Anda di halaman 1dari 43

KESEHATAN PENDERITA DIARE

DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BIROBULI DENGAN
PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
Fauzia
14 17 777 14 268

Pembimbing : Susanti, SKM

BAGIAN ILMU KESEHATAN


KOMUNITAS DAN
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2020
PENDAHULUAN
• Menurut Ikatan dokter Indonesia tahun 1982, Dokter Keluarga
berorientasi komunitas pada keluarga dan aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya
• Menurut The American Academy of Family Physician tahun
1969, Pelayanan Dokter Keluarga memusatkan pelayanannya
pada keluarga sebagai suatu unit.
• Menurut PB IDI tahun 1983, Ilmu Kedokteran Keluarga
adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan.
Lanjutan...
• Menurut Permenkes RI nomor 39 tahun 2016, untuk
melaksanakan Program Indonesia Sehat diperlukan
pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
secara berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan
data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah
mewujudkan :

No Pelayanan
1 Holistik dan komprehensif
2 Pelayanan yang kontinu
3 Pelayanan mengutamakan pencegahan
4 Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5 Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
6 Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan tempat
tinggalnya
7 Menjunjung tinggi etika dan hukum
8 Dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
9 Sadar biaya dan mutu

Prasetya AE. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Semarang : UNS;2014


DIARE
• Menurut World Health Organization (WHO), Diare adalah
perubahan bentuk dan konsistensi tinja dan bertambahnya
frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari.
• Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama
pada 3 tahun pertama kehidupan.
Gambar 1. Rekapitulasi KLB Diare tahun 2018 di Indonesia
Gambar 2. Prevalensi diare pada balita berdasarkan diagnosis
nakes menurut Provinsi 2013-2018
Laporan Kasus penyakit Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Birobuli
Palu tahun 2016 – 2018

Kasus Diare
Kasus Diare

609
603

556

2016 2017 2018


Hasil pengamatan, Anamnesis, dan Pemeriksaan Fisik
terhadap keluarga pasien

 Jenis Pengamatan : Kunjungan Rumah (Home Visite)

 Waktu Pelaksanaan : 11 Februari 2020

 Lokasi : Birobuli Utara


Genogram Keluarga

Ny. Y Tn. F

An.
M

Ket :

= Pasien = Perempuan = Laki-Laki


Karateristik Demografi Keluarga

No Nama JK Status usia Pendidikan Pekerjaan Ket


terakhir
1 Fahri ♂ Suami 24 th SMA Swasta -
Rinanda (ayah)
2 Yuni ♀ Istri 21 th SMA IRT -
Sentiasari (Ibu)
3 Muhammad ♂ Anak 6 - - Diare
Razka bulan
Pratama
Family History
- Keluarga Tn. F dan Ny. Y adalah keluarga yang dibangun
sejak tahun 2018. Mereka menikah di palu dan di karuniai 1
orang anak.
- Pada tahun 2019 tepatnya tanggal 28 Juli 2019, mereka
dikaruniai anak laki-laki yang lahir secara normal di RS
Samaritan Palu dan di tolong oleh bidan.
Status Pasien
Identitas pasien

Nama : An. M.R.P


Umur : 6 Bulan
Berat badan : 5.2 Kg
Tinggi badan : 60 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Lembuh
Suku : Kaili
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan Utama :
BAB cair >5x

Riwayat Penyakit Sekarang : Alloanamnesis dengan ibu


pasien
Pasien laki-laki usia 6 bulan datang ke Puskesmas di bawa
oleh ibunya dengan keluhan buang air besar cair lebih dari 5 kali
sejak kemarin. Menurut ibunya, pasien mengalami demam saat
dini hari sebelum buang air besar dan selalu mencret ketika suhu
badannya naik. BAB cair kekuningan, berampas, berlendir dan
tidak berbau khas. Pasien mengalami muntah 2 kali, muntah air
berwarna putih. Selama pasien mencret ibu hanya memberikan
ASI, napsu makan pasien menurun (+) dan pasien menjadi lebih
rewel.
Lanjutan...
Riwayat penyakit dahulu : -
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang
mengalami keluhan yang sama
Riwayat Kebiasaan Sosial :
• Aktivitas : Aktif sesuai usianya
• Pola makan : Menurut pengakuan sang ibu, MPASI dimulai
saat anak berusia 6 bulan 1 minggu dengan memberikan
pisang yang dihaluskan, diberikan hanya pada saat pagi hari
dengan volume 2 sendok. Selain pisang, ibu juga memberikan
pepaya.
• Pola rekreasi : Jarang, karena kesibukkan ayah penderita
• Merokok/alkohol: Ayah pasien merupakan perokok aktif.
Dalam satu hari biasanya menghabiskan 2 bungkus rokok.
Lanjutan...
Riwayat Keluarga :

Keadaan kesehatan sekarang : Kurang baik


Kebersihan perorangan : Cukup
Penyakit yang sedang diderita : Bab cair >5x
Penyakit keturunan : tidak ada
Penyakit kronis/menular : tidak ada
Kecacatan anggota keluarga : tidak ada
Pola makan : kurang dan tidak teratur
Jumlah Anggota Dalam Rumah : 3 Orang
Lanjutan...
Status Ekonomi:
Keluarga pasien merupakan keluarga dengan status ekonomi
menengah ke bawah dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tingkat Pendidikan :
Kedua orang tua pasien merupakan lulusan sekolah menengah
Atas.
Lanjutan...
Hubungan psikologis dengan keluarga :
Baik. Pasien lebih sering bersama dengan ibunya di rumah,
karena ayah bekerja dari pagi sampai sore hingga malam hari.

Aktifitas sosial :
Kurang baik, karena pasien dan ibunya kurang bersosialisasi
dengan sekitar.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital : N : 100x/m, P : 40x/m, S : 37,9oC

• Kulit : Sianosis (-), ikterus (-), eritema (-)


• Kepala : Normocephal
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
• Hidung : Rhinorrhea (-)
• Telinga : Otorrhea (-)
• Leher : Peningkatan JVP (-), Pembesaran KGB (-)
Lanjutan...
• Thorax : simetris, pernafasan vesikuler, Rh-/-, Wh-/-. BJ
I/II murni reguler, bising (-)
• Abdomen : Supel, peristaltic (+) kesan normal, hepar dan lien
tidak teraba
• Ektremitas : Akral hangat +/+, udema -/-
Family Cyrcle

 Istri
 Suami Tn. F

 Anak
An. M
Ny. Y Diare
12 Indikator keluarga sehat :
IDENTIFIKASI FUNGSI FISIOLOGI KELUARGA (APGAR)

Hampir Kadang- Hampir tidak


Kriteria Pernyataan
selalu (2) kadang (1) pernah (0)

Adaptasi Dalam keluarga saling membantu baik moral


YA
(Adaptation) maupun material anak

Semua masalah keluarga diselesaikan


Kemitraan
dengan musyawarah antara suami, istri dan YA
(Partnership)
anak.
Dalam hal ini anak-anak dapat mengambil
Pertumbuhan keputusan dengan tanggung jawab, serta
YA
(Growth) orang tua selalu memperhatikan aktiftitas
anak-anaknya di rumah.
Penumbuhan rasa kasih sayang sudah cukup
Kasih sayang
baik karena adanya keakraban di antara YA
(Affection)
anggota keluarga.
Pembagian waktu, kekayaan dan ruang antar
Kebersamaan
anggota keluarga sudah baik karena adanya YA
(Resolve)
waktu untuk memecahkan suatu masalah.
HASIL APGAR KELUARGA An. M

Adalah 6 Poin

4-6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam


arti hubungan antar anggota keluarga masih perlu untuk
lebih ditingkatkan.

Interpretasi :
7 – 10 = Sehat
4–6 = Kurang sehat
0–3 = Tidak sehat
IDENTIFIKASI FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA

Fungsi Pelaksanaan Patologis


Sosial Keluarga pasien jarang membina hubungan dengan tetangganya -
dikarenakan kesibukkan masing-masing keluarga.
Budaya Masih menggunankan adat istiadat daerah asal dalam kondisi +
tertentu.
Sering mengikuti acara-acara bersifat kondangan, sunatan, dll.
Religius Pengetahuan terhadap agama yang cukup, dalam ketaatan -
beribadah sholat lima waktu yang tidak terlewatkan.

Ekonomi Pendapatan keluarga yang baik sehingga dapat memenuhi -


kebutuhan sehari-hari

Pendidikan Tingkat pendidikan keluarga pasien cukup -


Pengetahuan Pengetahuan keluarga tentang personal higine dan peningkatan +
kualitas hidup yang baik namun kesadaran untuk mengaplikasikan
yang masih kurang
Medical Bila ada anggota keluarga yang sakit langsung di bawah ke PKM.
Keluarga menggunakan BPJS untuk pembiayaan kesehatan -
12 Indikator PIS-PK
No Indikator yang dinilai Suami Istri Anak 1 Skor
1. Keluarga mengikuti KB N Y N 1
2. Ibu bersalin di faskes N Y N 1
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap N N Y 1

4. Bayi diberi asi eksklusif selama 6 bulan N N Y 1

5. Pertumbuhan balita dipantaiu tiap bulan N N Y 1

6. Penderita TB paru berobat sesuai standar N N N N

7. Penderita hipertensi berobat teratur N N N N

8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan N N N N

9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok Y T T 1

10. Keluarga mempunyai akses terhadap air Y Y Y 1


bersih
11. Keluarga mempunyai akses atau Y Y Y 1
menggunakan jamban sehat
12. Keluarga menjadi anggota JKN/askes Y Y Y 1
Jumlah Y 9
Jumlah N 3

Jumlah Y
IKS =
12 − Jumlah N Kategori:
Tidak sehat: <0,5
Pra sehat: 0,5-0,8
Sehat: >0,8
MANDALA OF HEALTH

Gaya Hidup
Kurangnya
pengetahuan
Perilaku gaya hidup
Kesehatan sehat
Lingkungan
Kurang Psikososial
mengkonsumsi Ekonomi
makanan yang
Ekonomi cukup
bergizi

Pel. Kesehatan
Meningkatkan Lingkungan
manajemen Keluarga An.M Kerja
tindakan medis Tidak ada
dipuskesmas

Faktor Biologi Lingkungan Fisik


BAB Cair Lingkungan Kurang
bersih

Komunitas
sanitasi lingkungan
kurang bersih
Diagnosis holistik
Diagnosis dilakukan secara holistik dengan memperhitungkan 5 aksis,
yaitu :
 Poin I (Aspek Personal)
Bab cair
• Poin II (Aspek Klinis)
Diare
• Poin III (Aspek Resiko Internal)
Riwayat pemberian MPASI yang tidak teratur, riwayat menderita
demam dan napsu makan menurun. Pola kebersihan yang kurang dan usia
anak masih rentan terkena penyakit
• Poin IV (Aspek Resiko Eksternal)
Keadaan lingkungan rumah dan sekitar rumah yang tidak kondusif
• Poin V (Skala Fungsional Pasien)
Pasien melakukan aktivitas sesuai usianya
IDENTIFIKASI RUMAH SEHAT

