HIPERTENSI Askep Bu Juju
HIPERTENSI Askep Bu Juju
Kelompok 1
Abdurahman Abid AKX.17.001
Anjar Yudiyansah AKX.17.011
Dwi Mega Alfi Julianti AKX.17.023
I Nyoman Sudiarta K AKX.17.034
Kintan R AKX.16.062
M Tauhid Butolo AKX.17.056
Muhammad Irsyad AKX.17.043
Nur Adinda Puspita AKX.17.065
Restu Aprianisa AKX.17.074
Wahyu Wardana AKX.17.085
Latar belakang
• Pola penyakit di Indonesia mengalami transisi epidemiologi selama dua dekade
terakhir, yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban utama
kemudian mulai beralih menjadi penyakit tidak menular. Kecenderungan ini
meningkat dan mulai mengancam sejak usia muda. Penyakit tidak menular yang
utama di antaranya hipertensi, diabetes melitus, kanker, dan penyakit paru
obstruktif kronik (Kemenkes RI, 2015).
• Di Indonesia Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperbaikan
oleh dokter yang bekerja pada kesehatan primer, karena angka prevalensinya
yang tinggi dan akibat jangka panjang yang di timbulkannya. Berdasrkan
penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu : Hipertensi primer, yang tidak di
ketahui penyebabnya atau diopatik, Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain. (Suyono, h 453)
Definisi Hipertensi
• Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada
pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya,
karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga
bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke,
dan gagal jantung
• hipertensi suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
didalam arteri menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal. (Triyanto,2014)
Etiologi
Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi ada dua kelompok:
– Hipertensi primer atau esensial artinya hipertensi yang belum diketahui penyebab
dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi
primer, seperti bertambahnya usia, sters psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat,
dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam
kategori ini.
– Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya berupa penyakit
atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang
tidak berfungsi, pemakaiyan kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan
hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah. Dapat disebabkan oleh
penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit jantung.
Patofisiologi
• Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh darah
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut.perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer.(Smeltzer C Suzanne,2002;897)
Menifestasi klinis
• Menurut (Ahmad, 2011) sebagian besar penderita tekanan
darah tinggi umumnya tidak menyadari kehadirannya.
Bila ada gejala, penderita darah tinggi mungkin
merasakan keluhan-keluhan berupa : kelelahan, bingung,
perut mual, masalah pengelihatan, keringat berlebihan,
kulit pucat atau merah, mimisan, cemas atau gelisah,
detak jantung keras atau tidak beraturan (palpasi), suara
11 berdenging di telinga, disfungsi ereksi, sakit kepala,
pusing.
Komplikasi hipertensi
• Stroke
• Infrak miokard
• Gagal ginjal
• Edema
Penderita hipeertensi, apabila tidak ditangani dengan baik,
akan mempunyai resiko besar untuk meninggal karena
komplikasi kardovaskular seperti stoke, serangan jantung,
gagal jantung, dan gagal ginjal
Pemeriksaan penunjang
Menurut (Widjadja,2009)
– General check up
• Nama : Tn.M
• Jenis Kelamin : Laki-laki • Tanggal Masuk : 16 April 2012
• Umur : 60 Tahun • No.Register : 06-46-47
• Status Perkawinan : Kawin
• Ruangan/Kamar : Mengkudu
• Agama : Islam (K2B2)
• Pendidikan : SMA • Golongan Darah : O
• Pekerjaan : Pensiun • Tanggal Pengkajian : 17 April 2012
• Alamat : Jln.Sederhana • Tanggal Operasi : -
Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan
• Diagnosa Keperawatan : Hipertensi
Penanggung Jawab
• Nama : Tn.D
• Hubungan dengan Pasien : anak
• Pekerjaan : PNS
• Umur : 25 Tahun
• Alamat : Jln.Sederhana
Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan
• Keluhan Utama :Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri
pada tungkai, sakit kepala disertai leher terasa tegang dan kaku.
• Riwayat Kesehatan Sekarang :Pasien dirawat dengan keluhan kepala pusing, nyeri
pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan sulit beraktivitas.
• Riwayat Masa Lalu :Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun
1987 dengan kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses
penyembuhan
• Riwayat Kesehatan Keluarga : penyakit hipertensi yang diderita pasien adalah faktor
keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu pasien juga
pernah menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit
hipertensi.
• Riwayat Keadaan Psikososial :Pasien mempergunakan bahasa Indonesia, presepsi
terhadap penyakitnya, pasien sangat optimis untuk cepat sembuh dan pasien selalu
berharap dan berdoa kepada Allah SWT, pasien memilki hubungan yang sangat baik
dengan keluarga dan saudara.
Pemeriksaan Fisik
• TD : 170/100 mmHg
• Pols : 90 x/i
• RR : 22 x/i
• Temp : 350c
• Penampilan : Pasien kurang rapi dan bersih Kesadaran : Compos mentis (conscious) yaitu
kesadaran
• ormal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaannya
• TB : 178 cm
• BB : 94 Kg
1 DS: Pasien mengatakan kepala pusing, dan leher terasa Peningkatan tekanan darah Gangguan rasa nyaman nyeri
tegang.
DO: : Px tampak meringis kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
2 DS: Pasien mengatakan tidak selera makan Perubahan jenis diet Gangguan pola nutrisi
DO: pasien tampak lemah, Makanan yang di sajikan habis
1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan susah tidur Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat tidur
DO: pasien tampak pucat, mata cekung, tidur malam + 2
jam pasien susah tidur siang
4 Ds : pasien mengatakan kedua kakinya susah digerakkan kelemahan fisik Gangguan pola aktivitas