Anda di halaman 1dari 17

ANTICIPATORY GUIDANCE PADA INFANT-REMAJA

Konsep Dasar Anticipatory Guidance pada


Infant-Remaja
• Definisi
Secara harfiah, petunjuk antisipasi berasal dari bahasa
inggris yaitu anticipatory guidance. Anticipatory
berarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk. Jadi
petunjuk antisipasi dapat diartikan sebagai petunjuk-
petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar
orang tua dapat mengarahkan dan membimbing
anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang secara normal (Nursalam, 2005).

Anticipatory guidance juga merupakan suatu upaya


yang dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang
tua tentang tahapan perkembangan anak sehingga
orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui
Pencegahan Anticipatory Guidance
berdasarkan Tahapan Usia

 Masa Bayi
 Usia toddler (1-3 tahun)
 Prasekolah (3-6 Tahun)
 Usia Sekolah
 Remaja (Yupi, 2004)
Konsep Dasar Health Promotion pada Infant

• Definisi
Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi
kesehatan adalah kombinasi upaya-upaya pendidikan,
kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi untuk
mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi
hidup yang menguntungkan kesehatan individu,
kelompok, atau komunitas”.
Tujuan dan Manfaat Health promotion
• Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Tujuan Operasional
• Menurut Green, tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan
tujuan, yaitu:
1. Tujuan Program
2. Tujuan Pendidikan
3. Tujuan Perilaku
4. Tujuan Intervensi Perilaku dalam promosi kesehatan:
a. Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan
b. Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan.
c. Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan.
d. Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan.
Sasaran Health Promotion
Menurut Maulana (2009), pelaksanaan promosi kesehatan
dikenal memiliki 3 jenis sasaran yaitu :
1. Sasaran Primer
2. Sasaran Skunder
3. Sasaran Tersier
Prinsip Health Promotion
1. Komunikasi
2. Dinamika Kelompok
3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)
4. Pengambangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
5. Pemasaran Sosial (Social Marketing)
6. Pengembangan Organisasi
7. Pendidikan dan Pelatihan
8. Pengembangan Media (Teknologi Pendkes)
9. Perencanaan dan evaluasi.
10. Antropologi Kesehatan
11. Sosiologi Kesehatan
12. Psikologi Kesehatan, dll.
Prinsip Health Promotion
• Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Keperawatan
1. Berfokus pada Klien
2. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)
3. Negosiasi
4. Interaktif
Media Health Promotion
1. Peran media Health Promotion
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap
dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi.
2. Jenis media Health Promotion
a. Media Cetak
b. Media Elektronik
c. Media Luar Ruangan
Ruang Lingkup Health Promotion pada
infant-remaja
1. Konsep Dasar Kegiatan Health Promotion pada Bayi
a. Memberikan dukungan dan edukasi kepada ibu dalam pemberian ASI.
b. Memberikan promosi kesehatan tentang imunisasi.
c. Memberikan ibu edukasi tentang perawatan tali pusat
d. Upaya Advokasi
2. Konsep Dasar Kegiatan Health Promotion pada Balita
3. Konsep Dasar Kegiatan Health Promotion pada Preschool
a. Metode Bercakap-cakap/ Tanya Jawab
b. Metode Demonstrasi
c. Metode Bermain Peran
d. Metode Praktek Langsung
e. Metode Bercerita
f. Metode Bermain
g. Pembiasaan
h. Metode Bernyanyi
Ruang Lingkup Health Promotion pada
infant-remaja
4. Konsep Dasar Kegiatan Health Promotion pada Anak Usia
Sekolah
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau
khusus
b. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
antara lain dengan imunisasi.
d. Usaha perbaikan gizi.
e. Usaha kesehatan gizi sekolah.
f. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan
jasmani, rohani, dan sosial.
g. Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau
lanjutan ke puskesmas atau rumah sakit.
h. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan ringan.
Ruang Lingkup Health Promotion pada
infant-remaja
5. Konsep Dasar Kegiatan Health Promotion pada Remaja
a. Masalah Kesehatan pada Remaja
b. Tingkatan Promosi Kesehatan pada Remaja
c. Sasaran Promosi Kesehatan pada Remaja
d. Strategi Promosi Kesehatan pada Remaja
e. Program Promosi Kesehatan pada Remaja
1. Sosialisasi
2. Pendidikan Kesehatan
3. Pendidikan Pergaulan
4. Pendidikan pada Orang Tua Remaja
Pelatihan Buang Air ( Toilet Training)

1. Pengertian Pelatihan Buang Air ( Toilet Training)


Menurut Supartini (2004) toilet training merupakan aspek
penting dalam perkembangan anak usia toddler yang harus mendapat
perhatian orang tua dalam berkemih dan defekasi. MenururtHidayat
(2005)
1. Tahapan toilet training (Thomson, 2003)
a. Memulai menjelaskan apa yang kita ingin anak lakukan dengan
bahasa sederhana
b. Mengajarkan kata-kata untuk dipakai saat buang air besar
c. Memberitahukan bahwa sangat baik untuk buang air besar atau
buang air kecil di pispot
d. Memastikan pispotnya mempunyai dasar yang kuat sehingga
tidak mudah terbalik dan tidak ada bagian yang tajam
e. Menaruh pispot ditempat yang sama
f. Memakaikan baju yang mudah dilepas dan mengajari cara
memelorotkan celana
g. Jika anak laki-laki jangan memaksa berdiri sewaktu buang air
Pelatihan Buang Air ( Toilet Training)
2. Pedoman pelatihan Buang Air ( Toilet Training ) (Choby & George,
2008)
a. Memulai ketika anak menunjukkan tanda-tanda kesiapan (umumnya
setelah usia 18 bulan)
b. Memuji keberhasilan menggunakan istilah positif
c. Menghindari hukuman, mempermalukan, atau kekuatan
d. Membuat pelatihan positif, tidak mengancam, dan alami.
3. Masalah yang mungkin timbul dalam pelatihan toilet training
(Thomson, 2003)
a. Rasa takut akan siraman air toilet adalah biasa, namun dapat
mengganggu latihan memakai toilet
b. Bagi beberapa anak rasa takut akan toilet membuatnya menahan
trauma buang air besar
c. Anak yang sudah dilatih dapat mengalami kemunduran dan mulai
buang air lagi ditempat yang tidak seharusnya
d. Anak bisa tertarik dengan fesesnya sendiri(anak tidak rela apabila
fesesnya di siram). Baginya prestasi buang air besar adalah prestasi
menakjubkan dan anaksangat bangga bisa melakukannya.
Pelatihan Buang Air ( Toilet Training)

4. Cara yang dilakukan oleh orang tua untuk melatih toilet


training.
a. Teknik Lisan
b. Teknik modeling
5. Hal – hal yang perlu diperhatikan selama toilet training,
diantaranya (Hidayat, 2005):
a. Menghindari pemakain popok sekali pakai
b. Mengajari anak mengucapkan kata-kata yang khas yang
berhubungan dengan buang air besar
c. Mendorong anak melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti
cuci muka saat bangun tidur, cuci tangan, cuci kaki, dan lain-
lain
d. Jangan marahi anak bila gagal melakukan toilet training.
Pelatihan Buang Air ( Toilet Training)
6. Dampak toilet training
7. Yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dalam latihan memakai
toilet (Thompson, 2003):
a. Tidak boleh membiarkan anak memilih sendiri dudukan toiletnya
karena akan berbahaya bagi anak
b. Membiarkan anakmenyiram toilet jika anak mau
c. Memastikan anak mencuci tangan dengan baik setelah buang air
d. Memastikan anak perempuan cebok dari arah depan kebelakang
e. Membandingkan kemajuan dengan anak lain
8. Peran Perawat pada toilet training Menurut Desi (2007)
Tanggung jawab yang paling penting dari perawat adalah
mengenalkan orang tua akan tanda-tanda kesiapan anak dalam toilet
training.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai