Anda di halaman 1dari 15

PROSES PENYELESAIAN

PERSELISIHAN HUBIN
PADA PENGADILAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Pendaftaran Perkara di
Pengadilan Hubungan Industrial

a. Pengajuan Perkara di Kepaniteraan


b. Pendaftaran dan Pencatatan Perkara
c. Penetapan Majelis Hakim
d. Penunjukan Panitera Sidang
e. Penetapan Hari Sidang
f. Pemanggilan Para Pihak
Pengajuan Perkara di
Kepaniteraan
 Surat gugatan yang telah dibuat dan ditandatangani
diajukan ke Kepaniteraan Pengadilan Hubungan
Industrial.
 Surat gugatan harus dilampiri risalah penyelesaian
melalui mediasi atau konsiliasi.
 Calon Penggugat menghadap pada meja pertama
untuk mengajukan gugatannya. Gugatan yang nilai
gugatannya Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah) atau lebih dikenakan biaya perkara.
Kemudian meja pertama yang akan menaksir
besarnya panjar biaya perkara dan menuliskannya
pada SKUM.
Pendaftaran dan Pencatatan
Perkara
 Menentukan nomor perkara berdasarkan pada tata
urutan pendaftaran perkara pada buku bantu dan
nomor tersebut diterakan pada lembar pertama
kanan atas gugatan dan salinannya.
 Kemudian setelah surat gugatan diberi nomor,
dicatat dalam register buku induk gugatan.
 Selanjutnya, memasukkan surat gugatan tersebut
dalam map berkas perkara dan menyerahkannya
kepada panitera untuk disampaikan kepada Ketua
Pengadilan Hubungan Industrial/Pengadilan
Negeri.
Penetapan Majelis Hakim

 Ketua Pengadilan Negeri dalam waktu selambat-


lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima
gugatan harus sudah menetapkan Majelis Hakim
yang terdiri atas 1 (satu) orang Hakim sebagai
Ketua Majelis dan 2 (dua) orang Hakim Ad-Hoc
sebagai Anggota Majelis yang memeriksa dan
memutus perselisihan (Pasal 88 ayat (1) Undang-
Undang No. 2 Tahun 2004).
 Ketua Pengadilan Negeri membagikan berkas
perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara yang diajukan ke pengadilan
kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan.
Penunjukan Panitera Sidang

 Untuk membantu Majelis Hakim dalam


pemeriksaan dan penyelesaian perkara ditunjuk
panitera sidang. Panitera sidang ini merupakan
Panitera Pengganti yang ditugaskan sebagai
Panitera Pengganti di Pengadilan Hubungan
Industrial.
 Tugas panitera sidang adalah membantu Hakim
supaya menghadiri dan mencatat jalannya sidang
pengadilan, membuat berita acara persidangan
dan melaksanakan perintah Hakim untuk
menyelesaikan perkara tersebut.
Penetapan Hari Sidang

 Ketua Majelis setelah menerima berkas perkara


tersebut, bersama-sama Hakim anggota
mempelajari berkas perkara. Kemudian Ketua
Majelis menentukan hari dan tanggal serta jam
kapan perkara itu akan disidangkan serta
memerintahkan agar para pihak dipanggil untuk
datang menghadap pada hari, tanggal dan jam
yang telah ditentukan itu.
 Hakim Ketua Majelis selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja setelah menerima berkas perkara dari
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial/Pengadilan
Negeri harus sudah melakukan sidang pertama.
Pemanggilan Para Pihak

 Berdasarkan perintah Hakim/Ketua Majelis


Hakim di dalam penetapan hari sidang, Juru
Sita melaksanakan pemanggilan kepada
para pihak supaya hadir di persidangan pada
hari, tanggal dan jam sebagaimana tersebut
dalam penetapan hari sidang di tempat
persidangan yang telah ditetapkan.
 Penugasan Juru Sita tersebut dilakukan
berdasarkan Surat Keputusan dari
Pengadilan Negeri.
Pemeriksaan Perkara di
Persidangan

1). Sidang Pertama


2). Pembacaan Gugatan
3). Jawaban Tergugat
4). Replik Penggugat
5). Duplik Tergugat
6). Tahap Pembuktian
7). Kesimpulan Para Pihak
8). Putusan Hakim
Tahap-tahap Pemeriksaan Perkara

1. Upaya Perdamaian
 Pada sidang pertama dilakukan upaya
perdamaian. Inisiatif perdamaian dapat timbul
dari Hakim, penggugat ataupun tergugat.
 Hakim harus secara aktif dan sungguh-
sungguh untuk mendamaikan para pihak.
Apabila upaya perdamaian tidak berhasil,
maka sidang dapat dilanjutkan ke tahap
pembacaan gugatan.
2. Tahap Pembacaan Gugatan
 Pada tahap pembacaan gugatan, pihak
penggugat berhak meneliti ulang apakah
seluruh materi (dalil gugat dan petitum)
sudah benar dan lengkap. Hal- hal yang
tercantum dalam surat gugatan itulah yang
menjadi acuan pemeriksaan dan
pemeriksaan tidak boleh keluar dari ruang
lingkup yang termuat dalam surat gugatan.
3. Tahap Jawaban Tergugat
 Pada tahap jawaban ini, pihak tergugat diberi
kesempatan untuk membela diri dan
mengajukan segala kepentingannya terhadap
penggugat melalui Hakim.
4. Tahap Replik
 Pada tahap replik, penggugat dapat
menegaskan kembali gugatannya yang
disangkal oleh tergugat dan juga
mempertahankan diri atas serangan-serangan
oleh tergugat.
5. Tahap Duplik
 Pada tahap duplik, tergugat dapat menegaskan
kembali jawabannya yang disangkal oleh
penggugat. Replik dan duplik dilakukan sekali
saja, mengingat ketentuan Pasal 103 UU No. 2
Tahun 2004 menyebutkan Majelis Hakim wajib
memberi putusan hubungan industrial selambat-
lambatnya 50 hari kerja terhitung sejak sidang
pertama.
6. Tahap Pembuktian
 Pada tahap pembukian, penggugat
mengajukan alat-alat bukti untuk mendukung
dalil gugat. Demikian pula tergugat juga
mengajukan alat-alat bukti untuk mendukung
jawabannya (sanggahannya).
 Masing-masing pihak berhak menilai alat bukti
pihak lawannya.
7. Tahap Kesimpulan
 Pada tahap kesimpulan, masing-masing pihak
(penggugat dan tergugat) mengajukan pendapat
akhir tentang hasil pemeriksaan.

8. Tahap Putusan
 Pada tahap putusan, Hakim menyampaikan
pendapatnya tentang perkara itu dan
menyimpulkannya dalam amar putusan.
Putusan Hakim untuk mengakhiri
perkara/perselisihan.

Anda mungkin juga menyukai