Anda di halaman 1dari 29

TEGANGAN GESER

DAN TORSI
TEGANGAN GESER
2

 Gaya geser didefinisikan sebagai gaya yang bekerja


pada sebuah benda yang arahnya melewati / searah
luasan penampang benda tersebut.
 Jika gaya geser tersebut didistribusikan ke luasan
penampang benda, maka timbullah tegangan geser
dengan persamaan
Fs

A
3

 Tegangan geser mempunyai arah yang tegak lurus


terhadap tegangan normal (pada luasan yang sama)

Aplikasi tegangan geser:


 Menggunting, punching, sambungan rivet,
sambungan las, sambungan mur dan baut
4
Deformasi karena Tegangan Geser
5

 Jika sebuah benda yang dipotong persegi diberi gaya


geser pada permukaannya, maka akan timbul
tegangan geser sebesar  seperti pada gambar di
bawah

 Dengan tidak adanya tegangan normal, maka ada


bagian permukaan yang terdeformasi mengikuti
arah gaya geser
6

 Perubahan bentuk karena deformasi ini akan


membentuk sudut sebesar g terhadap titik
sembarang yang tidak mengalami pergeseran

 Pergeseran sudut sejauh g ini disebut dengan


regangan geser
MODULUS ELASTISITAS GESER
7

 Modulus elastisitas pada tegangan normal


dinyatakan dengan 
E

 Untuk tegangan geser, besarnya modulus geser


adalah tegangan geser dibagi dengan regangan geser

G
 g (lb/in2 atau N/m2)
 G disebut dengan shear modulus of rigidity
8

 Sebuah sambungan bolt and nut mendapat gaya


tarik P sebesar 30 kN dan diameter bolt = 10 mm.
Tentukan tegangan geser yang terjadi

Ps 30 103
 
A 1  102
4
9

 Jika jenis sambungan adalah sebagai berikut, berapa


besar tegangan geser?
TORSI (MOMEN PUNTIR)
10

 Definisi torsi adalah puntiran yang terjadi pada


sebuah batang lurus yang menerima beban kopel,
sehingga menimbulkan rotasi terhadap sumbu
longitudionalnya.

 Pada gambar di atas, T2 adalah torsi sedangkan T1


adalah torsi reaksi dari poros yang dikenai beban T2
11

 Torsi di atas selanjutnya diwakili


dengan garis lengkung memutari
poros yang mendapat kopel tersebut
 Satuan (unit) torsi = N.m atau lb.in
yang merupakan perkalian dari
gaya dan jarak.
 Aplikasi torsi banyak dipakai pada
perhitungan poros dan ikatan bolt
and nut.
TORSI PADA BATANG BERDIAMETER
12

 Sebuah batang berdiameter yang dijepit pada sisi kiri


and sisi kanannya bebas, mendapat beban puntir
sebesar T,
13

 Terjadi pergeseran melingkar dari posisi q menjadi q’.


Sedangkan sisi kiri (p) tidak mengalami pergeseran sama
sekali.
 Sudut yang dibentuk antara garis q-p-q’ adalah f
 Karena sudut yang dibentuk puntiran relatif kecil, maka f 
d f.
14

 Selanjutnya jika ditinjau sebuah elemen batang dengan


panjang dx dikenakan beban torsi, maka terjadi pergeseran
titik b  b’ dan c  c’
 Jika ditinjau kurva ad, bc dan b’c’, semuanya masih dalam
kondisi sejajar/ paralel
 Yang berbeda adalah sudut bidang abcd masing-masing
90o, sedangkan ab’c’d tidak lagi 90o
15

 Keadaan ini disebut geser murni, dan besar regangan


geser gmax sama dengan berkurangnya sudut di titik a
 Regangan geser yang dihasilkan puntiran ini (g)
adalah

16

 Jika r menunjukkan radius batang, maka bb’ dapat


dinyatakan sebagai r df

r df
 Jika ab = dx maka g max 
dx
df

dx
disebut sudut puntir per satuan panjang, yang bisa
dinyatakan dengan q . Sehingga gmax = r q
17

 Untuk circular bar, shear strain dinyatakan dengan

 Sedangkan untuk poros berlubang


18

 Akibat perubahan regangan geser sebagai fungsi


sudut geser dan panjang batang, maka timbullah
tegangan geser yang juga mengacu/ tergantung
pada sudut dan radius poros atau benda kerja.
TORSION FORMULA
19

 Sebuah batang mendapat beban torsi pada luasan


dA.
 Gaya geser yang terjadi adalah =  x dA
 Momen karena torsi adalah = gaya geser x jarak
=  x dA x r
 dM =  r dA
20

 Persamaan kesetimbangan momen

 Sudut puntir :
21

 Tegangan geser

 Tegangan geser maksimum

 Untuk poros berlubang


Contoh
22
23
24
25
26
27

 Sebuah poros dipasang pulley


dan diikat dengan menggunakan
pasak seperti gambar di
samping. Torsi yang ditimbulkan
adalah 10.000 lb-in. Ukuran
pasak adalah ½ x ½ x 3 in.
Diameter poros 2 in.
 Tentukan tegangan geser yang
diterima pasak.
Free body diagram
28

 ΣMo = 10.000 – F x 1 = 0
 F = 10.000 lb

 ΣFH = 0 = 10.000 –  x ½ x 3
  = 6670 lb/in2
29

Anda mungkin juga menyukai