• Jenis bangunan : Permanen


Dapur WC • Lantai rumah : Tehel
• Dinding : Semen
Ruang tamu dan • Luas rumah : ± 4 x 6 m2
ruang tengah • Penerangan : Sedang
• Kebersihan : kurang
• Ventilasi : cukup
• Dapur : ada
kamar
• Jamban Keluarga : ada
teras • Sumber air minum : Air galon
• Pemanfaatan perkarangan : tidak ada
• Sistem pembuangan air limbah : ada
• Sanitasi linkungan : kurang baik
• Pembuangan sampah : Ada
Ruang Keluarga
DENAH RUMAH An. M
Dokumentasi Rumah Tn. F

Tampak Depan

Tampak Samping
Ruang tamu dan ruang tengah
Dapur
Kamar Mandi
PHBS RUMAH TANGGA
NO Kriteria yang Dinilai Jawaban Skor
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Ya 1
2. Memberi ASI esklusif Ya 1
3. Menimbang balita setiap bulan Ya 1
4. Menggunakan air bersih Ya 1
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Tidak 0
6. Menggunakan jamban sehat Ya 1
7. Memberantas jentik nyamuk dirumah sekali Tidak 0
seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari Tidak 0
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak 0
10. Tidak merokok di dalam rumah Tidak 0
Total jawaban Ya 5
SKOR PHBS

KURANG
Daftar Masalah, Rencana & Tindakan Intervensi

No Masalah Rencana Tindakan Intervensi


1 Kurangnya Edukasi tentang makanan Memberikan informasi
mengonsumsi buah dan bergizi dan seimbang makanan yang bergizi dan
sayur seimbang
2 Kurangnya kesadaran Edukasi tentang pentingnya Memberikan informasi
untuk melakukan melakukan aktifitas fisik mengenai program yang
aktifitas fisik setiap setiap hari sedang dijalankan oleh
hari pemerintah mengenai
germas dan menyarankan
untuk melakukan aktifitas
fisik setiap hari
3 Ayah pasien Edukasi tentang bahaya Memberikan informasi
merupakan perokok merokok dan dampak tentang bahaya rokok
aktif terhadap keluarga terutama
anak
Lanjutan...
No Masalah Rencana Tindakan Intervensi
4 Tidak mencuci tangan Mengedukasi pasien Memberikan informasi
dengan air bersih dan sabun tentang pentingnya tentang pentingnya
CTPS, akibat yang melakukan cuci tangan
ditimbulkan bila pasien pakai sabun untuk
tidak melakukan CTPS, menghindari penyakit yang
memberikan poster dapat ditimbulkan
mengenai STBM
5 Memberantas jentik Mengedukasi pasien Mengajak keluarga untuk
nyamuk dirumah sekali untuk memberantas membersihkan lingkungan
seminggu jentik nyamuk guna dan memberantas jentik
menghindari terjadinya nyamuk
DBD
TATALAKSANA
Promotif :
Memberikan penyuluhan dan pengertian kepada pasien tentang PHBS, Kesehatan
Rumah, dan memberikan edukasi mengenai STBM agar bisa membantu meningkatkan
kualitas hidup.

Preventif :
Memulai untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat terutama yang berhubungan
dengan personal higine.

Kuratif :
Medikamentosa : Non Medikamentosa :
- Oralit - Banyak minum
- Zink 1x1 tab
- Sanmol 3x0,6 ml

Rehabilitatif
Pasien harus banyak minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Kesimpulan
 Diagnosis holistik pada pasien ini adalah Diare dengan permasalahan fungsi
patologis keluarga melalui FAMILY SCREEM yaitu aspek sosial dan tingkat
pengetahuan.
 Berdasarkan hasil APGAR 6 yaitu kurang sehat, dalam arti hubungan antar anggota
keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
 Berdasarkan identifikasi penilaian PHBS maka keluarga pasien digolongkan sebagai
keluarga yang kurang berPHBS.
 Keberhasilan dalam penatalaksanaan penyakit sangat bergantung pada tingkat
pengetahuan pasien, motivasi, dan perhatian keluarga tentang penyakit pasien.

Anda mungkin juga menyukai