controversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah teknik dengan guru-guru dari luar negaranya. Ia mengirimkan lebh dari 4000 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaruan di Negara-negara Timur Tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri saja, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut. Gema pembaruan yang dilakukan oleh jamaluddin al afgani dan syekh Muhammad bin abdul wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhaadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Adam, Sumatra Barat), Haji Abdul Rahman (Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat), dan Haji Salma Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat). Mereka sebagai pengaruh pemikiran para pembaru di Timur Tengah tersebut adalah timbulnya gerakan Paderi.
Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al
Minangkabawy menjdi pelopor gerakan pembaruan di Minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia.
Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di
Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut. Jamiatul Khair (1905M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan an pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakrta. Jam’iyah Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di Surabaya di bawah pimpinan KH Hasyim Asyari yang merupakan wadah para ulama didalam tugas memimpin msyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerakannya kemudian juga berubah kea rah politik. Al Irsyad (1914 M) di bawah pimpinan Ahmad Surkati dan bertempat di Jakarta Persatuan Islam (Persis) di bawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun1923 di Bandung Serikt dagang islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan.akan tetapi, kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi Partai Serikat islam (PSI) dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul, khurafat, dan mengembalikan ajaran islam yang sesuai dengan Al Quran dan hadist di Yogyakarta. Dan berbagai organisasi lainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat sosial keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapatkan pengaruh yang signifikan dari pemikiran-pemikiran para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun Internasional.