Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

• Herpes Zoster atau shingles : penyakit neurokutan


dengan manifestasi erupsi vesikular berkelompok , dasar
eritematosa disertai nyeri radikular unilateral yang
umumnya terbatas di satu dermatom akibat reaktivasi
infeksi laten virus varisela zoster

Epidemiologi

• sporadis sepanjang tahun tanpa mengenal musim.


• Insidensnya mencapai 2-3 kasus per-1000 orang/tahun
VZV lewat melalui lesi di kulit dan permukaan mukosa ke
ujung saraf sensorik dan diangkut secara sentripetal
sampai serabut saraf sensorik ke ganglia sensoris. Di
ganglia, virus membentuk infeksi laten yang bertahan
untuk hidup

Timbul reaktivasi akibat: immunosupresi, stres


emosional, iradiasi dari sumsum tulang belakang,
keterlibatan tumor, serabut ganglion dorsalis, atau
struktur yang berdekatan, trauma lokal, manipulasi
bedah tulang belakang , dan sinusitis frontalis (sebagai
endapan zoster oftalmica).

VZV yang mengalami reaktivasi akan menimbulkan ruam


kulit yang terlokalisata di dalam satu dermatom
Gejala Klinis
Stadium prodromal

• Nyeri dan parestesi pada dermatom yang terkena disertai dengan panas, malaise
dan nyeri kepala.

Stadium erupsi

• Mula-mula timbul papul atau plakat berbentuk urtika yang setelah 1-2 hari akan
timbul gerombolan vesikel diatas kulit yang eritematus,
• Lokasi lesi sesuai dermatom, unilateral dan biasanya tidak melewati garis tengah
dari tubuh

Stadium krustasi

• Vesikel menjadi purulen, mengalami krustasi dan lepas dalam waktu 1-2 minggu.
Sering terjadi neuralgi pasca herpetica terutama pada orang tua yang dapat
berlangsung berbulan-bulan parestesi yang bersifat sementara
• Masa inkubasi 7-12
hari.
• Masa aktif penyakit ini
berupa lesi – lesi baru
yang tetap timbul
2.1 Varicella dan herpes zoster brlangsung kira-kira
seminggu
• masa resolusi
berlangsung kira-kira 1-
2 minggu.
Sindrom Ramsay Hunt

• gangguan nervus fasialis dan otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka
(paralisis Bell), kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan, tinnitus, vertigo,
gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga terdapat gangguan pengecapan

Herpes zoster oftalmikus

• infeksi cabang pertama nervus trigeminus, sehingga menimbulkan kelainan pada mata,

Herpes zoster abortif

• berlangsung dalam waktu yang singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa
vesikel dan eritem

Herpes zoster generalisata

• kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar
secara generalisata berupa vesikel yang soliter dan ada umbilikasi

Herpes zostNeuralgia pascaherpetik

• nyeri timbul pada daerah bekas penyembuhan


• lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh.
• Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan
gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari –hari
Diagnosis Banding
• Herpes zoster awal dapat didiagnosis banding
dengan dermatitis venenata atau dermatitis
kontak.
• Herpes zoster yang timbul di daerah genitalia
mirip dengan herpes simpleks, sedangkan
herpes zoster diseminata dapat mirip dengan
varisela
Diagnosis
• Tampilan klinis seringkali cukup untuk menegakkan diagnosis, dan pada hapusan Tzanck dapat
mengkonfirmasi kecurigaan klinis

• Kultur Virus
• uji direct imunofluorescence lebih sensitif dibandingkan kultur virus dan memiliki tambahan
keuntungan dari biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Seperti kultur virus, direct
imunofluorescence assay dapat membedakan infeksi virus herpes simplex dengan infeksi virus
varisela-zoster

• Polymerase-chain-reaction techniques yang berguna untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di


cairan dan jaringan
Penatalaksanaan
• Tujuan
– Mengatasi infeksi virus akut
– Mengatasi nyeri akut yang ditimbulkan oleh virus
herpes zoster
– Mencegah timbulnya neuralgia pasca herpetik.
• Selama fase akut, dianjurkan tidak keluar
rumah: cegah penularan
• Usahakan agar vesikel tidak pecah, misalnya
jangan digaruk dan pakai baju yang longgar.
• mencegah infeksi sekunder: jaga kebersihan
badan.
• Pasien juga disarankan untuk memangkas
kuku secara teratur untuk mencegah
kerusakan kulit karena garukan
Pengobatan Khusus
Obat Antivirus

• Asiklovir Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir
peroral yang dianjurkan adalah 5×800 mg/hari selama7 hari
• Valasiklovir diberikan3×1000 mg/hari selama 7 hari,

Analgetik

• Dosis asam mefenamatadalah 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 kali, atau


dapat juga dipakai sep\erlunya ketika nyeri muncul

Kortikosteroid

• mencegah Sindrom Ramsay Hunt. Pemberian harus sedini mungkin untuk


mencegah terjadinya paralisis. Yang biasa diberikan ialah Prednison dengan
dosis 3×20 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan secarabertahap.

Anda mungkin juga menyukai