Rekayasa


Tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja antara lain adalah:
1. Kenali keadaan yang dapat menimbullkan bahaya ditempat kerja
dan tindakan pengamanannya;
2. Hindari situasi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dengan
memberi tanda-tanda peringatan pada daerah tertentu;
3. Lakukan perbaikan dan atau modifikasi pada lokasi yang dapat
menimbulkan kecelakaan bila memungkinkan;
4. Sesuaikan methode kerja dengan prosedur keselamatan kerja;
5. Gunakan peralatan pengaman yang sesuai dengan sifat kerjanya;
6. Tingkatkan aspek keselamatan dengan kondisi lingkungan kerja
yang baik;
7. Hindari tindakan yang tidak aman, seperti merokok dan lainnya yang
dapat menimbulkan bahaya.

Teknologi dan Rekayasa


E. House Keeping
House keeping dapat diartikan sebagai pemeliharaan rumah tangga,
perusahaan, atau pemeliharaan tempat kerja.

1. Hubungan antara house keeping dengan keselamatan


kerja
Hubungan antara house keeping dengan keselamatan kerja adalah
sebagai berikut:
a. Semua orang pada dasarnya menyenangi kebersihan, keindahan dan
kerapihan;
b. Keindahan, kebersihan dan kerapihan akan menimbulkan rasa
nyaman;
c. Tanpa disadari rasa nyaman akan meningkatkan gairah kerja, dan
Gairah kerja meningkat berarti produktivitas meningkat

Teknologi dan Rekayasa


2. Prinsip-prinsip melaksanakan house keeping
Prinsip-prinsip melaksanakan house keeping antara lain adalah:
a. Barang yang tidak berguna, berserakan, sampah ceceran minyak dan
lain-lainl merupakan:
• Sumber penyakit;
• Sumber kebakaran;
• Berbahaya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.

b. Bersihkan dan membuang pada tempat yang telah ditentukan.

Teknologi dan Rekayasa


3. Setelah selesai bekerja
a. Kumpulkan alat, bersihkan dan simpan ditempatnya;

b. Bersihkan lokasi tempat kerja, termasuk sisa-sisa material;


c. Slang, kabel listrik, tali tambang harus digulung dengan rapi;
d. Mengangkat, memindahkan dan menumpuk barang harus sesuai
prosedur;
e. Kamar ganti pakaian, toilet harus dijaga tetap bersih.

4. Kebersihan adalah pangkal keselamatan;


5. Jadikan kebiasaan hidup : tertib, bersih, indah & rapi.
Teknologi dan Rekayasa
F. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
1. Keselamatan kerja :
a. Segi Mekanis
Dalam pekerjaan di bidang teknik listrik, banyak hal yang dapat
menimbulkan kecelakaan, baik dari segi mekanis maupun dari segi
listrik. Dari segi mekanis, yang dapat menimbulkan kecelakaan dan
memerlukan langkah- langkah pencegahannya adalah:
• Bagian-bagian yang berputar atau bergerak, seperti: roda gila (roda
daya), roda penggerak, ban berjalan,dan rantai pemutar, harus secara
mekanis diberi pagar sehingga tidak mudah disentuh orang serta diberi
tanda peringatan;
• Bejana-bejana berisi udara atau gas yang bertekanan yang dapat
menimbulkan ledakan berbahaya, seperti: ketel uap dan botol angin,
harus dilengkapi dengan katup pengamanan serta dilakukan pengujian
periodik;
• Tempat-tempat yang licin harus dihindarkan keberadaannya, seperti:
lantai yang ada tumpahan minyak pelumas;
Teknologi dan Rekayasa
4. Personil yang bekerja harus menggunakan topi pelindung kepala untuk
melindungi kepala terhadap benda-benda keras yang jatuh dari atas
dengan mengingat bahwa lantai-lantai di pusat listrik banyak yang
dibuat dari lantai besi yang berlubang;
5. Personil yang melakukan pekerjaan di ketinggian yang berbahaya
harus menggunakan sabuk pengaman;
6. Tempat-tempat yang rawan terhadap kebakaran, seperti: instalasi
bahan bakar, tangki minyak pelumas dan instalasi pendingin generator
yang menggunakan gas hidrogen, harus dilengkapi dengan instalasi
pemadam kebakaran. Selain itu, harus ada latihan rutin bagi personil
untuk menghadapi kebakaran;
7. Kolam air dan saluran air yang dapat menenggelamkan orang harus
dipagar atau dijadikan daerah terlarang bagi umum untuk
menghindarkan kecelakaan berupa tenggelamnya orang atau binatang
ternak;
Teknologi dan Rekayasa
8. Personil yang mengerjakan pekerjaan gerinda, bor, dan bubut harus
dilengkapi dengan kacamata yang menjadi pelindung mata terhadap
percikan logam atau bahan lainnya yang dikerjakan yang mungkin
memercik ke dalam mata personil;
9. Mesin-mesin pengangkat termasuk lift, harus diperiksa secara periodik
keamanannya, khususnya yang menyangkut sistem rem, sistem kabel
baja, dan pintu darurat lift;
10.Personil yang mengerjakan pekerjaan las harus menggunakan tameng
las untuk melindungi mata dan wajah agar matanya tidak rusak karena
sinar las yang menyilaukan dan waiahnya tidak "terbakar" oleh sinar
ultraviolet busur las.
Teknologi dan Rekayasa
b. Segi Listrik
Dari segi listrik, hal-hal yang memerlukan perhatian dari segi
keselamatan kerja adalah:

1. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (bukan instalasi listrik),
harus dibumikan/ditanahkan dengan baik sehingga potensiaInya selalu
sama dengan bumi dan tidak akan timbul tegangan sentuh yang
membahayakan manusia. Bagian instalasi yang dimaksud dalam butir
ini, misalnya: lemari panel dan pipa-pipa dari logam;
2. Titik-titik pentanahan atau pembumian harus selalu dijaga agar tidak
rusak sehingga pentanahan atau pembumian yang tersebut dalam butir
1 di atas berlangsung dengan baik;
3. Peredam las listrik yang dilakukan pada instalasi yang terbuat dari
logam, misalnya: instalasi ketel uap PLTU, harus menggunakan
tegangan yang cukup rendah sehingga tidak timbul tegangan sentuh
yang membahayakan;
Teknologi dan Rekayasa
4. Bagian dari instalasi yang bertegangan, khususnya tegangan tinggi,
harus dibuat sedemikian hingga tidak mudah disentuh orang;
5. Dalam melaksanakan pekerjaan di instalasi tegangan tinggi, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Jangan sekali-kali membuka sakelar pemisah (PMS) yang masih


dilalui arus, karena hal ini dapat menimbulkan ledakan yang berbahaya.
Untuk mencegah terjadinya hal ini, terlebih dahulu pemutus tenaga
(PMT) harus dibuka agar tidak ada lagi arus yang melalui PMS
bersangkutan. Instalasi yang baru (mutakhir) menggunakan sistem
interlock di mana artinya PMS tidak dapat dibuka atau ditutup sebelum
PMT dibuka atau ditutup terlebih dahulu. Bila tidak ada sistem interlock,
maka bekerja dalam instalasi seperti itu perlu ekstra hati-hati di mana
harus ada dua orang yang bekerja; seorang yang melakukan
pembukaan atau, pemasukan PMS dan PMT, seorang lagi yang
mengamati bahwa pelaksanaan pekerjaan ini tidak keliru;
Teknologi dan Rekayasa
b. Bagian instalasi yang telah dibebaskan tegangannya dan akan
disentuh, harus ditanahkan atau dibumikan terlebih dahulu;
c. Jika pelaksanaan pekerjaan menyangkut beberapa orang, maka
pembagian tanggung jawab harus jelas;
d. Harus ada tanda pemberitahuan yang jelas bahwa sedang ada
pekerjaan pemeliharaan sehingga tidak ada orang yang memasukkan
PMT;
e. Jika akan dilakukan pekerjaan di sisi sekunder transformator arus,
misaInya untuk mengecek alat ukur atau mengecek relai, jangan lupa
menghubung-singkatkan sisi sekunder transformator arus tersebut
terlebih dahulu untuk mencegah timbulnya tegangan tinggi.

Teknologi dan Rekayasa


2. Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja perlu diperhatikan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Karyawan akan merasa nyaman jika keselamatannya diperhatikan oleh
perusahaan, ini akan berdampak pada kinerja mereka. Bila mereka
merasa aman, mereka akan mudah berkonsentrasi pada pekerjaannya
sehingga pekerjaannya dapat berhasil dengan baik.

Peralatan keselamatan kerja yang telah disediakan oleh perusahaan meliputi:


a. Sepatu kerja;
b. Kaos tangan karet;
c. Masker;
d. Baju tahan panas;
e. Helm, dan lainnya.

Ruangan kerja yang mengandung gas beracun dapat membahayakan personil.


Ruangan kerja yang mempunyai potensi sebagai ruangan yang mengandung gas
beracun harus mempunyai ventilasi yang baik agar gas beracun tersebut hilang
dari ruangan.
Teknologi dan Rekayasa
A. Kebakaran
Kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
keberadaannya, yang disebabkan oleh api besar yang tidak terkendali.
1. Penyebab kebakaran
Yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran adalah bahan bakar,
udara dan panas. Kerugian akibat kebakaran adalah harta, benda, jiwa,
kerusakan lingkungan (tata kota).

Sebab-sebab terjadinya kebakaran antara lain adalah:


a. Kegagalan pada pemadam awal/api;

Teknologi dan Rekayasa


b. Keterlambatan dalam mengetahui awal terjadinya kebakaran alrm
dan atau detektor;
c. Tidak adanya alat pemadaman kebakaran yang sesuai
d. Tidak ada dan atau kurang berfungsinya sistem pendeteksi api yang
berupa relay atau jenis pendeteksi lainnya;
e. Personil yang ada tidak mengetahui cara atau teknik pemadaman
yang benar.

Teknologi dan Rekayasa


2. Tahapan terjadinya api

Tahapan terjadinya api adalah:

a. Tahap permulaan (incipient);


b. Tahap pembakaran tanpa nyala (smoldering);
c. Tahap pembakaran dibarengi dengan nyala (flame stage)

Batas dapat terbakar adalah batas kosentrasi campuran antara uap


bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila dikenai
sumber panas yang cukup.

Teknologi dan Rekayasa


Proses
terjadinya api
dapat
digambarkan
seperti yang
ditunjukkan
pada Gambar di
samping

Teknologi dan Rekayasa


3. Klasifikasi kebakaran

Klasifikasi kebakaran bertujuan untuk memudahkan, cepat dan tepat


dalam pemilihan media pemadaman.

Klasifikasi kebakaran menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi No. Per.04/Men/1980 tanggal 14 april 1980 adalah
seperti ditunjukkan pada Tabel di bawah ini

Teknologi dan Rekayasa


Tabel Klasifikasi Kebakaran

Klas
Jenis Kebakaran
Kebakara
n
A Bahan bakarnya bila terbakar akan
meninggalkan arang dan abu
B Bahan bakarnya cair atau gas yang mudah
terbakar
C Kebakaran instalasi Listrik bertegangan

D Kebakaran logam

Teknologi dan Rekayasa


H. Pemadam Api Kebakaran

1. Prinsip teknik pemadaman

Prinsip teknik pemadaman api antara lain adalah:

a. Ketepatan memilih media pemadam, maka akan didapat pemadam


kebakaran yang efektif;
b. Merusak atau memutus keseimbangan campuran ketiga unsur di
dalam segi-tiga api (bahan bakar – panas – udara)

Teknologi dan Rekayasa


Tabel
Cara Pemadaman Api
Cara Pemadaman Keterangan
No
1 Starvation menghilangkan atau mengurangi
bahan bakar, mengambil yang
belum terbakar, seperti pada ladang
minyak
2 Smothering memisahkan udara dari bahan
bakar
3 Dillution Mengurangi kadar O2 dalam udara
4 Cooling mendinginkan atau mengurangi
panas bahan yang terbakar, sampai
suhu di bawah titik nyala
5 Kimia dan Teknik memutuskan rantai reaksi
pembakaran
Teknologi dan Rekayasa
2.Perlengkapan pemadam api tradisional
(APAT)

Perlengkapan alat pemadam api tradisional (APAT) adalah:

a. Galah atau pengkait;


b. Kampak;
c. Tangga bambu;
d. Tali manila;
e. Linggis.

Teknologi dan Rekayasa


Kegunaan APAT adalah untuk memadamkan kebakaran jenis A. Bahan
yang digunakan adalah pasir, air dan peralatan tambahan seperti
ditunjukkan pada Gambar XVI.9, dengan ketentuan:

a. Pasir, 1 sampai 2m3;


b. Air, minimum 1 drum;
c. Perlengkapan tambahan: sekop, galah 5 m berkait, 4 ember dan
3 karung goni, kapak, tambang minimum 20 meter, dan tangga
dengan panjang 4 m.

Bahan pemadam api dari pasir dan atau tanah memiliki kelebihan
sebagai berikut:

a. Sangat efektif untuk memadamkan kebakaran lantai terutama untuk


kebakaran minyak;
b. Dapat juga untuk pemadaman awal semua jenis kebakaran
Teknologi dan Rekayasa
c.Membendung minyak agar tidak meluas.

Gambar di
samping
Alat Pemadam Api
Tradisional

Prinsip pemadamannya adalah smothering (mengisolasi O2) dan


cooling (pendinginan).

Teknologi dan Rekayasa


air memiliki kelebihan sangat efektif untuk pemadaman semua jenis
kebakaran, kecuali kebakaran listrik dan mudah didapat, murah
harganya dan mudah dalam penggunaannya. Prinsip pemadamannya
adalah pendinginan dan penyelimutan. Contoh selimut api ditunjukkan
pada Gambar di bawah ini

Teknologi dan Rekayasa


Air merupakan media pemadam api yang paling banyak digunakan,

karena: mudah didapat, mudah diangkut, daya serap panas yang tinggi,

dan daya mengembang menjadi uap yang tinggi.

Kelemahannya air sebagai media pemadam api antara lain adalah: lokasi

harus bebas dari listrik dan untuk kebakaran minyak, tidak bisa digunakan

secara langsung dan harus dikabutkan. Prinsip pemadamannya adalah

pendinginan dan penyelimutan.

Teknologi dan Rekayasa


3.Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam ringan adalah suatu alat pemadam kebakaran yang dapat
dibawa, digunakan dan dioperasikan oleh satu orang.
Kelebihan APAR antara lain adalah:

Cocok untuk pemadaman awal pada lokasi yang aliran udaranya tidak deras;

a. Banyak jenis dan macamnya; dan


b. Mudah didapat dipasaran umum.

Jenis APAR adalah:

a. Bahan padat, dry powder, dry chemical multi purpose


b. Bahan cair, air bertekanan, cairan mudah menguap
(bcf, cbm, btm);
c. Busa (foam ) , busa kimia dan busa mekanik; dan
d. Gas CO2.
Teknologi dan Rekayasa
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh alat pemadam api
ringan jenis kimia (Chemical Fire Exstinguiser).

Teknologi dan Rekayasa


Gambar di bawah ini menunjukkan contoh alat pemadam api
ringan jenis karbondioksida (carbondioxide).

Teknologi dan Rekayasa


Gambar di bawah ini menunjukkan contoh alat pemadam api ringan
jenis hand pump fire.

Teknologi dan Rekayasa


Gambar di bawah ini menunjukkan contoh alat pemadam api ringan
jenis fire hoses

Teknologi dan Rekayasa


Gambar di bawah ini menunjukkan contoh alat pemadam ringan
(Apar) dengan media bahan cair.

Teknologi dan Rekayasa


4. Pemadam api lain fire hydrant

Pemadam api lain yang dapat digunakan adalah peralatan fire hydrant.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh alat pemadam api ringan


jenis fire hydrant.

Teknologi dan Rekayasa


Peralatan utama fire hydrant adalah:

a. Pompa utama, yaitu pompa yang pertama mengambil air dari


sumber air;
b. Pompa jocky, untuk mempertahankan tekanan air pada pipa
distribusi;
c. Pipa distribusi atau penyalur, untuk menyalurkan air ke tempat;
d. Yard hydrant hose cabinet, tempat di belakang selang dan
menyimpan fire hydrant;
e. Slang atau hose, untuk menyalurkan air;
f. Nozzel penyemprot, alat yang diletakan di akhir output air yang
fungsinya untuk membentuk air.

Teknologi dan Rekayasa


5. Langkah pengoperasikan APAR

Langkah-langkah dalam mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut:

a. Turunkan dry chemical dari tempatnya;


b. Buka slang dari jepitnya;
c. Cabut lead seal (segel);
d. Cabut pen pengunci;
e. Pegang horn dengan tangan kiri dan arahkan keatas
f. Coba ditempat secara sesaat, (tangan kanan menekan katub);
g. Jika kosong cari yang lain jika baik bawa ke lokasi pemadaman;
h. Bawa apar kelokasi kebakaran;
i. Semprotkan dry chemical dengan mengibas-ibas horn.

Teknologi dan Rekayasa


6. Pengaman tangki minyak dari bahaya
kebakaran

Pada tangki minyak dilengkapi pengaman terhadap bahaya kebakaran.


Untuk megamankan tangki minyak dari kebakaran cara yang dapat
dilakukan antara lain adalah:

a. Tangki minyak bahan bakar minyak (BBM) dilengkapi dengan


beberapa pengaman
b. Tanggul atau tembok keliling tangki gunanya untuk mencegah
meluapnya minyak apabila tangki BBM bocor
c. Sistem hydrant dipasang pada keliling luar dari tanggul atau
tembok pengaman tangki
d. Sistem busa, busa yang dibangkitkan oleh pembangkit busa
dialirkan masuk kedalam tangki terbakar
e. Sistem pengabut, sistem ini biasanya digunakan untuk
mengamankan ke tangki minyak ringan, dan
dipasang sisi luar dinding tangki Teknologi dan Rekayasa
I.Usaha Atau Tindakan Preventif Menghindarkan
Ancaman Bahaya Kebakaran

Usaha atau tindakan preventif untuk menghindarkan ancaman bahaya


kebakaran yang mungkin timbul pada ruang kerja antara lain dapat
dilakukan dengan cara:

1. Memberikan pendidikan atau latihan menghadapi bahaya kebakaran,


baik secara teori maupun praktek, mulai dari unsur pimpinan,
karyawan dan siswa, baik menggunakan alat pemadam api ringan
atau hydrant, maupun pemadam api tradisional;
2. Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang
aman;
3. Menempatkan anak-anak kunci ruangan atau gudang secara terpusat
(misalnya di pos satpam);
4. Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di dekat barang-
barang yang sudah terbakar;
Teknologi dan Rekayasa
5. Membakar sampah atau kotoran dit empat yang disediakan dan tidak
dilakukan di dekat bangunan atau gudang atau tumpukaan barang-
barang yang mudah terbakar;
6. Tidak membuat sambungan listrik secara sembarangan dan tidak
memasang steker secara bertumpuk-tumpuk;
7. Penyediaan dan pemasangan alat-alat pemadam api yang sesuai
untuk lingkungan kantor, baik jumlah maupun jenisnya
8. Pemasangan tanda-tanda peringatan pada tempat-tempat yang
resiko bahaya kebakarannya tinggi, antara lain adalah:
a. Dilarang melakukan pekerjaan panas atau membuat api;
b. Dilarang merokok, dan lain-lain yang sejenis;
c. Serta mentaati larangan tersebut;

9. Matikan aliran listrik (ac, penerangan, peralatan pengajaran,


dan lainnya) jika peralatan tersebut tidak digunakan;

Teknologi dan Rekayasa


10. Barang-barang tak terpakai jangan dibiarkan berserakan disekitar
peralatan mesin, atau di tempat kerja misalnya bahan serat, lap
kotor, sisa oli;
11.Alat pemadam api ringan harus di letakan ditempat yang mudah
diambil dan jangan dihalangi benda lain;
12. Jangan menumpuk barang didepan pintu keluar;
13. Botol kaleng dan tempat penyimpang bahan mudah terbakar jangan
biarkan terbuka;
14. Jauhkan tabung gas dari bahan panas atau sumber api;
15. Sebelum tempat kerja ditutup, periksa dengan seksama terutama hal
yang dapat menyebabkan kebakaran misalnya: peralatan listrik dan
tempat pembuangan sampah;
16. Buang puntung rokok dan sisa korek api pada asbak yang ada dan
matikan lebih dulu api pada puntung rokok tersebut;
17. Menempatkan alat-alat pemadam api pada tempat yang mudah
diketahui dan siap dipergunakan untuk melakukan pemadaman
untuk gedung bertingkat, lokasi penempatannya dibuat sama.
Teknologi dan Rekayasa
J.Langkah-langkah penanggulangan kebakaran

Usaha atau tindakan yang cepat dan tepat untuk menanggulangi


mencegah meluasnya bahaya kebakaran dengan menggunakan
sarana dan atau alat-alat pemadam kebakaran yang ada, sebagai
berikut:

1. Memadamkan dengan menggunakan alat-alat pemadam api yang


sesuai ( apar, apat, hydrant);
2. Membunyikan alarm atau tanda bahaya (sesuai dengan ketentuan);
3. Secepatnya memberitahukan dan atau menghubungi pertelepon
kepada satpam, kepolisian setempat, Palang Merah Indonesia atau
Ambulance sesuai dengan kondisi situasi lapangan;
4. Laporkan dengan menyebutkan nama pelapor , nomor telepon yang
dipakai (kecuali telepon umum) tempat kejadian kebakaran, jenis
yang terbakar;
Teknologi dan Rekayasa
5. Di lokasi kebakaran diharap karyawan mengamankan lokasi dari hal yang
menghabat kelancaran petugas misalnya jalan masuk kelokasi membuka portal;
6. Mengusahakan pemadaman semampu mungkin, dengan peralatan yang ada;
7. Memberitahu petugas tentang sumber air yang ada di sekitar lokasi (hydrant,
kolam, waduk, parit);
8. Selamatkan jiwa dan barang benda yang masih bisa diamankan;
9. Jiwa nilainya jauh lebih besar dari benda. Janganlah mengorbankan jiwa hanya
untuk mengamankan benda.

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemadaman api antara lain adalah:

a. Arah angin;
b. Jenis bahan yang terbakar;
c. Situasi dari lingkungan;
d. Volume bahan yang terbakar;
e. Alat pemadam yang tersedia;
f. Lama telah terbakar.

Teknologi dan Rekayasa


Thank’s
Good Luck !

Teknologi dan Rekayasa

Anda mungkin juga menyukai