Anda di halaman 1dari 43

PERPAJAKAN 1

PENGANTAR
HUKUM PAJAK

SESSION 1-2
PEMERINTAH BERASAL DARI
ALLAH

 Takutlah akan Allah dan hormatilah Raja (1 Petrus 2:17)

 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya


sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah (Roma
13:1)

 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu


(Roma 13:4)
PEMBAYARAN PAJAK SECARA
IMAN KRISTEN
1. Berikanlah kepada kaisar apa
yang wajib kamu berikan kepada
UMAT KRISTEN SEBAGAI
kaisar dan kepada Allah apa
WARGA NEGARA dan yang wajib kamu berikan kepada
BENTUK PARTISIPASI Allah. (Matius 22: 21) dan
2. Bayarlah kepada semua orang
SOSIAL SEBAGAI PERAN apa yang harus kamu bayar:
AKTIF DALAM KEHIDUPAN pajak kepada orang yang berhak
menerima pajak, cukai kepada
BERMASYARAKAT orang yang berhak menerima
cukai (Roma 13:7)
Mengapa diperlukan kesadaran
membayar pajak
 +/- 78,33% APBN 2018 disumbang dari sektor
pajak
 Seperti tahun-tahun sebelumnya APBN 2018
sangat mengandalkan penerimaan dari pajak
 Secara garis besar pendapatan negara mencapai
Rp 1.942,3 T atau 102,5%
 Penerimaan pajak Rp 1.521,4 T (94% dari target
APBN, PNBP Rp 407,1 T, Hibah Rp 13,9T
Mengapa diperlukan kesadaran
membayar pajak
 Adanya upaya sistematis pemerintah untuk
meningkatkan penerimaan dari sektor pajak
melalui:
– Ekstensifikasi pajak
– Intensifikasi pajak
Kegiatan Ekstensifikasi Pajak
 Pemberian NPWP secara jabatan bagi wajib
pajak orang pribadi yang berstatus sebagai
karyawan (Ph di atas PTKP)
 Pemberian NPWP di lokasi usaha yang
berada di sentra perdagangan atau
perkantoran
 Pemberian NPWP atau PKP bagi pengusaha
yang belum terdaftar
 Penentuan jumlah angsuran PPh pasal 25 dan
atau jumlah PPN yang harus disetor
 Penentuan jumlah PPN yang terutang atas
transaksi penjualan dalam tahun berjalan
kepada pedagang eceran yang mempunyai
usaha di sentra perdagangan
PENGERTIAN PAJAK

 Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH
Iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan UU (dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat kontraprestasi
yang langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
PENGERTIAN PAJAK
 Prof.Dr.P.J.A.Adriani
Iuran kepada negara (dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan dengan tidak mendapat
prestasi kembali yg langsung dpt ditunjuk
dan gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan Keempat
atas UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, pada pasal 1 angka 1

Pajak adalah kontribusi wajib kepada


negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
UNSUR-UNSUR DALAM
PENGERTIAN PAJAK
 DIPUNGUT BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG
 DAPAT DIPAKSAKAN
 TDK DPT DITUNJUKKAN ADANYA
KONTAPRESTASI SECARA LANGSUNG OLEH
PEMERINTAH
 DIPUNGUT OLEH NEGARA (PUSAT/ DAERAH)
 DIPERUNTUKKAN BAGI PENGELUARAN-
PENGELUARAN PEMERINTAH (JIKA SURPLUS
DIGUNAKAN UNTUK PUBLIC INVESMENT)
FUNGSI PAJAK

 BUDGETAIR
 REGULEREND
 REDISTRIBUSI
 DEMOKRASI
FUNGSI PAJAK
INDONESIA

BUDGETER PENERIMAAN NEGARA

REGULAIR MENGATUR PEREKONOMIAN UNTUK


PERTUMBUHAN LEBIH CEPAT

DEMOKRASI PENJELMAAN KEKELUARGA &


KEGOTONG ROYONGAN RAKYAT
TARIF PROGRESIF : GOL MAMPU
REDISTRIBUSI DIKENAKAN TARIF YG LEBIH TINGGI
PERBEDAAN PAJAK
 RETRIBUSI

MENDAPAT
KONTRAPRESTASI
SECARA
LANGSUNG
PERBEDAAN PAJAK
 SUMBANGAN

YANG
MENDAPATKAN
MANFAAT
ADALAH
PENERIMA
SUMBANGAN
PENGERTIAN HUKUM PAJAK
(HUKUM FISKAL)

 KESELURUHAN DARI PERATURAN-


PERATURAN YANG MELIPUTI
WEWENANG PEMERINTAH UNTUK
MENGAMBIL KEKAYAAN SESEORANG
DAN MENYERAHKAN KEMBALI KE
MASYARAKAT MELALUI KAS NEGARA
PEMBAGIAN HUKUM
PAJAK
 HUKUM PAJAK  HUKUM PAJAK
MATERIAL FORMAL

mengatur tentang obyek


pajak, subyek pajak, tata cara untuk
besar pajak yang mewujudkan
dikenakan timbul dan
hapusnya utang pajak hukum material
dan hubungan hukum menjadi kenyataan
antara pemerintah dan
WP
UU KUP, UU PPSP,
UU PPh dan UU PPN UU Pengadilan Pajak
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK DAN
PEMBEDAANNYA
1. Hukum Pajak Material
Memuat norma-norma yang
menerangkan tentang :
 keadaan-keadaan /perbuatan-
perbuatan dan peristiwa-peristiwa
hukum yang harus dikenakan pajak
 Siapa-siapa yang harus dikenakan
pajak?
 Berapa besar pajaknya?
Atau dengan kata lain
Segala sesuatu tentang tentang timbulnya,
besarnya, dan hapusnya utang pajak dan
pula hubungan hukum antara pemerintah
dengan Wajib Pajak, termasuk didalamnya
peraturan-peraturan yang memuat kenaik-
an2, denda-denda dan hukuman-hukuman
serta cara-cara tentang pembebasan dan
pengembalian pajak,
2. Hukum Pajak Formil

 Peraturan peraturan mengenai


cara-cara untuk menjelmakan
hukum pajak material menjadi
suatu kenyataan.
 Memuat cara2 penyelenggaraan
mengenai penetapan suatu
hutang pajak
 Kontrol Pemerintah terhadap
penyelenggaraan pemingutan Pajak
 Kewajiban para Wajib Pajak (sebelum
dan sesudah menerima SKP)
 Prosedur pemungutan pajak
Maksud Hukum Pajak Formal

 Melindungi , baik Fiscus maupun


wajib Pajak
 Memberi jaminan bahwa hukum
material dapat diselenggarakan
dengan baik
 Kedudukan Hukum Pajak Dalam Tata Hukum

Hukum Tata
Negara

Hukum
Publik Hukum Adm HUKUM
Negara PAJAK
HUKUM
Hukum
Perdata

Hukum Pidana
DASAR DAN TEORI
PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI ASURANSI
 Pembayaran pajak disamakan dengan
pembayaran premi.Masyarakat seakan
mempertanggungjawabkan keselamatan dan
keamanan jiwanya kepada negara.

TEPATKAH INI?
TEORI KEPENTINGAN
 NEGARA MELINDUNGI
KEPENTINGAN HARTA DAN JIWA
WARGA NEGARA DENGAN
MEMPERHATIKAN BEBAN YANG
HARUS DIPUNGUT DARI
MASYARAKAT
TEORI GAYA PIKUL
 TIAP ORANG
DIKENAKAN PAJAK
DGN BOBOT SAMA
(ADIL) SESUAI
GAYA PIKUL
DENGAN UKURAN
BESARNYA
PENGHASILAN
DAN
PENGELUARAN
SESEORANG
TEORI BAKTI
 DISEBUT JUGA
TEORI KEWAJIBAN
PAJAK MUTLAK.
PAJAK SEBAGAI
BUKTI TANDA
BAKTI
MASYARAKAT KE
NEGARA
TEORI GAYA BELI
 PAJAK UNTUK
MEMELIHARA
MASYARAKAT
 PAJAK
DITEKANKAN
UNTUK FUNGSI
MENGATUR
JENIS-JENIS PAJAK
PAJAK PENGHASILAN
(PAJAK NEGARA DAN PAJAK DAERAH)

.
Pengenaan pajak di Indonesia

Negara Daerah

PPh : UU. No. 7 Th. 1984 Dasar hukum Pajak Daerah & Retribusi:
diubah UU. No. 36 Th 2008 UU No. 18 Th. 1997
diubah UU. No. 28 Th. 2009

PPN dan PPnBM: UU. No. 8 Th. 1983


PBB: UU. No. 12 Th. 1985
diubah UU. No. 42 Th. 2009
diubah UU. No. 28 Th 2009

Bea Meterai: UU. No. 13 Th. 1985 BPHTB: UU. No. 21 Th. 1997
diubah UU. No. 28 Th. 2009
JENIS-JENIS PAJAK
• Pajak Penghasilan
• Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
PAJAK PUSAT • Bea Meterai

PAJAK PKB, BBNKB, PBB,


PROPINSI BPHTB, Pajak Rokok
PAJAK DAERAH

PAJAK Pajak Hotel & Restoran


KABUPATEN Pajak Hiburan
Pajak Radio
MENURUT SIFATNYA
 PAJAK LANGSUNG  PAJAK TIDAK
LANGSUNG
PEMBEBANANNYA
TIDAK DAPAT PEMBEBANANNYA
DAPAT
DILIMPAHKAN KE DILIMPAHKAN KE
PIHAK LAIN PIHAK LAIN

PPh PPN
MENURUT SASARAN/
OBYEKNYA

 PAJAK SUBYEKTIF  PAJAK OBYEKTIF

BERDASARKAN BERDASARKAN
SUBYEK BARU OBYEK BARU
DICARI
DICARI OBYEKNYA SUBYEKNYA

PPh PPN, PPnBM


MENURUT
PEMUNGUTANNYA

 PAJAK PUSAT  PAJAK DAERAH

PPh,PPN PPnBM, Pajak Reklame,


Bea Materai Pajak Hiburan,
Pajak Rumah
Makan/Restoran
dan Hotel
CARA(STELSEL)
PEMUNGUTAN PAJAK

 RIIL STELSEL
 FICTIVE STELSEL
 CAMPURAN
SISTEM PEMUNGUTAN
PAJAK

1.OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM


2.SELF ASSSESSMENT SYSTEM
3.WITH HOLDING SYSTEM
Official Self Witholding
Assessment Assessment System

♣ Wewenang berada  Wewenang berada  Wewenang berada


ditangan pemerintah ditangan Wajib Pajak di pihak ketiga yang
(fiskus) untuk menen- untuk menentukan ditetapkan oleh
tukan besarnya pajak pajaknya sendiri Peraturan Perpajakan
yang terutang  Wajib pajak bersifat untuk melaksanakan
aktif (menghitung, pemotongan
♣ Wajib Pajak bersifat memperhitungkan, dan pemungutan
pasif. membayar dan pajak
(hanya menunggu) melaporkan sendiri
besarnya pajak yang  Utang pajak timbul
♣ Utang pajak timbul harus dibayar) tanpa menunggu surat
setelah dikeluarkan  Utang pajak timbul ketetapan pajak
surat ketetapan pajak tanpa menunggu surat
oleh fiscus ketetapan pajak
YURISDIKSI
PEMUNGUTAN PAJAK

 ASAS TEMPAT
TINGGAL
 ASAS
KEBANGSAAN
 ASAS SUMBER
Perlawanan Terhadap Pajak

Perlawanan Pasif terdiri dari Perlawanan aktif meliputi


hambatan-hambatan yang semua usaha dan
mempersukar pemungutan perbuatan, yang secara
pajak dan yang erat
langsung ditujukan
hubungannya dengan:
terhadap fiskus:
1. Struktur ekonomi
1. Pengelakan/penyelun
2. Perkembangan intelektual
dupan pajak
3. Moral penduduk
4. Teknik pemungutan pajak
2. Melalaikan pajak
Bentuk Penghindaran Diri
Dari Pajak
1. Pemalsuan dokumen, mengisi dokumen
kurang lengkap
2. Menggunakan barang-barang yang bukan
barang mewah untuk mengindari
pengenaan pajak penjualan atas barang
mewah
Bentuk Penghindaran Diri Dari
Pajak: Melalaikan Pajak

Menolak membayar pajak yang telah


ditetapkan dan menolak memenuhi
formalitas-formalitas yang harus dipenuhi
olehnya:
1. Menggagalkan pemungutan pajak dengan
menghalang-halangi penyitaan dengan cara
melenyapkan barang-barang yang sekiranya
dapat disita.
Akibat-akibat dari pengelakan
pajak

1. Bidang Keuangan: ketidakseimbangan


anggaran, tarif pajak akan dinaikkan
2. Bidang Ekonomi: mempengaruhi
persaingan sehat, stagnansi berputarnya
roda ekonomi, langkanya modal
3. Bidang Psikologi: membiasakan Wajib
Pajak melakukan kecurangan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai