Anda di halaman 1dari 45

PRESENTASI KASUS

LEPTOSPIROSIS Elga Rahadian Arsyah


20184010133
IDENTITAS
Inisial : Tn. N
Usia : 52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Sentolo
Pekerjaan : Petani
Masuk RS : 4 Januari 2019
Bangsal : Gardenia
SUBJEKTIF
Keluhan Utama
Demam
RPS: 7 HSMRS (28 Desember 2018)
Pasien datang ke RSUD Wates dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS, naik turun siang
malam. Pasien juga mengeluh mual dan muntah setiap makan dan minum, pusing, batuk
berdahak, batuk darah (-). Diare (+) 3-4x/hari, cair warna kuning, lendir (-), darah (-), BAK
sedikit-sedikit. Pasien juga mengeluh penglihatan jadi buram saat sakit, sulit tidur.
RPS: 2 HSMRS (2 Januari 2019)
Pasien mengeluh sesak napas, nyeri perut dan kembung, juga hampir seluruh tubuh terlihat
menjadi kuning menurut pasien. Sempat berobat namun selalu muntah ketika minum obat.
Keluhan lain menetap.
RPD RPK
Riwayat mondok (-) Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat hipertensi (-) Riwayat hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Mellitus (-)
Riwayat jantung (-) Riwayat penyakit atopik (-)
Riwayat kolesterol tinggi (-) Riwayat PPOK (ayah pasien)
Riwayat alergi (-)
Riwayat Diabetes Mellitus (-)
Riwayat batuk lama (-)
RPSOS

Pasien hidup serumah dengan istri dan 1 orang anak. Pasien hidup dengan taraf ekonomi
cukup. Pasien bekerja sebagai petani dan buruh harian lepas. Pasien memiliki ternak sapi,
kambing dan ayam di rumah. Pasien juga sering mencari rumput untuk pakan ternak,
menggunakan APD sepatu boot namun tidak pakai sarung tangan. Jarak rumah dan kandang
ternak sekitar 6 meter. Istri pasien sebagai ibu rumah tangga. Pasien mengaku tidak merokok
dan tidak minum alkohol. Pasien tinggal di daerah dataran tinggi, jarak antar rumah sekitar 30
meter, jauh dari sungai dan TPA. Rumah pasien terdiri dari 3 kamar, 1 mck di luar, dan
menggunakan sumber air sumur bor. Setiap bulan pasien belum tentu bisa menabung.
REVIEW SYSTEM
Sistem Saraf Pusat : penurunan kesadaran (-), kejang (-), pusing (+),
demam (+), nyeri kepala (+)
Kardiovaskular : palpitasi (-), nyeri dada (-), pucat (-)
Respirasi : batuk (+), pilek (-), sesak napas (+), mengi (-)
Pencernaan : mual (+), muntah (+), diare (+), konstipasi (-),
nyeri perut (+)
Urogenital : sakit saat miksi (-),nyeri miksi (-), hematuria (-)
Muskuloskeletal : nyeri otot (+), nyeri sendi (+), lemas (+),kesemutan (-)
Integumentum : sianosis (-), ikterik (+)
OBJEKTIF - PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Vital Signs
 Tekanan Darah : 100/60 mmHg
 Suhu Tubuh : 36,5 °C
 Frekuensi Napas : 22 x/menit
 Frekuensi Nadi : 84 x/menit
Status Gizi : Normal
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Index Massa Tubuh : 22,86 kg/m2 (Normal)
2. Kepala
 Mata •Mulut
 Conjunctiva anemis - / - •Mukosa bibir kering (+)
 Sklera ikterik + / + •Lidah kotor (–)
 Pupil isokhor + / +
•Stomatitis (–)

 Telinga 3. Leher
• Benjolan (–)
 Discharge - / -
• Limfonodi (–)
 Gangguan pendengaran - / -
4. Thorax 5. Abdomen
Inspeksi Inspeksi : Distensi (–)
 Simetris (+) Auskultasi : Bising usus ( + ) Normal
Perkusi : Timpani
Palpasi
 Benjolan (–) Palpasi
 Ictus cordis teraba (–) Nyeri tekan ( + ) epigastrik, hipokondriaka
sinistra, dan lumbar sinistra.
Perkusi Hepar/lien tidak teraba
 Sonor (+)
Auskultasi Paru 6. Ekstremitas
 Vesikuler (+/+)
 Wheezing (‒/‒)
 Ronkhi ( ‒ / ‒ ) •Akral hangat (+)
•Nadi kuat reguler
Auskultasi Jantung •Edema (–)
 S1-S2 reguler (+)
•Nyeri otot/sendi (+)
 Bising jantung (–)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah 28/11/2019

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil


Hematologi SGOT 60
Leukosit 12,4 SGPT 55
Eritrosit 4.46
Hemoglobin 14,7
Hematokrit 45
MCV 74.3
MCH 24.7
MCHC 33.2
Trombosit 216

HITUNG JENIS/DIFF

Gran % 64
MID% 7.2
LYM% 28.2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah (4 Januari 2019, 23.48)
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Kimia
GDS 230 H 50 – 200 mg/dL
SGOT 61 H 0-50 U/l
SGPT 64 H 0-50 U/I
Ureum 270 H 10 - 50 mg/dL
Creatinin 13,26 H 0,7-1,4 mg/dL
HBs Ag (Rapid) NEGATIVE

Pemeriksaan Darah (5 Januari 2019, 08.52)


Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
PROTHROMBIN TIME
Hasil PT 17,3 H 11-15 Detik
INR 1,38 H 0,8-1,2
Normal PT 14,4 12-16 Detik
Hasil APTT 30,1 25-40 Detik
Normal APTT 33,1 26-34
ASSESMENT

LEPTOSPIROSIS
Acute Renal Failure
PLANNING

1. IVFD RL 1500 cc / 24 jam (minimal)


2. Ampicillin 1 gr / 6 jam / IV
3. Metil Prednisolone 20 mg / 8 jam / IV
4. Lasix 20 mg / 8 jam / IV
5. Paracetamol 3 x 500 mg / Oral
6. Catat Urin Output / 24 jam
7. Balance Cairan = 0 / 8 jam
8. HD Inisiasi (5/1/2019, kloter siang)
MONITORING BALANCE CAIRAN PASIEN
28/11/2019 29/11/2019 30/11/2019
Waktu 27/11/19
P S M P S M P S M
Parenteral 500 200 200 500 500 300 900 500 500 1300
Intake
Peroral 490 725 600 1900 1000 800 800 1800 900 2000
Kencing 200 100 400 1400 1200 700 700 1900 1000 4300
Output IWL 450 225 225 224 225 225 450 225 225 450
Muntah/Diare 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Balance Cairan 300 600 175 776 75 175 550 175 175 -1450
PEMBAHASAN
Leptospirosis merupakan infeksi akut antropo-zoonotic yang disebabkan oleh leptospira patogen
dengan manifestasi klinis sistemik. Dalam bentuk yang ringan, Leptospirosis akan memperlihatkan
manifestasi klinis flu-like syndrome dengan sakit kepala dan myalgia. Sedangkan Leptospirosis berat
(Weil’s Syndrome) akan memperlihatkan manifestasi klinis seperti ikterus, disfungsi renal, diatesis
haemorages.
Leptospirosis adalah penyakit bakterial penyebab morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.
Penyakit ini sering tidak terdiagnosis karena tanda dan gejalanya sulit dibedakan dari penyakit
endemis lain serta kurang tersedia laboratorium diagnostik. Diperkirakan 0,1 hingga 1 per 100.000
orang yang tinggal di daerah subtropis per tahun menderita leptospirosis, meningkat hingga 10 atau

APA ITU LEPTOSPIROSIS?


lebih per 100.000 orang di daerah tropis. Jika epidemi, insidensnya dapat meningkat hingga 100
atau lebih per 100.000 orang.2 Data dari Filipina melaporkan prevalensi 10/100.000, rata-rata
terdapat 680 kasus leptospirosis dengan 40 kematian setiap tahunnya.3 Di Indonesia pada tahun
2012 dilaporkan terdapat 239 kasus leptospirosis dengan 29 kasus kematian (case fatality rate
12,13%).
MIKBROBIOLOGI
Leptosiprosis disebabkan spesies patogenik dari genus Leptospira, suatu bakteri spirochaeta aerob
obligat. Leptospira sangat motil, berukuran 0,25 x 6,25 μm. Leptospira bersarang di tubulus ginjal
pejamu mamalia dan keluar di urin. Bakteri ini bertahan hidup selama berhari-hari atau berminggu-
minggu pada kondisi hangat, lembap, dan sedikit alkali, terutama di air segar yang tenang atau
mengalir lambat pada suhu sedang di musim panas serta di tanah yang lembap dan air di daerah
tropik, terutama pada musim hujan.
Berdasarkan hibridisasi DNA, genus Leptospira yang sudah dikenali terdiri atas 12 yang patogenik atau
sarmin,
mungkinsalinem, paidjan,
patogenik sentot Pembagian berdasarkan aglutinasi menunjukkan terdapat lebih dari
dan 6 saprofitik.
200 serovar patogenik dan 60 serovar saprofitik.
hardjoprajitno, rachmat, djasiman

medanensis, samaranga, bataviae,

javanica, bindjei, bangkinang.


Problem: NSTEMI
IP Diagnosis
Diagnosis NSTEMI ditegaskan jika pasien memiliki manifestasi klinis unstable angina berupa peningkatan biomarker
jantung, atau pada EKG ditemukan deviasi segmen ST.
IP Terapi
Non-farmakologi
Istirahat di tempat tidur, pemantauan EKG untuk deviasi segmen ST dan irama jantung.
Farmakologi
 Antiiskemia  untuk menghilangkan dan mencegah nyeri dada berulang. Nitrogliserin sublingual 3x dengan interval 5 menit atau IV 5-
10 ug/menit, dan penyekat beta oral atau IV pada keadaan tertentu.
 Antiplatelet/antikoagulan
 Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)

Plan
Clopidogrel 75 mg 1x1
Miniaspi 1x80 mg
ISDN 3x5 mg
Adalat oros 30 mg 1x1
Problem: Congestive Heart Failure (CHF) e.c. Hypertension Heart Disease
IP Diagnosis:  Perabaan pulsasi arteri perifer: radialis, femoralis, dan
dorsalis pedis. Pada usia muda, dianjurkan untuk
memeriksakan tekanan darah betis.
Anamnesis:
 Keluhan akibat peninggian tekanan darah: berdebar-debar,
pusing, rasa melayang.
Pemeriksaan penunjang:
 Darah rutin: darah tepi lengkap, elektrolit (kalium), ureum,
 Gejala gagal jantung: sesak napas (paroxysmal nocturnal kreatinin, enzim hepar, urinalisis (protein, leukosit, eritrosit,
dyspneu, dyspneu d’effort, ortopneu), nyeri dada, mudah silinder). Pemeriksaan untuk DM, dislipidemia (kolesterol
lelah bila beraktivitas (pada kondisi berat, sesak dan total), tiroid (TSH).
kelelahan dapat muncul pada saat istirahat).
 EKG.
 Riwayat hipertensi, terutama bila tidak terkontrol.

Pemeriksaan fisik:
 Takikardi >120x/menit.
 Tanda-tanda retensi cairan: kongesti paru, bengkak pada
pergelangan kaki, asites.
 Distensi vena-vena leher, peningkatan vena jugularis.
 Pada palpasi dan perkusi thorax: kardiomegali.
 Pada auskultasi thorax: ronkhi basah basal paru,
peningkatan bunyi jantung S2 karena kerasnya penutupan
katup aorta, murmur diastolik karena regurgitasi aorta
(jarang), dan gallop (bunyi jantung S3 atau S4).
 Pada palpasi dan perkusi abdomen: pembesaran hepar, lien,
ginjal, tanda-tanda asites.
 Pada auskultasi abdomen: bising di kanan-kiri umbilikus (renal
artery stenosis).
IP Terapi:
 Non-Farmakologis:

Diet: rendah garam, rendah


lemak. Terapi jangka panjang:
 Farmakologis: Diuretik, ACEI/ARB, Beta blocker,
Terapi jangka pendek  atau antagonis Aldosteron.
Plan:
O2
Valsartan 1x80 mg
ISDN 3x5 mg
Problem: Ischemic Heart Disease
IP Diagnosis:
Biasanya tahap awal tidak tampak Pemeriksaan yang perlu dilakukan seperti
gejala yang berarti, namun pada tahap berikut:
lanjut pasien mengeluhkan rasa panas
dan berat pada dada dan menyebar ke  Electrocardiogram (EKG)
lengan kiri, leher dan pundak, serta napas
berbunyi. Terkadang disertai banyak Mengukur aktifitas elektrik jantung. Pada
keringat dingin, berdebar-debar , sesak iskemia tipe gelombang ST-T berubah
napas, mual dan muntah, meningkatnya meliputi depresi,
tekanan vena jugularis. Riwayat kesehatan gelombang T terbalik dan segmen ST tinggi.
pasien dan pola hidup pasien juga  Echocardiograhy
sangan mempengaruhi.
Mengukur denyut jantung membandingkan
gerakan dinding vestibular ketika istirahat
dan stress.
 Exercise tolerance testing ( ETT)
 Thallium stress test
 Tes Laboratorium
Pemeriksaan darah unutk mengukur total
lemak, lipoprotein, dan kolesterol.
IP Terapi: b. Nitrat
 Non-Farmakologis:
Berefek dilatasi pembuluh darah, mengurangi
Mengurangi berat badan berlebih/obesitas, kebutuhan oksigen miokardial. Untuk mencegah
pembatasan asupan garam ≤100 meq/L/hari terjadinya serangan akibat stress dan aktifitas
(2,4 gram natrium atau 6 gram natrium klorida), berat atau untuk profilaksis jangka panjang.
meningkatkan konsumsi buah dan sayur, konsumsi - Merupakan pilihan pertama pada pasien
alkohol maksimal 2x minum/hari, meningkatkan angina fase terminal
aktivitas fisik dengan berjalan 30 menit/hari
selama 5 hari/minggu, menghentikan merokok, - Biasanya dikombinasikan dengan β-Bloker atau
tidak minum kopi. antagonis saluran Ca.
 Farmakologis:
Penggolongan nitrat
a. β-Bloker
- Nitrat dengan masa kerja pendek
Mengurangi laju jantung, mengurangi
kontraktilitas dan menurunkan tekanan darah - Nitrat dengan masa kerja panjang
sehingga menurunkan kebutuhan oksigen. Ex : Nitrogliserin, Isosorbide dinitrat
β-Adrenoreceptor bloker
Efektif pada ngina kronik sebagai monoterapi Plan:
dan dikombinasikan dengan notrat dan
antagonis saluran Ca. ISDN 3x5 mg
Contoh: Propanolol(tablet 10 mg, tablet 40 mg)
Problem: Hipertensi Stage II
IP Diagnosis:
Anamnesis: Pemeriksaan fisik:
 Takikardi
Kebanyakan asimtomatik  Nilai rerata tekanan darah dari dua kali pengukuran pada kunjungan
yang berbeda >140/90 mmHg, atau >125/80 mmHg pada
Sakit kepala, rasa seperti berputar, pengukuran 24 jam dengan ambulatory blood pressure monitoring
(ABPM).
penglihatan kabur.
Pemeriksaan penunjang:
Faktor risiko: diit tinggi garam dan lemak,
kurangnya aktivitas berolahraga, stres, ras, Memeriksa komplikasi yang telah atau
obesitas, merokok, riwayat DM (pasien atau sedang terjadi:
keluarga), riwayat hipertensi di keluarga
(genetik). Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap,
ureum, kreatinin, gula darah, profil lipid,
Indikasi adanya hipertensi sekunder: keluarga elektrolit, kalsium, asam urat, urinalisis).
dengan riwayat penyakit ginjal polikistik,
adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, Pemeriksaan fungsi jantung (EKG), funduskopi,
hematuria, pemakaian analgesik, episode USG ginjal, foto thoraks, ekokardiografi.
berkeringat, sakit kepala, kecemasan, Pemeriksaan penunjang untuk kecurigaan
palpitasi (feokromositoma), episode lemah klinis hipertensi sekunder.
otot dan tetani (aldosteronisme).
IP Terapi:  Calcium Channel Blocker (CCB) : Nondihidropiridin
(Diltiazem 1x120-540 mg, Verapamil 1x120-360 mg),
 Non-Farmakologis: Dihidropiridin (Amlodipin 1x2,5-10 mg).
 Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI) : Captopril
Mengurangi berat badan 2x25-100 mg, Ramipril 1x2,5-20 mg, Lisinopril 1x10-40
berlebih/obesitas, pembatasan asupan mg.
 Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) : Valsartan 1-2x80-
garam ≤100 meq/L/hari (2,4 gram 320 mg, Irbesartan 1x150-300 mg, Losartan 1-2x25-100
natrium atau 6 gram natrium klorida), mg.
meningkatkan konsumsi buah dan sayur,  Antagonis aldosterone: Spironolakton 1x25-50 mg.

konsumsi alkohol maksimal 2x Plan:


minum/hari, meningkatkan aktivitas fisik  Valsartan 1x80 mg
dengan berjalan 30 menit/hari selama  Adalat oros 30 mg 1x1
5 hari/minggu, menghentikan merokok,
tidak minum kopi.
 Farmakologis:
 Diuretik : Thiazide (HCT 1x12,5-50 mg), Loop
diuretic (Furosemide 2x20-80 mg), Hemat kalium (Amilorid
1-2x5-10 mg).
 Beta Blocker (BB) : Propanolol 2x40-160 mg, Bisoprolol
1x2,5-10 mg.
Problem: Dislipidemia

IP Diagnosis
Anamnesis faktor risiko:
Umur (laki-laki ≥45 tahun, perempuan ≥55 tahun)
Riwayat keluarga penyakit arteri koroner dini, yaitu usia ayah <55 tahun,
ibu <65 tahun,
Hipertensi,
Kolesterol HDL rendah,
Gaya hidup: kebiasaan merokok, obesitas abdomen, inaktivitas fisik, diit
tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol.

Pemeriksaan Profil Lipid


KLASIFIKASI PROFIL LIPID (MG/DL) MENURUT NATIONAL
CHOLESTEROL EDUCATION PROGRAM ADULT PANEL III (NCEP-
AP III) ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
IP Terapi
Non-farmakologis
Diet, menurunkan BB
Farmakologis 

Plan
Atorvastatin 20 mg 1x1
malam
Problem: Insufisiensi renal
IP Diagnosis Optimalkan curah jantung dan aliran
darah ke ginjal.
Anamnesis: oliguria, anuria, riwayat ISK
atau batu traktus urinarius Memperbaiki dan meningkatkan aliran
urin.
Pemeriksaan fisik: edema perifer, asites
Monitor asupan dan pengeluaran cairan,
Pemeriksaan penunjang: timbang BB setiap hari.
 Darah perifer lengkap: leukositotis, anemia,
trombositopenia, ureum/kreatinin meningkat Cari dan obati komplikasi akut
ringan-sedang. (hiperkalemia, hipernatremia, asidosis,
 Biokimia darah: mengukur pengurangan laju hiperfosfatemia, edema paru).
filtrasi glomerulus (LFG).
 CT scan abdomen: mengetahui struktur Plan
abnormal dari ginjal dan traktus urinarius.
Calos 2x1
IP Terapi KSR tab 2x1
Cari dan perbaiki faktor pre dan pasca Anemolat 2x1
renal.
Evaluasi obat-obatan yang telah Clopidogrel 75 mg 1x1
diberikan.
PROBLEM: ISK
ISK atau Infeksi saluran kemih adalah salah satu masalah kesehatan akut yang
sering terjadi pada perempuan.
Ex: sistitis akut, sistitis kronik, dan uretritis. Dari anamnesis terdapat keluhan
seperti:
 Demam
 Susah BAK
 Nyeri BAK
 Sering BAK
 Nokturia
 Anyang-anyangan
 Nyeri suprapubik
 Adanya faktor risiko, seperti: hygiene buruk, kurang minum, tirah baring lama, penggunaan
kateter, dll.
Akan tetapi, sering ditemukan pasien tanpa presentasi klinis dengan bakteriuria
bermakna dalam pemeriksaan laboratorium (asimtomatik). Pada pemeriksaan fisik
biasanya ditemukan nyeri tekan abdomen, terutama bagian suprapubik, atau
hipokondriaka dekstra-sinistra. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan
seperti darah rutin, urinalisa (warna urin, pH, peningkatan leukosit, eritrosit, epitel,
netrofil, nitrit urin yang bermakna, ditemukannya bakteri dalam urin).
Terapi yang diberikan kepada pasien dengan ISK adalah sebagai berikut:
Non-farmakologi
Asupan cairan yang banyak
Menjaga kebersihan hygiene pribadi dan lingkungan
Penggantian kateter teratur bagi yang menggunakan
Patuh terhadap antibiotic yang diberikan

Farmakologi
Antibiotik 3 hari dengan pilihan:
 Trimetoprim sulfametoxazole
 Fluorikuinolon
 Amoxicillin-clavulanate
 Cefpodoxime
Simptomatik lain seperti analgesik dan antipiretik
DASAR TEORI
NSTEMI
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kondisi yang disebabkan suplai darah
dan oksigen ke miokardium tidak adekuat. Penyebab utamanya adalah sumbatan
plak aterom pada arteri koroner sehingga disebut juga penyakit jantung iskemik.
DIAGNOSIS
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) E.C. IHD

HHD adalah penyakit jantung yang dipastikan sebabnya karena hipertensi yang
berkomplikasi. Kompensasi dari otot jantung menghadapi tekanan darah tinggi
adalah mengalami remodelling yang disebut hipertrofi ventrikel kiri (HVK) atau Left
Ventrikel Hypertrophy (LVH). Selain itu, iskemia miokard (asimtomatik, angina pektoris,
infark miokard) juga dapat terjadi karena kombinasi akselerasi proses
atherosklerosis.
ISCHEMIC HEART DISEASE
Penyakit Jantung Iskemik adalah keadaan koronaria akan meningkat melalui vasodilatasi dan
berkurangnya pasokan darah pada otot jantung yang peningkatan aliran darah rata-rata. Aterosklerosis
menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan pembuluh darah koroner à Hipoksia à pergeseran
intensitas yang beragam dan dapat manjalar ke lengan metabolisme, terjadi akumulasi asam laktat dan pH
serta rahang. Lumen pembuluh darah jantung biasanya intrasel serta menimbulkan nyeri yang khas.
menyempit karena plak Ateromatosa . Jika
pengobatan dengan obat-obatan vasodilator tidak
berhasil, operasi By-pass perlu dipertimbangkan.
TANDA DAN GEJALA
1. Tahap awal = tidak tampak gejala yang berarti
ETIOLOGI
2. Tahap lanjut = Angina Pectoris ( rasa panas dan berat
Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah pada dada dan menyebar ke lengan kiri, leher dan
berkurangnya pemasukan darah pada otot jantung pundak, serta napas berbunyi ).
yang disebabkan kareana penyumbatan oleh thrombus
pada arteri koronaria yang berpenyakit di daerah
dekat aterosklerotik. GEJALA LAIN
Banyak keringat dingin, berdebar-debar , sesak napas,
PATOFISIOLOGI mual dan muntah, meningkatnya tekanan vena jugularis
Iskemik jantung terjadi karena permintaan oksigen
jantung melebihi kemampuan arteri koronaria karena
aterosklerosis. Jika kebutuhan oksigen jantung tidak
terpenuhi dari penyaringan maksimum, dan aliran darah
FAKTOR RESIKO 2. Faktor yang dapat dimodifikasi
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi a. Peningkatan serum lemak
a. Faktor genetic = CAD, diabetes, b. Hipertensi
hipertensi, aterosklerosis.
c. Merokok
b. Faktor usia = Paling banyak
terjadi pada usia 65 tahun ke atas. d. Obesitas

c. Faktor genre = wanita lebih e. Peningkatan serum kolesterol


berpotensi karena dipandang dari faktor stress f. Stress dalam kehidupan sehari-hari
dimana terjadi peningkatan tekanan darah
dan penggunaan obat KB. g. Kurang olahraga
d. Faktor ras dan herediter h. Hiperurisemia
i.Penggunaan obat tertentu : progestins,
kortikosteroid, dan cyclosporin.
FAKTOR PEMERCEPAT · Suhu yang ekstrem, tidak panas ataupun
dingin meningkatkan kerja dari jantung. Udara
Faktor yang dapat mempercepat iskemik jantung yang dingin menyebabkan peningkatan
dan nyeri angina adalah : metabolisme untuk mempertahankan pengaturan
· Olahraga dengan penggunaan suhu dalam tubuh.
peningkatan HR (Heart Rate) · Merokok menyebabkan vasokontriksi dan
Meningkatnya HR mengurangi waktu jantung peningkatan Hb karena stimulasi nikotin dari
mengeluarkan diastole yang merupakan waktu katekolamin.
aliran darah koronaria yang paling besar. · Kegiatan sexual, meningkatkan kerja dari
· Emosi tinggi jantung dan pengaturan simpatik pada seorang
yang iskemik jantung. Kerja dari jantung menjadi
Emosi yang tinggi menanggung sistem saraf ekstra yang dapat menyebabkan angina.
simpatis dan meningkatkan kerja jantung
· Obat perangsang seperti cocaine yang
· Mengkonsumsi makanan yang sulit untuk dapat menyebabkan peningkatan HR (Heart Rate
dicerna ) dan permintaan oksigen di jantung meningkat.
Ini akan meningkatkan kerja jantung, selama
proses pencernaan, darah dialirkan ke sistem GI,
ini menyebabkan aliran darah di arteri coronaria
menjadi rendah.
HIPERTENSI
Hipertensi primer adalah jika tekanan darah lebih dari >140/50 mmHg pada usia >18
tahun dengan penyebab yang tidak diketahui. Angka didapatkan dari rerata 2-3x
pengukuran dalam posisi duduk tegak rileks, pada minimal 2 kali kunjungan (lain hari).
Selain itu, diagnosis juga dapat ditegakkan dengan pemantauan tekanan darah 24 jam
dan didapatkan angka >125/80 mmHg.
Klasifikasi tekanan darah menurut Joint National Committee (JNC) VIII:
Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor risiko dari:
Gagal jantung, biasanya ditemukan hipertrofi ventrikel kiri / Left Ventrikel Hypertrophy (LVH).
Rekomendasi pengobatannya menggunakan ACEI dan BB untuk menurunkan tekanan darah dan
memperbaiki prognosis penurunan fungsi ventrikel kiri yang asimtomatik.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) / Coronary Heart Disease (CHD), rekomendasi obat tambahannya
adalah untuk dislipidemia (target LDL <100 mg/dL), antiplatelet, aspirin, dan dipiridamol.
Stroke, pada keadaan stabil target tekanan darahnya <140/90 mmHg dan diberi ACEI dan
diuretik golongan thiazide.
Penyakit Ginjal Kronis (PGK), rekomendasi obat ACEI dan ARB sebagai pilihan awal.
Albuminuria, merupakan pertanda dan faktor risiko kelainan ginjal dan kerdiovaskular karena
hipertensi.
DISLIPIDEMIA
Dislipidemia pada sindroma metabolik, khas ditandai dengan peningkatan trigliserida dan
penurunan kolesterol HDL. Kolesterol LDL biasanya normal, akan tetapi mengalami perubahan
struktur berupa peningkatan small dense-LDL. Kadar lipid normal sebenarnya sulit ditentukan
dengan satu angka, karena normal bagi seseorang belum tentu normal bagi orang lain yang
memiliki faktor risiko koroner multipel.
Faktor risiko yang dapat memengaruhi:
Umur (laki-laki ≥45 tahun, perempuan ≥55 tahun)
Riwayat keluarga penyakit arteri koroner dini, yaitu usia ayah <55 tahun, ibu <65 tahun,
Hipertensi,
Kolesterol HDL rendah,
Gaya hidup: kebiasaan merokok, obesitas abdomen, inaktivitas fisik, diit tinggi lemak jenuh,
lemak trans, dan kolesterol.
INSUFISIENSI RENAL
Insufisiensi renal adalah perburukan Menurut perjalanan penyakitnya, gagal ginjal
fungsi ginjal yang dapat disebabkan karena dapat dibagi menjadi 3 fase:
penurunan aliran darah ke ginjal. Normalnya,
Stadium 1, penurunan cadangan ginjal.
ginjal mengatur cairan tubuh, tekanan darah,
kimia darah dan mengekskresikan sampah Fungsi ginjal antara 40%-75%, kadar ureum-
organik. Beberapa pasien tidak mengeluhkan reatinin normal dan pasien asimtomatik.
gejala. Lainnya, dapat berkembang menjadi
hipertensi, bahkan gagal ginjal yang Stadium 2, insufisiensi ginjal.
membutuhkan dialisis. Fungsi ginjal antara 20%-50%, BUN melebihi
kadar normal. Timbul gejala nokturia dan
poliuria.
Etiologi: Lansia, Riwayat keluarga/genetik,
Hiperlipidemia, Hipertensi, Merokok, Stadium 3, gagal ginjal uremia.
Diabetes, Obesitas Fungsi ginjal <10%. Kurang lebih 90% nefron
telah rusak. Gejala yang timbul antara lain,
mual-muntah, sesak napas, oliguria sampai
anuria, penurunan kesadaran, koma.
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK adalah istilah umum yang menunjukkan adanya mikroorganisme, baik jamur atau bakteri
dalam urin. Bakteriuria dikatakan jika koloni bakteri >105 cfu/ml, dan dapat simtomatik
maupun asimtomatik (covert bacteriuria). Piuria bermakna jika ditemukan netrofil >10/LP.
Menurut lokasinya, ISK dibagi menjadi dua, ISK bawah pada perempuan biasanya sistitis dan
sindrom uretra akut. Sedangkan pada laki-laki mungkin sistitis, prostatitis, epididimitis, atau
uretritis. ISK atas mungkin pielonefritis akut atau kronis. Mikroorganisme yang sering
menyebabkan ISK, di antaranya adalah E. Coli, Proteus spp, Klebsiella spp, serta Stafilokokkus
dan Pseudomonas spp yang sering dijumpai pasca kateterisasi.
Faktor Risiko
Usia (bayi, wanita >65 tahun cenderung lebih mudah terkena ISK daripada laki-laki),
Jenis kelamin (ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, perempuan lebih sering asimtomatik),
Prevalensi bakteriuria
Faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih dan ginjal.

Faktor predisposisi / pencetus


Litiasis
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Nekrosis papiler
DM pasca transplantasi ginjal
Nefropati analgesik
Penyakit Sickle-cell
Senggama
Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesteron
Kateterisasi
Hygiene saluran kemih buruk
TERIM
AKAS

Anda mungkin juga menyukai