Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

MANAJEMEN FAR-RS
MATA
KULIAH
MANAJEMEN FARMASI RS
di
MAGIF FARMASI RS
MANAJEMEN
Manajemen berasal dari kata "manui" bahasa
Latin, yang
berarti tangan yang pegang kendali kuda agar
sang kuda
dapat diarahkan mencapai tujuan dengan baik.

Mary Parker Tollet :


- Manajemen adalah suatu seni untuk
menyelesaikan peker
jaan melalui orang lain.

George Terry :
- Manajemen terdiri dari Planning, Organizing,
Luther Gullick (1937) menyebutkan bahwa
proses usaha dalam manajemen meliputi,
planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, operating, reporting, budgeting
dan supervising (POS DCORBS).

Henry Fayol (1908) mengemukakan fungsi-


fungsi manajemen meliputi, proses planning,
organizing, commanding, coordinating dan
controlling (POCCC).
Wren dalam buku Modern Health
Administration (1974) menyatakan bahwa
manajemen adalah ilmu dan seni, atau
suatu seni yang punya landasan ilmu
pengetahuan, dimana ilmu manajemen
dapat dipelajari dalam pendidikan formal,
sedangkan aspek seni diperoleh dari
pengalaman, trial and error pengalaman
orang lain.

Kadarman dan Udaya (1993) menyampaikan


bahwa manajemen adalah suatu rentetan
langkah yang terpadu, yang
mengembangkan suatu organisasi sebagai
Griffith dalam bukunya: The Well-Managed Community
Hospital (1987) menyatakan bahwa seorang manajer
rumah sakit dalam mengelola kegiatan di rumah sakit
mempunyai dua fungsi, yaitu "fungsi klinik dan fungsi
manajerial".

“Fungsi klinik” meliputi pengendalian mutu, koordinasi


dan integrasi serta upaya membantu dokter dalam
penanganan teknis medis pasien, juga memberi tahu
perhitungan cost-benefit. Jaminan mutu pelayanan yang
baik, jadi produk pelayanan harus dapat memberi
kepuasan bagi pasien dan juga memuaskan dokter yang
meminta tindakan tersebut dilakukan pada pasiennya.
Untuk itu pihak manajemen harus menyiapkan
tersedianya kualitas teknik pemeriksaan dan
pengobatan yang baik. Dengan kata lain, rumah sakit
membutuhkan tenaga yang terampil, sarana dan
prasarana yang baik serta sistem monitoring yang
“Fungsi manajerial”, setiap manajer rumah
sakit harus memperhatikan upaya manajemen
kebutuhan (demand), ditandai dengan skala
prioritas dan penyediaan pelayanan waktu yang
tepat. Hal ini meliputi, pelayanan pasien dalam
keadaan gawat darurat (emergency), pelayanan
segera (urgent), dan pelayanan yang dapat
direncanakan (schedulable). Satu hal yang tidak
kalah pentingnya adalah manajemen sumber
daya manusia, baik kalangan medis, paramedis,
maupun tenaga non medis.
Pelayanan yang diberikan rumah sakit, dibagi
atas dua golongan pelayanan, yaitu :
1. Pelayanan utama , terdiri atas pelayanan
medik, pelayanan keperawatan, pelayanan
kefarmasian; dan
2. Pelayanan pendukung, tapi harus diakui
bahwa pelayanan utama tidak akan mampu
melaksanakan fungsinya tanpa adanya
pelayanan pendukung.
Wilan dalam bukunya Hospital Management
(1990) menyatakan bahwa pelaksanaan
manajemen di rumah sakit haruslah seperti
“bebek merenangi kolam”, terlihat tenang
dipermukaan tetapi tetap aktif bergerak
dibawah permukaan, hal ini perlu dilakukan
karena rumah sakit berhadapan dengan orang
-khususnya orang sakit- sehingga harus
tampak tenang, tetapi dipihak lain karena
begitu kompleksnya masalah yang dihadapi,
maka “para manajer” harus betul-betul aktif
bergerak terus untuk mampu berusaha
memberi pelayanan yang terbaik.
Syaaf (1995) menyatakan bahwa seorang manajer di
rumah sakit memiliki tingkat keunikan tersendiri.

Pertama, tenaga manajerial di rumah sakit harus


dapat berperan ganda, menjaga mutu pelayanan
pasien dan juga sekaligus melayani para pemberi
jasa di rumah sakit, seperti dokter, perawat,
apoteker dan tenaga kesehatan lainnya.

Kedua, pengetahuan yang dimiliki manajer juga


harus bersifat ganda, meliputi pengetahuan
kesehatan dan pengetahuan lain diluar bidang
kesehatan.

Ketiga, mereka yang terlibat dalam kegiatan


manajerial dapat berasal dari sumber ganda yaitu
kalangan medis maupun kalangan non medis. Jadi
bisa dimaklumi bahwa tenaga yang bekerja di rumah
sakit, memang sangat beragam, baik jenis
pekerjaannya maupun latar belakang pendidikan
Rumah Sakit

Rumah Sakit, adalah institusi pelayanan kesehatan


yg
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yg menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. (UU No. 44/2009)

Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yg


mem-
butuhkan tindakan medis segera untuk
penyelamatan
nyawa & pencegahan kecacatan lebih lanjut pasien.
(UU No. 44/2009)
Padat
Teknologi

Padat
Padat
Karya
Modal
Rumah
Sakit

Padat
Padat
Masalah
Pakar
Pembagian waktu

MANAJER MANAJER MANAJER


KEGIATAN PERTAMA MENENGAH PUNCAK

PERENCANAAN 1 Jam 1,5 Jam 2 Jam

PENGORGANISASIAN 1 Jam 2,5 Jam 1 Jam

KEPEMIMPINAN 4 Jam 3 Jam 4,5 Jam

PENGAWASAN 2 Jam 1 Jam 0,5 Jam


Pasien (masyarakat) dan dokter yang
merawatnya, menginginkan bentuk pelayanan
kesehatan yang terbaik yang dapat diberikan.
Disatu sisi dokter yang merawat sering
beranggapan bahwa berdasarkan evidence-based
practice dan patofisiologi penyakit, maka prosedur
yang rinci harus dilakukan, dilain pihak, para
manajer harus menghadapi kenyataan bahwa
prosedur medik yang rumit seringkali membutuh
kan biaya yang amat mahal.
Untuk itu pencegahan penyakit akan menjadi hal
yang perlu mendapatkan perhatian.
Total Quality Managemenent

TQM adalah gaya manajemen yang sering digunakan oleh


Pimpinan RS, mulai dikenal tahun 1950 (Dr. Deming, USA)
kemudian dikuti oleh Juran (1954);
TQM adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan
seluruh jajaran karyawan untuk berperan serta bersama
dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu disegala
bidang demi kepuasan pelanggan (customer);
Di RS, total berarti menyeluruh mulai karyawan terendah
sampai Direktur; quality berarti mutu pelayanan pasien,
secara cepat, akurat, ramah & harga yang memadai.
Istilah hospital berakar dari kata latin hostel yg biasa
digunakan diabad pertengahan sebagai tempat
pengungsi yang sakit, menderita dan miskin,
sementara Willan (1990) mengatakan bahwa kata
hospital berasal dari bahasa latin hospitium yang
artinya suatu tempat untuk menerima tamu,
sementara Yu (1997) menyatakan bahwa hospital
berasal dari bahasa Perancis kuno, yang dalam kamus
Inggris Oxford didefinisikan sebagai :
- Tempat untuk istirahat dan hiburan;
- Institusi sosial untuk mereka yang membutuhkan
ako-
modasi, lemah dan sakit;
- Institusi sosial untuk pendidikan dan kaum muda;
- Institusi untuk merawat mereka yang sakit dan
Rowland dan Rowland dalam buku Hospital
Administration Handbook (1984) menyatakan bahwa rumah
sakit adalah salah satu sistem kesehatan yang paling kompleks
dan paling efektif di dunia.

Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctors in Hospital


(1971) menyatakan bahwa rumah sakit setidaknya punya lima
fungsi antara lain :
1. Ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan
terapeutiknya berbagai jenis spesialisasi,
2. Ada pelayanan rawat jalan,
3. Punya tugas pendidikan dan latihan,
4. Perlu melakukan penelitian dan pengembangan dibidang
kedokteran dan kesehatan, serta
5. Punya tanggung jawab dalam program pencegahan
penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat yang berada
disekitarnya.
Pendekatan Sistem
Pelayanan kesehatan yang bermutu -menurut Tabish
(1998)-berarti memberikan suatu produk yang benar-benar
memberi pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan individu
dan masyarakat, dimana pelayanan kesehatan yang
bermutu tinggi dimulai dari standar etika manajerial yang
tinggi pula.

Manajemen mutu harus meliputi kegiatan :


* Sistem untuk memberlakukan standar profesional, baik
dari sudut tingkah laku, organisasi maupun penilaian
kegiatan sehari hari.
* Sistem pengamatan agar pelayanan selalu diberikan
sesuai standar dan deteksi bila terdapat penyimpangan.
* Sistem untuk senantiasa menunjang berlakunya strandar
profesional.
Pendekatan Mutu

Pendekatan MUTU TOTAL (Total Quality) adalah suatu


cara terbaik untuk meningkatkan efisiensi secara
terus
menerus dan penghematan biaya diseluruh rantai
biaya - kegiatan rumah sakit, sementara secara
simultan meningkatan sifat pelayanan, yang
membedakannya dalam pasar.

Manajemen Strategi yang berkaitan dengan MUTU


TOTAL adalah untuk meningkatkan kemampuan
rumah
sakit agar memperoleh keuntungan kompetitif dalam
pasar.
**Hubungan Kondisi - Kegiatan

Kondisi Kebutuhan Keinginan Permintaan

ke Dokter,
Puskesmas,
Sakit Sembuh Berobat
RS, Dukun,
Obati sendiri

Masalah Tujuan Upaya Kegiatan


Produksi di Rumah Sakit

1. Logistik;
2. Uang;
3. SDM;
4. Peralatan;
5. Perlengkapan; Produksi
Jasa
6. Metode;
7. Teknologi.
JASA :
* Sesuatu yang tidak nyata (Intangible)
* Sifatnya yang berubah-ubah
* Tidak dapat disimpan
* Disajikan dan dikonsumsi pada saat yang
sama

KATEGORI : UNSOUGHT PRODUCT


Kepuasan
Tingkat kesiapan dari faktor-faktor produksi yang dapat
memenuhi kepuasan pasien sekaligus SDM dan yang lainnya.
Yang harus dipuaskan :
1. Pasien,
2. SDM RS,
3. Pemasok, relasi
4. Masyarakat.

Hal-hal yang memuaskan pasien :


a. Cepat,
b. Tepat,
c. Teknologi,
d. Nyaman,
e. Terjangkau (Tarif, waktu dan jarak)

Hal-hal yang memuaskan SDM :


a. Imbalan (Kesejahteraan),
b. Pengembangan ketrampilan, kemampuan,
c. Pengakuan dan penghargaan,
d. Fasilitas / Jaminan (Kesehatan, Hari tua ).
Hal-hal yang memuaskan SDM :
a. Imbalan (Kesejahteraan),
b. Pengembangan ketrampilan,
kemampuan,
c. Pengakuan dan penghargaan,
d. Fasilitas / Jaminan (Kesehatan, Hari
tua ).

Hal-hal yang memuaskan pemasok :


a. Tepat janji,
b. Tagihan, tepat bayar,
c. Administrasi lancar.
PELAYANAN PENUNJANG MEDIK

Untuk dapat melaksanakan tugas sesuai Peraturan


Menteri
Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit, maka rumah sakit
harus
menjalankan fungsi pelayanan penunjang medik, oleh
karena itu untuk rumah sakit kelas A dan B ditetapkan
adanya seorang wakil direktur penunjang medik.

Tugas wakil direktur penunjang medik sekurang-


kurangnya meliputi pelayanan radionuklir, farmasi,
gizi, rehabilitasi medik, patologi klinik, patologi
anatomi, pemulasaraan jenazah dan gudang
penyimpanan material kesehatan.
Wakil Direktur penunjang medik (Jangmed)
mempunyai
fungsi, sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan penyusunan kebutuhan tenaga
dan fasilitas pelayanan penunjang medik;
b. Menyelenggarakan penyusunan penyediaan
kebutuhan fasilitas pelayanan penunjang medik;
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan
penunjang medik;
d. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian
penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan
penunjang medik.

Anda mungkin juga menyukai