CHRIS ARGYRIS’S MODEL

 Determinan kepemimpinan
faktor situasional: kualitas orang yang dipimpin, kualitas orang yang
memimpin, jenis pekerjaan, waktu, tempat, lingkungan, dan tujuan yang
akan dicapai.
 Kepemimpinan disesuaikan
kematangan (maturity), kemantapan usia, dan emosi
 PL kepemimpinan
Fungsi: jumlah arahan pemimpin, dukungan pemimpin, keterlibatan
anggota dalam mengambil keputusan
 (+)
S+, D- S+, D+
Perilaku Hubungan PARTISIPATIF KONSULTATIF
SUPPORTIF

S-, D- S-, D+
() DELEGATIF DIREKTIF

() DIREKTIF (+)

Perilaku Tugas
Tipe Kepemimpinan Kontingensi (Situasional)
1. Tipe Direktif (Instruktif)
• Komunikasi cenderung satu arah : atas –
bawah,
• Atasan memberi perintah : apa yang akan
di kerjakan, bagaimana mengerjakan
kapan dan dimana
• Bawahan tidak terlibat dalam proses
pengambilan keputusan
• Pelaksanaan pekerjaan di awasi dengan
ketat
2. Tipe Konsultatif
• Sebelum menetapkan menjadi
keputusan, di konsultasikan atau di
komunikasikan terlebih dahulu kepada
bawahan
• Tetapi pengambilan keputusan,
cenderung dari pimpinan
• Pimpinan memperhatikan saran dan
masukan dari bawahan.
3. Tipe Partisipatif
• Proses pengambilan keputusan di lakukan
secara bersama-sama, dengan
memperhatikan pendapat pimpinan dan
bawahan secara berimbang.
4. Tipe Delegatif
• Pemimpin mendiskusikan masalah secara
bersama-sama dengan bawahan.
• Bawahan diberi kewenangan mengambil
keputusan pemecahan masalah, dan
menentukan langkah berikut .
• Pemimpin ikut bertanggungjawab atas
keputusan yang didelegasikan.
 Perilaku Kepemimpinan

Direktif Konsultatif Partisipatif Delegatif

Pola Satu arah Dua arah Dua arah Dua arah luas
Komunikasi terbatas

Pengambilan Mandiri Mandiri aspiratif Aspiratif Dilakukan

Keputusan bawahan

Partisipasi Tidak ada Rendah Sedang Besar

Anggota
Daftar Pustaka
Aedi, Nur. 2014. Kepemimpinan Situasional.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197
205282005011-NUR_AEDI/4-
25/diklat_indramayu/kepemimpinan_dalam_organisasi.pdf diakses
pada 20 Februari 2019