Ometrik Jalan Raya Fix
Ometrik Jalan Raya Fix
NAMA KELOMPOK
• MUHAMMAD RIDHO
• RAFIKA RIZA HAMZAH
• FADHILAH
• SUTAN FAHMI NASUTION
• SAKTIA HANGGARI ATMAJA
Analisis Alinyemen
Horizontal Pada Tikungan
Depan Gardu PLN Ngabul
Di Kabupaten Jepara
Mochammad Qomaruddin, Sudarno, Yayan Adi Saputro
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, Jl. Taman Siswa
(pekeng) Tahunan Jepara, Indonesia 59427
PERMASALAHAN
Kebijakan
Kemacetan di pemerintah: Tikungan yang
ruas jalan Pemberlakuan Kecelakaan Perencanaan tajam disertai
pasar ngabul arus lalulintas kurang baik turunan yang
searah tajam
Metodologi
Peneletian
Kajian geometrik
jalan raya bagi
pengguna di ruas
jalan pertigaan
depan gardu PLN
ngabul Melakukan Melakukan
survey dan perhitungan
pengamatan alinyemen
Melakukan
lokasi horizontal
perhitungan
lalu lintas
harian rata-
rata
CARA PENYELESAIANNYA
Menentukan
sudut spiral Penghitungan
Melakukan Menentukan (θs), sudut pelebaran
survey dan superelevasi circle (βc),dan
1 pengamatan lengkung circle
(Lc)
perkerasan di
tikungan
lokasi Menentukan
Melakukan panjang Perhitungan Perhitungan
Lengkung besaran- besaran-
perhitungan
peralihan besaran besaran
2 lalu lintas
harian rata-
(Ls) tikungan tikungan
rata
Melakukan
perhitungan
3 alinyemen
horizontal
Berdasarkan survey dengan Theodolit :
PEMBAHASAN Rc = 17,11 m Dimana :
lebar jalan = 8,91 m Rc = Jari – jari tikungan rencana
Β = 153o Β = Sudut tikungan
VLHR = 8.558,3 smp/hr VLHR = Volume lalu lintas harian rata - rata
E = 57,7 m E = Busur Lingkaran
Rmin = 60 m Rmin = Jari – jari minimum tikungan
Emaks = 10% emaks = Superelevasi maksimal
VR = 20 km/jam VR = Kecepatan rencana
Jh = 16 m Jh = Jarak pandang henti
𝑒𝑚 − 𝑒𝑛
𝐿𝑠 = × 𝑉𝑅 Sumber :
3,6 × 𝑟𝑒
Tata Cara Perencanaan Geometrik
0,1 − 0,02 Jalan Antar Kota.Dirjen DPU Bina
𝐿𝑠 = × 20 = 12,70 𝑚 Marga. 1997 (hal. 29)
3,6 × 0,035
PEMBAHASAN Keterangan :
T = Waktu tempuh (3 detik)
Rc = Jari – jari busur lingkaran (m)
C = Perubahan percepatan, (0,3 – 1,0) namun disarankan 0,4 m/det³
ed = Superelevasi desain
em = Superelevasi maksimum (10%)
en = Superelevasi normal
w = Lebar perkerasan pada satu lajur lalu lintas (m)
re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan
Untuk VR < 70 Km/Jam, re maks = 0,035 m/m/det
Untuk VR > 80 Km/Jam, re maks = 0,025 m/m/det
𝐿𝑠 × 90 Sumber :
𝜃𝑠 = Silvia Sukirman, Dasar-Dasar
𝜋 × 𝑅𝐶 Perencanaan Geometrik Jalan, Nova,
17 × 90 Bandung, 1994 (hal.107)
𝜃𝑠 = = 28,47 °
3,14 × 17,11
Sumber :
W, Sri. 2010. Tugas Akhir
𝛽𝐶 = 𝛽 − (2 × 𝜃𝑠 ) Perencanaan Geometrik, Tebal
Perkerasan, dan Rencana Anggaran
𝛽𝐶 = 153 − 2 × 28,47 = 96,06 ° Biaya (Ruas Jalan Blumbang Kidul –
Bulakrejo, Kabupaten Karanganyar).
Universitas Sebelas Maret:
Surakarta.
Alinyemen Horizontal
PEMBAHASAN 𝐿𝑐 =
𝛽𝐶 × 𝜋 × Rc
Sumber :
180 Silvia Sukirman, Dasar-
96,06 × 3,14 × 17,11 Dasar Perencanaan
𝐿𝑐 = = 28,67 𝑚 Geometrik Jalan, Nova,
180 Bandung, 1994 (hal.121)
Sumber :
𝜃𝑠 × 𝜋 × 𝑅𝑐 Shirley L. Hendarsin, Penuntun
𝐿𝑠 =
90 Praktis Perencanaan Teknik Jalan
76,5 × 3,14 × 17,11 Raya, Nova, Bandung, 1994 (hal.100)
𝐿𝑠 = = 45,66 𝑚
90
𝐿𝑠 2
𝑝= − 𝑅𝑐(1 − cos 𝜃𝑠)
6 × 𝑅𝑐 2 Sumber :
Silvia Sukirman, Dasar-Dasar
45,662
𝑝= − 17,11 1 − cos 76,5 = − 8,1 𝑚 Perencanaan Geometrik Jalan, Nova,
6×17,112 Bandung, 1994 (hal.107)
Alinyemen Horizontal
PEMBAHASAN 𝑘 = 𝐿𝑠 −
𝐿𝑠 3
− 𝑅𝑐 × 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑠
Sumber :
Silvia Sukirman, Dasar-
40 × 𝑅𝑐 2 Dasar Perencanaan
45,663 Geometrik Jalan, Nova,
𝑘 = 45,66 − − 17,11 × sin 76,5 = 22,26 𝑚 Bandung, 1994 (hal.108)
40 × 17,112
1 Sumber :
𝑇𝑠 = 𝑅𝑐 + 𝑝 𝑡𝑎𝑛 𝛽 + 𝑘
2 Silvia Sukirman, Dasar-
1 Dasar Perencanaan
𝑇𝑠 = 17,11 + (−8,1) 𝑡𝑎𝑛 153 + 22,26 = 39,34 𝑚 Geometrik Jalan, Nova,
2 Bandung, 1994 (hal.128)
1
𝐸𝑠 = 𝑅𝑐 + 𝑝 𝑠𝑒𝑐 𝛽 + 𝑅𝑐 Sumber :
2 Silvia Sukirman, Dasar-
1 Dasar Perencanaan
𝐸𝑠 = 17,11 + (−8,1) 𝑠𝑒𝑐 153 + 17,11 = 2,28 𝑚
2 Geometrik Jalan, Nova,
Bandung, 1994 (hal.128)
Alinyemen Horizontal
PEMBAHASAN Dimana :
Ls = Panjang lengkung peralihan
p = Pergeseran tangent terhadap spiral
k = Absis dari p pada garis tangent spiral
Ts = Panjang tangent spiral
Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran
Kontrol tikungan S – S
Ts > Ls = 39,34 < 45,66 (Tikungan S – S tidak bias digunakan)
Alinyemen Horizontal
Sehingga :
𝑉𝑅 = 20 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝑐 = 17,11 𝑚
𝑛 = 1 (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑙𝑎𝑙𝑢𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑐 = 0,8 𝑚 (𝐾𝑒𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔)
𝑏 = 2,6 𝑚 (𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠)
𝑝 = 7,6 𝑚 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑎𝑠 𝑟𝑜𝑑𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛)
𝐴 = 2,1 𝑚 (𝑇𝑜𝑛𝑗𝑜𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑏𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔)
Alinyemen Horizontal
𝑏 ′′ = 𝑅𝑐 − 𝑅𝑐 2 − 𝑝2
𝑏 ′′ = 17,11 − 17,112 − 7,62 = 1,79
𝑏 ′ = 𝑏 + 𝑏′′ Sumber :
Silvia Sukirman, Dasar-Dasar
𝑏 ′ = 2,6 + 1,79 = 4,39
Perencanaan Geometrik Jalan, Nova,
Bandung, 1994 (hal.141-147) dan W, Sri.
𝑇𝑑 = 𝑅𝑐 2 + 𝐴 2𝑝 + 𝐴 − 𝑅𝑐 2010. Tugas Akhir Perencanaan
Geometrik, Tebal Perkerasan, dan
𝑇𝑑 = 17,12 + 2,1 2 × 7,6 + 2,1 − 17,11 = 17,66 Rencana Anggaran Biaya (Ruas Jalan
Blumbang Kidul – Bulakrejo,
𝑉𝑅 20 Kabupaten Karanganyar). Universitas
𝑍 = 0,105 × 𝑍 = 0,105 × = 0,50 Sebelas Maret: Surakarta.
𝑅𝑐 17,11
𝐵 = 𝑛 𝑏 ′ + 𝑐 + 𝑛 − 1 𝑇𝑑 + 𝑍
𝐵 = 1 4,39 + 0,8 + 1 − 1 17,66 + 0,50 = 5,69 𝑚
Alinyemen Horizontal
PEMBAHASAN Dimana:
B = Lebar perkerasan di tikungan
n = Jumlah lajur Lintasan(2)
b’ = Lebar lintasan kendaraan di tikungan
c = Kebebasan samping(0,8m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
w = Lebar perkerasan pada satu lajur lalu lintas
ε = Pelebaran perkerasan
Rc = Jari-jari tikungan rencana
𝐿𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 45,66 𝑚
PEMBAHASAN Dimana :
Jh = jarak pandang henti
Jd = jarak pandang menyiap
R’ = Jari jari sumbu lajur
Jadi,
Kebebasan samping henti = 2,67 m
Kebebasan samping menyiap = 2,75 m
Kebebasan samping tersedia = 12,77 m
Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti = 2, 67 < 12,77 m
(aman)
Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap = 2,75 m < 12,77 m
(aman )
Alinyemen Horizontal