KESEHATAN JIWA Sistem rujukan Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas & tanggungjawab pelayanan kesehatan secara timbal balik (vertikal maupun horisontal) Sistem rujukan yg efektif : - menjamin hubungan yg baik diantara semua tingkat sistem kesehatan - membantu masyarakat mendapatkan pelayanan sedekat mungkin dengan lingkungan tempat tinggalnya Manfaat sistem rujukan : • Klien mendapat pelayanan yg optimal pd tingkat pelayanan kesehatan yg sesuai & tidak memerlukan pembiayaan yg tidak perlu • Fasilitas RS digunakan secara optimal & cost efektif • Klien yg membutuhkan pelayanan spesialistik dpt mengakses pelayanan pd waktu yg tepat • Meningkatnya pemanfaatan & kualitas pelayanan di pelayanan primer Sistem rujukan kesehatan jiwa • Penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa yg mengatur pelimpahan tugas & tanggungjawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik secara parsial, vertikal maupun horisontal agar pasien mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa seoptimal mungkin • Sistem rujuk balik : pelayanan kesehatan yg diberikan kepada pennderita di fasilitas kesehatan atas rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/subspesialis yg merawat Komponen2 dalam sistem rujukan a. Sistem kesehatan b. Fasilitas yg merujuk c. Tatacara rujukan d. Fasilitas penerima rujukan e. Supervisi & peningkatan kompetensi SDM a. Sistem kesehatan Hubungan diantara pemberi layanan kesehatan Semua tingkat pemberi layanan harus berfungsi Termasuk : mempunyai peran, tanggungjawa & keterbatasan yg jelas Mempunyai protokol/standar pelayanan utk tiap2 tingkat pelayanan Mempunyai perencanaan sistem komunikasi & transport yg sesuai • Sistem rujukan akan efektif jika : semua pemberi layanan kesehatan mengikuti aturan rujukan yg tepat, merujuk secara sesuai & mengikuti protokol penatalaksanaan b. Fasilitas yang merujuk • Pasien datang assessment : informasi yg relevan penatalaksanaan yang mampu/mungkin dilakukan keputusan merujuk dg mengacu pd protokol/prosedur pelayanan • Kondisi kedaruratan : utamakan fungsi2 vital pasien & minimalisir risiko kerusakan yang timbul c. Tatalaksana rujukan • Surat rujukan : bentuk baku : Ringkasan kondisi pasien Penatalaksanaan yang telah diberikan Alasan merujuk Sertakan tempat tujuan rujukan
• Bila perlu : komunikasi dg fasilitas penerima rujukan
• Gawat darurat : petugas dr fasilitas perujuk menyertai pasien selama perjalanan ke fasilitas penerima rujukan d. Fasilitas penerima rujukan • Memastikan pasien akan menerima pelayanan yang berkualitas sesuai standar pelayanan • Apabila pasien telah ditatalaksana dan stabil rencanakan rujukan balik ke fasilitas yg merujuk • Rujukan balik : Informasi2 pemeriksaan khusus yg telah dilakukan Diagnosis & penatalaksanaan yg dilakukan Instruksi penatalaksanaan yg bisa dilakukan di fasilitas perujuk Bisa ditambahkan : feedback kepada perujuk tentang tata cara merujuk meningkatkan kualitas rujukan selanjutnya e. Supervisi & peningkatan kompetensi SDM • Evaluasi kasus2 rujukan : Apakah sudah sesuai indikasi Apakah kasus yg dirujuk sebenarnya bisa ditangani di fasilitas perujuk Follow up kasus yg dirujuk Monev dilakukan bersama antara fasilitas perujuk & penerima rujukan secara berkala KETENTUAN UMUM SISTEM RUJUKAN & RUJUKAN BALIK Pelayanan kesehatan Puskesmas : - pelayanan kesehatan perorangan & - pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan perorangan : a. Yankes tk I : pelayanan kesehatan dasar b. Yankes tk II : pelayanan kesehatan spesialistik oleh dokter spesialis/dr gigi spesialis, menggunakan pengetahuan & teknologi kesehatan spesialistik c. Yankes tk III : pelayanan kesehatan subspesialistik, dilakukan oleh dokter sub spesialis, menggunakan pengetahuan & teknologi kesehatan sub spesialistik Sistem rujukan berjenjang
rujukan
Rujukan Rujukan eksternal internal
horisontal vertikal parsial
Rujukan parsial • Pengiriman pasien ke pemberi layanan kesehatan lain dlm rangka menegakkan diagnosis/pemberian terapi, yg merupakan satu rangkaian perawatan pasien di fasilitas kesehatan tsb Rujukan horisontal • rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan • apabila: perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap Rujukan vertikal • rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, • dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya Dr pelayanan lebih rendah ke tinggi Rujukan vertikal Pasien membutuhkan 1. Dapat ditangani pelayanan kesehatan oleh tingkat yankes I spesialistik atau 2. Kompetensi & subspesialistik; kewenangan tk I/II > baik
Dari pelayanan lebih tinggi ke rendah
Perujuk tidak dapat memberikan 3. Pelayanan lanjutan dpt ditangani oleh pelayanan kesehatan tingkat I karena : sesuai dengan mudah, efisien kebutuhan pasien karena keterbatasan 4. Keterbasatan sarpras, peralatan. fasilitas, peralatan ketenagaan dan/ atau ketenagaan. Sistem rujukan berjenjang
dr pelayanan pelayanan diberikan atas kesehatan lanjutan oleh rujukan dr tingkat pertama spesialis faskes sekunder • Hanya dpt & faskes primer diberikan atas rujukan dr faskes primer FKTP FK tersier • Kasus yg sudah ditegakkan diagnosis & rencana terapinya • Merupakan pelayanan berulang • Hanya tersedia di faskes tersier Pengecualian rujukan berjenjang • Keadaan gawat darurat • Bencana • Kekhususan permasalahan kesehatan pasien • Pertimbangan georgrafis • Pertimbangan ketersediaan fasilitas Pelayanan oleh bidan & perawat • Dalam keadaan tertentu : bidan & perawat dpt memberikan pelayanan kesehatan tk pertama sesuai ketentuan perundang2an • Bidan/perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dr gigi pemberi layanan kesehatan tk pertama, kecuali : - kondisi gawat darurat - kekhususan permasalahan kesehatan pasien : kondisi di luar kompetensi dokter/dr gigi di pelayanan kesehatan I Rujukan parsial • pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien di Faskes tersebut • dapat berupa: 1)pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau tindakan 2) pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang Ruang lingkup program rujuk balik 1. Jenis penyakit : penyakit kronis stabil : – Diabetes Mellitus – Hipertensi – Jantung – Asma – Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) – Epilepsy – Schizophrenia – Stroke – Sistemic Lupus Erythematosus (SLE) 2. Ditetapkan oleh dokter spesialis/subspesialis Rujukan Skizofrenia Penyakit kronis spt Skizofrenia penanganan jangka panjang, meliputi : FASE KONDISI TARGET TERAPI LAMA TERAPI KET
FASE AKUT Akut Menghilangkan 4-8 minggu
gejala psikotik
FASE Fase akut Konsolidasi Min 6 bulan Dosis sama dg
STABILISASI teratsi pencapaian fase akut terapeutik
FASE Remisi Mencegah
RUMATAN kekambuhan Memperbaiki derajad fungsi Kriteria pasien skizofrenia yg dirujuk dr FKTP ke FKTL Jenis rujukan Tujuan/ indikasi Sifat rujukan Rujukan rutin - Evaluasi medis rutin - Konsultasi - Deteksi dini komorbiditas/komplikasi - Pemeriksaan penunjang Rujukan urgent - Skiz dg komorbiditas yg mengganggu Tatalaksana di FKTL fungsi sehari2 - Skiz + epilepsi - Skiz tdk responsif dg pengobatan yg tersedia - Skiz + penyalahgunaan zat - Skiz dg masalah hukum - Skiz + komorbiditas gg psikiatrik lain - Penilaian kebutuhan rehabilitasi psikososial
Rujukan emergency Skiz + kondisi emergency Tatalaksana di FTKL
Tatacara rujuk balik • Dr spes/subspes melakukan evaluasi kondisi pasien • Bila kondisi stabil & memungkinkan ditatalaksana di FKTP, dokter membuat surat rujukan balik dg mencantumkan diagnosis & penatalaksanaan yg dilakukan • Dokter FKTP menerima rujukan & melakukan penatalaksanaan thd pasien sesuai rujuk balik • 3 bl : peserta dpt dirujuk kembali oleh FKTP ke FKTL utk dilakukan evaluasi oleh dokter spes/subspes Tatacara rujuk balik • Pd saat kondisi pasien tidak stabil, peserta dpt dirujuk kembali ke dokter spes/subspes sblm 3 bl menyertakan keterangan medis indikasi rujuk • Apabila kondisi terkontrol bisa dikembalikan (rujuk balik) Program rujuk balik utk pasien dg skizofrenia RUJUKAN RUTIN RUJUKAN URGENT RUJUKAN EMERGENSI Pemeriksaan rutin tdk ada Serangan kejang & gejala Bila sindrom neuroleptic kelainan perilaku sudah teratasi maligna siudah teratasi Onset > 5 th & dpt Skizofrenia remisi Indikasi bunuh diri sudah diberikan rekomendasi tidak ada atau mampu latihan kognitif sederhana dikendalikan Kondisi intoksikasi & putus Perilaku kekerasan zat teratasi minimal/bisa dikendalikan Terdiagnosis pasti skiz EPS teratasi tanpa penyulit Komorbiditas sudah stabil Gaduh gelisah tertangani Target remediasi kognitif tercapai Sudah ditentukan rencana rehabilitasi lanjutan