Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH ASPEK

DUKUNGAN
KELUARGA
TERHADAP
PSIKOSOSIAL PASIEN
PASCA STROKE

Kelompok A3
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : MUID
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal, 10 November 1955
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Johar Baru Utara I/19 RT
007/003
Jenis Pembayaran : KJS
ANAMNESIS

Keluhan Utama/Alasan Kedatangan:

Baal bagian badan sebelah kanan

Keluhan Tambahan :

selalu merasa pusing


RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien merasakan baal di bagian badan sebelah
kanan sejak 1 bulan yang lalu setelah pasien
terkena stroke 2 tahun yang lalu. Pasien juga
diketahui mengidap kolesterol tinggi. Saat ini
pasien sudah jarang kontrol lagi ke puskesmas
atau rumah sakit. Pasien hanya meminum obat
pengontrol kolesterol yaitu Simvastatin, dan obat
pengontrol tekanan darah yaitu Captopril namun
pasien masih tidak teratur mengkonsumsi obat.
Persepsi pasien terhadap penyakitnya adalah
suatu hal buruk akibat kebiasaan jelek saat masih
sehat. Dan saat ini pasien hanya menginginkan
kesembuhan atas penyakitnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien datang ke puskesmas johar baru dengan
keluhan baal pada tungkai kanan bawah. Pasien
datang diantar oleh keluarganya. Pasien pertama
kali mengeluh lemas saat berdagang, namun hanya
istirahat saja. Lama-kelamaan bagian tubuh sebelah
kanan mengalami mati rasa. Pasien diantar oleh
istrinya ke RS Islam Jakarta untuk periksa dan
didiagnosis stroke. Berikutnya pasien mengalami
penurunan kesadaran dan dilarikan ke RS untuk
masuk ICU. Tanda vital menunjukkan adanya
hipertensi yaitu 230/110 mmHg. Hasil CT Scan
menunjukkan stroke hemorragik. Setelah pasien
sadar, pasien menangis karena tidak mau sakit dan
menyusahkan keluarga dan berharap bisa sembuh
dengan baik. Setelah keadaan pasien membaik,
pasien dilakukan fisioterapi selama 3 kali.
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum: Baik, Kes : Compos Mentis
Vital Sign :
Td : 130/90 mmHg
S : 36,7˚ C
RR : 19x/mnt
N : 80x/mnt
Status Gizi :
Berat Badan: 80kg
Tinggi Badan : 170 cm

Menggunakan IMT
IMT = 80/(1,7)2
= 80/2,89 =27
Pemeriksaan Neurologis

Anggota gerak atas

Lengan atas/Lengan bawah/Tangan

Anggota gerak bawahAnggota gerak bawah

Tungkai atas/ Tungkai bawah / Kaki


Pola Makan

1. Food Record

2. Analisis Food Record


BERKAS
KELUARGA
ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL SERUMAH

BENTUK KELUARGA

Bentuk dari keluarga ini adalah single parent


family, dimana Tn. M tinggal dengan anak dan
menantu serta kedua cucunya.
DINAMIKA KELUARGA
Hubungan antara anggota keluarga saat ini
kurang begitu harmonis, karena anak dan
menantu dari Tn. M sibuk dengan urusannya
masing-masing tanpa ada komunikasi diantara
mereka. Dalam keseharian, menantu Tn. M pergi
dari pagi hingga pulang saat malam hari. Anak
dari Tn. M hanya fokus mengurus anak tanpa
mempedulikan Tn. M. Komunikasi yang dilakukan
Tn. M hanya kepada kedua cucunya yang masih
kecil. Walaupun dalam keluarga Tn. M tidak
terbina komunikasi yang harmonis, namun Tn. M
tetap berkomunikasi dengan baik dengan para
tetangga sekitar rumahnya.
FUNGSI KELUARGA
 Biologi: Saat ini pasien hanya mengurus dirinya sendiri secara
mandiri. Keluarganya tidak ada yang mengurus karena sibuk
dengan urusan masing-masing.

 Psikologi: Keluarga saat ini tidak terlalu memberikan perhatian


kepada pasien, sehingga pasien selalu merasa kesepian.

 Ekonomi: Kebutuhan hidup pasien ditanggung oleh pasien


sendiri. Keluarganya hanya sesekali memberikan biaya untuk
makan.

 Sosial : Interaksi pasien terhadap keluarganya kurang baik,


pasien hanya berkomunikasi seperlunya saja terhadap keluarga.
Tetapi pasien masih tetap berkomunikasi dengan tetangga
sekitarnya.

 Agama: pasien tidak begitu rajin beribadah, kadang-kadang


saja pasien ingin beribadah.
Penilaian Status
Sosial Dan
Kesejahteraan
Hidup
LINGKUNGAN
TEMPAT
TINGGAL
Penilaian Perilaku
Kesehatan Keluarga
 Bila Sakit Ringan: Hanya minum
obat dari klinik atau apotik

 Bila Sakit Berat : ke rumah sakit

 Kepemilikan KMS: tidak ada


balita didalam rumah

 Kepemilikan Asuransi/Jaminan
Kesehatan: KJS, tapi sudah habis
masa berlakunya sejak tahun
2016.
Pola Konsumsi Makanan Keluarga

Kebiasaan Makan :
Kebiasaan makan : Makanan kurang terkontrol
Menerapkan Pola Gizi Seimbang : Pasien tidak
menerapkan pola gizi seimbang

Nilai Kepercayaan Yang Dianut Keluarga Terkait


Kesehatan
Keluarga tidak terlalu memperhatikan kondisi
kesehatan setiap anggota., dan kesadaran akan
pentingnya kesehatan masih sangat minimal.
Beberapa keluarga masih mempercayai pengobatan
alternatif, seperti menggunakan timun untuk
menurunkan demam.
Pola Dukungan Keluarga
 Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah
Kesehatan Dalam Keluarga:
 Keluarga bisa berobat ke klinik terdekat dari rumah

 Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah


Kesehatan Dalam Keluarga:
 Keluarga yang terlalu acuh terhadap masalah
kesehatan
 Masalah perekonomian yang menjadi
penghalang untuk berobat ke fasilitas kesehatan
primer atau sekunder.
 Tidak ada dukungan keluarga terhadap
penyelesaian masalah kesehatan.
 Keluarga pasien tidak terlalu memperhatikan
apakah pasien sudah minum obatnya dengan
baik atau tidak.
 Keluarga tidak memperhatikan bagaimana
kondisi gizi dan kesehatan bagi setiap anggota.
DIAGNOSIS
HOLISTIK
 Aspek Personal : Rasa baal pada bagian tubuh sebelah
kanan akibat stroke yang dialami. Pasien khawatir kondisinya
akan menganggu aktivitasnya. Karena beranggapan bahwa
penyakit ini membutuhkan penyembuhan waktu yang lama.
Pasien berharap dapat sembuh dan tidak kambuh lagi dan
dapat beraktivitas kembali dengan baik.

 Aspek Klinis : Pasien memiliki penyakit stroke akibat hipertensi,


dan kolesterol yang tinggi.

 Aspek Risiko Internal:


 Tidak diterapkan pola hidup sehat
 Aktivitas Fisik yang kurang
 Tidak kontrol penyakit ke fasilitas kesehatan.

 Aspek Risiko Eksternal: (Psikososial Keluarga)


 Tidak adanya dukungan dari keluarga kepada pasien
untuk memperhatikan kondisi kesehatan.
 Kurangnya komunikasi yang baik antar pasien dengan
keluarga sehingga kedua belah pihak hanya saling diam.

 Aspek Fungsional: (Skor 1-5 Berdasarkan ICPC 2) : saat ini


skor ICPC psien adalah 1, karena pasien bisa melakukan hal
lain dengan mandiri. Dinilai dari keluhan utama,
kekhawatiran, harapan dan persepsi
RENCANA
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
Ad Vitam: Dubia ad Bonam
Ad Sanactionam: Dubia ad Bonam
Ad Fungsionam: Dubia ad Malam
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai