Anda di halaman 1dari 42

LOW BACK PAIN

AKIBAT HUBUNGAN KERJA PADA NELAYAN

RAHMAWAN ADHY PUTRA


K1A1 13 128

PEMBIMBING :
DR. IKA RAHMA MUSTIKA HATI, M.K.K
LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan karena


terdiri dari 17.480 pulau. Panjang garis pantai
negara Indonesia adalah 95.181 kilometer dan
merupakan garis pantai terpanjang urutan keempat
di dunia.

Dari jumlah penduduk sekitar


234,2 juta di Indonesia sebanyak
67,87 juta bekerja di sektor
informal sebagai nelayan

Nelayan memiliki risiko


terkena Penyakit Akibat
Kerja
TUJUAN

• Mengidentifikasi bahaya potensial pada pekerja pada


Nelayan
• Mengidentifikasi penyakit LBP akibat kerja pada Nelayan
• Mengetahui rencana penatalaksanaan LBP pada Nelayan
RUMUSAN MASALAH

• Apa saja bahaya potensial yang didapatkan pada Nelayan?


• Bagaimana mengidentifikasi kejadian LBP sebagai penyakit
akibat kerja pada Nelayan?
• Apakah rencana penatalaksanaan LBP pada Nelayan?
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. G
• Umur : 59 tahun
• Alamat : Poasia
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Status Pernikahan : Menikah
• Kedudukan dalam keluarga : Kepala keluarga
• Agama : Islam
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : Nelayan
ANAMNESIS PASIEN (12/04/2018)

• Keluhan Utama
Nyeri punggung bagian bawah
• Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Nyeri punggung bawah sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan setempat,
tidak menjalar, tidak terasa keram, tidak terjadi kelemahan pada anggota gerak. skala nyeri
menurut pasien adalah 7. Nyeri dirasakan terus menerus dan sedikit berkurang dengan
berbaring serta bertambah berat jika pasien berkerja, karena keluhan ini menyebabkan
pasien sulit untuk duduk dan berjalan sehingga membuat pasien tidak bisa lagi melakukan
pekerjaannya sebagai nelayan. Pasien telah bekerja sebagai nelayan ± 20 tahun dan
menurut pengakuan pasien, keluhan ini belum diobati sama sekali, pasien hanya berbaring
untuk mengurangi nyeri. Nafsu makan pasien berkurang tetapi tidak terjadi penurunan
berat badan yang bermakna, gejala tidak didahului dengan demam, mual, muntah, batuk,
kelemahan anggota gerak serta baal.Tidak ada keluhan pada BAB dan BAK.
• Riwayat penyakit dahulu
Keluhan yang sama sudah dialami sejak ± 20 tahun yang lalu
• Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat penyakit yang sama daam keluarga disangkal.
• Riwayat penyakit di lingkungan kerja
Keluhan yang sama berupa nyeri punggung bawah juga dirasakan oleh beberapa rekan
nelayan.
• Riwayat kebiasaan
Merokok sejak pasien berumur ± 18 tahun, sebanyak 1-2 bungkus per hari.
Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai nelayan sejak ±20 tahun yang lalu selama ± 8 jam sehari. Pekerjaan
sebagai nelayan mengharuskan pasien untuk mengangkat beban berat, berdiri yang lama
untuk menangkap ikan. Kemudian hasil tangkap ikan pasien jual di pasar pelelangan ikan
Kota lama sehingga menuntut pasien harus berdiri lama sampai hasil tangkapannya laku
terjual.
ANAMNESIS OKUPASI

• Jenis pekerjaan

Jenis Pekerjaan Bahan/material yang Tempat kerja Masa kerja


digunakan (perusahaan) (dalam
bulan /
tahun )

Nelayan - Mandiri 20 tahun


URAIAN TUGAS
JAM KEGIATAN

22.00 Bangun Tidur

22.00 – 23.00 Berangkat ke lokasi kapal untuk persiapan berlayar

23.00 – 01.00 Berlayar menuju lokasi penagkapan ikan, diperjalan pasien mempersiapkan jaring yang

akan digunakan untuk menangkap ikan

01.00 – 04.00 Istirahat di kapal

04.00 – 05.00 Melakukan penangkapan ikan dengan jaring, Proses penjaringan ikan dilakukan dengan

cara manual setelah itu jaring ditarik ke kapal secara manual dan hasil tangkapan

dimasukkan ke dalam kotak gabus.

05.00 – 07.00 Perjalanan pulang dari lokasi penangkapan ikan

07.00 – 12.00 Menjual hasil tangkapan di pasar

12.00 – 13.00 Pulang ke rumah (Mengendarai Motor)

13.00 – 17.00 Makan siang dan istirahat di rumah

17.00 – 18.00 Mandi dan Shalat


BAHAYA
Bahaya Potensial
Risiko
Urutan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko G. kesehatan
kecelakaan
Kegiatan yang mungkin
kerja

- - - Posisi duduk Kerja Gangguan Tertusuk


Menjahit Jaring membungkuk yang Muskuloskeletal Jarum jahit
selama monoto
penjahitan jaring n Stress
ikan

Mengangkat sinar Debu - Posisi Kerja Dry eye Tergelincir


gabus ikan UV mengangkat yang syndrome
beban berat monoto
yang tidak n ISPA
ergonomis.
Gangguan
Lantai yang Muskuloskelet
licin al

Stress
Berdiri lama saat Paparan Debu - Posisi berdiri Kerja Dry eye Tergelincir
berdagang sinar UV yang lama, yang syndrome
membungkuk, monoton
dan mengangkat ISPA
beban yang berat
Gangguan
Muskuloskeletal

Stress

Memotong ikan Papa Debu - Terjadi gerakan Kerja yang Dry eye syndrome Teriris pisau
dengan pisau ran fleksi dan ekstensi monoton
dengan cara sinar secara repetitive ISPA
membungkuk dan UV pada tangan kiri dan
tidak kanan. Gangguan
menggunakan Muskuloskeletal
sarung tangan Posisi memotong
ikan yang tidak
Ergonomis Stress
ANALISIS HUBUNGAN PEKERJAAN
DENGAN PENYAKIT YANG DIDERITA
Pasien saat ini merupakan laki – laki berusia 59 tahun dan bekerja sebagai Nelayan yang mengharuskannya

membungkuk saat memotong ikan dan berdiri lama. Posisi kerja berdiri lama dan sikap kerja membungkuk akan

memberikan tekanan yang berlebih pada tulang vertebral sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan penekanan

pada medulla spinalis. Kerusakan ini disebabkan oleh keluarnya material pada medulla spinalis akibat desakan tulang

invertebratal discs lumbar. Pasien bekerja selama 8 jam/hari. pasien harus mengangkat hasil produksi dengan berat 50

kg/Gabus ikan ke lokasi penjualan sekitar ± 5-10 meter. Pasien mengangkat dan membawa barang dengan beban yang

berat posisi punggung tidak dalam keadaan lurus atau membungkuk dengan posisi seperti ini beban akan terdistribusi

ke seluruh sendi yang berbeda dan posisi tulang belakang yang tidak tegak dan pekerjaan ini telah dilakukannya

selama ±20 tahun, Faktor yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak. Jarak yang ditempuh

semakin jauh akan menurunkan batasan beban yang dibawa.

Setelah melakukan pekerjaan tersebut pasien mulai mengeluhkan nyeri punggung bawah hal itu dapat terjadi

karena peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berlebihan, dan sikap kerja yang tidak alamiah merupakan faktor

utama yang menyebabkan terjadinya gangguan otot sendi.


BODY DISCOMFORT MAP
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
• Nadi : 88 x/menit c. Tekanan Darah (duduk): 110/70 mmHg
• Pernafasan : 21 x/menit d. Suhu Badan : 36,6oC
Status Gizi
• Tinggi Badan : 160 cm c. Berat Badan : 50 kg
• Bentuk Badan : atletikus
• Tingkat Kesadaran dan Keadaan Umum
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tampak Kesakitan : Tidak
• Gangguan Saat Berjalan : Tidak
Kelenjar Getah Bening

• Leher : Normal

• Submandibula : Normal

• Ketiak : Normal

• Inguinal : Normal

Mata Mata Kanan Mata Kiri

• Persepsi Warna Normal Normal

• Kelopak Mata Normal Normal

• Konjungtiva Normal Normal

• Kesegarisan/gerak bola mata Normal Normal

• Sklera Normal Normal

• Lensa Mata Tidak keruh Tidak keruh

• Bulu Mata Normal Normal

• Visus Mata : tanpa koreksi : -

Dengan koreksi : -
Telinga Telinga Kanan Telinga Kiri

• Daun telinga Normal Normal

• Liang telinga Normal Normal

• Serumen Tidak ada Tidak ada

• Membrana timpani Intak Intak

• Test berbisik Normal Normal

• Test garpu tala Rinne - -

Weber - -

Swabach - -

Hidung

• Meatus Nasi Normal

• Septum Nasi Normal

• Konka Nasal Normal

• Nyeri Ketok Sinus Maxillaris Normal

Gigi dan Gusi

87654321 12345678

87654321 12345678
Tenggorokan
• Pharynx Normal
• Tonsil : Kanan : T0 T1 T2 T3 Kiri : T0 T1 T2 T3
• Ukuran  Normal  Hiperemis  Normal  Hiperemis
• Palatum Normal

Leher
• Gerakan Leher  Normal  Terbatas
• Kelenjar Thyroid  Normal  Tidak normal
• Pulsasi Carotis  Normal  Bruit
• Tekanan Vena Jugularis  Normal  Tidak normal
• Trachea  Normal  Deviasi

Dada Keterangan
• Bentuk  Simetris  Asimetris
• Mammae  Normal  Tidak normal Tumor : Ukuran
Letak
Konsistensi
Paru-paru dan Jantung

• Keterangan

• Palpasi  Normal  Tidak normal

Kanan Kiri

• Perkusi  Sonor  Redup  Hipersonor  Sonor  Redup  Hipersonor

Ictus Cordis :  Normal  Tidak normal, sebutkan

Batas Jantung :  Normal  Tidak normal, sebutkan

• Auskultasi :

Bunyi napas  Vesikuler  Bronchovesikuler  Vesikuler  Bronchovesikuler

Bunyi napas tambahan  tak ada  ronkhi  wheezing  tak ada  ronkhi  wheezing

Bunyi jantung  Normal  Tidak normal sebutkan

Abomen

• Keterangan

• Inspeksi Normal  Tidak normal

• Perkusi  Timpani  Redup

• Auskultasi : Bising Usus  Normal  Tidak normal

• Hati  Normal  Tidak terabam


Limpa  Normal  Teraba shoeffne

Ginjal  Normal
Kanan :  Normal Kiri :  Normal
Tidak  Tidak
Ballottement  Normal
Kanan :  Normal Kiri :  Normal
Tidak  Tidak

Nyeri costo vertebra  Normal

Genitourinaria
Kandung kemih  Normal  Tidak normal
Anus/ Rektum/ Perianal  Normal  Tidak normal
Genitalia Eksternal  Normal  Tidak normal

Prostat  Normal  Tidak normal


Tulang/Sendi Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
- Gerakan  Normal  Tidak normal  Normal  Tidak normal
- Tulang  Normal  Tidak normal  Normal  Tidak normal
- Sensibilitas  Baik  Tidak baik  Normal  Tidak baik
- Oedema  Tidak ada  Ada  Tidak ada  Ada
- Varises  Tidak ada  Ada  Tidak ada  Ada
-Kekuatan otot
- Vaskularisasi  Baik  Tidak baik  Normal  Tidak baik
- Kelainan Kuku Jari  Tidak ada  Ada  Tidak ada  Ada
Tulang/Sendi Estremitas Bawah
Kanan Kiri
- Gerakan  Normal  Tidak normal  Normal  Tidak normal
- Tulang  Normal  Tidak normal  Normal  Tidak normal
- Sensibilitas  Baik  Tidak baik  Normal  Tidak baik
- Oedema  Tidak ada  Ada  Tidak ada  Ada
- Varises  Tidak ada  Ada  Tidak ada  Ada
- Kekuatan otot
- Vaskularisasi  Baik  Tidak baik  Normal  Tidak baik
- Kelainan Kuku Jari  Tidak ada  Ada  Tidak ada  Ada
Otot Motorik Kanan Kiri
• Trofi  Normal  Tidak normal  Normal  Tidak normal
• Tonus  Normal  Tidak normal  Normal  Tidak normal
• Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5
• Gerakan abnormal :
•  Tidak ada
•  Tic  Ataxia  Lainnya …..
Refleks
Kanan Kiri
• Refleks Fisiologis patella  Normal  Tidak normal  Normal  Tidak normal
Refleks Patologis :
• Babinsky  Negatif  Positif  Negatif  Positif
• Chaddock  Negatif  Positif  Negatif  Positif
• Hoffman Trommer  Negatif  Positif  Negatif  Positif
Kulit
• Lokasinya
• Kulit  Normal  Tidak normal
• Selaput Lendir  Normal  Tidak normal
• Kuku  Normal  Tidak normal
• Lain-lain
• Efloresensi

Status lokasi
Regio : Lumbosakral
Inspeksi : Rubor (-), edema (-)
Palpasi :Nyeri tekan (+) pada vertebra
L5-S1

Laseque sign = Negatif (-)

Patrisck sign = Positif (+)


RESUME KELAINAN YANG
DIDAPAT
• Pasien Laki – Laki usia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung bawah sejak 1
minggu yang lalu. Nyeri dirasakan setempat, tidak menjalar, tidak terasa keram, tidak
terjadi kelemahan pada anggota gerak. skala nyeri menurut pasien adalah 7 (Numeric
Rating Scale). Nyeri dirasakan terus menerus dan sedikit berkurang dengan berbaring
serta bertambah berat jika pasien berkerja, Pasien telah bekerja sebagai nelayan ± 20
tahun dan Menurut pengakuan pasien, keluhan ini belum diobati sama sekali, pasien
hanya berbaring untuk mengurangi nyeri. Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok
sebanyak 1-2 bungkus perhari sejak usia 18 tahun.
• Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD : 110/70 mmhg, N : 88 x/menit, P:21x/menit,
suhu : 36. dan terdapat nyeri tekan pada bagian paravertebra L5-S1 dengan Patrisck
sign (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tidak ada
• Hasil body map : Terdapat discomfort di bagian pinggang
bawah

• DIAGNOSA KERJA
Low Back Pain
TUJUH LANGKAH DIAGNOSIS
OKUPASI
Langkah Diagnosis Uraian
1. Menegakkan Diagnosis LBP (Low Back Paint) ec. Mengangkat beban berat, posisi berdiri dan membungkuk dengan posisi ergonomis yang
salah.
Klinis
Dasar diagnosis (anamnesis, Adanya nyeri punggung bawah sejak 1 minggu yang lalu. nyeri dirasakan setempat, tidak menjalar, tidak terasa keram,
pemeriksaan fisis)
tidak terjadi kelemahan pada anggota gerak.. Nyeri dirasakan terus menerus dan sedikit berkurang dengan berbaring

serta bertambah berat jika pasien berkerja, Pasien telah bekerja sebagai nelayan ± 20 tahun dan Menurut pengakuan

pasien, keluhan ini belum diobati sama sekali, pasien hanya berbaring untuk mengurangi nyeri.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD : 110/70 mmhg, N : 88 x/menit, P:21x/menit, suhu : 36. dan terdapat nyeri
tekan pada bagian paravertebra L5-S1

Hasil body map terdapat discomfort di bagian pinggang bawah, hasil brief surfey di dapatkan Hands ant wrists: Kanan
=3 (High), Kiri = 0 (Low); Elbows : Kanan = 0 (Low), Kiri = 0 (Low), Shoulders: Kanan = 4 (High), Kiri = 4 (High);
Neck : 3 (High); Back : 4 (High) Legh : 4 (High)

2. Menentukan Pajanan yang Fisik : Sinar UV

dialami pekerja di Tempat


Kimia : Debu
Kerja

Biologi: -

Ergonomi: Posisi berdiri yang lama, membungkuk, dan mengangkat beban yang berat (±50 kg)
3. Menentukan Hubungan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Farid Budiman tentang Hubungan posisi
pajanan dengan diagnosa kerja angkat dengan keluhan musculoskeletal disorder pada nelayan tangkap di
klinis Muara Angke Pluit Jakarta Utara di dapatkan hasil Ada hubungan yang signifikan
antara posisi kerja angkat dengan keluhan musculoskeletal disorder pada
nelayan tangkap di pelabuhan Muara Angke Kelurahan Pluit Jakarta Utara. Uji
korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan antara posisi kerja angkat
dengan keluhan musculoskeletal disorder pada nelayan di pelabuhan muara
angke Kelurahan Pluit. Adanya hubungan antara hubungan posisi kerja dengan
keluhan musculoskeletal disorder dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
faktor pemungkin yaitu posisi kerja yang masuk dalam kategori baik telah
melakukan posisi secara ergonimi. Selain itu pada faktor pendorong yang
mempengaruhi adalah umur, jenis kelamin, lama kerja, suhu, pencahayaan,
getaran, gerakan yang berulang. Pada penelitian ini posisi kerja angkat dengan
keluhan musculoskeletal disorder dikatakan berhubungan searah karena posisi
kerja yang kurang ergonomi serta beban yang diterima nelayan dalam
mengangkat ikan dan dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan nelayan
mengalami keluhan musculoskeletal disorder. ketika ruas-ruas tulang menekuk
ke depan maka otot akan bekerja dengan keras untuk menopang tulang/ rangka
bagian atas sampai kepala, sehingga otat akan melentur. sehingga semakin sering
dan semakin lama digunakan dengan berlebihan, maka hal demikian akan
menyebabkan hilangnya kelenturan pada otot tersebut.
4. Menentukan besarnya Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atthariq Wahab tentang Faktor-faktor
pajanan yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) pada
nelayan di Desa Batu Karas Kecamatan Cijulang Pangandaran didapatkan hasil
Pada variabel masa kerja, nelayan dengan masa kerja ≥20 tahun berisiko 1,2 kali
lebih besar mengalami nyeri punggung bawah dibanding nelayan dengan masa
kerja <20 tahun. Selain itu Berat beban yang direkomendasikan oleh
Departemen Kesehatan adalah 23-25 kg, sedangkan mengangkat beban
sebainya tidak melebihi dari aturan yaitu laki-laki dewasa sebesar 15-20 kg dan
wanita (16-18) sebesar 12-15kg. dalam hal ini nelayan tangkap melakukan
gerakan yang berulang dan mengangkat ikan dengan beban 10 ton setiap
harinya dalam waktu 30 hari di laut hal demikian berat beban melebihi nilai
ambang batas yang ditetapkan oleh departemen kesehatan.1,9

Kesimpulan: Bedasarkan referensi diatas dapat disimpulkan bahwa pasien yang


memiliki pajanan masa kerja ± 20 dan kebiasaan mengangkat beban ±50 kg
cukup menimbulkan keluhan pada pasien.

5. Menentukan faktor kebiasaan merokok


individu yang berperan
6 . Menentukan pajanan -
diluar tempat kerja
7 . Menentukan diagnosis LBP (Low Back Pain) yang diperberat oleh pekerjaan sebagai nelayan.
• KATEGORI KESEHATAN
• Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan

• PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : bonam
PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA
PENATALAKSANAAN
Hasil yang
Jenis Permasalahan diharapkan
No. Medis & Non Medis Rencana Tindakan
(okupasi, dll)

1. Low back Pain Terapi Medikamentosa Keluhan dapat


berkurang
Asam mefenamat 3x1
Vit B comp 1x1

2. Mengangkat beban berat,


Terapi non medikamentosa
posisi berdiri dan
Di lakukannya edukasi berupa: Keluhan dapat
membungkuk yang tidak
 Perbaiki posisi saat bekerja berkurang
ergonomis.
 Melakukan gerakan perengangan otot di sela-sela
pekerjan
 Mengajarkan pasien senam ergonomis
 Menggunakan korset pinggang
 Mengurangi konsumsi rokok
TINJAUAN
PUSTAKA
• Berdasarkan studi pendahuluan, PT Kalla Kakao Industri
masih memiliki potensi bahaya ditinjau dari faktor fisik,
faktor kimiawi, faktor biologis, faktor ergonomis, maupun
faktor psikososial. Potensi bahaya yang menyebabkan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) tergantung pada bahan yang
digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupu cara
kerja.
PATOFISIOLOGI

Akut kronik
DIAGNOSIS

• Inspeksi
• Palpasi
• Pemeriksaan neurologis
• Pemeriksaan refleks
PEMERIKSAAN DAN TES PROVOKASI
YANG DAPAT MEMBANTU
MENEGAKKAN DIAGNOSA LBP
Tes Laseque (straight leg raising)
• Tes Bragard
• Tes Patrick
PROGNOSIS

Kelainan nyeri punggung bawah miogenik ini prognosisnya


baik, umumnya sembuh dalam beberapa minggu jika
dilakukan tindakan terapi secara ini. Strain otot membaik
dengan mengendalikan aktifitas fisik. Tirah baring sedikitnya
2 hari menunjukkan efektifitas alan mengurangi nyeri
punggung. Ketika nyeri berkurang, pasien dianjurkan untuk
melakukan aktifitas fisik ringan dan aktifitas mulai
ditingkatkan setelah beberapa hari selama nyeri tidak
bertambah.
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Bahaya potensial yang terdapat Nelayan antara lain :
• Fisik : Paparan Sinar UV
• Kimia : debu
• Biologi: -
• Ergonomi: Posisi berdiri yang lama, membungkuk, dan mengangkat beban yang berat.
• Psikososial : kerja yang monoton
2. Penyakit Low back pain yang diderita pasien merupakan penyakit yang diperberat oleh pekerjaannya sebagai nelayan.
3. Rencana penatalaksaanannya berupa terapi medikamentosa berupa Asam mefenamat 3x1tab dan Vit B comp 1x1tab
sedangkan terapi non medikamentosa adalah edukasi berupa Perbaiki posisi saat bekerja, Melakukan gerakan
perengangan otot di sela-sela pekerjan, Mengajarkan pasien senam ergonomis, Menggunakan korset pinggang dan
Mengurangi konsumsi rokok.
SARAN
• Memperbanyak penelitian-penelitian yang membahas tentang Penyakit akibat kerja.
• Pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri dan posisi kerja yang tepat dalam pekerjaan sehingga mengurangi resiko
penyakit akibat kerja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai