Anda di halaman 1dari 20

DAMPAK

PENAMBANGAN
BATUBARA
Dampak dan Resiko Industri Pertambangan

Dampak Positif :
• Menambah pendapatan dan devisa negara.
• Dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan.
• Membuka kesempatan kerja dan berusaha.
• Memberi kesempatan alih teknologi.
• Berperan sebagai pusat pengembangan wilayah
(community & regional development).
Dampak Negatif :
• Mengubah morfologi dan fisiologi suatu daerah (tata guna
lahan)
• Berpeluang merusak lingkungan, karena :
1. Kesuburan tanah dapat berkurang/hilang
2. Mengurangi vegetasi, sehingga dapat menimbulkan
kegundulan hutan, longsor, dan erosi
3. Flora dan fauna rusak, sehingga ekologi juga rusak
4. Mencemari sungai
5. Polusi suara dan udara (debu dan kebisingan)
6. Perubahan pola aliran permukaan dan air tanah serta
komposisi air permukaan.
• Dapat menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya
di wilayah setempat.
Sifat Batubara dan Dampak Pemanfatannya

• Dampak pemanfaatan batubara akan terjadi pada


manusia, alam, dan peralatan industri.
• Dampaknya akan mulai nampak berawal saat batubara
masih di alam, pada saat ditambang, diangkut, dan
dimanfaatkan.
1. Dampak Batubara di Alam

• Saat batubara terbentuk, secara bersamaan akan terbentuk gas


metana (CH4) disebut Gas Metana Batubara (GMB), yang mengisi
rongga/celah/rekahan yang ada pada lapisan batubara.
• Apabila batubara tersingkap, tanah penutupnya tererosi maka gas
metana akan keluar, dan apabila ada pemicunya maka gas metana
akan terbakar sehingga dapat menimbulkan kebakaran hutan.
• Solusi : mematikan nyala yang timbul akibat terbakarnya gas
metana, menutup singkapan batubara dengan tanah, segera
dilakukan penambangan batubara.
• Saat batubara terbentuk, akan terbentuk mineral pirit atau markasit
(senyawa sulfur anorganik) dan senyawa sulfur organk.
• Bila bereaksi dengan oksigen yang ada di udara dan air hujan, secara
bersama-sama akan membentuk larutan asam sulfat. Akibatnya air
yang mengalir dari daerah endapan batubara atau penambangan
batubara menjadi bersifat asam. >>>>>> dikenal dengan Air Asam
Tambang (AAT) dengan pH berkisar pada nilai 5.
• Dampak yang ditimbulkan AAT : jika mengalir di sungai akan
mengganggu kehidupan biota air sungai, bila menggenang pada
suatu tempat (dalam bentuk rawa) akan menghambat atau
mematikan tumbuhan dalam rawa tersebut.
• Solusi : melakukan penetralan AAT, salah satunya menggunakan
kapur tohor.
PENGERTIAN AIR ASAM TAMBANG
• Air asam tambang adalah suatu kondisi yang terjadi pada air dimana
diindikasikan dengan rendahnya pH air (sulfat yang tinggi) dan tingginya
kandungan senyawa logam tertentu. seperti besi, alumunium dan mangan
• AIR ASAM TAMBANG : “terbentuk karena adanya kontak antara batuan yang
bersifat asam (sulfide mineral) yang terdapat pada batuan penutup
(overburden rock) dengan udara dan air”, dengan pH = 2-5

AIR

AAT
UDARA MINERAL
MINERAL PEMBENTUK AIR ASAM
TAMBANG

• Marcasite (FeS2) • Arsenopyrite (FeAsS)


• Pyrrhotite • Molybdenite (MoS)
• Chalcocite (Cu2S)
• Covellite (CuS)
• Chalcopyrite (CuFeS2)
• Millerite (NiS)
• Galena (PbS)
• Sphalerite (ZnS)
2. Dampak Batubara Mulai Ditambang

• Pada saat batubara mulai ditambang, dilakukan pengupasan


tumbuhan dan tanah penutup sampai mencapai lapisan batubara.
Pada saat kegiatan tersebut belerang mulai muncul dan temperatur
mulai meningkat, debu dan bau/serbuk halus belerang merupakan
gangguan utama bagi kesehatan operator alat-alat berat.
• Solusi : memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
• Pengupasan tanah penutup lapisan batubara berpotensi
menimbulkan pencemaran air dan pencemaran tanah
• Saat penambangan batubara, berpotensi menimbulkan ledakan dan
kebakaran terutama penambangan yang dilakukan secara tertutup
(penambangan dalam atau bawah tanah).
• Penyebab : gas metana (CH4)
• Solusi : perlu persiapan penambangan yang terencana dan cermat
dimana konstruksi tambang mendapat perhatian utama.
3. Dampak yang Ditimbulkan dalam Pengangkutan
Batubara

• Memuat dan membongkar batubara pada waktu pengangkutan,


penggunaan dan lain-lain akan menimbulkan pencemaran udara oleh
debu.
• Pengangkutan batubara dengan kapal mengakibatkan sedikit ancaman
terhadap air laut dan lingkungan pantai. Masalah yang timbul adalah
buangan sisa batubara yang tercuci waktu pencucian kapal.
• Pengangkutan dengan kereta api dan truk akan menimbulkan sedikit
pencemaran oleh debu batubara.
• Slurry pipe lini, menghasilkan limbah cair yang besar yang dapat
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air.
• Dari tempat penambangan, fragmen batubara dengan
berbagai ukuran diangkut dengan truck melalui jalan khusus
menuju tempat penimbunan (stock pile).
• Dalam proses pengangkutan berpotensi menghasilkan debu
batubara dengan ukuran yang sangat halus akan tertiup oleh
angin dan terhambur sehingga dapat mencemari udara.
• Solusi : pada musim kemarau harus selalu dilakukan
penyiraman di jalan tambang terutama melewati kawasan
pemukiman.
4. Pengaruh Sifat Batubara pada Proses
Pembakaran dan Peralatan Produksi
Impurities (Pengotor)
• Contoh : material tanah atau tumbuhan
• Apabila batubara digunakan sebagai bahan bakar, impurities
batubara (pengotor bawaan dan pengotor luar) akan ikut terbakar
sedang panas yang digunakan untuk membakar pengotor tersebut
diambil dari kalori panas yang dihasilkan oleh batubara.
• Makin banyak bahan pengotor yang ikut terbakar akan menambah
jumlah abu (ash), dan apabila debut tersebut ikut terbang terlepas ke
atmosfer dalam bentuk zat terbang maka akan mengakibatkan
lingkungan udara sekitar menjadi kotor >>>>>> berdampak negatif
terhadap kesehatan lingkungan seperti flora dan fauna,
menimbulkan penyakit ISPA bagi manusia.
Moisture Kontent (Kandungan Lengas)

• Kandunga lengas pada batubara terjadi karena terdapatnya air baik


kandungan air internal maupun kandungan air eksternal.
• Makin tinggi moisture content, makin banyak kalori panas yang
dihasilkan batubara dimanfaatkan untuk menguapkan air.
• Apabila batubara dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada mill
(gilingan), misalnya pada industri semen, keberadaan kandungan air
akan berpengaruh pada penggunaan udara primer.
• Batubara dengan kandungan lengas tinggi akan memerlukan lebih
banyak udara primer untuk mengeringkan batubara tersebut,
sehingga kualitas hasil produksi industri dapat dijamin.
Ash Content (Kandungan Abu)

• Abu batubara merupakan kumpulan dari bahan pembentuk batubara


yang tidak terbakar (non combustible materials), antara lain : senyawa
SiO2,Al2O3, Mn3O4, CaO, Fe2O3, MgO, K2O, SO3, dan oksida unsur
lain.
• Apabila batubara yang dibakar dimanfaatkan sebagai energi panas
pada PLTU, abu yang ada akan terpisah menjadi abu dasar (20%)
yang terkumpul di dasar tungku dan abu terbang (80%) yang keluar
melalui cerobong asap.
• Jika alat penangkap abu terbang (filter atau electrostatic
presipitator) tidak berfungsi dengan baik, abu terbang terlepas ke
atmosfer sehingga udara di sekeliling PLTU terkontaminasi,
>>>>berdampak negative bagi kehidpan.
• Batubara yang menghasilkan abu terbang berupa SO2 akan
menghasilkan hujan asam.
Sulfur Content

• Sulfur batubara terdiri atas : sulfur anorganik (berasal dari senyawa


anorganik dalam bentuk mineral pirit atau markasit) dan sulfur
organic (berasal dari hasil kegiatan bakteri).
• Berpotensi membentuk asam sulfat (asam keras) sehingga
mempercepat terjadinya korosi pada alat angkut yang terbuat dari
besi, roda-roda pada belt conveyor, alat penggiling batubara, alat
penyaring ukuran butir.
• Batubara yang terbakar menghasilkan gas belerang oksida yang bisa
membentuk kabut di atmosfer mengakibatkan terjadinya hujan
asam sehingga membahayakan kehidupan manusia (iritasi pada
saluran pernapasan), tanaman dan binatang.
Gas Nitrogen Oksida

• Gas nitrogen oksida terbentuk apabila pembakaran batubara


dilakukan di ruang terbuka pada suhu yang cukup tinggi.
• Akibat yang ditimbulkan : merusak kehidupan tumbuhan dan hewan,
menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan manusia, bersifat
korosif terhadap logam, mengakibatkan terjadi hujan asam di
atmosfer karena terbentuknya asam nitrat di atmosfer,
menimbulkan kabut fotokimia karena bereaksi dengan uap atau gas
dari senyawa organic dengan bantuan sinar matahari.
Gas Karbon Monoksida (CO)

• Apabila proses pembakaran batubara berlangsung tidak sempurna


akan timbul gas CO.
• Jika terhisap oleh manusia/binatang melalui pernafasan, gas CO
bereaksi dengan hemoglobin dalam darah akan menghambat
transfer oksigen sehingga membahaykan kehidupan manusia dan
binatang.

Anda mungkin juga menyukai