Muhammad Ahsani Taqwim (155050107111153) Waroka Hardi Yanti (155050107111172) Muhammad Syihabuddin Al Mustofa (155050107111185) Anisa Dian Islamati (155050107111193) Pada akhir tahun 1950-an, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang dikategorikan sebagai negara yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat ketergantungan yang sangat besar pada bantuan luar negeri. Perekonomian negara bergantung pada sektor pertanian dengan nilai total ekspor US $ 41 juta dan pendapatan per kapita $ 82 saat itu. Pada tahun 1960-an ketika memasuki era pembangunan ekonominya, Korea Selatan memiliki struktur kelas sosial yang baik. Hal yang menjadi momentum terlepasnya Korea dari lingkaran kemiskinan serta tingkat pertumbuhan ekonomi yang sustainable yaitu,penerapan pembangunan ekonomi lima tahunan. Peran negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Korea adalah dengan mengarahkan dan menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan untuk investasi modal, produksi, dan juga ekspor. Salah satunya adalah dengan membentuk Badan Perencanaan Ekonomi (EPB) pada bulan Juni 1960. EPB mengorganisir informasi-informasi terinci mengenai pasar internasional dan perubahan-perubahannya dari laporan-laporan yang diserahkan perusaahaan ekspor Program Repelita disusun dalam empat tahap dimulai pada tahun 1962. Tahap pertama dan kedua diarahkan untuk pembangunan industri. Tahap ketiga (1972-1976) untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan industri dan pertanian Tahap keempat (1977-1981) adalah pembangunan ekonomi yang mandiri dan pemerataan hasil pembangunan. Kesuksesan ekonomi Korea Selatan dicapai pada akhir 1980-an, dengan istilah Keajaiban Sungai Han yang mana, sebuah istilah yang merujuk pada periode pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, industrialisasi, pencapaian teknologi, urbanisasi, pembangunan gedung-gedung tinggi, modernisasi, globalisasi yang terjadi di Korea Selatan. Korea Selatan menyediakan lingkungan yang baik bagi pengusaha meski ekonomi masih didominasi oleh chaebols (Samsung, Hyundai, Pohang Iron and Steel Company, dan LG electronics). Di Korea Selatan pajaknya rendah dan pemerintah menawarkan dukungan finansial bagi perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan. Selain itu, kunci sukses pembangunan ekonomi Korea Selatan terletak pada pilihan-pilihan strategi kebijakan ekonomi. memberikan perhatian besar pada pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia Sukses Korea Selatan juga ditopang oleh tumbuh suburnya jiwa kewiraswastaan, tenaga kerja yang sangat terlatih, pengelolaan utang luar negeri yang baik, pemerintahan yang relatif bersih,dan kondisi sosial-politik yang relatif bebas dari konflik. Faktor lain adalah adanya kemitraan kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat, serta kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan tantangan baru KESIMPULAN Korea Selatan memiliki banyak kekuatan dalam hal menyediakan lingkungan yang baik bagi pengusaha. Sistem regulasi ramah bisnis, pajaknya rendah dan pemerintah juga menawarkan dukungan finansial yang kuat kepada perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (Litbang). diperhatikannya tingginya jumlah paten yang diberikan secara lokal setiap tahunnya. Salah satu halangan kewirausahaan di Korea Selatan adalah sifat sistem pendidikannya perusahaan yang sukses sering diakuisisi dalam pengambilalihan oleh konglomerat. Bidang lain yang lebih banyak dibutuhkan perhatian adalah akses terhadap dana bagi pengusaha. Meskipun Korea memiliki sektor keuangan yang sangat maju, tidak cukup dana yang tersedia bagi pengusaha dengan gagasan berisiko namun inovatif. Sekian Terimakasih