Anda di halaman 1dari 72

KELOMPOK 11

• CHRISTI S. PASERANG (0130840045)


• MERY SIN SALONDE (0130840164)
• NADIN G. PATANDUK (0130840171)
• RESKI S. LEMBANG (0130840200)
• RUTH I. GANDI (0130840214)
• WINNE M. TANGKEALLO (
0130840249)
KEHAMILAN NORMAL
Fertilasasi
• Pada saat senggama (persetubuhan), air mani
dapat terpancar ke dalam ujung atas vagina
sebanyak 2-6cc. Dalam air mani, terdapat
spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak 20-250 juta
sel/cc. Bentuk sel mani seperti kecebong dengan
kepala yang lonjong dan ekor yang panjang
seperti cambuk.
• Inti sel terdapat pada kepala sperma. Ekor
berguna untuk bergerak maju. Karena
pergerakan ini, dalam satu jam saja spermatozoa
dapat melalui canalis cervicis uteri, masuk ke
dalam tuba.
Lanjutan !
• Di dalam tuba, sel mani menunggu kedatangan
sel telur. Jika pada saat ini terjadi ovulasi,
mungkin fertilisasi akan berlangsung. Jika tidak
terjadi ovulasi, fertilsasi tidak mungkin terjadi.
Dengan demikian bahwa hanya senggama saat
ovulasi dapat menghasilkan kehamilan.
• Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam
setelah ovulasi, sedangkan sel sperma dalam
tubuh wanita masih kuat membuahi selama 1-3
hari.
Lanjutan !
• Vertilisasi terjadi jika terdapat pertemuan antara
sel telur sel sperma.
• Pembuahan baru terjadi setelah melalui proses
kapasitasi dan reaksi akrosom berlangsung
sekitar 7 jam.
• Pada waktu ovulasi, sel telur masih diliputi oleh
korona radiata.
• Spermatozoa mempunyai enzim hialuronidase
yang dapat mencairkan korona radiata sehingga
salah satu spermatozoon dapat menembus
dinding sel telur.
Penentuan Jenis Kelamin
• Perbedaan antara sel sperma dan sel ovum
terletak pada kromosom seksnya.
• Sel sperma mempunyai sepasang kromosom
seks yang berlainan. Jadi sel sperma terdiri dari
22 pasang kromosom biasa, sebuah kromosom
seks X dan sebuah kromosom seks Y.
• Sel ovum mempunyai kromosom seks yang
sama. Jadi, sel ovum terdiri dari 22 pasang
kromosom biasa dan 2 kromosom seks X .
Lanjutan !
• Jika spermatozoon dengan 22 kromosom biasa
dan kromosom X membuahi sel telur,
terbentuklah zigot dengan 44 kromosom biasa
dan 2 kromosom X. Zigot ini akan menjadi anak
perempuan
• Jika spermatozoon dengan 22 kromosom biasa
dan sebuah kromosom Y membuahi sebuah sel
telur, terbentuklah zigot dengan 44 kromosom
biasa, 1 kromosom X dan 1 kromosom Y. Zigot ini
akan menjadi anak laki-laki
Pertumbuhan Telur
• Setelah spermatozoon masuk ke sel telur,
terjadilah perubahan-perubahan pada sel telur,
sehingga tidak dapat dimasuki spermatozoa yang
lain.
• Pada tahap selanjutnya masing-masing
kromosom membelah diri sehingga didapatkan 2
pasang yang terdiri dari 46 kromosom.
• Kemudian terjadi pembagian sel sehingga sel
telur sekarang terdiri dari 2 buah sel.
• Kelompok sel tersebut akan bergerak menuju ke
cavum uteri. Perjalanannya memakan waktu ± 3
Lanjutan !
• Dalam morula, terbentuk suatu rongga yang
disebut eksoselom. Sel-sel morula terbagi
menjadi 2 jenis:
1. Sel-sel yang terletak disebelah luar
2. Sel-sel yang terletak disebelah dalam
• Masuknya sel telur ke dalam endometrium
disebut nidasi
• Nidasi terjadi ± 6 hari setelah fertilisasi. Nidasi
biasanya terjadi pada dinding depan atau
dinding belakang, sekitar fundus uteri
Lanjutan !
• Dalam bintik benih, timbul pula sebuah rongga,
yang dinamakan ruangan amnion. Ruangan
amnion ini kelak menjadi besar dan meliputi
seluruh embrio. Dalam ruangan inilah embrio
akan tumbuh. Sel-sel yang membatasi ruangan
ini disebut ektoderm, yang akan membentuk kulit,
rambut, kuku, gigi, dan susunan saraf.
• Pada waktu bersamaan, timbul sebuah rongga
lain di bawah ruang amnion, yaitu ruangan
kuning telur, yang kelak akan menjadi traktus
intestinalis.
Lanjutan !
• Sel-sel yang berada disekitar ruangan kuning
telur disebut entoderm. Dari entoderm terbentuk
usus, saluran pernapasan, kandung kencing dan
hati.
• Akhirnya timbul lapisan sel lain, yang masuk
antara lapisan ektoderm dan endoderm dan juga
meliputi eksoselom, ruangan amnion dan
ruangan kuning telur. Lapisan ini dinamakan
mesoderm, yang akan menghasilkan otot, tulang,
jaringan ikat, jantung, dan pembuluh darah
maupun pembuluh limfe.
Lanjutan !
• Daerah antara ruangan amnion dan ruangan
kuning telur terdiri dari 3 lapisan benih: ektoderm,
mesoderm, dan entoderm. Daerah ini disebut
diskus embrional, kerena dari bagian inilah janin
akan terbentuk.
• Hubungan antara bagian yang akan menjadi
janin dan dinding trofoblas hanya merupakan
tangkai yang terdiri dari mesoderm di sebelah
dalam, dan tertutup oleh epitel amnion di sebelah
luar. Tangkai ini disebut tangkai penghubung
yang nantinya akan menjadi tali pusat.
Pertumbuhan pada Permukaan Telur
• Korion yang mula-mula hanya terdiri dari 1
lapisan sel, lambat laun akan terdiri dari 2
lapisan.
1. Lapisan dalam yang berhubungan dengan
mesoderm dan terdiri dari sel-sel yang jelas
batas-batasnya. Lapisan ini disebut lapisan
langhans atau sitotrofoblas
2. Lapisan luar yang berhubungan dengan
desidua, yang terdiri dari protoplasma dan inti-
inti sel tanpa batas-batas sel. Lapisan ini
disebut sinsitium atau sinsitiotrofoblas.
Lanjutan !
• Korion mengeluarkan enzim yang mencairkan
sel-sel desidua dan juga menghancurkan
pembuluh-pembuluh darah. Korion juga
mengeluarkan cabang-cabang pada seluruh
permukaanya, ke dalam desidua sekitarnya,
untuk menanamkan diri ke dalam desidua.
• Akan tetapi, cabang-cabang yang tumbuh ke
dalam desidua kapularis (desidua yang ada di
atas telur) mati karena kurang mendapat
makanan. Akibatnya, korion ini menjadi gundul
dan disebut korion-laeve.
Lanjutan !
• Sebaliknya, vili yang tumbuh ke dalam
desidua basalis (desidua yang ada di
bawah telur) tumbuh dengan subur dan
kemudian menjadi plasenta (uri). Korion
bagian ini terkenal dengan nama korion
frondosum.
Perubahan pada Endometrium
• Karena pengaruh hormon-hormon yang dikeluarkan
oleh trofoblas, endometrium tumbuh menjadi tebal,
sel-selnya menjadi besar, kelenjar-kelenjarnya juga
menjadi besar dan pembuluh-pembuluh darahnya
melebar.
• Endometrium yang berubah karena pengaruh
kehamilan disebut desidua.
• Desidua dibagi dalam tiga lapisan:
1. Stratum kompaktum yang sifatnya padat. Telur
terdapat dalam lapisan ini
2. Stratum spongiosum yang mengandung banyak
kelenjar dan pembuluh darah yang lebar sehingga
pada penampang berlubang-lubang menyerupai
Lanjutan !
