Anda di halaman 1dari 79

COMPUTED TOMOGRAPHY

Perjalanan Menuju Pencitraan Fisiologi


X-RAY / CT

Hadiah Nobel
Roentgen (1901): Penemuan sinar-X
Hounsfield & Cormack (1979): Computed tomography
Usaha Memahami Otak:
Sir Godfrey Hounsfield
Hadiah Nobel Kedokteran (1979)

Sumber sinar-X mengurangi


koleksi hanya 9 jam.
Model klinik butuh 18 detik.

Sumber Sinar Gamma: 28,000


pengukuran, 9 hari koleksi,
2,5 jam rekonstruksi, 2 jam
EMI-1, 1971:
display. Atkinson Morley Hospital, England
Prinsip Computed Tomography

1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
Interaksi Sinar-X, Efek
Fotoelektrik

Hasil dari efek fotoelektrik adalah penyerapan total


foton sinar-X dan pancaran foto-elektron.
Interaksi Sinar-X, Hamburan
Compton

Hasil dari hamburan Compton adalah terbentuknya


elektron bebas dan foton yang dihamburkan (dengan
energi lebih kecil).
Koreksi Hamburan
Gustav Bucky (1913) di Berlin memecahkan
masalah hamburan cahaya dengan menempatkan
dua kisi (grids), yaitu :satu diantara tabung dan
pasien, dan satu lagi diantara pasien dan film.
(x-ray collimation)

[1]
Hounsfield Units / CT Numbers
Pencitraan dengan Dua Energi

Energi rendah Energi tinggi


(56 kVp) (120 kVp)

Pengurangan dengan Pembobotan


bobot (tulang) (jaringan lunak)
CTF Entrance Dose
Focal Spot

ROENTGEN IN ONE MINUTE


(120 kVp, 50 mA)
Pre-Patient
Collimation
Manufacturer R in 1 Minute
A 261
B 231
A B
C 371
D 432
E na
F na
G na
Dose

Z Detectors
A B 1 - pre market submittal
2 - Nawfel et al, AAPM Annual Meeting
(1998)
na - not available
Prinsip Computed Tomography

1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
Andre Edmond Marie Bocage:
“Bapak dari body sectional imaging”
Dermatologist yang menemu-
kan metoda ini (1916) ketika
bertugas pada pemeriksaan
sinar-x orang yang luka akibat
perang. Patent awarded 1921.

“Planigraphy”
Tabung sinar-x dan kaset digerakan paralel,
bidang equidistant dengan gerak berurutan.
Gustave Grossmann
Tomografi: tabung sinar-x dan kaset
diikat pada suatu pendulum tetapi
detektor selalu paralel pada bidang
tomografi (1934).
Gerakan Sinar-X dan Kaset
Geometri Proyeksi
Generasi Pertama

One detector
Translation-rotation
Parallel-beam
Generasi Kedua

Multiple detectors
Translation-rotation
Small fan-beam
Generasi Ketiga

Multiple detectors
Translation-rotation
Large fan-beam
Generasi Ke-empat

Detector ring
Source-rotation
Large fan-beam
Generasi Ketiga & Ke-empat

(dari Siemens)
(dari Picker)
CT Generasi Kelima

Fast Cardiac Imaging


CT Generasi Ke-enam

Helical atau Spiral CT


Spiral/Helical Scanning

Simultaneous
•Source rotation
•Table translation
•Data acquisition
CT Generasi Ketujuh

Multiple Detector Slice Arrays


 Several complete detector
arrays.
 With no table translation
(nonhelical acquisition).
 Each detector arrays
acquires a separate axial
CT images.
 With helical acquisition on
a multiple detector array
system, table speed and
detector pitch can be
increased.
CT Detectors

Detektor semikonduktor yang terdiri dari sintilator


yang digandeng dengan photodiode. Sinyal listrik yang
dihasilkan sebanding dengan pendar sinar-x.
Cone-Beam Geometry

X
Pemahaman Volumetrik

Pixel

Volume
Voxel

Slice/Section
CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY

 512 x 512 pixels (picture elements)


 4096 tingkat keabuan (12 bit)
 Pixel berhubungan dengan Voxel (volume element)
dari pasien (dimensi ketiga ketebalan irisan).
Geometri Deteksi
Geometri CT
Prinsip Computed Tomography

1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
Spiral CT Scanner

Gantry Network
Source

Computer Display
Table
Recording
Parallel Control
processor console
Detectors

Data acquisition
system Storage units:
Tapes, disks
Data Acquisition System (DAS)

Pre-Collimator Post-Collimator

Scattering
Source Detector
Filter Patient
Data Acquisition System
(DAS)
X-ray Tube
Source
Filter

Detectors

CT Gantry Detector
(From Siemens)
Spiral CT Scanner
• Gantry
Data acquisition system
• Table
• Computer
Parallel processors
• Control console
• Storage units
Tapes, disks
• Recording device
• Network interface
X-ray generator
(From Elscint) Heat exchanger
E-Beam CT Scanner

 Speed: 50, 100 ms


 Thickness: 1.5, 3, 6, 10
mm
 ECG trigger cardiac images

(From Imatron)
Prinsip Computed Tomography

1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
ALGORITMA REKONSTRUKSI CITRA
TOMOGRAFI

1. Metoda Filtered Backprojection


2. Metoda Rekonstruksi Iteratif

Metoda Filtered Backprojection


 Landasan matematika penting untuk metoda ini
adalah Transformasi Radon.
 Perangkat proyeksi maju dan proyeksi balik
dengan transformasi Fourier.
SKALA ATENUASI
Persamaan atenuasi berkas sinar-x monokromatik
melewati bahan yang homogen :

x
I(x)  I o e
dimana:
I adalah intensitas radiasi setelah melewati obyek
Io adalah intensitas radiasi sebelum melewati obyek
x adalah ketebelan obyek
 adalah koefisien atenuasi linear dari bahan.
PEMBENTUKAN CITRA
Nilai koefisien atenuasi linear sebanding dengan :
1 Io
  ln
x I
 Profil intensitas J yang diperoleh dari pengukuran
di konversi menjadi profil atenuasi Jo/J, dimana
Jo adalah pengukuran intensitas tanpa obyek.
 Profil atenuasi kemudian dikonversi menjadi
bentuk logaritmik, maka diperoleh kuantitas yang
sebanding dengan koefisien atenuasi.
 Profil atenuasi logaritmik disusun menurut arah
proyeksinya, dan hasil dari proyeksi balik
memberikan citra buram.
Proyeksi Balik dengan Konvolusi
 Untuk mereduksi keburaman dilakukan
konvolusi (filter) pada proyeksi balik.
 Dengan konvolusi menggunakan fungsi filter
yang tepat, profil hasil konvolusi memberikan
komponen negatif dan positif, yang
memberikan kontribusi pada pencegahan
keburaman.
Rekonstruksi Citra: Data Proyeksi
Proyeksi Balik (Backprojection)
Computed Tomography
Computed tomography (CT):
Image reconstruction from y
projections
t
P(t)
P(t) f(x,y)
 x

f(x,y)

X-rays
Exponential Attenuation of X-ray
Ni No
 x
 No  Nie
x Ni: input intensity of X-ray
No: output intensity of X-ray
: linear X-ray attenuation
Ni No  ( 1   2   3 ) x
   No  Ni e
x
Attenuated
more
X-rays
Ray-Sum of X-ray
Attenuation
Ni No
k

x   k x
Ray-sum
No  Ni e k

Line integral


Ni Ni
  k x  ln  ( x)dx  ln N o
k No
Projection & Sinogram
Projection: Sinogram:
All ray-sums in a direction All projections
y 
P(t)
t
p
 x

f(x,y)
X-rays t
Sinogram
Gagasan Rekonstruksi

1   2  7
    3
4 
 3 4

 4  1   3  6
 2   4  4
Algebraic Reconstruction Technique
(ART)

6 4 Error

0 0 4   
Guess 1
0 0    

Guess 0

4 
Guess 2 Update a guess
 based on
  Error
data differences
Fourier
Transformation

f(x,y) F(u,v)

Fourier Image Fourier


Transform Space Space
 
F (u, v)  F  f ( x, y )   f ( x, y )e  j 2p (uxvy ) dxdy
  
 
f ( x, y )  F 1 F (u, v)    F (u , v ) e j 2p ( ux vy )
dudv
  
Fourier Slice Theorem
y
P(t) v
t
F[P(t)]
 x  u

f(x,y) F(u,v)

X-rays
From Projections to Image
y F-1[F(u,v)] v

x u

f(x,y) P(t) F(u,v)


Filtered Backprojection
P(t) P’(t)

f(x,y) f(x,y)

1) Convolve projections with a filter


2) Backproject filtered projections
Example: Projection

Projection
Projection

Ideal Image Sinogram


Example: Backprojection

Projection
Example:
Backprojection

Sinogram Backprojected Image


Example: Filtering

Sinogram Filtered Sinogram


Example: Filtered
Backprojection

Filtered Sinogram Reconstructed Image


TRANSFORMASI RADON
 Transformasi Radon dalam ruang Euclidean
pertama kali dinyatakan oleh Johan Radon,
tahun 1917.
 Penelitiannya berhubungan dengan penentuan
distribusi internal obyek 2D atau 3D dari
beberapa sudut orientasi.
 Transformasi Radon menonjolkan ciri-ciri linear
dari suatu citra dengan mengintegrasi intensitas
citra sepanjang seluruh garis-garis yang
mungkin pada citra.
 Hasilnya adalah suatu titik dalam domain ruang
dipetakan menjadi kurva sinusoida dalam
domain transformasi Radon
KOMPUTER TOMOGRAFI
TRANSAXIAL TOMOGRAPHY
PROYEKSI OBYEK

Obyek dinyatakan dalam distribusi 2D koefisien atenuasi


linier [x, y]. Sumber sinar-x dan detektor berotasi dalam
bingkai xr-yr, dimana berkas sinar-x bergerak sejajar
dengan sumbu yr. P adalah suatu titik pada obyek.
PROYEKSI OBYEK

Hubungan antara sumbu-sumbu koordinat:


x = r cos  , y = r sin 
xr = rr cos r = x cos f + y sin f
yr = rr sin r = -x sin f + y cos f
Dimana: rr = r , r =  – f

HUKUM BEER: F = F0 exp(-x)


Jika media tidak homogen, maka harus diintegralkan
sepanjang jejak absorbsi l (garis sumber ke detektor) :

F  F0 exp   (r)dl
l

PROYEKSI OBYEK

Dalam himpunan data yang lengkap, setiap pengukuran


transmisi ditandai dengan sudut proyeksi f dan posisi
lateral dari pengukuran individu xr, ditulis dengan:

Ff (x r )  F0 exp   (r)dyr
l

Apabila persamaan dilinierkan dengan meletakkan
fungsi logaritmik pada kedua sisi, maka diperoleh fungsi
baru sebagai integral garis dari (r) yang disebut dengan
Transformasi Radon::
 Ff (x r ) 
 f ( x r )   ln    l (r)dy r
 F0 
TRANSFORMASI RADON

Berkas sinar-x F0 melewati suatu irisan obyek diatenuasi


menjadi Ff(xr). Himpunan data proyeksi f(xr) adalah
integral garis koefisien atenuasi linier yang melalui irisan
pada arah yr.
PEMETAAN ANTARA RUANG OBYEK DENGAN
RUANG RADON
PEMETAAN ANTARA RUANG OBYEK DENGAN
RUANG RADON
 Integralgaris jejak l pada Ruang Obyek ditransformasi-
kan menjadi suatu titik (xr, f).
 Nilai dari titik (xr, f) pada Ruang Radon adalah:

 f (x r )
P( x r , f) 
xr

 Lokus dari seluruh proyeksi yang melalui titik P(r, )


pada Ruang Obyek adalah lingkaran dengan diameter r
dan berpusat pada (r/2, ) pada Ruang Radon.

x r  r cos(  f)
PEMETAAN ANTARA OBYEK DENGAN RUANG SINOGRAM

Proyeksi titik data tunggal didefinisikan sebagai garis l


pada ruang obyek dipetakan ke suatu titik [xr, f] pada
ruang sinogram.
PEMETAAN ANTARA OBYEK DENGAN RUANG SINOGRAM

Lokus dari seluruh integral garis yang melalui titik (r, )


adalah gelombang kosinus dengan ampitudo r dan fasa .
Jika data proyeksi disusun dalam suatu sinogram,
proyeksi untuk suatu titik pada (x,y) dapat dilihat
sebagai integrasi garis sepanjang garis : r cos( - o)
dalam sinogram

p
f bp ( x, y)   m( x cos  y sin )d
0
 Misal citra terdiri dari empat titik Transformasi Radon
dari citra ini memberikan empat kurva sinusoida.
 Fasa dan frekuensi dari setiap sinusoida tergantung
pada lokasi ruang dari titik-titik tersebut pada citra
original.
 Dalam domain transformasi, sumbu horisontal
menggambarkan orientasi dari setiap integrasi garis,
sedangkan sumbu vertikal menggambarkan jarak
dari setiap garis dari pusat citra
Jika citra terdiri atas kumpulan titik-titik yang membentuk
garis-garis bersentuhan

 Transformasi Radon akan memberikan suatu puncak


terang yang berhubungan dengan setiap garis terang
dalam citra, dan lembah untuk setiap garis gelap.
 Jadi untuk mendeteksi garis-garis menjadi masalah
bagaimana mendeteksi puncak-puncak atau lembah-
lembah pada domain transformasi.
Transformasi Radon sangat berguna untuk menentukan
garis-garis dalam suatu citra yang dipengaruhi derau cukup
besar, karena proses integrasi cenderung mengurangi
fluktuasi intensitas yang disebabkan oleh derau

 Misal suatu citra berisi dua garis membentuk v yang


dipengaruhi oleh derau tingkat tinggi.
 Walaupun terdapat tingkat derau tinggi, dua puncak
pada transformasi Radon yang berhubungan dengan dua
garis terlihat sangat jelas.
PROYEKSI 6 TITIK DENGAN POSISI
BERBEDA

Tiga obyek berbeda terdiri dari 6 titik yang menghasilkan


proyeksi vertikal dan horisontal yang sama. Proyeksi ketiga
misalnya diagonal, dibutuhkan untuk membedakan ketiga
obyek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai