Anda di halaman 1dari 31

MATEMATIKA

EKONOMI
Teori Fungsi

Wahyu Hidayat R.
Syamsul Hadi

Oleh : Amelia Puspa Tamara, S.E., M.M.


Kurva Tracing
Pengertian Cara melukis Proses
Fungsi fungsi linier
Metode
Perubahan Matematis
Jenis Fungsi Fungsi Linier bentuk f. linier

Hubungan 2
fungsi linier Kurva Tracing
Bentuk-bentuk Proses
Fungsi Kuadrat Cara melukis
Fungsi
fungsi kuadrat
Fungsi Pecah Metode
Fungsi Non Matematis
Fungsi Pangkat Tinggi
Linier
Fungsi Eksponensial
Fungsi Logaritma

Fungsi Permintaan Pajak per-unit


Penerapan
Fungsi dalam Fungsi Penawaran Pajak persentase
Ekonomi
Keseimbangan pasar Pengaruh Pajak terhadap
Keseimbangan Pasar
Pengaruh Pajak terhadap
Analisis Break Even
Keseimbangan Pasar
A. PENGERTIAN FUNGSI
• Suatu persamaan yang mempunyai dua variabel atau lebih dimana
masing-masing variabel tersebut nilainya saling mempengaruhi.
Misalnya:
1. Fungsi yang mempunyai dua variabel
y = f (x), dibaca y sama dengan fungsi dari x
f (x,y) = 0, dibaca fungsi x dan y sama dengan nol
2. Fungsi yang mempunyai lebih dari 2 variabel
z = f (x,y) atau f (x,y,z) = 0
Yang dimaksud dengan variabel dalam fungsi tersebut adalah x, y,
dan z yang nilainya tidak tetap, tetapi dapat berubah-ubah.
• Variabel dapat dibedakan antara:
1. Variabel bebas (independen)  variabel yang nilai-nilainya dapat
ditentukan secara bebas oleh penganalisis dalam suatu
masalah.
2. Variabel terikat (dependen)  variabel yang nilai-nilainya
tergantung variabel bebas.
B. JENIS FUNGSI
• Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi
dibedakan 2:
1. Fungsi Eksplisit  variabel bebas dan terikat dapat dengan jelas
dibedakan.
Contoh: a) x = variabel bebas, dan y = variabel terikat
y = f(x)  y = 2x + 3
b) x,y = variabel bebas, dan z = variabel terikat
z = f(x,y)  z = 1/2𝑥 2 + 2y - 1
2. Fungsi Implisit  variabel bebas dengan terikat tidak dapat
dengan mudah dibedakan.
Contoh: a) f (x,y) = 0  2y – x + 4 = 0
b) f (x,y,z) = 0  ½ x – 2y + 2z + 6 = 0
C. BENTUK-BENTUK FUNGSI
1. Fungsi Linier (lurus) : bentuk umumnya adalah y = a+bx
2. Fungsi Non Linier yang tediri dari:
a. Fungsi Kuadrat : y = 𝑎𝑥 2 + bx + c
𝑎𝑥+𝑏
b. Fungsi Pecah : y=
𝑐𝑥+𝑑
c. Fungsi Pangkat Tinggi : y = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑥 2 + cx + d
3

d. Fungsi Eksponensial : y = 𝑎𝑥
e. Fungsi Logaritma : y = 𝑎 𝑏 log x
1. FUNGSI LINIER
 fungsi dimana variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu.
Bentuk umum fungsi linier adalah:
Y = f(x)  y = a+bx
Dimana:
a dan b adalah bilangan konstan
X adalah variabel bebas
Y adalah variabel terikat
• Dua macam cara untuk melukis fungsi linier:
1) Kurva Tracing Proses  menentukan titik-titik yang dilalui kurva
fungsi linier dengan cara menentukan nilai variabel bebas
sembarang sehingga diperoleh nilai-nilai fungsi atau variabel
terikat dan diperoleh titik koordinat yang dilalui kurva fungsi
linier.
Contoh 1: Lukis grafik y = 4x + 12
Jawab : Dengan tracing proses, dibuat tabel x dan y sebagai berikut:
X Y y
12
-2 4 y = 4x + 12
-1 8
0 12
2 20
1 16

-3 0 x
2) Cara Matematis  cara ini dilakukan dengan jalan menyelidiki ciri-
ciri penting yang terdapat dalam fungsi.
Contoh 2 : Lukis grafik y = 2x + 1
Jawab : - menentukan titik potong fungsi dengan sumbu y,
x = 0  y = 1 (0,1)
- titik potong dengan sumbu x,
y = 0  x = -1/2 (-1/2, 0)
y

y = 2x + 1

-1/2 0 x
D. PERUBAHAN BENTUK UMUM FUNGSI LINIER
1) Fungsi Linier Melalui Satu Titik dengan Koefisien Arah Tertentu
Bentuk umum : y = a + bx
Garis melalui Titik A (𝑥1 , 𝑦1 )  𝑦1 = a + b𝑥1
y - 𝑦1 = bx + b𝑥1
y - 𝑦1 = b (x - 𝑥1 )
Sehingga fungsi linier yang melalui satu titik dapat dirumuskan:
y - 𝑦1 = b (x - 𝑥1 )
Contoh 3
Tentukan fungsi linier melalui titik A (4,2) dengan koefisien arah = 2
Jawab: y - 𝑦1 = b (x - 𝑥1 )
y – 2 = 2 (x – 4)
y – 2 = 2x – 8
y = 2x - 6
2) Fungsi Linier Melalui Dua Titik
Bentuk umum fungsi linier : y = a + bx
Melalui titik A (𝑥2 , 𝑦2 )  𝑦2 = a + b𝑥2
Melalui titik B (𝑥1 , 𝑦1 )  𝑦1 = a + b𝑥1
𝑦2 − 𝑦1 = b𝑥2 - b𝑥1
𝑦2 − 𝑦1
b =
𝑥2 − 𝑥1
Garis melalui titik A (𝑥1 , 𝑦1 )  y - 𝑦1 = b (x - 𝑥1 )
𝑦2 − 𝑦1
y - 𝑦1 = (x - 𝑥1 )
𝑥2 − 𝑥1

𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1

Sehingga fungsi linier yang melalui dua titik dapat dirumuskan:


𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=𝑥
𝑦2 − 𝑦1 2 − 𝑥1
Contoh 4
Tentukan fungsi linier yang melalui titik A (2,4) dan titik B (3,2)
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
Jawab: =
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1

𝑦 −4 𝑥 −2
=
2 −4 3 −2
(y – 4) 1 = (x-2) – 2
y – 4 = -2x + 4
y = -2x + 8
E. HUBUNGAN DUA FUNGSI LINIER
1. Dua Fungsi Linier yang Sejajar
Dua garis akan sejajar jika koefisien arah kedua garis itu sama.
y
b = 𝑏1

0 x
y = 𝑎1 + 𝑏1 𝑥1

Contoh 5 y = a + bx
Tentukan fungsi linier yang melalui titik A (2,4) dan // dengan y = 3x-1
Jawab: Garis melalui A (2,4)  y - 𝑦1 = b ( x - 𝑥1 )
Dengan koefisien arah = 3
Maka,
y – 4 = 3 (x-2)
y = 3x -2
2. Dua Fungsi Linier yang Berpotongan
Dua garis berpotongan akan memiliki titik potong. Syarat
perpotongan, jika koefisien arah garis yang satu tidak sama dengan
koefisien arah garis yang kedua.
Misalnya : garis A ; y = a + bx
garis B ; y = 𝑎1 + 𝑏1 x
A perpotongan dengan B jika
𝑏1 ≠ 𝑏1
Contoh 6
Tentukan koordinat titik potong antara garis A ; y = 2x – 2 dengan B ;
y=x+4
Jawab : Mengeliminasikan kedua garis tersebut
y = 𝑦1
2x – 2 = x + 4
x =6
untuk x = 6  y = 2x – 2
y = 2(6) – 2
y =10 (6,10)
3. Dua Fungsi Linier Saling Tegak Lurus
Dua garis saling tegak lurus, jika koefisien arah garis yang satu
dikalikan yang lain hasilnya b . 𝑏1 = -1
Misalnya:
Garis A ; y = ax + bx
Garis B ; y = 𝑎1 + 𝑏1 x
Garis A tegak lurus dengan garis B atau sebaliknya jika b . 𝑏1 = -1
Contoh 7 : Tentukan fungsi linier melalui titik A (2,4) dan tegak lurus
dengan y = 2x – 1 Jawab : Koefisien arah garis y = 2x – 1 b = 2
Maka,
y b . 𝑏1 = -1
y = 𝑎1 + 𝑏1 𝑥1 2 . 𝑏1 = -1
𝑏1 = -1/2
Maka persamaan garis melalui dua titik A (2,4)
𝑦1 ˔ y, b . 𝑏1 = -1
y - 𝑦1 = b ( x - 𝑥1 )
y - 4 = b ( x - 2)
y = a + bx y = -1/2x + 5
0 x
F. FUNGSI KUADRAT
• adalah fungsi dimana variabel bebasnya paling tinggi berpangkat
dua. Bentuk umum fungsi kuadrat :
1. y = f(x)  y = a𝒙𝟐 + bx + c
y = variabel terikat
x = variabel bebas
a,b,c = bilangan konstan
a = koefisien arah yang menentukan ke arah mana fungsi
kuadrat bergerak
Jika :
a > 0 : fungsi kuadrat membuka ke atas
a < 0 : fungsi kuadrat membuka ke bawah
2. x = f(x)  x = a𝒚𝟐 + by + c
Jika :
a > 0 : fungsi kuadrat membuka ke kanan
a < 0 : fungsi kuadrat membuka ke kiri
• Fungsi kuadrat dapat dilukiskan dalam grafik menurut dua cara :
a. Kurva Tracing Proses y y = 𝑥2
Misalkan : y = f (x) y = 𝑥 2 X Y
Berarti : a = 1 positif -2 4
b=0 -1 1 4
0 0
c=0 2 4
y = 𝑥2 1 1

b. Metode Matematis -2 0 2 x
Misalnya :
Fungsi kuadrat y = f(x)  y = a𝑥 2 + bx + c
1) Mencari titik potong fungsi dengan sumbu x dan y
Bentuk umum fungsi kuadrat y = a𝑥 2 + bx + c
a) Titik potong dengan sumbu y, jika x = 0, maka y = c  (0,c)
b) Titik potong dengan sumbu x, jika y = 0, maka 0 = a𝑥 2 + bx + c
- Jika diskriminan > 0, yaitu :
𝑏 2 - 4ac > 0, maka ada dua titik potong, yaitu:
−𝑏± 𝑏 2 −4𝑎𝑐
𝑥1 , 𝑥2 =
2𝑎
- Jika 𝑏 2 - 4ac = 0, maka hanya terdapat satu titik potong yaitu :
−𝑏
𝑥1 = 𝑥2 =
2𝑎
- Jika 𝑏 2 - 4ac < 0, maka tidak terdapat titik potong dengan sumbu x
2) Mencari koordinat titik puncak
−𝑏
x=
2𝑎
−𝐷
y=
4𝑎
3) Mencari sumbu simetris
−𝑏
x=
2𝑎
Contoh 8
Lukislah grafik y = 𝑥 2 - 8x + 15
Jawab:
1. - Titik potong pada sumbu y, jika x = 0
y = 15  (0,15)
- Titik potong pada sumbu x, jika y = 0
0 = 𝑥 2 - 8x + 15
D = 𝑏 2 - 4ac = 64 – 4 . 1 . 15 = 4 > 0
Karena D > 0, maka terdapat dua titik potong fungsi dengan sumbu x
−𝑏± 𝑏 2 −4𝑎𝑐 8±2
𝑥1 , 𝑥2 = 𝑥1 =
2𝑎 2
−(−8)± 64−4.1.15 8±2
𝑥1 , 𝑥2 = 𝑥1 = = 5 (5,0)
2 2
8± 64−60 8−2
= 𝑥2 = = 3 (3,0)
2 2
8±2
𝑥1 =
2
2. Titik Puncak
y
−𝑏 8
x= = =4 15 y = 𝑥 2 - 8x + 15
2𝑎 2
− 𝐷 −4
y= = = -1
4𝑎 4
Titik puncak = (4,-1)

3. Sumbu simetri
−𝑏 8
x= = =4
2𝑎 2

0 3 x
4 5
-1
• Kesimpulan:
Untuk y = f (x)  y = a𝑥 2 + bx + c, maka
Jika a > 0 fungsi membuka ke atas
a < 0 fungsi membuka ke bawah
y = c titik potong antara fungsi dengan sumbu y
D > 0 dua titik potong antara fungsi dengan sumbu x
D = 0 satu titik potong
D < 0 tidak memotong sumbu x
−𝑏 −𝑏 −𝐷
x = 2𝑎 : sumbu simetri, dan ( 2𝑎 , 4𝑎 ) : koordinat titik puncak.
• Pembahasan tersebut hampir sama untuk fungsi kebalikannya:
x = f (y)  x = a𝑦 2 + by + c, maka:
Jika a > 0 fungsi membuka ke kanan
a < 0 fungsi membuka ke kiri
x = c titik potong antara fungsi dengan sumbu x
D > 0 dua titik potong antara fungsi dengan sumbu y
D = 0 satu titik potong antara fungsi dengan sumbu y
D < 0 tidak ada titik potong antara fungsi dengan sumbu y
−𝑏
y= : persamaan sumbu simetri sejajar sumbu x, dan
2𝑎
−𝑏 −𝐷
( , ) : koordinat titik puncak.
2𝑎 4𝑎
H. PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI
1. Fungsi Permintaan (Demand Function)
2. Fungsi Penawaran (Supply Function)
3. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
4. Pengaruh Pajak pada Keseimbangan Pasar
a. Pajak per-unit
b. Pajak Persentase
c. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
d. Analisis Break Even (pulang pokok)
1. Fungsi Permintaan
• Konsep dasar fungsi permintaan untuk suatu barang/jasa dinyatakan dalam
bentuk hubungan antara kuantitas yang diminta dan variabel spesifik yang
mempengaruhi permintaan dari barang dan jasa itu.
• Dalam bentuk model matematik, konsep permintaan untuk suatu barang/jasa,
dinotasikan sebagai berikut:
𝑄𝑑𝑥 = f 𝑃𝑥 , 𝐼, 𝑃𝑦 , 𝑃𝐸 , 𝑇, 𝐴
𝑄𝑑𝑥 = kuantitas permintaan barang/jasa x
𝑃𝑥 = harga barang x
I = pendapatan konsumen
𝑃𝑦 = harga barang lain berkaitan
𝑃𝐸 = ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang x di masa
mendatang
T = selera konsumen
A = pengeluaran iklan
• Dari ke-6 variabel bebas diatas, variabel harga barang x yang dianggap
paling penting, sehingga digunakan sebagai variabel bebas. Sedangkan
kelima variabel lainnya dianggap konstan. Dengan demikian, penulisan
fungsi permintaan dapat ditulis kembali secara lebih sederhana menjadi:
Q = f (𝑃𝑥 )
• Dalam bentuk persamaan linier : 𝐹𝐷 : 𝑄𝑥 = a - b𝑃𝑥
• Dalam bentuk persamaan kuadrat : 𝐹𝐷 : 𝑄𝑥 = -a𝑃 2 𝑥 + b𝑃𝑥 + c
Dimana: Q = jumlah barang x yang diminta
P = harga barang x
Dengan mengingat pengertian permintaan, jika harga barang x
meningkat, maka jumlah barang x yang diminta menjadi berkurang,
begitu sebaliknya.
• Sifat-sifat umum fungsi permintaan:
a. Baik P maupun Q selalu positif dan paling kecil adalah nol
0≤P≤a
0 ≤ Q ≤ b ; a dan b adalah bilangan konstan
b. Pada fungsi permintaan, sebuah nilai Q hanya mempunyai nilai P,
dan sebaliknya, nilai P hanya mempunyai sebuah nilai Q (bi-unique)
c. Fungsi permintaan terlukis dari kiri atas ke kanan bawah
(monotinically decreasing).
Contoh 10
Jika diketahui Fungsi Permintaan adalah 𝐹𝐷 : 𝑃 = 𝑄 2 - 9𝑄 + 18
a. Tentukan batas- batas P dan Q untuk fungsi tersebut
b. Tentukan P tertinggi
c. Tentukan Q menjadi barang bebas
d. Gambarkan dalam grafik
Jawab:
a. Batas-batas P dan Q yang didapat berlaku dalam fungsi permintaan pada
fungsi 𝑃 = 𝑄 2 - 9𝑄 + 18
Adalah untuk 0 ≤ P ≤ 18
0≤Q≤3
b. Harga tertinggi adalah untuk Q = 0, maka P = 18
c. Barang Q menjadi barang bebas, jika P = 0, maka
0 = 𝑄 2 - 9𝑄 + 18
(Q-3) (Q -6) = 0
Q1 = 3 dan Q2 = 6
Untuk Q = 3, P = 0, berarti pada Q = 3 barang sudah tidak berharga lagi (free
goods).
d. Gambar di papan tulis
2. Fungsi Penawaran (Supply Function)
• Konsep dasar dari fungsi penawaran dari suatu produk, dapat dinyatakan
dalam bentuk hubungan antara kuantitas dan variabel spesifik yang
mempengaruhi penawaran dari produk itu.
• Dalam model matematik dari konsep penawaran suatu produk :
𝑄𝑠𝑥 = f 𝑃𝑥 , 𝑃𝐼 , 𝑃𝑦 , 𝑇, 𝑃𝐸 , 𝑁𝑇

𝑄𝑠𝑥 = kuantitas penawaran produk x


𝑃𝑥 = harga dari produk x
𝑃𝐼 = harga dari input yang digunakan
𝑃𝑦 = harga dari produk lain yang berkaitan
𝑃𝐸 = ekspektasi produsen
T = tingkat teknologi yang tersedia
𝑁𝑇 = banyaknya perusahaan yang memproduksi barang sejenis
• Dalam membahas fungsi penawaran ini, asumsi-asumsi yang berlaku
pada fungsi permintaan juga berlaku untuk fungsi penawaran. Sehingga
yang diperhatikan hanya 2 variabel:
- Harga barang per unit yang ditawarkan
- Jumlah barang yang ditawarkan
• Rumus sederhana fungsi penawaran : 𝑄𝑠𝑥 = f(𝑃𝑥 ) atau 𝑃𝑥 = f(𝑄𝑠𝑥 )
• Dalam bentuk persamaan linier : 𝐹𝑆 : 𝑄𝑠 = a + b𝑃𝑥
• Dalam bentuk persamaan kuadrat : 𝐹𝑠 : 𝑄𝑠 = -a𝑃 2 𝑥 + b𝑃𝑥 - c
Dimana: Q = jumlah barang x yang ditawarkan
P = harga barang x
Mengingat pengertian penawaran, jika harga barang x naik, maka
jumlah barang x yang ditawarkan menjadi meningkat, dan jika harga
barang x turun, maka jumlah barang yang ditawarkan menjadi
berkurang.
• Sifat-sifat umum dari fungsi penawaran:
a. P maupun Q selalu positif
0≤P≤a
0≤Q≤b
b. Pada fungsi penawaran, sebuah nilai Q hanya mempunyai nilai P,
dan sebaliknya, nilai P hanya mempunyai sebuah nilai Q (bi-unique)
c. Fungsi penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas
(monotonically increasing)
3. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
• Keseimbangan pasar  pada tingkat harga tertentu jumlah barang
yang diminta sesuai atau sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan (Qd = Qs).
• Jadi, merupakan titik potong antara fungsi penawaran dan fungsi
permintaan. Titik potong ini disebut dengan Market Equilibrium.
Contoh 12
Carilah harga dan jumlah keseimbangan dari fungsi permintaan dan
penawaran berikut ini: 4𝑃 2 + 4P – 24 = 0
𝐹𝐷 : 𝑄𝐷 = 18 - 2𝑃 2 𝑃2 + P – 6 =0
𝐹𝑠 : 𝑄𝑠 = 2 𝑃 2 + 4P – 6 (P + 3) (P – 2) = 0
Jawab: P1 = -3 tidak memenuhi
Syarat keseimbangan pasar Untuk P2 = 2
Qd = Qs P = 2  𝑄𝐷 = 18 - 2(2)2
18 - 2𝑃 2 = 2 𝑃 2 + 4P – 6 = 18 – 8 = 10
Jadi, jumlah dan keseimbangan pasar
E(10,2)
Analisis Break Even (pulang pokok)
• Break even : suatu keadaan dimana sebuah perusahaan dalam kegiatan
usahanya tidak memperoleh keuntungan (profit) maupun kerugian.
• Hal ini dikarenakan penerimaan total dari penjualan produknya hanya
cukup menutupi total biaya produksi yang dikeluarkan.
Break even : TR = TC
Profit : TR > TC
Rugi : TR < TC
• Analisis break even mencakup 2 komponen, yaitu: fungsi biaya total dari
produksi dan fungsi penerimaan total dari penjualan.
• Fungsi Biaya Total ; TC = VC + FC
Dimana; TC = biaya total
VC = biaya variabel
FC = biaya tetap
• Fungsi Penerimaan Total; TR = P.Q
Dimana; TR = penerimaan total
P = harga jual per unit
Q = jumlah produk yang dijual
• Secara grafis, break even ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva
biaya total dan kurva penerimaan total.
TR,TC
TR = P.Q

TC = VC + FC
TR =TC
BEP

0 Q
• Untuk menentukan titik break evennya, dapat dicari dengan
mengeliminasikan antara fungsi penerimaan total dan fungsi biaya total,
yaitu: TR = TC
P.Q = VC + FC, jika VC = a.Q (total biaya variabel)
maka: PQ – a.Q = FC
Q = FC/ (P-a)
Selisih antara harga jual dan biaya variabel per unitnya disebut sebagai
kontribusi marjin.
Contoh 16
Suatu industri Kerajinan Keramik menghasilkan sebuah produk dengan
biaya variabel per unitnya Rp 9.000,- Sedangkan biaya tetap dalam kegiatan
produksi dikeluarkan sebesar Rp 6.000.000,- Pemilik usaha tersebut
menentukan harga jual produk per unitnya sebesar Rp 15.000,-. Tentukan
berapa jumlah unit produk yang harus dijual agar pemilik usaha tersebut
tidak mengalami kerugian atau dalam kondisi impas? Jika pemilik usaha
tersebut mampu menjual produksi sebanyak 1200 unit, maka tentukan
berapa keuntungan yang diperolehnya?
Jawab: Diketahui: VC = Rp 9.000 Q, FC = Rp 6.000.000,- dan P = Rp 15.000 Q
a. Titik impas; TR = TC
TR = 15.000Q dan TC = 9.000 Q + 6.000.000
15.000 Q = 9.000 Q + 6.000.000
6.000 Q = 6.000.000
Q = 1.000 unit
Jika, dinyatakan dalam bentuk rupiah, maka nilai pulang pokoknya, sebesar
TR = 15.000 (1.000) Q = FC/(P-a)
= Rp 15.000.000,- (nilai TR = TC) = 6.000.000/(15.000-9.000)
atau = 1.000 unit
b. Untuk Q = 1200 unit, maka ;
Profit ; π = TR – TC
= TR – (VC+FC)
π = 15.000 Q – (9.000 Q + 6.000.000)
= (15.000Q-9.000Q) - 6.000.000
= 6.000Q - 6.000.000
= 6.000(1200) – 6.000.000
π = Rp 1.200.000,-
TUGAS (Tulis di Double Folio) harus bisa dibaca
tulisannya
1. Buatlah rangkuman dari bab ini tentang:
a. Fungsi Permintaan
b. Fungsi Penawaran
c. Keseimbangan Pasar
d. Analisis Break Even

2. Suatu industri Kerajinan Bambu menghasilkan sebuah produk dengan


biaya variabel per unitnya Rp 12.000,- Sedangkan biaya tetap dalam kegiatan
produksi dikeluarkan sebesar Rp 6.000.000,- Pemilik usaha tersebut
menentukan harga jual produk per unitnya sebesar Rp 18.000,-. Tentukan
berapa jumlah unit produk yang harus dijual agar pemilik usaha tersebut
tidak mengalami kerugian atau dalam kondisi impas? Jika pemilik usaha
tersebut mampu menjual produksi sebanyak 1000 unit, maka tentukan
berapa keuntungan yang diperolehnya?

Anda mungkin juga menyukai