Anda di halaman 1dari 47

Laboratorium Obstetri & Ginekologi

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

Laporan Kasus

Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

AGIL KUSUMAWATI
1810029020

Pembimbing
dr. Handy Wiradharma, Sp.OG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Angka IUFD global


pada tahun 2015
yaitu 2.6 juta dengan
kejadian lebih dari
7.178 kasus setiap
harinya (WHO, 2017)
The American College of
Obstetricians and Gynecologists
Hasil dari penelitian di
mendefinisikan Intra Uterine Fetal RSUD Abdul Wahab
Death (IUFD) sebagai kematian janin Sjaranie Kalimantan
dalam kandungan dengan berat Timur tahun 2016,
500 gram atau lebih atau kematian terdapat 60-130 kasus
janin dalam kandungan pada IUFD setiap tahunnya
kehamilan 20 minggu atau lebih. (Antonius, 2016)
LATAR BELAKANG

Penyebab kematian janin dalam kandungan 25-60 % tidak diketahui penyebabnya.


Beberapa faktor yang berpengaruh, yaitu faktor fetal dan kelainan plasenta, maternal
(Soewarto, 2014)

• Twin-twin transfusion • Usia Maternal


syndrome • Paritas
• Infeksi • Anemia dalam Kehamilan
• Kelainan Plasenta • Diabetes
• Pertumbuhan Janin • Obesitas
Terhambat • Hipertensi
• Kelainan Genetik dan • Sistemik Lupus Eritematosus
Kongenital
TUJUAN

A. TUJUAN UMUM
Mengetahui tentang intra uterine fetal death, serta perbandingan antara teori dengan kasus.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui teori tentang intra uterine fetal death.
2. Mengetahui perbandingan antara teori dengan kasus intra uterine fetal death di RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
3. Mengkaji ketepatan penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan dalam kasus ini.
MANFAAT

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran terutama


bidang Obstetri dan Ginekologi, khususnya mengenai intra uterine fetal death.
BAB 2
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS

Identitas Pasien Identitas Suami


Nama : Ny. MB ▪ Nama : Tn. LM
Usia : 26 tahun ▪ Usia : 26 tahun
Alamat : Jl. Pahlawan, Samarinda ▪ Alamat : Jl. Pahlawan, Samarinda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga ▪ Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA ▪ Pendidikan : SD
Agama : Islam ▪ Agama : Islam

Masuk Rumah Sakit : 27 Februari 2019 pukul 23.30 WITA


ANAMNESIS

Keluhan Utama : tidak ada gerakan janin

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD A. W. Sjahranie Samarinda rujukan dari praktik dokter
dengan gerak janin tidak ada. Pasien mengatakan pada tanggal 07 Februari 2019 memeriksakan
diri kebidan karena sakit batuk pilek dan gerakan janinnya menurun. Pasien mulai tidak
merasakan gerakan janin 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lain seperti nyeri perut,
keluar darah dari jalan lahir, keluar air air,demam, mual muntah ataupun kejang disangkal
pasien. Pasien mengatakan tidak ada riwayat jatuh selama kehamilan. Riwayat minum obat
batuk dan antibiotik selama seminggu saat sakit batuk pilek.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu : Antenatal Care (ANC)
Hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-), asma ANC Trimester I : 1 kali ke bidan
(-), alergi (-) ANC Trimester II : 2 kali ke bidan
ANC Trimester III : 1 kali ke bidan
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi (+), DM (+), penyakit jantung (-),
asma (-), alergi (-) Riwayat Pernikahan :
Menikah 1 kali, menikah pertama usia 25 th
Riwayat Menstruasi : Lama pernikahan 7 bulan
Menarche : 13 tahun
Lama Haid : 7 hari Riwayat Kontrasepsi
Perdarahan : 3-4x ganti pembalut/hari Riwayat penggunaan kontrasepsi suntikan
Siklus haid : 28 hari, teratur dan pil
Nyeri saat haid : tidak ada
HPHT : 18 – 07 – 2018
TP : 25 – 04 - 2019
RIWAYAT OBSTETRI

Jenis
Keadaan
Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Kelamin/
No. Penyulit Anak
Partus Partus Kehamilan Persalinan Persalinan Berat
Sekarang
Badan
1 2019 Hamil ini
Pemeriksaan Fisik KU : Baik
Status Generalis
BB : 64 kg, TB : 155 cm ▪ Kepala/Leher : Normosefalik, konjungtiva anemis (-/-) ,
IMT : 26,67 (obesitas) sklera tidak ikterik, pembesaran KGB (-), pembesaran
Kesadaran : Composmentis, GSC 15 tiroid (-)
Tanda Vital : ▪ Thoraks : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-),
TD : 120/80 mmHg suara napas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Nadi : 84x/ menit
RR : 20x/ menit ▪ Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, linea nigra
Suhu : 36,8 oC (+), bekas operasi (-), bising usus (+) kesan normal
▪ Ekstremitas
Superior : edema (-/-), akral hangat, CRT < 2 detik
Inferior : edema (+/+), akral hangat, CRT < 2
Pemeriksaan Fisik

Status Obstetri : Vaginal Toucher


Inspeksi: membesar sesuai usia kehamilan, linea ▪ Vulva / vagina : tidak tampak kelainan
nigra (+), bekas operasi (-) ▪ Porsio : tebal kaku, arah posterior
Palpasi:
▪ Pembukaan : tidak terdapat pembukaan
▪ TFU : 22 cm, TBJ : 1.705 gram
▪ Ketuban : tidak dapat dievaluasi
▪ Leopold I: teraba bagian keras bulat kesan kepala
▪ Leopold II : punggung janin disisi kanan ibu ▪ Bagian terdepan : tidak dapat dievaluasi
▪ Leopold III : teraba bagian lunak bulat kesan ▪ Penurunan : Hodge 1, 5/5
bokong
▪ Panggul dalam : Promontorium tidak teraba,
▪ Leopold IV : belum memasuki pintu atas panggul spina ischiadika tidak meonjol
▪ HIS : tidak ada ▪ Pengeluaran : Blood slyme (-)
▪ Auskultasi : denyut jantung janin tidak ada
Diagnosis
G1P0000A000 gravid 31-32 minggu + IUFD
Penatalaksanaan
▪ IVFD RL 20 tpm
▪ Observasi KU dan TTV
▪ Misoprostol ¼ tablet per vaginam, evaluasi 6 jam
▪ Rencana partus spontan
FOLLOW UP
FOLLOW
UP
FOLLOW
UP
FOLLOW UP
FOLLOW
UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI IUFD

Kematian janin dalam


kandungan dengan berat 500 Early Intra Uterine Fetal Death Late Intra Uterine Fetal Death
gram atau lebih atau atau IUFD dini  kematian janin atau IUFD lanjut  kematian
kematian janin dalam dengan berat lebih dari atau janin dengan berat 1000 gram
kandungan pada kehamilan sama dengan 500 gram, apabila atau lebih, apabila berat janin
20 minggu atau lebih. berat janin tidak diketahui maka tidak diketahui maka usia
digunakan usia kehamilan lebih kehamilan 28 minggu atau lebih
dari atau sama dengan 22
minggu
DEFINISI IUFD

Definisi IUFD (Lawn, et al., 2011)


INSIDENSI IUFD

Angka insidensi Indonesia tahun


pada tahun 2004 di 2012, angka
Amerika Serikat kematian perinatal
yaitu 6,2 per 1000 yaitu 26 per 1000
kelahiran kehamilan
Angka kejadian di sub- Insidensi IUFD di
Saharan Afrika dan Asia Kalimantan Timur
Selatan dilaporkan 30 sendiri tercatat 649
per 1000 kelahiran kelahiran mati dari
atau lebih 71.307 kelahiran hidup

Bangladesh sebagai
negara dengan
kasus IUFD tertinggi
yaitu 35,6 per 1000
kelahiran
India menempati
Insidensi IUFD global tahun 2015 sekitar peringkat pertama
2,6 juta kasus dengan lebih dari 7.178 dengan kasus IUFD
kasus per hari tertinggi pada tahun
2008
FAKTOR RISIKO

Faktor Maternal Faktor Fetal


• Usia Maternal • Kelainan Genetik dan Kongenital
• Paritas • Twin-twin transfusion syndrome
• Anemia dalam Kehamilan • Infeksi
• Diabetes • Kelainan Plasenta
• Obesitas • Pertumbuhan Janin Terhambat
• Hipertensi
• Sistemik Lupus Eritematosus
FAKTOR RISIKO

Usia Maternal Paritas


▪ Efek penuaan -> Perfusi uteroplasenta ▪ Nulipara dan multipara dengan paritas
rendah karena pembuluh darah uterus 3 faktor risiko
yang buruk
▪ Semakin tinggi paritas -> fungsi
▪ Usia Tua -> penyakit kronis dan endometriumnya menurun
komplikasi kebidanan
▪ Semakin rendah paritas (nulipara) ->
▪ Usia Tua -> risiko kelainan kromosom kurangsiapnya ibu terhadap kehamilan
dan kongenital
FAKTOR RISIKO

Anemia dalam kehamilan Hipertensi


▪ 41,8% ibu hamil didunia -> anemia ▪ Hipertensi Kronis -> 2-3x lipat
meningkatkan risiko IUFD
▪ Di Indonesia -> 67% ibu hamil
mengalami anemia ▪ Hipertensi -> gangguan perfusi
uteroplasenta
▪ Anemia -> Gangguan transfer oksigen
dan nutrisi ke janin
FAKTOR RISIKO

Obesitas Diabetes
▪ Body Mass Index  25kg/m2 ▪ DM Tipe 1 -> 3-4x meningkatkan risiko
▪ Obesitas -> Meningkatnya ketersediaan ▪ DM tipe 2 dan gestasional -> 2-3x risiko
nutrisi untuk janin -> ketidakmampuan
plasenta menyalurkan oksigen -> hipoksia ▪ Diabetes -> gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit -> perfusi ke plasenta
▪ Obesitas -> hiperlipidemia ->  produksi terganggu
prostasiklin &  produksi tromboksan ->
trombosis plasenta ▪ Diabetes -> mikroangiopati -> gangguan
perfusi uteroplasenta
▪ Obesitas -> faktor risiko -> Kelainan
kongenital dan gangguan medis
▪ Obesitas ->  kemampuan deteksi gerakan
janin
FAKTOR RISIKO

SLE Twin-Twin Transfution


▪ Penyakit inflamatori kronis ▪ Terjadi biasanya pada kehamilan
multisistemik monokorionik
▪ Berhubungan dengan estrogen ▪ Adanya anastomosis pembuluh darah
antar janin -> janin satu memompa
▪ Kehamilan ->  estrogen -> darah perlahan ke janin lainnya
memperberat SLE
FAKTOR RISIKO

Kelainan Genetik dan Kongenital Infeksi


▪ Kelainan genetik -> kematian hasil ▪ Agen -> Human Pervovirus B19 (PVB),
konsepsi Cytomegalovirus, Enterovirus, Rubella,
Varicella Zoster, & Toxoplasmosa Gondii
▪ Usia tua -> faktor risiko
▪ Infeksi plasenta -> gangguan plasenta
▪ Infeksi kronis -> anomali kongenital,
kerusakan organ
FAKTOR RISIKO

Kelainan Plasenta Pertumbuhan Janin Terhambat


▪ Usia gestasi < 32 minggu -> patologi ▪ Menurut kurva pertumbuhan lubchenko
arteri spiral -> remodeling arteri spiral -> berat badan lahir < persentil 10
tidak adekuat -> abprutio plasenta
▪ Biasanya dikarenakan insufisiensi
▪ Usia gestasi > 32 minggu -> patologi plasenta
perkembangan plasenta -> kelainan
morfologis akibat perkembangan
abnormal -> hipoplasia plasenta & villi
tidak matur
Kurva pertumbuhan Lubchenko
DIAGNOSIS

Diagnosis pasti penyebab


Pemeriksaan Pada kematian yaitu dengan
Pasien
dilakukan otopsi pada
▪ Anamnesis
janin serta pemeriksaan
▪ Pemeriksaan Fisik
▪ Pemeriksaan plasenta.
Penunjang
PENATALAKSANAAN

Persalinan pervaginam
dapat ditunggu lahir
spontan setelah 2
minggu, umumnya
tanpa komplikasi

• Kematian janin 24-28 minggu


• Induksi misoprostol pervaginam 50-
100 g tiap 4-6 jam
Persalinan dapat dilakukan • Kematian janin >28 minggu
dengan induksi oksitosin • Induksi misoprostol 25 g
atau misoprostol. pervaginam/6 jam
PENCEGAHAN IUFD

▪ Melakukan skrining prenatal ▪ Melakukan antenatal care yang


untuk golongan darah, infeksi tepat
virus.
▪ Mengontrol diabetes dan
▪ Mencegah pernikahan dan penyakit lain seperti hipertensi,
kehamilan pada usia muda. SLE, Antifosfolipid.
▪ Tingkat pendidikan yang lebih ▪ Pemantauan janin dengan risiko
tinggi. tinggi.
▪ Kematian janin akibat Rh ▪ Melakukan monitoring plasenta
isoimunitation dapat dicegah dan prediksi IUFD dengan
dengan pemberian ig anti-D. menggunakan USG.
BAB 4
PEMBAHASAN
Pembahasan

Pasien datang ke IGD RSUD A. W. Sjahranie Samarinda rujukan dari praktik


dokter dengan gerak janin tidak ada. Pasien mengatakan pada tanggal 07 Februari
2019 memeriksakan diri kebidan karena sakit batuk pilek dan gerakan janinnya
menurun. Pasien mulai tidak merasakan gerakan janin 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan lain seperti nyeri perut, keluar darah dari jalan lahir, keluar air
air,demam, mual muntah ataupun kejang disangkal pasien. Pasien mengatakan tidak
ada riwayat jatuh selama kehamilan. Riwayat minum obat batuk dan antibiotik
selama seminggu saat sakit batuk pilek.
ANAMNESIS
Teori Kasus
Anamnesis umumnya didapatkan data sebagai Anamnesis pasien kasus di atas didapatkan :
berikut : a. Ibu merasakan pernah gerakan janin berkurang
a. Awalnya ibu merasakan gerakan janin kurang lebih 2 minggu SMRS
berkurang dalam beberapa hari atau minggu b. Ibu merasakan bahwa tidak terdapat gerakan
terakhir janin 1 hari SMRS
b. Ibu tidak dapat merasakan gerakan janin dalam
kandungan
c. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar
seperti kehamilan normalnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Teori Kasus
▪ Inspeksi : Pada dinding perut ibu tidak terlihat Pemeriksaan fisik pada kasus didapatkan:
gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat
▪ Tidak terlihat adanya gerakan janin, dan ibu juga
terutama pada ibu yang kurus. Terkadang
tidak merasakan gerakan janin
mengendurnya payudara ibu merupakan indikasi
dari berakhirnya suatu kehamilan ▪ - TFU = 22 cm dengan umur kehamilan 31-32
minggu
▪ Palpasi : Tinggi fundus uteri lebih rendah dari
seharusnya, tidak teraba gerakan-gerakan janin. ▪ - DJJ = tidak ada

▪ Auskultasi : Tidak terdengar denyut jantung janin


(DJJ)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Teori Kasus
▪ Fetoskopi dan doppler : DJJ (-) Pemeriksaan penunjang didapatkan
▪ Pemeriksaan USG : gambaran janin tanpa tanda-tanda
▪ Pameriksaan doppler tidak terdengar denyut
kehidupan. Tulang tengkorak overlapping.
jantung janin.
▪ Pemeriksaan radiologik : tulang tengkorak kolaps
setelah 5 hari, tulang belakang hiperrefleksi, tulang Ultrasonografi (USG)
kepala saling tumpang tindih, edema sekitar tulang
▪ DJJ (-)
kepala, serta tampak gambaran gas pada jantung dan
pembuluh darah. ▪ Letak memanjang presentasi bokong (
▪ Pemeriksaan hCG urin : hasil negatif setelah beberapa sungsang)
hari kematian janin dalam kandungan
▪ Tulang tengkorak overlapping.
PENATALAKSANAAN
Teori Kasus
▪ Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan darah. Penatalaksanaan pada kasus :
▪ Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai ▪ IVFD RL 20 tpm
kemungkinan penyebab dan rencana tindakan.
▪ Observasi KU dan tanda vital
▪ Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir
spontan setelah 2 minggu, umumnya tanpa ▪ Misoprostol ¼ tablet per vaginam, evaluasi 6
komplikasi. Persalinan dapat dilakukan dengan jam
induksi oksitosin atau misoprostol.
▪ Drip oxytocin 5 unit dalam 500cc RL 20
▪ Tindakan perabdominal dilakukan apabila janin tetes/menit
letak lintang .
▪ Rencana partus spontan
▪ Induksi misoprostol secara vaginal 50 g tiap 6 jam
(induksi oksitosin pada kematian janin 24-28
minggu. Kehamilan diatas 28 minggu induksi
misoprostol 25 g pervaginam/6 jam)
BAB 7
PENUTUP
KESIMPULAN

Telah dilaporkan kasus atas nama Ny. MB berusia 26 tahun datang ke rumah
sakit karena dirujuk oleh dokter Sp. OG praktek swasta. Setelah dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, didapatkan diagnosis G1P0000A000
gravid 31-32 minggu janin tunggal mati intrauterine. Pasien ini dilakukan induksi
persalinan dengan misoprostol dan drip oxytocin. Pada pasien ini partus spontan.
Secara umum penegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan pada pasien ini sudah
tepat dan sesuai dengan teori.

Anda mungkin juga menyukai