Anda di halaman 1dari 15

Kromatografi

penukar ion
Kelompok : 3
Cut rahmayani(170720009)
Raudhatul muna (170720015)
Rahma wati(170720029)
Liza nofera(170720021)
Kromatografi penukar ion
Kromatografi adalah metode
pemisahan kimia yang didasarkan atas
distribusi deferensial komponen sampel
diantara dua fasa, yaitu fasa diam (stationary
phase) dan fasa gerak (mobil phase).
Apa itu kromatografi penukar
ion?
Kromatografi pertukaran ion adalah proses
pemisahan senyawa yang didasarkan pada pertukaran
(penjerapan) ion antara fase gerak dengan ion pada
fasa diam. Prinsip dasar pemisahan dengan
kromatografi kolom penukar ion adalah perbedaan
kecepatan migrasi ion-ion di dalam kolom penukar ion.
Proses pertukaran ion dikerjakan dengan cara
pembebanan ion-ion pada kolom penukar ion.
Kemudian ion-ion yang terikat dalam resin dialiri eluen
yang mampu memberi kondisi keseimbangan yang
berbeda. Keseimbangan yang berbeda ini
mengakibatkan kecepatan migrasi ion dalam kolom
resin tidak sama (Biyantoro, 2006)
teradapat dua jenis
kromatografi pertukaran ion,
yaitu:
1. Kromatografi pertukaran kation, bila
molekul spesifik yang diinginkan bermuatan
positif dan kolom kromatografi yang
digunakan bermuatan negatif. Kolom yang
digunakan biasanya berupa matriks dekstran
yang mengandung gugus karboksil (-CH2-CH2-
CH2SO3- dan -O-CH2COO-). Larutan penyangga
(buffer) yang digunakan dalam sistem ini
adalah asam sitrat, asam laktat, asam asetat
2. Kromatografi pertukaran anion, bila
molekul spesifik yang diinginkan bermuatan
negatif dan kolom kromatografi yang
digunakan bermuatan positif. Kolom yang
digunakan biasanya berupa matriks dekstran
yang mengandung gugus -N+(CH3)3, -
N+(C2H5)2H, dan –N+(CH3)3. Larutan
penyangga (buffer) yang digunakan dalam
sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-Tris,
Tris, dan etanolamin.
Proses Pertukaran Ion

Proses pertukaran ion dapat dilakukan


dalam pelarut berair maupun tidak berair. Fase
gerak biasanya mengandung ion lawan yang
bermuatan berlawanan dengan muatan gugus ion
permukaan. Ion lawan tersebut berkesetimbangan
dengan resin dalam bentuk pasangan ion. Adanya
ion terlarut yang muatannya sama dengan muatan
ion lawan menimbulkan kesetimbangan. Pada
proses pertukaran kation, ion lawan ialah Na+ dan
pada pertukaran anion, ion lawannya Cl-.
Penukaran ion ini bersifat kompleks dan
sesungguhnya adalah polimerik. Polimer ini
membawa satu muatan listrik yang tepat
dinetralkan oleh muatan-muatan pada ion-ion
lawannya (ion-aktif). Ion-ion aktif ini berupa kation
dalam suatu penukar kation dan berupa anion
dalam suatu penukar anion. Jadi sutu penukar
kation terdiri dari suatu anion polimerik dan
kation-kation aktif, sementara penukar anion
adalah suatu polimerik kation dengan anion-anion
aktif.
Beraneka ragam bahan organik dan
anorganik memperagakan perilaku pertukaran
ion, tetapi pada penelitian di laboratorium di
mana keseragaman sangat penting,
pertukaran ion yang sangat disukai biasanya
adalah bahan-bahan sintesis yang dikenal
sebagai resin penukar ion.
O Resin adalah senyawa hidrokarbon
terpolimerisasi smpai tingkat yang tinggi yang
mengandung ikatan-ikatan hubungan silang
(cross-linking) serta gugusan yang mengandung
ion-ion yang dapat dipertukarkan. Berdasarkan
gugusan fungsionalnya, resin penukar ion dibagi
menjadi dua yaitu resin penukar kation dan
resin penukar anion. Resin penukar kation
mengandung kation yang dapat dipertukarkan.
Sedangkan resin penukar anion, mengandung
anion yang dapat dipertukarkan.
resin penukar ion dapat secara luas
diklasifikasikan dalam empat golongan,
yakni :
O Resin penukar kation bersifat asam kuat
(mengandung gugusan HSO3).
O Resin penukar kation bersifat asam lemah
(mengandung gugusan –COOH).
O Resin penukar anion bersifat basa kuat
(mengandung gugusan amina tersier atau
kuartener)
O Resin penukar anion bersifat basa lemah
(mengandung OH sebagai gugusan labil)
Resin penukar kation

O Resin penukar kation biasanya tersedia dalam


bentuk ion hidrogen, tetapi bentuk ini dapat diubah
ke dalam bentuk ion natrium, oleh perlakuan dengan
garam dapur. Ion natrium ini kemudian mengalami
pertukaran dengan kation lainnya. Pada prinsipnya
resin penukar kation dalm bentuk H+ dikocok dengan
larutan NaCl. Pengocokan beberapa lama hingga
tercapai kesetimbangan, menurut reaksi:
O Rz-H+ + Na+ ↔ Rz-Na+ + H+
agar reaksi berlangsung ke kanan, maka harus
ditambah resin berlebih.
Resin penukar anion
O Prinsip dasar resin jenis ini ialah dapat ditukarnya anion
hidroksil oleh anion lain yang terjadi pada resin penukar ion.
Ada dua jenis resin penukar anion, yaitu resin yang memiliki
gugus basa kuat (gugus ammonium kuartener) dan resin yang
memiliki gugus basa lemah (gugus anion). Reaksi pertukaran
dapat dituliskan sebagai berikut:
O nRzNR3+ OH- + An- ↔ (RzNR3)nA + nOH-
O nRzNH3+ OH- + An- ↔ (RzNH3)nA + nOH-
dimana R merupakan gugus organic, biasanya metil.
Penukar basa kuat dapat digunakan di atas rentangan
pH 0 s/d 12, sedangkan resin penukar basa lemah hanya di atas
rentangan pH 0 s/d 9. Golongan penukar basa lemah tidak akan
melepaskan asam yang sangat lemah, tetapi akan lebih disukai
untuk asam kuat yang mungkin tertahan oleh resin basa kuat
seperti sulfonat
Kelemahan dan kelebihan

O Kelebihan dari metode kromatografi penukar ion:


O Waktu pengerjaan relatif singkat
O Memberikan hasil yang reproducible
O Menghasilkan bentuk peak yang tajam
O Dapat langsung memperoleh hasil pemisahan analit
terionisasi dan tidak terionisasi
O Pemilihan zat tambahan (berupa reagen tau larutan
buffer) lebih beragam untuk meningkatkan proses
pemisahan. Kemurnian zat tambahan pada eluen
mempengaruhi reprodusibilitas dan keakuratan hasil
percobaan.
O Larutan ionik seringkali bersifat korosif dan
mengakibatkan kolom tidak bertahan lama
O Beberapa larutan ionik mengabsorbsi pada
panjang gelombang UV tetapi membatasi
detektor UV
O Bahan berdasar silika terbatas pada pH di
bawah 7,5
O Fase gerak tidak boleh dibiarkan
semalaman tetapi diganti dengan air
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai