Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SNAKE
BITE
Oleh : dr. Kurnia Elka Vidyarni
Pembimbing : dr. H. M. Yogiyopranoto Sp.B, FINACS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. X
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 63 Tahun
Alamat : Kampak, Trenggalek
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal MRS : 19 Januari 2020
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
digigit ular
Riwayat Pengobatan :
Tidak ada pengobatan sebelumnya.
Riwayat Sosial :
Pasien merupakan seorang petani, tinggal bersama istri, dan anak sulung.
ANAMNESIS SISTEM
Sistem Serebrospinal : demam (-), nyeri kepala (-), gusi berdarah (-)
Sistem Respirasi : sesak (-), dada berdebar (-)
Sistem Gastrointestinal : mual (-), muntah (-)
Sistem Muskuloskeletal : nyeri betis kanan (+)
Sistem Urogenital : BAK (+) normal, BAB (+) normal
Sistem Integumentum : luka bekas gigitan di betis kanan (+), bengkak (+),
berdarah (+) , nyeri dan panas (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Kesakitan (PS=6) Status Gizi
Kesadaran Berat Badan : 72 kg
Kualitatif : Compos mentis Tinggi Badan : 175 cm
Kuantitatif : 4-5-6 IMT : 23,5
Gizi : Kesan cukup
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 84 x/menit
reguler, kuat angkat
Frekuensi Pernafasan : 20 x/menit
Suhu Aksila : 360C
CRT : < 2 detik
Kesan : keadaan umum pasien tampak kesakitan, compos mentis, kesan gizi cukup
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan Leher
Ukuran : Normocephal
Rambut : Lurus warna hitam dan sebagian putih, tebal
Muka : Wajah simetri
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-, subkonjungtiva bleeding -/-
Hidung : Sekret -/-, darah -/-, mukosa hiperemis -/-
Telinga : Sekret -/-, darah -/-
Mulut : Sianosis (-), mukosa merah muda, nyeri (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : Hiperemis (-), tonsil T1/T1
Leher : Bentuk simetris (+), pembesaran KGB (-), peningkatan tekanan vena jugularis -/-
Kesan : Abdomen dalam batas normal, Anggota gerak bawah edema dan terdapat lesi
STATUS
LOKALIS
PLANNING
Monitoring
• Keadaan umum
• Tanda-tanda vital
• Keluhan
• Respon terapi, efek samping, komplikasi
Edukasi
• Menjelaskan kepada wali pasien tentang penyakit yang diderita pasien meliputi penyebab, perawatan
atau terapi di RS
• Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang prognosis penyakit pasien
PROGNOSIS
ad vitam (hidup) : bonam
ad functionam (fungsi) : bonam
ad sanationam (sembuh) : bonam
TANGGAL SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING
20/01/2020 Nyeri dan KU: Lemah (PS = 2); Kes : CM, 4-5-6 Snake Bite + Infus RL : D5 = 2 : 1
H2MRS bengkak pada TD : 130/90 mmHg ; N : 64 x/menit ; Trombositopenia + Injeksi Cefotaxime 2x1 gr
betis mulai RR : 20 x/menit ; Tax : 36°C Leukositosis Injeksi Ketorolac 3x30 mg
berkurang, badan Kepala leher : anemis (-), Ikterus (-), Injeksi Dexamethasone 2x5 mg
lemas, demam (-), dyspnea (-), sianosis (-) Transfusi TC 200 cc
pusing(-), BAB Thorax : Injeksi Vitamin K 3x1 amp
dan BAK dalam Cardio : S1 S2 normal, regular, gallop (-), murmur
batas normal. (-) Planning Diagnostik
Pulmo : Simetris (-/-), Vesikuler (-/-), Rh (-/-), Wh Rujuk RSUD
(-/-) Evaluasi FH (Faal Hemostasis)
Abd : Flat, BU (+) normal, Soepel, Timpani
Extremitas : Akral hangat (++/++), Edema Planning Monitoring
ekstremitas bawah (+/-) TTV, subjektif
Mengapa terjadi
trombositopenia dan
leukositosis pada
kasus ?
Guidelines Tatalaksana
Snake Bite berdasarkan
“Guidelines for The Clinical
Management of Snake Bites
WHO 2016”
Perbedaan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa
Anamnesis :
ciri-ciri ular berwarna coklat
seperti tanah (tidak belang-
belang), ular berjalan di tanah,
dan berukuran sekitar 50 cm
• Kandungan enzim hyaluronidase dan enzim proteolitik akan menghidrolisis jaringan, merusak endotel dan
membran basal kapiler sehingga meningkatkan permeabilitas jaringan, kebocoran albumin, peningkatan tekanan
onkotik jaringan yang mengakibatkan edema.
• Pelepasan bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri, hipotensi, mual dan muntah. Agen vasoaktif (seperti
histamin dan serotonin) dapat memperberat vasodilatasi dan hipotensi, yang berujung pada hipovolemia dan
syok.
• Hambatan transmisi impuls pada neuromuscular junction sehingga terjadi gangguan neurologis seperti
parestesia, spasme, kelemahan, ptosis, miosis, disfagia, trismus, dan paralisis.
• Sindrom hemoragik melalui beberapa jalur aktivasi sistem koagulasi, seperti enzim protease yang merusak
fibrinopeptida, degradasi fibrinogen, aktivasi trombin, faktor X, atau secara langsung memicu agregasi trombosit
trombositopeni + leukositosis
Anamnesis : nyeri, bengkak, dan panas menjalar disekitar luka bekas gigitan, berdarah
Pemeriksaan Fisik : tanda bekas gigitan, edema (+), hematom (+)
Pemeriksaan Penunjang : Leukositosis + Trombositopenia
Pemeriksaan Fisik
• TTV
• Pain Score
• Head to Toe
• Bekas gigitan : ada tidaknya perdarahan/nekrosis/bula
Pemeriksaan Penunjang
• 20’WBCT (20 minutes Whole Blood Clotting Test)
• ECG
• Laboratorium (Kadar Hb, Wbc, Platelet, RFT, LFT, PT, APTT, INR)
WHO. 2016. Guidelines for The Clinical Management of Snake Bites Pressure-Bandage plus Immobilization
TATALAKSANA
Antibitoik : bila ada leukositosis
Stabilisasi A-B-C 01 06
• ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai profilaksis terjadinya reaksi infeksi anaerob, karena
kandungan flora normal pada bisa ular terdiri dari bakteri aerob dan anaerob
• Dosis 1 vial 1.500 IU IM
Adrenalin (Epinephrine),
Antivenom : Drug of Choice 04 09 Antihistamin dan Kortikosteroid.
Kasus : Injeksi Dexamethasone 2x5 mg
Simptomatik : Analgesik
Morfin ((PS ≥ 7 ) dan Fasciotomy bila ada
05 10
Paracetamol infus atau oral compartment syndrome
(PS < 7).
TATALAKSANA
Antibitoik : bila ada leukositosis
Stabilisasi A-B-C 01 06