Anda di halaman 1dari 37

PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN
Dasar Hukum

 UU no 1 1970 tentang Keselamatan Kerja


 Peraturan Menteri Tenaga kerja dan transmigrasi
republik Indonesia nomor 15 2008 tentang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat
Kerja
PENDAHULUAN

 Setiap aktivitas/ proses pekerjaan


yang dilakukan di tempat kerja
mengandung resiko untuk terjadinya
kecelakaan kerja (ringan sampai
dengan berat).

 Berbagai upaya pencegahan


dilakukan supaya kecelakaan tidak
terjadi. Selain itu,keterampilan
melakukan tindakan pertolongan
pertama diperlukan untuk
menghadapi kemungkinan terjadinya
kecelakaan.
 Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas
P3K [First Aider], atau setidaknya setiap karyawan memiliki
keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika
terjadi kecelakaan kerja maupun kegawatan medik.
TUJUAN FIRST AID DI TEMPAT KERJA

 Menyelamatkan jiwa di tempat kerja.


 Memberikan rasa nyaman dan menunjang
proses penyembuhan.
 Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk
pada korban.
 Menenangkan penderita atau korban yang
terluka di tempat kerja.
A. Penilaian Keadaan

 merupakan langkah awal dalam pelaksanaan


P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
Penilaian tersebut mencakup penilaian terhadap
keadaan penderita juga terhadap kondisi / situasi
keseluruhan pada saat kejadian
Tujuan Penilaian Keadaan

 untuk memperoleh gambaran umum tentang


kejadian kecelakaan
 Mengetaui faktor faktor pendukung pelaksanaan
P3K
 Menilai/ mengenal bahaya lain yang dapat terjadi
baik terhadap penderita, penolog maupun orang
lain di sekitar tempat kejadian

Pada tahap ini penolong perlu melakukan langkah


langkah pengamanan lokasi, penderita, diri sendiri
maupun orang lain di tempat kejadian. Selain itu
penolong juga menilai bantuan apa saja yang
diperlukan jika dianggap perlu dan memungkinkan
B. Penilaian Dini

 Kesan Umum
Kasus Trauma (Ruda Paksa)
Kasus Medis (tanpa Riwayat Ruda Paksa)

 Respon (Awas, Suara, Nyeri, Tidak ada Respon)

 Jalan Napas (Memastikan jalan nafas penderita


terbuka dan bersih)

 Sirkulasi dan Pendarahan Berat (Melakukan


penilaian apakah jantung bekerja dengan normal
dan tidak terdapat perdarahan yang dapat
mengancam nyawa penderita)
Jalan Napas

 Penderita respon : memperhatikan ada tidaknya


gangguan suara, berbicara ataupun suara
tambahan di luar suara normal. Dapat dinilai juga
apakah penderita dapat mengucapkan suatu
kalimat tanpa terputus.
 Penderita tidak respon : jika penderita dipastikan
tidak terdapat cedera leher, maka gunakan
teknik angkat dagu tekan dahi untuk melihat
apakah ada benda yang menghalangi jalur
nafas pada mulut/hidung penderita. Lihat,
dengar dan rasakan pernafasan penderita
apakah bernafas secara normal
Sirkulasi dan Pendarahan
Berat
 Penderita respon : periksa nadi pergelangan
tangan (radial). Pemeriksaan pada bayi ialah
dengan memeriksa nadi pada bagian dalam
lengan atas (brankial).
 Penderita tidak respon : periksa nadi leher
(karotis). Pada bayi tetap dilakukan pemeriksaan
terhadap nadi brankial. Denyut nadi manusia
dewasa : 60 - 90 kali/menit, pada anak : 80 - 150
kali/menit, bayi : 120 - 150 kali/menit
Respon

 Awas
 Suara
 Nyeri
 Tidak Respon
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilaksanakan dengan cara melihat, meraba
dan mendengarkan. Pemeriksaan fisik dilaksanakan secara
menyeluruh terhadap bagian tubuh penderita. Mulai dari
kepala, mata, telinga, mulut, leher, dada, perut, punggung,
panggul, anggota gerak atas dan anggota gerak bawah,
kondisi dan warna kulit, suhu tubuh (normal : 37 derajat Celcius),
tekanan darah (normal dewasa : 60/100 mmHg - 90/140
mmHg).

Pemeriksaan fisik juga ditujukan untuk mengetahui :


 Perubahan bentuk.
 Luka terbuka.
 Nyeri tekan.
 Bengkak
D. Riwayat Penderita

 Keluhan utama.
 Obat-obatan yang diminum.
 Makanan/Minuman terakhir sebelum kejadian.
 Penyakit yang sedang/pernah diderita.
 Riwayat alergi.
 Kejadian yang dialami sebelum terjadinya
gejala/kecelakaan.
KASUS-KASUS KECELAKAAN
KERJA
DAN
PERTOLONGAN
PERTAMANYA
Prinsip-Prinsip dasar

1. Jangan pindahkan atau ubah posisi


orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya
terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan
keras atau kekerasan lain. (Pindahkan atau
ubah posisi penderita hanya apabila
tindakan anda adalah untuk
menyelamatkan dari bahaya lain.)
2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita
mengalami pendarahan, kesulitan bernapas, luka bakar atau
kejutan (SYOK).

3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang


pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki
saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas
bagi penderita.

4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang


mengalami luka parah.
1. Penderita
Syok/Terkejut
 Seseorang mengalami syok, wajahnya akan
tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat.
Nafasnya cepat.

