Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK II

NURHAYATI :15320068
ANDI RAHMADI :15320056
MAYA KURNIA :15320065
HERIZON :15320064
SWANTORO :15320074
DIABETES INSIPIDUS INSIPIENS
• Definisi
Diabetes insipidus disebabkan oleh meningkatnya
produksi urin seseorang yang disebabkan oleh
produksi hormon ADH ( ANTIDEURETIC HORMONE)
yang menurun atau gangguan pada reseptor
hormon sebagai akibatnya ginjal tdk dapat
mengatur keseimbangan air dalam tubuh dan
membuat urin encer karena gagal berkonsentrasi.
Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari
tubuh dalam jumlah yang banyak yang disebabkan
oleh dua hal :
• Gagalnya pengeluaran vasopressin .
• Gagalnya respon ginjal terhadap rangsangan ADH
Etiologi
• Diabetes insipidus dapat terjadi sekunder akibat (akibat
lanjut) trauma kepala, tumor otak atau operasi ablasi,
atau penyinaran pada kelenjar hipofisis. Kelainan ini
dapat pula terjadi bersama dengan infeksi system saraf
pusat (meningitis, ensefalitis) atau tumor (misalnya,
kelainan metastatic, limfoma dari payudara dan paru).
Diabetes insipidus disebabkan oleh :
• Penyakit system saraf pusat (diabetes insipidus sentral)
yang mengenai sintesis atau sekresi vasopressin
• Penyakit ginjal (diabetes insipidus nefrogenik) kerena
lenyapnya kemampuan ginjal untuk berespons
terhadap vasopressin dalam darah dengan menghemat
air,
• Pada kehamilan, kemungkinan peningkatan bersihan
metabolic vasopressin.
Patofisiologi
Ada beberapa keadaan yang dapat
mengakibatkan Diabetes Insipidus, termasuk
didalamnya tumor-tumor pada hipotalamus,
tumor-tumor besar hipofisis di sela tursika,
trauma kepala, cedera operasi pada
hipotalamus.
Manifestasi Klinis
• Poluria : Urine yang dikeluarkan setiap hari bisa
sampai atau lebih dari 20L. urine sangat encer
dengan berat jenis antara 1,001-1,005 dan 50-
200 mOsmol kgBB.
• Polidipsia karena rasa haus yang berlebihan
• Tidur terganggu karena poliuria dan nokturia.
• Penggantian air yang tidak cukup bisa
mengakibatkan :
– Hiperosmolalitas dan gangguan SSP (cepat marah,
disorientasi, koma, dan hipertermia)
– Hipovolemia, hipotensi, takikardia, mukosa kering dan
turgor kulit buruk.
Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostis diabetes insipidus ditegakkan
berdasarkan gejala klinis, laboraturium
(urinalisis fisis dan kimia serat tes deprivasi air).
Untuk mendiagnosis penyebab suatu poliuria
adalah akibat diabetes insipidus, bukan karena
penyakit lain, caranya adalah dengan menjawab
menanyakan pertanyaan yang dapat kita ketahui
dengan anamnesa dan pemeriksaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Laboraturium: darah, urinalisis fisis dan kimia.
• Tes deprivasi air diperlukan untuk pasien
dengan diabetes insipidus dengan defisiensi
ADH parsial dan juga untuk membedakan
diabetes insipidus dengan polidipsia primer
pada anak.
• Radioimunoassay untuk vasopressin
• Rontgen cranium
• MRI
Penatalaksanaan
Faktor penyebab patut mendapatkan
pertimbangan utama pada pengobatan.
Pengobatan diabetes insipidus harus sesuai
dengan gejala yang ditimbulkannya. Pada
diabetes insipidus komplit biasanya diperlukan
terapi hormon pengganti yaitu desmopressin
atau DDAVP (1-desamino-8-d-arginine
vasopressin) yang merupakan pilihan utama.
Komplikasi

• Hipertonik enselopati
• Gagal tumbuh
• kejang terlalu cepat koreksi hipernatremia,
sehingga edema serebral
Prognosis
DI nefrogenik
– Baik apabila diagnosanya lebih awal dan tindak
lanjut
– keterbelakangan mental jika penundaan dalam
diagnosis selama serangan bayi berulang
hipernatremia dan dehidrasi
– Laporan terisolasi : gagal ginjal kronik
-DI sentral: tergantung dari etiologi yang
mendasari.
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
Identitas diri Klien
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola manajemen koping stress
Kondisi spiritual
Pola peran hubungan
Pemeriksaan fisik (Review of System)
Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah
.
1. DS: merasa haus yang berlebihan Hiperosmolalitas Defisit cairan kurang dari
merangsang haus kebutuhan tubuh

DO: intake <2500 ml/hari, turgor kulit buruk

2. DS: pasien mengatakan malas makan Polidipsia perut terasa Ketidakseimbangan


penuh dan anorexia nutrisi kurang dari
DO: BB↓, muntah, suhu 38,2 oC kebutuhan tubuh

3. DS: pasien mengatakan sulit tidur karena harusReabsorbsi air menurun Gangguan pola tidur
bangun pada malam hari untuk buang air kecil
Poliuria dan nocturia
DO: badan lemas dan mata cekung
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan tubuh berhubungan
dengan dieresis osmotic.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
nocturia.
Intervensi
Dx : Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan dieresis osmotic.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan
cairan psaien terpenuhi.
• NOC: Keseimbangan cairan
• Kriteria hasil:
• Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB, BJ urin
normal.
• TTV dalam batas normal.
• Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lemban, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Skala penilaian NOC:
• Tidak pernah menunjukkan
• Jarang menunjukkan
• Kadang menunjukkan
• Sering menunjukkan
• Selalu menunjukkan
• NIC: Pengaturan cairan
Intervensi:
• Pertahankan cairan intake dan output yang
akurat.
– Monitor status dehidrasi (kelembaban membrane
mukosa, nadi adekuat, TD ortostatik).
– Monitor TTV
• Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake
kalori harian.
• Kolaborasikan pemberian cairan IV
• Dorong masukan oral
2. Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
NOC: Status nutrisi
Indikator:
• Stamina
• Tenaga
• Tidak ada kelelahan
• Daya tahan tubuh
Skala penilain NOC:
• Tidak pernah menunjukkan
• Jarang menunjukkan
• Kadang menunjukkan
• Sering menunjukkan
• Selalu menunjukkan
NIC: Pemantauan nutrisi
Intervensi:
• BB dalam batas normal
• Pantau adanya penurunan BB
• Pantau kulit kering dan perubahan pigmentasi
• Pantau turgor kulit
• Pantau kalori dan intake nutrisi
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukn
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
3.Dx: Gangguan pola tidur berhubungan dengan nokturia
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
pola tidur pasien tidak terganggu
NOC: Tidur
• Kriteria hasil:
• Jam tidur cukup
• Pola tidur baik
• Kualitas tidur baik
• Tidur tidak terganggu
Skala penilaian NOC:
• Tidak pernah menunjukkan
• Jarang menunjukkan
• Kadang menunjukkan
• Sering menunjukkan
• Selalu menunjukkan
NIC: Peningkatan tidur
Intervensi:
• Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
selama sakit
– Banu pasien untuk mengidentifikasi faktor yang
menyebabkan kurang tidur
– Dekatka pispot agar pasien lebih mudah saat BAK
pada malam hari
– Anjurkan pasien untuk tidur siang
– Ciptakan lingkungan yang nyaman
Evaluasi

• Kebutuhan akan volume cairan terpenuhi


• Kebutuhan tubuh akan nutrisi terpenuhi
• Pola tidur sesuai dengan waktu tidur normal
• Pengetahuan mengenai penyakit dan
pengobatannya terpenuhi
Kesimpulan
• Diabetes insipidus adalah keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolic
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membrane basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskopis. (Kapita Selekta Kedoteran : 2000)
• Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan
dari tubuh dalam jumlah yang banyak yang
disebabkan oleh dua hal :
• Gagalnya pengeluaran vasopressin .
• Gagalnya ginjal terhadap rangsangan AVP.

Anda mungkin juga menyukai