Anda di halaman 1dari 17

ANEMIA DALAM

KEHAMILAN
 Frekuensi di seluruh dunia 10-20%
 Prevalensi di Asia 37%-75%
 Meningkatkan risiko abnormalitas dlm
kehamilan
 Meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu
dan janin
 Anemia diasosiasikan pada 40% kematian
maternal (WHO)
Definisi

 Anemia: kadar hemoglobin kurang dari


normal. Dapat karena penurunan jumlah
eritrosit dan hematokrit dan/atau kandungan
hemoglobin dalam eritrosit
 WHO: Hb < 11g/dl (saat hamil)
Hb < 10 g/dl (post partum)
 US CDC : Trimester I & III Hb < 11 g/dl
Trimester II Hb < 10.5 g/dl
Akibat Anemia
 Adaptasi tubuh terhadap anemia berupa:
 Peningkatan cardiac output, terutama dengan
peningkatan frekuensi denyut jantung
 Vasodilatasi akibat hipoksia dengan penurunan
resistensi vaskuler
 Peningkatan perfusi jaringan
 Redistribusi darah
 Peningkatan volume respirasi
 Peningkatan gradien oksigen arteriovenosa
 Pelepasan eritropoietin.
Akibat Anemia

 Gejala yang dapat terlihat sebagai


konsekuensi anemia, berupa:
 Kelelahan, kelemahan
 Simptom kardiovaskular ( cth palpitasi )
 Pucat pada kulit dan mukosa
 Takikardia dan hipotensi
 Hipertrofi jantung ( pada kasus kronik)
Akibat Anemia
 Penyulit bagi ibu :
 Abortus
 Persalinan preterm

 Partus lama karena inersia uteri

 Perdarahan postpartum karena atonia uteri

 Syok

 Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum


 Dekompensasio kordis (dapat terjadi pada anemia yang sangat
berat dengan Hb kurang dari 4g/dL).
 Akibat anemia bagi janin, antara lain:
 Kematian mudigah

 Kematian perinatal

 Prematuritas
 Cadangan besi kurang
Klasifikasi Anemia

 Pembagian umum:
 Anemia akibat kehilangan darah
 Anemia akibat penurunan atau inefektifitas
eriptropoiesis.
 Anemia akibat penghancuran eritrosit yang
berlebihan dan hemolisis.
Jenis anemia yang sering terjadi pada
kehamilan:
 Anemia akibat perdarahan
 Anemia hipoproliferatif
 Hemoglobinopati
Anemia akibat perdarahan

• akibat plasenta previa atau perdarahan


gastrointestinal (penyakit chron’s, kolitis ulseratif).
• Dapat mengakibatkan anemia berat,
meningkatkan resiko prematuritas dan gejala
pada maternal.
• Berkurangya cadangan darah peripartum
meningkatkan resiko anemia postpartum dan
transfusi.
Anemia hipoproliferatif

 Anemia defisiensi Besi


 Defisiensi besi mempengaruhi fungsi enzim, termoregulasi,
fungsi muskular, neurologis, dan respon imun.
 Mortalitas Ibu meningkat tergantung keparahan anemia
defisiensi besi, disebabkan oleh kegagalan kardiovaskular,
resiko syok hemoragik dan menigkatnya angka kejadian
infeksi
 Risiko PJT meningkat 2x pd Hb< 9 dl.
 Risiko preterm 60% pada Hb < 9.0g/dl
 Risiko PJT lebih besar pada kadar feritin < 10ug/L.
 Terdapat hubungan antara anemia defisiensi besi dan
perkembangan serta vaskularisasi plasenta
Anemia hipoproliferatif
 Anemia defisensi asam folat dan B12
 Sangat jarang pada negara maju
 Gejala hampir sama dengan gejala anemia umum
 Pada defisiensi asam folat dapat disertai mual,
muntah, dan anoreksia.
 Pada anemia defisiensi vitamin B12 dapat
ditemukan gejala serta defisit neurologis.
Anemia hipoproliferatif
 Anemia akibat gangguan inflamasi
 Diasosiasikan dg Infeksi parasit atau bekteri (seperti pyolenefritis
akut), infeksi virus kronis (seperti infeksi HIV), atau gangguan
inflamasi kronik (seperti Chron’s disease, kolitis ulseratif).
 Sitokin menghambat hematopoesis dan berkurangnya
pelepasan besi dari sistem retikoloendotelial (iron trapping).
 Beberapa bakteri menggunakan besi untuk metabolik enzimatik.

 Gejala : gejala anemia umum dan gejala akibat infeksinya.


 Risiko pada janin tergantung dari beratnya anemia danperluasan
infeksi atau patogennya.
 Anemia akibat ganguan renal
 defisiensi eritropetin.

 kejadian prematuritas biasanya tinggi karena anemianya sendiri


juga karena cenderung berkembang preeklampsia
superimposed.
Hemoglobinopati

 Thalassemia
 Gangguan sintesis globin => hemopoiesis tidak
efektif
 Thalassemia α mayor : janin anemia berat dan
hidrops fetalis
 Thalassemia α minor : anemia ringan, kehamilan
normal
 Thalassemia β minor : anemia ringan-sedang
 Thalassemia β mayor :jarang terjadi kehamilan
Anemia pada kehamilan

Feritin < 15 ug/L Feritin normal, CRP normal Feritin normal atau
meningkat . CRP
meningkat
Anemia defisensi besi makrositosis mikrositosis

Terapi oral 80-120 Defisiensi as. folat Anemia yg


mg/hari atau B12 ? Thallasemia diasosiasikan
dengan infeksi,
leukositosis dan
demam ?
Eletroforesa Hb
Retikulositosis, Hb Terapi sesuai
meningkat ?
Work-up infeksi dan
terapi sesuai. Cek
Thalassemia-B
ya tidak ulang cadangan besi
saat infeksi sudah
disingkirkan
Feritin <15 ug/dl
Teruskan sd Pemeriksaan
Hb normal lebih lanjut pd
dan follow up spesialis yang
feritin sesuai Besi oral 80 mg 2
x/hr

. Bagan Alur Pemeriksaan untuk mendiagnosis anemia


Tata laksana

 Sesuai penyebab, derajat anemia, jarak dengan


persalinan, dan risiko tambahan (misalnya
persalinan preterm)
 Defisiensi as. Folat: folat 1 mg/hari, biasanya
disertai def. besi : besi oral
 Defisiensi Vit. B12: vitamin B12 1000 mg/hari im 5-7
hari, 1 kali setiap bulan
 Def. Besi: besi elemental oral 80-160mg/hr
 Transfusi diberikan pada anemia berat dan jika
mengakibatkan dekompensasio kordis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai