Disusun oleh
Yunita Andriani Putri
Tri Aziah Suci Ningrum
Sintya
(AL QUR'AN)
Surat Al-Baqaraah ayat 43: Artinya: "Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan
ruku'lah bersama dengan orang-orang yang ruku'".
Surat At-Taubah ayat 103: Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan do'akanlah mereka
karena sesungguhnya do'amu dapat memberikan ketenangan bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Surat Al An'aam ayat 141: Artinya: "Makanlah buahnya jika telah berbuah dan
tunaikan haknya (kewajibannya) dihari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan
zakatnya)".
(AS-SUNNAH)
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abdullah
bin Umar: Artinya: "Islam dibangun atas lima rukun: Syahadat tiada Tuhan kecuali
Allah dan Muhammad saw utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat,
menunaikan haji dan puasa Ramadhan".
Hadist diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ali ra: Artinya: "Sesungguhnya Allah
mewajibkan (zakat) atas orang-orang kaya dari umat Islam pada harta mereka dengan
batas sesuai kecukupan fuqoro diantara mereka. Orang-orang fakir tidak akan
kekurangan pada saat mereka lapar atau tidak berbaju kecuali
karena ulah orang-orang kaya diantar mereka. Ingatlah bahwa Allah akan menghisab
mereka dengan keras dan mengadzab mereka dengan pedih".
2.Landasan Kewajiban Membayar Pajak
Dasar membayar pajak itu hukumnya adalah wajib, berdasarkan kepada ayat
Al-Qur’an Surat At-Taubah : 29. "Perangilah orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian dan mereka
tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan
tidak beragama dengan agama yang benar (Agama Allah), yaitu orang-orang
yang diberi Al-kitab kepada mereka, sampai mereka membayar "Jizyah"
dengan patuh, sedang mereka dalam keadaan tunduk."
Pembebanan kewajiban membayar pajak hanyalah terhadap kaum laki-laki
dan kaum Hawa yang normal, sedangkan orang yang tidak mampu,
dibebaskan dari kewajiban tersebut. Pembebanannya pun disesuaikan
dengan status sosial dan kondisi keuangannya.
C.Pendapat para ulama tentang kewajiban membayar Zakat
dan Pajak
Pajak yang diakui dalam sejarah fiqh Islam dan sistem yang dibenarkan
harus memenuhi beberapa syarat yaitu :
Apabila pajak itu benar-benar dibutuhkan dan tidak ada sumber lain
yang memadai, maka pengutipan pajak, bukan saja boleh, tapi wajib
dengan syarat. Tetapi harus dicatat, pembebanan itu harus adil dan
tidak memberatkan. Jangan sampai menimbulkan keluhan dari
masyrakat. Keadilan dalam pemungutan pajak didasarkan kepada
pertimbangan ekonomi, sosial dan kebutuhan yang diperlukan rakyat
dan pembangunan.
3. Pajak hendaknya dipergunakan untuk membiayai kepentingan umat,
bukan untuk maksiat dan hawa nafsu.
4. Persetujuan para ahli/cendikiawan yang berakhlak.
Kepala negara, wakilnya, gubernur atau pemerintah daerah tidak boleh
bertindak sendiri untuk mewajibkan pajak, menentukan besarnya,
kecuali setelah dimusyawarahkan dan mendapat persetujuan dari para
ahli dan cendikiawan dalam masyarakat. Sedangkan mengenai
pembayaran zakat, para ulama telah sepakat akan kewajiban zakat dan
bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam.