Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN SPM BIDANG PENATAAN RUANG

DISAMPAKAN DALAM ACARA :

SOSIALISASI NSPK PENATAAN RUANG


DIJAWA TIMUR TA. 2013

MALANG, 01 MEI 2013


OUTLINE PAPARAN
I. LATAR BELAKANG
II. MAKSUD DAN TUJUAN
III. DEFINIS SPM
IV. PRINSIP PRINSIP SPM
V. SPM BIDANG PENATAAN RUANG (PERMEN PU 14/2010)
VI. PENERAPAN SPM BIDANG PENATAAN RUANG
VII. KENDALA PENERAPAN
VIII.WEWENANG PENETAPAN
IX. KESIMPULAN

2
2
I. LATAR BELAKANG
 Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, Pemerintahan
memiliki sejumlah urusan yang bersifat wajib dimana salah
satu diantaranya urusan dibidang penataan ruang ( PP No. 38
/2007 )
 Jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan pemerintahan  bentuknya berupa standar
pelayanan minimal (SPM) ( PP 65/2005)
 Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib
yang berpedoman pada standar pelayanan minimal
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah.
( UU 32/2004)
 Urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar (PP 38/2007)
 Pemerintah kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan
dasar sesuai dengan SPM bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang yang terdiri atas jenis pelayanan, indikator
kinerja dan target (Permen PU No.14/PRT/M/2010) 3
3
I. LATAR BELAKANG
 Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, Pemerintahan
memiliki sejumlah urusan yang bersifat wajib dimana salah
satu diantaranya urusan dibidang penataan ruang ( PP No. 38
/2007 )
 Jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan pemerintahan  bentuknya berupa standar
pelayanan minimal (SPM) ( PP 65/2005)
 Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib
yang berpedoman pada standar pelayanan minimal
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah.
( UU 32/2004)
 Urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar (PP 38/2007)
 Pemerintah kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan
dasar sesuai dengan SPM bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang yang terdiri atas jenis pelayanan, indikator
kinerja dan target (Permen PU No.14/PRT/M/2010) 4
4
II. MAKSUD DAN TUJUAN
 SPM Bidang Penataan Ruang diselenggarakan untuk
mendukung penyediaan pelayanan dasar kepada
masyarakat di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam
perencanaan program pencapaian target SPM.

5
5
III. DEFINISI STANDAR PELAYANAN MINIMAL

 Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan


mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. ( PP. No. 65 /2005)
 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
ruang adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan ruang yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. ( Permen
PU N0. 14/2010 )
 Pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan ruang
adalah jenis pelayanan publik Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan ruang yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
pemerintahan.

6
6
III. DEFINISI STANDAR PELAYANAN MINIMAL ( LANJUTAN)
• Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif
yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian SPM berupa masukan, proses, keluaran,
hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar.
• Batas waktu pencapaian adalah batas waktu untuk mencapai target
jenis pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan ruang
secara bertahap sesuai denagn indikator dan nilai yang ditetapkan.
• Standar Pelayanan Minimal disusun oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non-Departemen sesuai dengan urusan
wajibnya.
• Penerapan Standar Pelayanan Minimal dilakukan oleh Pemerintah
Daerah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Menteri.
• Pemerintah melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan
SPM oleh Pemerintah daerah dalam rangka menjamin akses dan
7
mutu pelayanan dasar kepada masyarakat. 7
IV. PRINSIP-PRINSIP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (PP No. 65 Tahun 2005)

 SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan


Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat secara merata dalam rangka
penyelenggaraan urusan wajib.
 Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah merupakan bagian
dari penyelenggaraan pelayanan dasar nasional.
 SPM ditetapkan oleh Pemerintah dan diberlakukan untuk
seluruh Pemerintahan Daerah.
 SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka,
terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta
mempunyai batas waktu pencapaian.

8
8
V. STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENATAAN RUANG (
PERMEN PU No. 14 Tahun 2010)
Ruang Lingkup
1) Jenis Pelayanan Dasar
Jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan
2) Indikator dan Nilai
Tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian
suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat
pelayanan.
3) Batas Waktu Pencapaian
Periode yang ditentukan dalam Peraturan Menteri untuk mencapai target
pelayanan dasar sesuai dengan indikator dan nilai yang ditetapkan.
pemerintahan daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat
target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu
pencapaian SPM sesuai dengan peraturan menterI
4) Pengorganisasian Penyelenggaraan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal dilakukan oleh Pemerintah Daerah
9
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri. 9
IV. STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENATAAN RUANG (
Permen PU 14/2010 ) lanjutan
SPM BIDANG PENATAAN RUANG

1) Informasi Penataan Ruang


Tersedianya informasi mengenai RTRW Kab/Kota beserta rencana rincinya
melalui peta analog dan peta digital
2) Pelibatan Peran Masyarakat
Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi
publik
3) Izin Pemanfaatan Ruang
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang
4) Pelayanan Pengaduan Pelanggaran Tata Ruang
Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat
5) Penyediaan RTH Publik
Tersedianya luasan RTH Publik sebesar 20% dari luas kota/ kawasan
perkotaan

10
10
V. STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENATAAN RUANG
(PERMEN PU No. 14 Tahun 2010) lanjutan

Ruang Lingkup
BIDANG JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BATAS WAKTU KETERANGAN
PELAYANAN INDIKATOR NILAI PENCAPAIAN
DASAR
1 2 3 4 5
Penataan I. Informasi 1. Tersedianya informasi mengenai 100% 2014 Dinas/SKPD yang
Ruang Penataan Rencana Tata Ruang (RTR) Wilayah (Kabupaten/Kota membidangi Penataan
Ruang Kabupaten/Kota beserta rencana dan Kecamatan) Ruang
rincinya melalui peta analog dan
90 % 2014 (Kelurahan)
peta digital
II. Pelibatan 1. Terlaksananya penjaringan aspirasi 100% 2014 Dinas/SKPD yang
Peran masyarakat melalui forum konsultasi membidangi Penataan
Masyarakat publik yang memenuhi syarat inklusif Ruang
Dalam dalam proses penyusunan RTR dan
Proses program pemanfaatan ruang, yang
Penyusunan dilakukan minimal 2 (dua) x setiap
RTR disusunnya RTR dan program
pemanfaatan ruang.

11
11
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENATAAN RUANG
(PERMEN PU No. 14 Tahun 2010)

Ruang Lingkup
BIDANG JENIS PELAYANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BATAS WAKTU KETERANGAN
DASAR INDIKATOR NILAI PENCAPAIAN
1 2 3 4 5
Penataan III. Izin 1. Terlayaninya masyarakat 100% 2014 Dinas yang
Ruang Pemanfaatan dalam pengurusan izin (Kabupaten/Kota) membidangi Perizinan
Ruang pemanfaatan ruang sesuai
dengan Perda tentang RTRW
Kabupaten/Kota beserta
rencana rincinya.
IV. Pelayanan 1. Terlaksanakannya tindakan 100% 2014 Dinas/SKPD yang
Pengaduan awal terhadap pengaduan (Kabupaten/Kota, membidangi Penataan
Pelanggaran masyarakat tentang dan Kecamatan) Ruang
Tata Ruang pelanggaran di bidang
penataan ruang, dalam
waktu 5 (lima) hari kerja.
V. Penyediaan 1. Tersedianya luasan RTH 25% 2014 Dinas/SKPD yang
Ruang Terbuka publik sebesar 20% dari luas membidangi Penataan
Hijau (RTH) wilayah kota/kawasan Ruang
Publik perkotaan

12
12
VI. PENERAPAN SPM PENATAAN RUANG
Prasyarat dalam Penerapan SPM

 2 0byek yang perlu dimiliki Pemkot:


 Perda Rencana Tata Ruang
 Ketersediaan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau

 3 Unit/Dinas yang mempunyai tugas dan fungsi:


 Memberikan pelayanan bidang tata kota (penataan ruang)
 Memberikan Pelayanan Perijinan
 Memberikan Pelayanan Pengaduan Masyarakat

13
13
Wujud Pelayanan Dasar (1)
UNIT
WUJUD
PELAKSANA
Peta Analog Unit
 Peta RTRW (rencana struktur & pola ruang) dan Pelayanan
INFORMASI PENATAAN RUANG

RRTR Tata Kota


 Skala minimal 1:25.000 (RTRW) dan 1:5.000
(rencana rinci)
 Tersedia di Kantor Walikota, Kecamatan, dan
Kelurahan
 Dapat diakses oleh masyarakat pada jam kerja.
Wujud Pelayanan Dasar (1)
UNIT
WUJUD
PELAKSANA
INFORMASI PENATAAN RUANG

Peta Digital Unit


 Peta RTRW (rencana struktur & pola ruang) dan Pelayanan
RRTR Tata Kota
 Skala minimal 1:25.000 (RTRW) dan 1:5.000
(rencana rinci)
 Dalam format Arc-info/Map-info
dan/atau.jpg/.png
 Tersedia di Kantor Walikota, Kecamatan, dan
Kelurahan
 Dapat diakses oleh masyarakat pada jam kerja.
Wujud Pelayanan Dasar (2)
UNIT
WUJUD
DALAM PROSES PENYUSUNAN RTR
PERLIBATAN PERAN MASYARAKAT

PELAKSANA
Konsultasi Publik dalam proses penyusunan Unit
RTR dan program pemanfaatan ruang masing- Pelayanan
masing minimal 2 kali Tata Kota
Syarat :
 Stakeholder yang terlibat : perwakilan dari
pemerintah, masyarakat, swasta, atau LSM
 Kualitas pertemuan : diskusi yang dinamis
dan interaktif, gagasan stakeholders dapat
terfasilitasi.
 Jumlah pertemuan konsultasi publik
minimal 2 (dua) kali pada waktu awal dan
akhir dalam setiap proses penyusunan
rencana tata ruang dan program
pemanfaatan ruang.
Wujud Pelayanan Dasar (3)

UNIT
WUJUD
PELAKSANA

Pelayanan masyarakat dalam pengurusan Unit Pelayanan


PEMANFAATAN

Izin Pemanfaatan Ruang berdasarkan Perijinan


RUANG

Perda RTRW Kota beserta rencana


IZIN

rincinya

Merupakan izin yang dipersyaratkan


dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Wujud Pelayanan Dasar (4)

UNIT
WUJUD
PELAKSANA
PELANGGARAN TATA RUANG

Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan Unit Pelayanan


PELAYANAN PENGADUAN

masyarakat tentang Pelanggaran di Bidang Pengaduan


Penataan Ruang dalam waktu 5 (Lima) hari kerja Masyarakat

Tindakan Awal terdiri atas:


 Penelaahan dan pemeriksaan aduan terhadap
Perda RTR terkait;
 Tinjauan ke lapangan; dan
 Menjawab aduan dengan surat.
Setelah dilakukannya tindakan awal ini,
selanjutnya dapat diteruskan dengan indentifikasi
dan tindakan penanganan kasus.
Wujud Pelayanan Dasar (5)
PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

UNIT
WUJUD
PELAKSANA
Tersedianya luasan RTH Publik sebesar 20% dari Unit
luas wilayah kota/kawasan perkotaan hingga tahun Pelayanan
2030 Tata Kota

RTH yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah


PUBLIK

Daerah Kota/Kabupaten yang digunakan untuk


kepentingan masyarakat secara umum

Tata cara penyediaan RTH Publik mengacu pada


Permen PU No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
Di Kawasan Perkotaan.
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Penataan Ruang
CARA PERHITUNGAN SPM PETA ANALOG

SPM Informasi = ∑akhir tahun pencapaian SPM Jumlah peta analog


X 100%
Peta Analog ∑ seluruh kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan Jumlah peta analog

Contoh Perhitungan :
Kabupaten A terdiri dari 30 kecamatan dan 100 kelurahan. Pada tahun 2014 tersedia 1
peta analog RTRW Kabupaten A di tingkat Kabupaten, 20 peta analog RTRW kabupaten
A di tingkat Kecamatan, dan 50 peta analog RTRW Kabupaten A di Tingkat Kelurahan.

Maka Nilai SPM Informasi Peta Analog pada akhir tahun pencapaian adalah :
2014 (Kabupaten) = 1/1 x 100% = 100%
2014 ( Kecamatan) = 20/30 x 100% = 66,67%
2014 (Kelurahan) = 50/100 x 100% = 50%

20
CARA PERHITUNGAN SPM PETA DIGITAL

SPM Informasi = ∑akhir tahun pencapaian SPM Jumlah peta digital


X 100%
Peta Digital ∑ seluruh kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan Jumlah peta digital

Contoh Perhitungan :
Kabupaten A terdiri dari 30 kecamatan dan 100 kelurahan. Pada tahun 2014 tersedia 1
peta digital RTRW Kabupaten A di tingkat Kabupaten, 10 peta digital RTRW kabupaten A
di tingkat Kecamatan, dan 15 peta digital RTRW Kabupaten A di Tingkat Kelurahan.

Maka Nilai SPM Informasi Peta Digital pada akhir tahun pencapaian adalah :
2014 (Kabupaten) = 1/1 x 100% = 100%
2014 (Kecamatan) = 10/30 x 100% = 33,33%
2014 (Kelurahan) = 15/100 x 100% = 15%

21
CARA PERHITUNGAN SPM KONSULTASI PUBLIK
SPM Konsultasi Publik ∑ akhir tahun pencapaian SPM Jumlah Konsultasi Publik
Penyusunan Rencana = X 100%
Tata Ruang ∑ seluruh kabupaten/kota Jumlah Konsultasi Publik

SPM Konsultasi Publik ∑ akhir tahun pencapaian SPM Jumlah Konsultasi Publik
Penyusunan Program = X 100%
Pemanfaatan Ruang ∑ seluruh kabupaten/kota Jumlah Konsultasi Publik

Contoh Perhitungan :
Kota A sedang menyusun RTRW dan program pemanfaatan ruang. Pada prosesnya,
hanya dilakukan konsultasi publik sebanyak 1 kali untuk penyusunan rencana tata ruang
dan 1 kalo untuk penyusunan program pemanfaatan ruang sampai akhir tahun 2014.

Maka Nilai SPM konsultasi publik penyusunan rencana tata ruang dan program
pemanfaatan ruang pada akhir tahun pencapaian adalah :
2014 (Penyusunan Rencana Tata Ruang) = ½ x 100% = 50%
2014 (Penyusunan Program Pemanfaatan Ruang) = ½ x 100% =50%

22
CARA PERHITUNGAN SPM PEMBERIAN IZIN PEMANFAATAN RUANG

SPM Perda ∑ akhir tahun pencapaian SPM Jumlah Perda ttg RTRW Kab/Kota
Tentang RTRW = X 100%
∑ kabupaten/kota Jumlah Perda ttg RTRW Kab/Kota
Kabupaten/kota

Contoh Perhitungan :
Kota A sudah memiliki Perda RTRW dan terus berjalan sebagai dasar pemberian
izin hingga masa berakhirnya rencana (termasuk tahun 2014)

Maka Nilai SPM Perda tentang RTRW Kabupaten/Kota pada akhir tahun
pencapaian adalah :

2014 (Kota) = 1/1 x 100% = 100%

23
CARA PERHITUNGAN SPM PELANGGARAN BIDANG PENATAAN RUANG

SPM Tindakan ∑ akhir tahun pencapaian SPM Jumlah Kasus yang tertangani
Awal Pengaduan = X 100%
∑ kabupaten/kota/kecamatan Jumlah Kasus yang seharusnya
Pelanggaran di
ditangani
Bidang PR

Contoh Perhitungan :
Di Kota A sampai tahun 2014 terdapat 100 kasus pengaduan dan
kesemuanya dapat dilakukan tindakan awal penanganan kasus.

Maka Nilai SPM Tindakan Awal Pengaduan Pelanggaran di Bidang Penataan Ruang
pada akhir tahun pencapaian adalah :

2014 (Kota) = 100/100 x 100% = 100%

24
CARA PERHITUNGAN SPM PENYEDIAAN RTH PUBLIK

SPM Penyediaan = ∑ akhir tahun pencapaian SPM Luasan RTH publik yang tersedia
X 100%
RTH Publik ∑ wil.kota/kawasan perkotaan Luasan RTH publik yang seharusnya

Contoh Perhitungan :
Sampai tahun 2014, Kota A memiliki jumlah luasan RTH Publik sebesar 50 Ha
dari luas wilayah kota, sedangkan RTH publik ideal untuk kota tersebut adalah 150 Ha,
maka Nilai SPM penyediaan publik pada akhir tahun pencapaian adalah :

2014 (Kota) = 50/150 x 100% = 33%

25
VII. Kendala Penerapan
1. Masih adanya Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang hingga
saat ini belum menyelesaikan Perda RTRWnya.
kota/kabupaten ( Sumenep, Lumajang, Jember dan Kota
Surabaya)
2. Ketersediaan lahan untuk pengembangan RTH Publik
terbatas, sedangkan RTH Publik eksisting relatif
sedikit/belum mencukupi.
3. Ketersediaan SDM yang mampu memberikan informasi
perpetaan (GIS) masih terbatas dan belum menjangkau
hingga kelurahan
4. Pelayanan tata kota dan pengaduan masyarakat masih
terbatas pada level kabupaten/kota, belum menjangkau
sampai kelurahan
5. Pemahaman masyarakat tentang penataan ruang masih
terbatas, dan keterlibatan/peran sertanya relatif minim. 26
VIII. WEWENANG PENETAPAN
 Wewenang dan atau penetapan SPM Bidang Penataan Ruang
dilakukan oleh Pemerintah dengan memperhatikan kondisi dan
kemampuan daerah provinsi dan kabupaten/kota yang menjadi
urusannya.

 Pemerintah kabupaten/kota menerapkan SPM Bidang Penataan Ruang


(5 jenis pelayanan)
 Penetapan SPM Bidang Penataan Ruang dapat disesuaikan secara
berkala berdasarkan evaluasi pencapaian SPM yang lebih rendah
dari tahun sebelumnya.
 Pelaksanaan SPM dapat disempurnakan dan ditingkatkan secara
bertahap sesuai dengan perkembangan kemampuan dan kebutuhan
daerah.

27
27
IX. KESIMPULAN

1. Penerapan SPM bidang penataan ruang memerlukan


dukungan kesiapan pemerintah kabupaten/kota,
minimal memenuhi prasyarat (2 obyek dan 3 unit/dinas
pelayanan).
2. Pencapaian target pemenuhan SPM hingga tahun
2014 sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah.
3. Perlu disusun rencana pencapaian pemenuhan SPM
untuk masing-masing kabupaten/kota.
4. Penerapan SPM dilaksanakan oleh Pemerinatah.
Kabupaten/Kota secara bertahap.
28
28
29
29

Anda mungkin juga menyukai