Penanganan :
1. Usahakan untuk membaringkan dan
menempatkan kakinya pada posisi yang lebih
tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat
luka di kepalanya.
2. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan
sampai terlalu panas untuknya.
3. Berikan minuman gula kepada penderita apabila
penderita dalam keadaan benar-benar sadar
2. Tersedak
Makanan
 Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya
dengan kedua tangan. kepalkan tangan anda dan tekan
kepala ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga
dan diatas pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke
arah atas. Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari
tenggorokan penderita.
3. Bahan Kimia Atau
Serangga Mengenai Mata
 Baringkan korban dan tuangkan air
steril ke dalam matanya untuk
menghilangkan bahan kimianya,
kemudian kompreslah dengan kain
kasa steril dan segera ke dokter.
 Jika serangga yang mengenai mata,
ambillah dengan ujung saputangan
bersih. Namun jika masih terasa tidak
enak segeralah ke dokter. Jangan
sekali-kali mengusap mata yang
terkena bahan kimia atau serangga
dengan tangan telanjang
4. Sengatan Serangga

 Sengatan lebah, jika bengkak telah muncul,


kompreslah segera dengan es. Jika korban alergi
terhadap sengatan serangga tertentu, segeralah
meminta pertolongan dokter.
5. Keracunan

 Berilah minum (air biasa,susu ,atau


kelapa)sebanyak mungkin hingga korban bisa
muntah, dan bawalah ke dokter. meski demikian,
tidak selalu korban muntah.
6. LUKA BAKAR

 Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir


ditempat yang terbakar, jika lukanya masih tahap
pertama, hingga rasa sakit hilang.
 Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah
sakit.
7. Luka
lecet/gores/tersayat
 Cucilah dengan air dan tutuplah luka dengan
plester atau band aid. Namun jika luka
gores/robek terlalu besar, harus segera ditangani
dokter.
8. PERDARAHAN

 Hentikan pendarahan dengan cara menekan


luka atau sekitar luka. Tekan terus-menerus.
Jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya
untuk melihat apakah pendarahan sudah
berhenti.
 Apabila setelah diberikan
tekanan pendarahan masih
belum berhenti, mungkin nadi
atau pembuluh darah balik
terputus, tekan nadi yang di
dekat luka, untuk
menghentikan aliran darah
dari jantung ke tempat lain.
Segera bawa ke dokter !!
9. Patah Tulang

 Jangan mencoba mengangkat atau


memindahkan badan korban jika belum
mahir melakukannya.
 Jika tulang belakang yang patah, korban
hanya boleh diusung dengan hati-hati
dalam posisi terbaring di atas alas keras.
 Untuk patah tulang rahang, angkatlah
rahang bawah hingga gigi atas dan bawah
bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
 Untuk patah tulang tangan atau kaki,
gunakan tongkat atau setumpuk Koran guna
menyangga, dan balutlah sebelum
memperoleh pertolongan dokter.
10. Terkilir

 Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari


bagian tubuh lainnya, untuk mencegah
pembengkakan, lalu segera meminta
pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk lutut
yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena jika
ditangani oleh yang kurang professional, akan
berakibat buruk di kemudian hari.
11. Gangguan nafas atau
bahkan sampai henti nafas

Untuk mengenal gangguan pada sistem


pernapasan digunakan tahap pemeriksaan
dan penanganan sebagai berikut :

1.Penolong mengetahui apakah penderita


masih bernapas atau tidak. Tindakan ini
dilakukan dengan cara yang sederhana
yaitu LDR(Lihat,Dengar,Rasakan hembusan
nafas korban).
2. Bila sulit bernapas/bahkan tidak bernapas segera cari
bantuan/telepon ambulance. lakukan pemeriksaan jalan
napas, apakah terdapat sumbatan atau tidak(pangkal lidah,
muntahan, kotoran dalam mulut.)

3. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah


membebaskan jalan napas dengan menarik lidah ke luar,
mengeluarkan benda asing dalam rongga mulut (gunakan
kedua jari)
Bila henti nafas dan henti
jantung
 maka harus dilakukan pemberian pernapasan
buatan dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth)
dan kompresi dada. Tindakan ini harus dilatih
menggunakan alat peraga (boneka) secara
periodik.

 Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Pernafasan Buatan Mulut ke
Mulut
 Baringkan penderita dalam posisi terlentang.
Buka mulut penderita dengan cara
menguakkan rahangnya. Jaga agar selama
dilakukan pernafasan buatan mulut selalu
dalam keadaan terbuka. Tutup lubang
hidung penderita. Tiup mulut penderita dan
lepaskan mulut anda dari mulut penderita
serta perhatikan apakah mulut penderita
mengeluarkan kembali udara yang anda
tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi
barangkali masih terdapat sesuatu yang
menghalangi pernafasan di dalam mulut
penderita. Berikan 2x napas bantuan

kemudian

Pijat Jantung
 Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua telapak
tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di bagian paling
bawah dada penderita. Tekan dengan telapak tangan
bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan. Lakukan
dengan rasio 30:2.
(30 kompresi/pijat : 2 tiupan nafas buatan)
TERIMA KASIH
Soal

1. Jelaskan urutan penilaian keadaan


2. Sebut dan Jelaskan respon penderita/korban
saat penilaian dini
3. Sebutkan prinsip prinsip dasar dalam P3K

Anda mungkin juga menyukai