Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN


DIARE PADA BALITA DI LINGKUNGAN PINTU ANGIN KELURAHAN SIBOLGA HILIR
KECAMATAN SIBOLGA UTARA KOTA SIBOLGA TAHUN 2016

OLEH:

WIDYANA SIREGAR
NIM. 121000127

DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

 WHO (2013) >>> Setiap tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare
dengan angka kematian 760.000 anak dibawah 5 tahun.

 WHO dan UNICEF (2013) >>> Secara global terdapat dua juta anak
meninggal dunia setiap tahunnya karena diare.

Dominan menyerang balita >>> Daya tahan tubuh rendah sehingga


rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare >>> dehidrasi >>>
kasus kematian anak karena dehidrasi masih banyak ditemukan dan
biasanya karena ketidakmampuan orang tua mendeteksi tanda-tanda
bahaya ini (Cahyono, 2010).
Lanjutan…

 KLB diare di Indonesia >>> 2012 = 1.654 kasus

2013 = 646 kasus (294 kasus terjadi di Jateng)

Angka kematian (CFR) akibat KLB diare tertinggi terjadi di Sumatera Utara yaitu
11,76%. CFR diare yang terjadi di Sumatera Utara Tahun 2013 mengalami
kenaikan dibandingkan Tahun 2012, yaitu dari 1,22% menjadi 11,76% (Profil
Kesehatan Indonesia, 2013).

 Riskesdas (2013) >>> - Total rumah sehat Sumut : 1.821.173 unit (54,27%).
- Proporsi RT yang memiliki akses terhadap fasilitas
sanitasi yang layak sebesar 84,2%
- Proporsi RT yang ber-PHBS baik sebesar 24,6%.

 Personal hygiene ibu juga sangat berpengaruh terhadap kejadian diare pada
balita >>> Ibu merupakan orang terdekat dengan balita yang mengurus segala
keperluan balita seperti mandi, menyiapkan dan memberi
makanan/minuman.
Lanjutan…

 Jumlah diare menurut Dinkes Kota Sibolga (2010-2014) >>>


2010 : 2150 penderita diare
2011 : 1737 penderita diare
2012 : 1712 penderita diare
2013 : 1307 penderita diare
2014 : 1572 penderita diare

 Kota Sibolga >>> lingkungan aek habil, pelabuhan, sambas, dan pintu angin.
Hasil survei pendahuluan >>> jumlah penderita diare di lingkungan pintu
angin selalu tinggi tiap tahunnya dibandingkan di lingkungan lain. Jumlah
penderita diare dari tahun 2010-2014 di lingkungan pintu angin masing-
masing tiap tahunnya 705, 694, 655, 514, dan 589 orang.

 Hasil survei pendahuluan >>> jumlah balita di Kelurahan Sibolga Hilir ada 756
jiwa >>> 429 laki-laki dan 327 perempuan >>> Jumlah balita di Kelurahan
Sibolga Hilir yang mengalami diare dan berkunjung di Puskesmas Pintu Angin
>>> Januari – Juli 2015 = 68 balita dan Bulan Agustus – Desember 2015 = 120
balita yang terdiri dari 52 laki-laki dan 68 perempuan.
Lanjutan…

 Profil Kesehatan Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga (2014) >>> Kelurahan
Sibolga Hilir terletak di daerah pinggir pantai dengan kondisi sanitasi
lingkungan yang kurang sehat, sehingga menyebabkan semakin tingginya
angka kejadian diare pada balita.
- Jumlah keluarga : 1512 keluarga.
- Yang memiliki jamban sehat : 487 keluarga
- Yang memiliki tempat sampah sehat : 627 keluarga
- Yang memiliki pengelolaan air limbah yang sehat : 487 keluarga
1.2 Rumusan Masalah

Tingginya angka kejadian diare pada anak balita dan kondisi sanitasi di
Lingkungan Pintu Angin yang sebagian besar berada di atas air (tepi) laut
dengan akses sanitasi yang kurang serta hygiene personal ibu yang memiliki
peranan penting dalam mencegah terjadinya penyakit diare pada balita,
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu bagaimana
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian
Diare Pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir
Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan personal hygiene ibu
dengan kejadian diare pada balita di Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan
Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga Tahun 2016.
Lanjutan…

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kejadian diare pada balita di Kelurahan Pasar Belakang
Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga Tahun 2016.
2. Mengetahui hubungan faktor sanitasi lingkungan, yaitu sarana air bersih,
sarana jamban keluarga, sarana pembuangan air limbah (SPAL), dan
sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare pada balita di
Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara,
Kota Sibolga Tahun 2016.
3. Mengetahui hubungan faktor personal hygiene ibu dalam hal menjaga
kebersihan tangan dan kuku, kebersihan botol susu, kebersihan peralatan
makanan, dan kebersihan bahan makanan dengan kejadian diare pada
balita di Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan
Sibolga Utara, Kota Sibolga Tahun 2016.
1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Institusi Bagi Masyarakat Bagi Peneliti Lain

Sebagai data dasar


a. Dinas Kesehatan
Masyarakat setempat bagi peneliti
Sebagai masukan guna selanjutnya yang
mengetahui sebab,
meningkatkan program ingin meneliti
gejala, dampak, serta
kesehatan lingkungan
cara pencegahan dan tentang hubungan
khususnya dalam hal
penanggulangan sanitasi lingkungan
penyediaan air bersih,
penyakit diare. dan personal
pengelolaan sampah,
pengelolaan air limbah, dan hygiene ibu dengan
pemanfaatan jamban. kejadian diare pada
balita.

b. Puskesmas dan Posyandu


Sebagai masukan dalam
rangka pengambilan
keputusan dan meningkatkan
penyuluhan serta membina
partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare 2.2.2 Ruang Lingkup Sanitasi


2.1.1 Defenisi Diare Lingkungan
2.1.2 Penyebab Diare 2.2.2.1 Sarana Air Bersih
2.1.3 Pembagian Diare 2.2.2.2 Sarana Jamban Keluarga
2.1.4 Gejala Diare 2.2.2.3 Sarana Pembuangan Air
2.1.5 Patogeneesis dan Patofisiologi Limbah (SPAL)
Diare 2.2.2.4 Sarana Pembuangan
2.1.5.1 Patogenesis Diare Sampah
2.1.5.2 Patofisiologi Diare 2.3 Personal Hygiene
2.1.6 Cara Penularan Diare 2.3.1 Defenisi Personal Hygiene
2.1.7 Penatalaksanaan dan 2.3.2 Pemeliharaan Dalam Personal
Pencegahan Diare Hygiene
2.1.7.1 Penatalaksanaan Diare 2.3.3 Hubungan Personal Hygiene
2.1.7.2 Pencegahan Diare Dengan Diare
2.2 Sanitasi Lingkungan 2.4 Kerangka Konsep
2.2.1 Pengertian Sanitasi Lingkungan 2.5 Hipotesa Penelitian
2.4 Kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Faktor Sanitasi Lingkungan


- Sarana Air Bersih
-Sarana Pembuangan Sampah
-Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
-Sarana Jamban Keluarga
Kejadian Diare pada Balita

Faktor Personal Hygiene Ibu


-Kebiasaan Cuci Tangan
-Kebiasaan Menjaga Kebersihan Kuku
-Kebiasaan Penggunaan Botol Susu
- Kebiasaan Menjaga Kebersihan
Peralatan Makanan
- Kebiasaan Menjaga Kebersihan Bahan
Makanan
3.1 Jenis Penelitian

• Bersifat analitik
• Desain penelitian : case control

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

• 3.2.1 Lokasi Penelitian : Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir


Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga.
• 3.2.2 Waktu Penelitian : Waktu penelitian di rencanakan akan di lakukan
pada bulan Maret 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

• 3.3.1 Populasi Penelitian : Populasi kasus 120 balita dan populasi kontrol
568 balita.
• 3.3.2 Sampel Penelitian : Sampel kasus 30 balita dan sampel kontrol 30
balita
Lanjutan…
Kriteria Sampel Kasus dan Kontrol
Kriteria Sampel Kasus Kriteria Sampel Kontrol
1. Keluarga (dalam hal ini yang diwawancarai 1. Keluarga (wawancara dilakukan kepada Ibu
adalah Ibu Rumah Tangga) yang memiliki Rumah Tangga) yang memiliki balita yang
balita yang menderita penyakit diare selama tidak tidak menderita penyakit diare
periode waktu Agustus-Desember 2015. Jika berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh
terdapat dua penderita dalam satu rumah, peneliti.
maka dipilih salah satunya saja. 2. Tinggal di Lingkungan Pintu Angin
2. Tinggal di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga
Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga.
Utara Kota Sibolga. 3. Ibu yang memiliki balita dengan jenis
3. Ibu yang memiliki balita dengan jenis kelamin perempuan.
kelamin perempuan karena berdasarkan 4. Ibu yang memiliki balita dengan rentang
hasil survei pendahuluan, lebih banyak anak usia 12-59 bulan.
perempuan yang terkena diare dibandingkan 5. Ibu yang menggunakan botol susu untuk
laki-laki. memberikan susu pada balitanya.
4. Ibu yang memiliki balita dengan rentang 6. Merupakan tetangga dari balita penderita
usia 12-59 bulan. diare (sampel kasus) yang rumahnya berada
5. Ibu yang menggunakan botol susu untuk di sekitar rumah balita penderita diare.
memberikan susu pada balitanya. 7. Bersedia menjadi responden dalam
6. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.
penelitian
3.3.2.3 Besar Sampel Penelitian
Besar sampel diambil dengan rumus studi kasus kontrol untuk pengujian hipotesis adalah
(Lemeshow,1990) :

Keterangan :
n = Besar sampel minimum pada kasus dan kontrol
Z1-α = Nilai baku normal berdasarkan α yang ditentukan (α = 0,05) = 1,96
Z1-β = Nilai baku normal berdasarkan β yang ditentukan (β = 0,20) = 0,84
P1 = Proporsi pajanan pada kelompok kasus
P2 = Proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesar 0,39 (Hardjoeno et al., 2006)
Q2 = 1 - P2= 1 - 0,39 = 0,61
P1-P2 = Selisih proporsi pajanan minimal yang dianggap bermakna, ditetapkan sebesar 0,35
P1 = P2 + 0,35= 0,39 + 0,35 = 0,74
Q1 = 1 - P1 = 1- 0,74 = 0,26
P = (P1+P2)/2 = (0,74+0,61)/2= 0,565
Q = 1-0,565= 0,435
Dengan memasukan nilai-nilai diatas pada rumus, diperoleh :
2
n1= n2 = ( 1,96
( 0,76 - 0,39)2
= 30,26 ( dibulatkan menjadi 30)
3.3.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan desain
studi kasus control. Purposive sampling sering disebut dengan sampel bertujuan,
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random
atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu

Wawancara 
kuesioner
3.4.1 Data Primer

Observasi Rumah

3.4 Metode
Pengumpulan Data - Dinas Kesehatan
Kota Sibolga
- Puskesmas Pintu
Angin
3.4.2 Data Sekunder
- Kantor Kelurahan
Sibolga Hilir
- Kepala Lingkungan
Lokasi Penelitian.

Anda mungkin juga menyukai