• Dengan membesarnya telur di dalam desidua
tersebut akan terbagi dalam 2 lapisan:
1. Desidua yang terdapat antara telur dan dinding
rahim, disebut desidua basalis
2. Desidua yang tedapat antara telur dan kavum
uteri disebut desidua kapularis
3. Desidua yang tidak terbagi oleh telur disebut
desidua vera
Sistem Komunikasi Ibu dan Janin
• Sistem komunikasi ibu dan janin
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
plasenta dan parakrin
Plasenta (uri)
• Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi
janin karena plasenta merupakan alat pertukaran
zat antara ibu dan anak dan sebaliknya, juga
penghasil hormon
• Pada kehamilan muda, seluruh korion
mempunyai vili, tetapi vili dalam desidua
kapsularis akan mati, sedangkan vili dalam
desidua basalis tumbuh terus dan merupakan
bagian fetal dari plasenta
• Membran plasenta terdiri dari lapisan sinsitium,
lapisan sel Langhans, jaringan ikat vilus dan
lapisan endotel kapiler
Faal Plasenta
• Faal plasenta dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Plasenta sebagai organ transfer
2. Plasenta sebagai organ sintesis
• Faal plasenta dapat dinilai dari fungsi pertukaran
zatnya dan dari fungsi produksi hormon serta
enzimnya
• Pada insufisiensi plasenta, dapat timbul gejala-gejala
sebagai berikut:
1. Gangguan pertumbuhan plasenta
2. Gangguan pertumbuhan janin
3. Hipoksia dan asidosis janin
Plasenta sebagai tempat pertukaran gas
• Pertukaran zat merupakan fungsi plasenta yang
utama
• Sistem pertukaran zat pada plasenta mempunyai
tipe aliran crosscurrent atau pool flow, yaitu vili
terendam dalam lakuna dan aliran darah ibu
muncul dari berbagai arah
• Mekanisme pertukaran zat terjadi dengan cara:
1. Pertukaran zat pasif
2. Transpor aktif
Sekresi hormon dan enzim
• Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta ialah sebagai
berikut:
1. Hormon steroid
 Estrogen
 Progesteron
2. Hormon protein
 Human Chorionic Gonadotropin Hormone (HCG)
 Human Plasental Lactogen Hormone (HPL)
 Human Chorionic Thyrotropin Hormone (HCT)
 Human Chorionic Corticotropin Hormone (HCCT)
 Parathyroid Hormone-Related Protein (PTP-RP)
 Chorionic Adrenocorticotropin Hormone (ACTH)
 Chorionic Thyrotropin Hormone (CTH)
 Inhibin dan Aktin
Lanjutan !
3. Releasing hormone
 TSH releasing hormone
 LH/FSH releasing hormone
• Di samping itu, plasenta juga menghasilkan
enzim seperti:
1. Heat stable alkaline phosphatase
2. Oxytocinasi
3. Pregnancy specific protein
Parakrin
• Parakrin dapat dibedakan menjadi bagian ibu dan
bagian janin
• Bagian ibu terdiri dari dari desidua parietalis,
sedangkan janin terdiri dari cairan amnion,
amnion, dan korion-laeve
• Parakrin merupakan komponen yang secara
fungsional berperan dalam kelangsungan
kehamilan, imunitas transplantasi, homeostatis
volume cairan amnion, serta perlindungan janin
secara fisik
Ruangan amnion
• Ruangan amnion merupakan rongga kecil,
tetapi kemudian mengelilingi seluruh janin
• Ruangan amnion berisi air ketuban
• Amnion ikut membentuk selaput janin yang
terdiri dari lapisan amnion, mesoderm,
korion, dan lapisan tipis desidua
Liquor amnii (air ketuban)
• Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban.
Banyaknya air ketuban sangat berbeda-beda,
diantaranya yaitu:
1. Pada minggu ke-36 banyaknya: 1030 cc
2. Pada minggu ke-40 banyaknya: 790 cc
3. Pada minggu ke-43 sudah berkurang menjadi
240 cc
• Jika jumlah air tuban lebih dari 2 liter, dinamakan
polihidramnion atau hidramnion, jika jumlah air
ketuban terlalu sedikit, kurang dari 500 cc disebut
oligohidramnion
• Air tuban sebagian besar terdiri dari air, tetapi
Lanjutan !
• Pada air tuban terdapat bintik-bintik lemak yang
berasal dari kulit badan anak (verniks kaseosa),
rambut yang halus yang juga berasal dari anak
(lanugo), dan sel-sel yang berasal dari kulit anak
maupun dari amnion
• Dengan amnioskopi, air tuban dapat dilihat
berwarna kuning, hijau muda, hijau tua. Warna
hijau tua menunjukkan bayi dalam keadaan
bahaya (distres)
• Fungsi air tuban, yakni sebagai berikut:
1. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas
dan tumbuh dengan bebas ke segala arah,
karena tekanan pada anak sama pada semua
Lanjutan !
2. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-
pukulan dari luar dan melindungi ibu dari
gerakan-gerakan anak.
3. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak
4. Sewaktu persalinan, air tuban membuka cervix
dengan cara mendorong selaput janin ke dalam
ostium uteri
5. Memberi informasi tentang kesejahteraan dan
maturasi janin
Tali pusat (foeniculus)
• Tali pusat terdapat antara pusat janin dan
permukaan fetal plasenta
• Tali pusat mengandung 2 arteriae umbilicales dan
satu vena umbilicalis, selebihnya terisi oleh zat
seperti agar-agar yang disebut agar Wharton
• Tali pusat juga mengandung sisa-sisa kandung
kuning telur dan alantois yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop
Pertumbuhan Janin
• Mulai dari 0-2 minggu setelah fertilisasi disebut
ovum
• Mulai dari 3-5 minggu disebut embrio (mudigah).
• Pada saat ini mudigah manusia belum dapat
dibedakan dari mudigah binatang lain.
Pembentukan alat-alat badan dalam bentuk
dasar sudah terjadi
• Lebih dari 5 minggu disebut fetus (janin), yang
sudah mempunyai bentuk manusia
Lanjutan !
• Dalam praktik klinis, tuanya kehamilan dihitung
dari haid terakhir sehingga terdapat pembedahan
± 2 minggu dengan umur yang ditentukan mulai
dari ovulasi
• Selain itu, tuanya kehamilan dihitung dalam
bulan, masing-masing bulan terdiri dari 4 minggu
. Jadi, kehamilan 3 bulan sama dengan
kehamilan 12 minggu.
• Dibawah ini dituturkan pertumbuhan janin pada
akhir tiap bulan (dari 4 minggu )
Akhir bulan I
• Badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5-
10 mm, kepalanya 1/3 dari selurah mudigah.
• Saluran yang akan menjadi jantung terbentuk
dan sudah berdenyut .
• Dasar-dasar traktus digestivus sudah tampak,
permulaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan
Akhir bulan II
• Wajah sudah jelas berbentuk wajah manusia, dan
sudah mempunyai lengan serta tungkai dengan
jari tangan dan kaki .
• Alat kelamin sudah tampak, walaupun belum
dapat ditentukan jenisnya.
• Panjangnya ±2,5 cm
Akhir bulan III
• Panjang bayi sekitar 7-9cm, sudah terdapat
pusat-pusat penulangan.
• Kuku sudah ada dan jelas kelamin sudah
dapat ditentukan.
• Janin sudah bergerak, tetapi sedemikian
halusnya pergerakan ini sehingga belum
dapat dirasakan oleh ibu.
• Ginjal sudah membentuk sedikit air kencing
Akhir bulan IV
• Panjang bayi sekitar 10-17 cm dengan
berat 100 gr.
• Alat kelamin luar sudah dapat ditentukan
jenisnya .
• Kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo).
• Pergerakan anak mungkin sudah dapat
dirasakan oleh ibu.
Akhir bulan V
• Panjang bayi sekitar 18-27 cm dengan
berat 300 gr
• Bunyi jantung sudah dapat didengar
dengan stetoskop monoaural
• Jika saat ini dilahirkan, bayi sudah
berusaha untuk bernafas
Akhir bulan VI
• Panjang bayi sekitar 28-34 cm dengan
berat 600 gr.
• Kulitnya keriput dan lemak mulai ditimbun
dibawah kulit.
• Kulit tertutup oleh verniks kaseosa yang
bertujuan untuk melindungi kulit.
Akhir bulan VII
• Panjang bayi sekitar 35-38 cm dengan
berat ±1000 gr.
• Jika saat ini dilahirkan, bayi sudah dapat
hidup di dunia luar, walaupun kemungkinan
untuk terus hidup masih kecil.
• Jika menangis, bayi mengeluarkan suara
yang lemah.
Akhir bulan VIII
• Panjang bayi sudah mencapai 42,5 cm
dengan berat 1700 gr. Permukaan kulit
masih merah dan keriput seperti kulit orang
yang tua.
Akhir bulan IX
• Panjang bayi sudah mencapai 46 cm
dengan berat 2500 gr.
• Karena sudah ada lapisan lemak dibawah
kulit, ia sudah berisi
Akhir bulan X
• Janin sudah cukup bulan ( matur, aterm ).
• Panjangnya mencapai 50cm dengan berat 3000 gr.
• Bayi laki-laki biasanya lebih berat daripada bayi
perempuan
• Kulitnya halus dan hampir tidak memiliki lanugo lagi
• Pada kulit masih terdapat verniks kaseosa, yaitu
campuran sel-sel epitel kulit, lanugo dan sekret
kelenjar lemak
• Kepala ditumbuhi rambut
• Kuku melebihi ujung jari
• Pada laki-laki, testis sudah ada dalam skrotum,
Lama Kehamilan
• Lama kehamilan kira-kira 40 minggu atau 280
hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.
• Ovulasi terjadi ±2 minggu sebelum haid yang
akan datang. Jadi, pada siklus 4 minggu yang
teratur, ovulasi terjadi ± 2 minggu setelah haid
terakhir.
• Jika dihitung dari saat ovulasi, lama kehamilan
adalah 38 minggu atau 266 hari.
Lanjutan !
• Untuk siklus 5 minggu, ovulasi terjadi ±3 minggu
setelah haid terakhir.
• Persalinan akan terjadi 38 minggu kemudian,
atau dengan kata lain, kehamilan berlangsung 41
minggu.
• Kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
sejak haid terakhir disebut kehamilan cukup
bulan (matur, aterm).
• Persalinan sebelum kehamilan 37 minggu antara
28 minggu dan 37 minggu disebut kehamilan
partus prematurus
Lanjutan !
• Small for date baby ialah bayi yang dilahirkan
dengan berat badan kurang dari usai
kehamilannya.
• Jika kehamilan terjadi setelah 42 minggu disebut
partus serotinus
• Abortus jika berat badan anak kurang dari 500
gr, tuanya kehamilan kurang dari 20mg.
• Partus imaturus jika berat badan anak antara
500-1000 gr, tuanya kehamilan antara 20-28mg.
• Partus prematurus jika berat badan anak antara
1000-2500 gr, tuanya kehamilan antara 28-37 mg
• Partus maturus jika berat badan anak lebih dari
Faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yaitu
1. Faktor ibu, seperti :
• Tinggi badan
• Keadaan gizi
• Ketinggian tempat tinggal
• Peminum alkohol
• Perokok
• Kelainan pembuluh darah
• Kelainan uterus
• Kehamilan ganda
Lanjutan !
2. Faktor anak, seperti :
• Jenis kelamin
• Kelainan genetik
• Infeksi intrauterin, terutama virus
• Kelinan kongenital lainnya
3. Faktor plasenta :
• Insufisiensi plasenta dapat menyebabkan
malnutrisi intrauterin
Indeks Plasenta
• Indeks plasenta adalah berat plasenta dibagi
berat bayi.
• Pada kehamilan 28 minggu, indeks plasenta
adalah 0,25
• Pada kehamilan 38 minggu 0,15
• Jadi makin tua kehamilan, makin sedikit jaringan
plasenta yang memelihara bayi perkilogram berat
janin
Kepala Anak
1. Bagian Muka
• Tulang hidung (os nasale)
• Tulang pipi (os zygomaticum), 2 buah
• Tulang rahang atas (os maxillare)
• Tulang rahang bawah (os mandibulare)
Lanjutan !
2. Bagian Tengkorak
• Tulang dahi (os frontale) 2 buah
• Tulang ubun-ubun ( os parietale ) 2 buah
• Tulang pelipis ( os temporale) 2 buah
• Tulang belakang kepala (os occipitale)
Lanjutan !
• Sutura dan ubun-ubun penting diketahui untuk
menentukan letak kepala anak dalam jalan lahir.
Sutura yang dikenal ialah sebagi berikut :
1. Sutura sagitalis (sela panah) antara kedua
ossa parietalia
2. Sutura koronaria (sela mahkota) antara os
frontale dan ossa parietalia
3. Sutura lambdoidea antara os occipitale dan
kedua ossa parietalia
4. Sutura frontalis antara os frontale kiri dan
kanan
Lanjutan !
• Sutura dan ubun-ubun penting diketahui untuk
menentukan letak kepala anak dalam jalan lahir.
Sutura yang dikenal ialah sebagi berikut :
1. Sutura sagitalis (sela panah) antara kedua
ossa parietalia
2. Sutura koronaria (sela mahkota) antara os
frontale dan ossa parietalia
3. Sutura lambdoidea antara os occipitale dan
kedua ossa parietalia
4. Sutura frontalis antara os frontale kiri dan
kanan
Lanjutan !
• Ubun-ubun besar terdapat pada pertemuan
antara 3 buah sutura, yaitu :
1. Sutura sagitalis
2. Sutura koronaria, dan
3. Sutura frontalis
• Ubun- ubun kecil (fonticulus minor) bukan
merupakan lubang besar pada tengkorak, tetapi
tempat 2 buah sutura bertemu, yaitu :
1. Sutura lambdoidea
2. Sutura sagitalis
Ukuran-ukuran kepala bayi
• Ukuran muka belakang
a. Diameter suboksipito-bregmatika (dari foramen
magnum ke ubun-ubun besar) adalah 9,5 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis ( dari foramen
magnum ke pangkal hidung ) adalah 11 cm
c. Diameter fronto-oksipitalis (dari pangkal hidung ke
titik yang terjauh pada belakang kepala) adalah 12
cm
d. Diameter mento-oksipitalis ( dari dagu ke titik yang
terjauh pada belakang kepala) adalah 13,5cm
e. Diameter submento-bregmatika ( dari bawah dagu
yaitu os hyoid ke ubun-ubun besar) adalah 9,5 cm
2. Ukuran Melintang
a. Diameter biparietalis ukuran yang terbesar antara
kedua os parietale) berukuran 9cm
b. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara
sutura-koronaria kanan kiri) berukuran 8 cm
3. Ukuran lingkaran
a. Sirkumferensia suboksipitobregmatika (lingkaran
kecil kepala) berukuran 32cm
b. Sirkumferensia fronto-oksipitalis (linkara sedang
kepala) berukuran 34cm
c. Sirkumferensia mentooksipitalis (lingkaran besar
kepala ) 35cm
Perubahan pada Badan Ibu
Uterus
• Pada kehamilan, uterus (rahim) bertambah besar,
dari alat yang beratnya hanya 30gr menjadi
1000gr dengan ukuran panjang 32cm, lebar
24cm, dan ukuran muka belakang 22cm
• Pada kehamilan, pertumbuhan uterus tidak
merata.
• Uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi
ovum dan didaerah insersi plasenta (tanda
piskacek).
Cervix
• Perubahan yang penting pada cervix dalam
kehamilan ialah menjadi lunaknya cervix.
• Sebab-sebab pelunakan cervix ialah karena
pembuluh darah dalam cervix bertambah, dan
karena timbulnya edema cervix, serta hiperplasia
kelenjar-kelenjar cervix
• Pada akhir kehamilan, cervix menjadi lunak
sekali, portio menjadi pendek (lebih dari
setengahnya mendatar), sehingga dapat
dimasuki dengan mudah oleh 1 jari
• Cervix yang sedemikian disebut cervix yang
matang dan merupakan syarat untk persalinan
Vagina
• Dalam kehamilan, pembuluh darah dinding
vagina bertambah sehingga warna selaput
lendirnya membiru (tanda chadwick)
• Kekenyalan (elastisitas) vagina bertambah,
artinya daya regang bertambah, sebagai
persiapan persalinan
• Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam
kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0.
• Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya asam
laktat sebagai hasil penghancuran glikogen yang
berada dalam sel-sel epitel vagina oleh basil
Doderlein.
Ovarium
• Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus
luteum graviditatum, tetapi setelah bulan IV,
corpus luteum ini mengisut

Dinding Perut
• Pada primigravida, sering timbul garis-garis
memanjang atau serong diperut saat kehamilan
lanjut.
• Garis-garis ini disebut striae gravidarum.
• Warna garis-garis membiru dan disebut striae
lividae
• Striae yang putih ini disebut striae albicans
Kulit
• Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula
hiperpigmentasi, antara lain pada areola
mammae, papilla mammae dan linea alba.
• Linea alba yang tampak hitam disebut line nigra
• Hiperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada
kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum.
• Pada umumnya setelah partus selesai, gejala
hiperpigmentasi ini menghilang
Buah Dada
• Buah dada biasanya membesar saat kehamilan
akibat hipertrofi alveoli.
• Dibawah kulit buah dada, sering tampak
gambaran-gambaran vena yang meluas.
• Putting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnanya, demikian juga dengan areola
mammae.
• Putting susu sering kali mengeluarkan cairan
kuning yang lengket dan disebut colostrum
• Dalam mencari tanda kehamilan, areola
mammae dipijat untuk melihat keluar atau
tidaknya kolostrum
Pertukaran Zat
Wanita yang hamil akan mengalami penambahan
berat badan sebagai berikut :
• Dalam triwulan pertama penambahan berat +1kg
• Dalam triwulan kedua penambahan berat +5kg
• Dalam triwulan ketiga penambahan berat +5,5k

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 (𝑘𝑔)


Indeks massa tubuh =
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚2)
Lanjutan !
• Jika indeks massa tubuh kecil (<19,8), diperlukan
penambahan BB sebesar 12,5-18kg
• Jika indeks massa tubuh normal (19,8-26),
diperlukan penambahan BB sebesar 11,5-16 kg
• Jika indeks massa tubuh besar (>26-29),
diperlukan penambahan BB sebesar 7-11kg
• Sementara pada wanita obese atau gemuk
(IMT>29), hanya memerlukan kenaikan BB
sebesar 6kg
Lanjutan !
Penambahan berat badan ini disebabkan :
• Berat janin (3kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban
(1kg)
• Berat rahim (dari 30gr menjadi 1kg)
• Penimbunan lemak, seperti pada buah dada,
pantat, dan lain-lain (1,5kg)
• Penimbunan zat putih telur (2kg)
• Retensi air (1,5kg)
Darah
• Pada kehamilan, volume darah bertambah, baik
plasma maupun eritrosit
• Penambahan volume plasma yang disebabkan
oleh hidremia lebih menonjol sehingga biasanya
kadar Hb turun
• Batas-batas fisiologis keadaan ini adalah sebagai
berikut :
- Hb 11 gr% (WHO)
- Eritrosit 3,5 juta per mm3
- Leukosit 8.000-18.000 per mm3
Jantung
• Jantung lebih berat bebannya dalam
kehamilan disebabkan penambahan
volume darah, perluasan daerah
pengaliran, fetus yang membesar, dan
adanya plasenta.
• Selain itu, jantung di dorong keatas
sehingga sumbunya berubah
Paru-paru
• Kegiatan paru-paru dalam kehamilan
bertambah.
• Hal ini disebabkan karena selain untuk
mencukupi kebutuhan ibu sendiri, paru-
paru juga mencukupi kebutuhan janin akan
02
• Walaupun diafragma terdesak ke atas,
adanya kompensasi karena pelebaran
rongga thorax menyebabkan kapasitas
paru-paru tidak berubah
Pencernaan
• Sekresi asam garam (HCL) dan gerakan
lambung dalam kehamilan berkurang.
• Hal tersebut mungkin menyebabkan
muntah dan perasaan kembung saat
kehamilan.
• Tonus otot juga berkurang sehingga dapat
menimbulkan obstipas
Ginjal
• Kegiatan gijal dalam kehamilan bertambah
karena ginjal juga harus mengeluarkan
racun-racun badan janin.
• Pada akhir kehamilan dan saat nifas, uji
reduksi kemungkinan positif disebabkan
adanya laktosa, yaitu gula air susu.
• Meskipun demikian , kemungkinan
diabetes selalu harus diperiksa
Ureter
• Ureter jelas melebar dalam kehamilan,
terutama ureter sebelah kanan.
• Dilatasi ureter ini terutama disebabkan oleh
pengaruh progesteron meskipun mungkin
terdapat juga faktor tekanan pada ureter
oleh rahim yang membesar.
• dilatasi ini menimbulkan bendungan yang
memudahkan terjadinya infeksi pyelum
(pielitis)
Kandung Kencing
• Pada permulaan kehamilan, juga pada
bulan terakhir, kapasitas kandung kencing
berkurang.
• Pada hamil muda, hal ini disebabkan
karena adanya desakan oleh rahim yang
membesar, sedangkan pada akhir
kehamilan disebabkan oleh kepala janin
yang turun ke dalam rongga panggul.
• Pada kehamilan muda dan pada akhir
kehamilan, mungkin timbul gejala
Kelenjar
• Kelenjar buntu seperti kelenjar tiroid,
hipofisis lobus anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukan hiperfungsi dan
hipertrofi

Mental
• Perimbangan mental labil sehingga
menimbulkan “ngidam” dan perubahan
perilaku.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai