Materi Hukum Mendel
Materi Hukum Mendel
PEWARISAN
MENDEL
Gamet E
D DD Dd
(tinggi) (tinggi)
d Dd Dd
(tinngi) (pendek)
TERMINOLOGI
P→individu tetua
F1 → keturunan pertama
F2 → keturunan kedua
Gen D →gen atau alel dominan
Gen d →gen atau alel resesif
Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus
(tempat) tertentu.
Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya
Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi
alelnya
heterozigot → Dd
Fenotip →ekspresi gen yang lansung dapat diamati sebagai
suatu sifat pada suatu individu
Genotip →susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu
sifat
HUKUM SEGREGASI
(HUKUM MENDEL I)
Gamet ♂ GW Gw gW gw
Gamet ♀
GW GGWW GGWw GgWW GgWw
(Kuning, halus) (Kuning, halus) (Kuning, halus) (Kuning, halus)
Monohibrid 2 4 2 3 3:1
Dihibrid 4 16 4 9 9:3:3:1
Trihibrid 8 64 8 27 27:9:9:9:3:3:3:1
N hibrid 2n 4n 2n 3n (3:1)n
• epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen
nonalelik. Jadi, dalam hal ini suatu gen bersifat
dominan terhadap gen lain yang bukan alelnya.
Ada beberapa macam epistasis, masing-
masing menghasilkan nisbah fenotipe yang
berbeda pada generasi F2.
• epistasis resesif terjadi apabila suatu gen
resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan
alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2
akan diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4.
• epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi
gen oleh suatu gen dominan yang bukan
alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2
dengan adanya epistasis dominan adalah 12 :
3 : 1.
• Epistasis resesif ganda, apabila gen resesif dari suatu
pasangan gen, katakanlah gen I, epistatis terhadap
pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang bukan
alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II
ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka
epistasis yang terjadi dinamakan epistasis resesif
ganda. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 9 :
7 pada generasi F2.
• KODOMINANSI
• GEN LETAL
• INTERAKSI GEN
KODOMINANSI
• Keadaan dalam heterozigot dimana dua
anggota dari sepasang alel menyokong
fenotip, yang kemudian merupakan
campuran dari sifat-sifat fenotip yang
dihasilkan oleh salah satu keadaan
homozigotik.
• Golongan darah sistem MN, Anemia sel
sabit (sickle-cell anemia).
Kodominansi
→ tidak memunculkan sifat antara pada individu
heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan
hasil ekspresi masing-masing alel.
ex” : Pada pewarisan golongan darah sistem ABO pada
manusia.
IAIB X IAIB
1 IAIA (Golongan darah A)
2 IAIB (Golongan darah AB)
1 IBIB (Golongan darah B)
Golongan darah A : AB : B = 1 : 2 : 1
GEN LETAL
• Gen yang dalam keadaan homozigotik
menyebabkan matinya individu.
• Gen dominan letal: Ayam creeper, Tikus kuning,
Huntington’s chorea, Brakhidaktili.
• Gen resesip letal: Ichtyosis congenita (bayi lahir
dengan kulit tebal dan banyak luka terutama di
tempat-tempat lekukan).
Huntington disease
P : AACC x aacc
Kelabu Albino
F1 : AaCc
Kelabu
F2 : 9 A-C- Kelabu
3 A-cc Albino
3 aaC- Hitam Kelabu : Hitam : Albino
1 aacc Albino 9 : 3 : 4
Epistasis Dominan
→ penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan
yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2
adalah 12 : 3 : 1
ex” : Pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo).
P : WWYY x wwyy
Putih Hijau
F1 : WwYy
Putih
F2 : 9 W-Y- Putih
3 W-yy Putih
3 wwY- Kuning Putih : Kuning : Hijau
1 wwyy Hijau 12 : 3 : 1
Epistasis resesif ganda
→ apabila gen resesif dari suatu pasangan gen I, epistasis
terhadap pasangan gen II, sementara gen resesif dari pasangan
gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I.
ex” : peristiwa epistasis resesif ganda dapat dikemukakan
pewarisan kandungan HCN pada tanaman Trifolium repens.
P: LLhh x llHH
HCN rendah HCN rendah
F1 : LlHh
HCN tinggi
F2 : 9 L-H- HCN tinggi
3 L-hh HCN rendah
3 llH- HCN rendah HCN tinggi : HCN rendah =
1 llhh HCN rendah 9 : 7
Epitasis dominan ganda
→gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap
pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen
dominan dari pasangan gen ini juga epistasis terhadap
pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi.
ex” : pada pewarisan bentuk buah capsela
P: CCDD x ccdd
segitiga oval
F1 : CcDd
segitiga
F2 : 9 C-D- segitiga
3 C-dd segitiga
3 ccD- segitiga segitiga : oval
1 ccdd oval 15 : 1
Epistasis dominan-resesif
→ terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis
terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen
resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap
pasangan gen I.
ex” : pewarisan warna bulu ayam ras.
P: IICC x iicc
putih putih
F1 : IiCc
putih
F2 : 9 I-C- putih
3 I-cc putih
3 iiC- berwarna putih : berwarna
1 iicc putih 13 : 3
Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif
→ epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari
gen sebelumnya dengan adanya efek komulatif
ex” : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam
bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong.
P: BBLL x bbll
cakram lonjong
F1 : BbLl
cakram
F2 : 9 B-L- cakram
3 B-ll bulat
3 bbL- bulat cakram : bulat : lonjong
1 bbll lonjong 9 : 6 : 1
INTERAKSI GEN
• Fenotip merupakan hasil pengaruh dari
beberapa gen.
• Epistasi dominan dan resesip
• Gen-gen komplementer: gen-gen dominan
yang berlainan tetapi bila terdapat
bersama-sama dalam genotip akan saling
membantu dalam menentukan fenotip.
Contoh: bisu-tuli.
Interaksi gen
→ penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang
tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotip, tetapi
menimbulkan fenotip-fenotip yang merupakan hasil
kerjasama atau interaksi dua pasang gen non-alelik
ex” : pewarisan bentuk jengger ayam
P: RRpp x rrPP
mawar kacang
F1 : RrPp
walnut
F2 : 9 R-P- walnut
3 R-pp bulat
3 rrP- kacang walnut : mawar : kacang : tunggal
1 rrpp tunggal 9 : 3 : 3 : 1
BENTUK JENGGER AYAM DARI
GALUR YANG BERBEDA
walnut kacang
tungal mawar
JENIS-JENIS PERSILANGAN
• MONOHIBRID
• RESIPROK
• BACKCROSS
• TESTCROSS
• INTERMEDIER
• DIHIBRID