Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 2:

Thata Fadhla Putri (C30116222)


Muh. Nur Alfandi (C30116247)
Green accounting adalah jenis akuntansi yang mencoba
untuk menghubungkan faktor biaya lingkungan ke dalam hasil
kegiatan usaha perusahaan. Dalam Environmental Accounting
Guidelines yang dikeluarkan oleh menteri lingkungan Jepang
(2005:3)
Fungsi Green Accounting
A. Fungsi Internal. B. Fungsi Eksternal.

fungsi internal memungkinkan untuk fungsi eksternal memungkinkan


mengatur biaya konservasi sebuah perusahaan untuk
lingkungan dan menganalisa biaya mempengaruhi keputusan
lingkungan dengan manfaatnya, stakeholder, seperti konsumer, mitra
dan meningkatkan efektivitas dan bisnis, investor, dan masyarakat
efisiensi aktivitas konservasi lokal. Diharapkan bahwa publikasi
lingkungan terkait dengan dari akuntansi lingkungan dapat
keputusan yang dibuat. Akuntansi memenuhi tanggung jawab
lingkungan dapat berfungsi sebagai perusahaan dalam akuntabilitas
alat manajemen yang digunakan stakeholderdan digunakan untuk
manajer dan unit bisnis terkait. evaluasi dari konservasi lingkungan.
 Laba Akuntansi Nasional
Akuntansi lingkungan dalam konteks akuntansi pendapatan nasional mengacu pada akuntansi
sumber daya alam, menyajikan informasi statistik suatu negara tentang kualitas dan nilai
konsumsi sumber daya alam, yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
 Akuntansi Keuangan
Akuntansi lingkungan dalam konteks akuntansi keuangan mengacu pada penyusunan laporan
akuntabilitas lingkungan untuk pengguna eksternal disesuaikan dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
 Akuntansi Manajemen
Akuntansi lingkungan dalam konteks akuntansi manajemen mengacu pada proses bisnis
dengan pertimbangan penentuan biaya, keputusan investasi modal, dan evaluasi kinerja yang
terkait dengan pelestarian lingkungan.
Sifat Dasar Akuntansi Lingkungan
Relevan

Dapat
Handal
Dibuktikan

Mudah
Dipahami
Dalam akuntansi lingkungan, terdapat beberapa komponen pembiayaan
yang harus dihitung, misalnya (Handayani 2010)
 Biaya operasional bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi fasilitas
lingkungan, biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa atau fee kontrak
untuk menjalankan kegiatan pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja
untuk menjalankan operasionalisasi fasilitas pengelolaan lingkungan, serta
biaya kontrak untuk pengelolaan limbah (recycling)
 Biaya daur ulang limbah merupakan biaya penelitian dan
pengembangan (research and development) yang terdiri dari biaya total
untuk material, tenaga ahli, dan tenaga kerja lain untuk pengembangan
material yang ramah lingkungan, produk dan fasilitas pabrik.
Stakeholder
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas
atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang
memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu,
kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai
stakeholder jika memiliki karakteristik yaitu mempunyai kekuasaan,
legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan (Budimanta dkk, 2008).
Jenis-jenis Stakeholder
1. Orang-orang yang akan dipengaruhi oleh usaha dan dapat
mempengaruhi tapi yang tidak terlibat langsung dengan melakukan
pekerjaan.
2. Di sektor swasta, orang-orang yang (atau mungkin) terpengaruh oleh
tindakan yang diambil oleh sebuah organisasi atau kelompok.
Contohnya adalah orang tua, anak-anak, pelanggan, pemilik,
karyawan, rekan, mitra, kontraktor, pemasok, orang-orang yang terkait
atau terletak di dekatnya. Setiap kelompok atau individu yang dapat
mempengaruhi atau yang dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
kelompok
Jenis-jenis Stakeholder
3. Seorang individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam
sebuah kelompok atau kesuksesan organisasi dalam memberikan hasil
yang diharapkan dan dalam menjaga kelangsungan hidup kelompok
atau produk organisasi dan atau jasa. Stakeholder pengaruh program,
produk, dan jasa.
4. Setiap organisasi, badan pemerintah, atau individu yang memiliki
saham di atau mungkin dipengaruhi oleh pendekatan yang diberikan
kepada regulasi lingkungan, pencegahan polusi, konservasi energi, dll
5. Seorang peserta dalam upaya mobilisasi masyarakat, yang mewakili
segmen tertentu dari masyarakat. Anggota dewan sekolah, organisasi
lingkungan, pejabat terpilih, kamar dagang perwakilan, anggota
dewan penasehat lingkungan, dan pemimpin agama adalah contoh
dari stakeholder lokal.
Pengaruh stakeholder terhadap lingkungan dapat dilihat pada
studi kasus Singkawang, Paser, Boyolali dan Bogor yang mengalami
pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas
pertambangan tanpa izin di lahan akses terbuka. Lahan akses terbuka
adalah lahan yang memiliki akses secara terbuka bagi pihak lain untuk
memanfaatkan secara ilegal, sehingga berpotensi menimbulkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Akses terbuka terjadi karena
pengawasan yang tidak memadai atau bahkan adanya pembiaran
dari berbagai pihak. Salah satu pemanfaatan lahan akses terbuka ini
untuk kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI). Terdapat ribuan lokasi
PETI dan melibatkan sekitar 2 juta penambang.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada Pasal 112
mengatur bahwa setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja
tidak melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan dan izin lingkungan, yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang
mengakibatkan hilangnya nyawa manusia dapat diancam pidana
penjara atau denda. Di beberapa daerah kegiatan PETI telah
menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan, konflik sosial
dan bahkan korban jiwa. Untuk mendorong “pejabat yang
berwenang” melakukan pengawasan, dari data verifikasi lapangan
KLHK membangun basis data dan Sistem Informasi Lahan Akses
Terbuka (SILAT). Dengan sistem informasi ini diharapkan pemerintah
daerah atau stakeholder lainnya dapat memberikan input mengenai
lokasi PETI atau kejadian pencemaran dan kerusakan lingkungan
akibat kegiatan pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai