Anda di halaman 1dari 53

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (S1)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

MATERI MATA KULIAH


Pengembangan dan Manajemen
Sumber Daya Air

Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono


 Sumber Daya Air (SDA) Indonesia adalah yang terbesar di kawasan
ASEAN.
 Namun kini pengelolaan SDA di Indonesia menunjukan gejala yang
semakin mengkhawatirkan, hal ini ditengarai dengan adanya berbagai
masalah antara lain masalah banjir dan kekeringan yang semakin parah dari
tahun ketahun, ditambah lagi konflik penggunaan air dan sumber daya air
baik antar sektor dan antar wilayah yang semakin serius; kerancuan dan
ketidakjelasan pembagian wewenang dan tangungjawab pengelolaan
sumber daya air, kinerja prasarana sumber daya air yang ada cepat
mengalami penurunan, kurangnya perhatian kita terhadap aspek
pengaturan, pengendalian dan pengawasan, semakin terbatasnya data dan
informasi sumber daya air baik menyangkut kualitas dan kuantitasnya, serta
kurangnya peran serta masyarakat.
 Hal tersebut harus diperbaiki melalui berbagai upaya baik aspek
ketatalaksanaan, kelembagaan, maupun sumberdaya manusianya.
 Menyangkut aspek ketatalaksanaan, masyarakat dunia telah menyadari
bahwa pengelolaan SDA harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu
dengan pendekatan Wilayah Sungai, yang dikenal dengan Integrated Water
Resources Management (Prinsip IWRM).
 Di Indonesia, hal ini telah dituangkan ke dalam Undang undang Nomor 07
/2004, Tentang Sumber Daya Air, dengan cakupan pengelolaan SDA yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharan
dalam rangka upaya konservasi SDA, pendayagunaan SDA, pengendalian
daya rusak air pada wilayah sungai, pemberdayaan dan partisipasi
masyarakat serta pemanfaatan sistem informasi.
 Proses pengelolaan SDA harus melibatkan semua stakeholders,
memperhatikan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah, serta menjamin
terjalinnya keseimbangan antara fungsi –fungsi sosial, lingkungan hidup dan
ekonomi.
 Dalam tiga dekade ini masalah pengelolaan sumber daya air (SDA) telah
berubah secara fundamental sehingga memerlukan suatu disiplin ilmu yang
dapat mengintegrasikan secara terpadu bidang-bidang keilmuan yang terkait
permasalahan dari hulu sampai ke hilirnya.
 Hal ini didorong oleh semakin berkembangnya disiplin ilmu terkait akibat
meluasnya pemanfaatan SDA, pengaruh perubahan iklim global dan
perubahan konsep tata pengelolaannya.
Sumberdaya Air
 Teknik SDA adalah ilmu rekayasa yang berhubungan dengan aspek
hidrologi, hidrolika, dan perencanaan serta desain sumberdaya air.

 Sumber daya air adalah segala sesuatu sarana yang berwujud untuk
menunjang pembangunan.

 Pengembangan adalah keinginan untuk memperoleh perbaikan dan


kemampuan untuk merealisasikan hal-hal yang dapat meningkatkan
taraf hidup beserta lingkungannya secara berkelanjutan

 Pengembangan adalah pembinaan dan pengaturan air dan/atau


sumber air yang meliputi aspek-aspek pembangunan, perlindungan
dan pemanfaatan (Susela dkk, 1992).

5
Sumberdaya Air
 Pengelolaan (manajemen)

 Pengelolaan adalah pengaturan suatu kesatuan sistem dalam salah


satu bentuk manajerial dengan melibatkan pihak-pihak terkait
sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada.

 Penyediaan adalah proses, cara dan perbuatan menyediakan


barang (air) yang mengandung makna usaha menjaga
berkelanjutan pada manfaat, fungsi dan nilai dari segi mutu
dan jumlah yang berkaitan dengan skala tempat/ruang dan
waktu.

6
Sumberdaya Air
Tujuan Pengelolaan dan Pengembangan:

Untuk menjaga Keseimbangan antara ketersediaan dan


kebutuhan air berdasarkan siklus hidrologi

7
DASAR DASAR PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
Fenomena Umum Persoalan SDA
Peningkatan dan perkembangan pembangunan di berbagai
sektor menuntut pemenuhan akan pelayanan SDA. Hal ini
memberikan implikasi berkembangnya sistem SDA yang makin
kompleks dan rumit.

1. Problem identification
Air terlalu banyak : Banjir (excessive water)
Air terlalu sedikit : Kekeringan (draught)
Pencemaran air : Kualitas air tersedia tidak memenuhi
standar peruntukan (pure quality of
water resource)
Permasalahan unsur-unsur pokok PSDA, diantaranya :
1.Pengendalian banjir
2.Irigasi dan drainase
3.Sedimnetasi
4.Pengaturan DAS yang menyangkut pencegahan erosi
5.Lalu-lintas air
6.Penyediaan air untuk rumah tangga
7.Listrik tenaga air
8.Peikanan dan kesatwaan
9.Pencemaran
10.Pembuatan hujan
11.Penggunaan sumber daya air untuk rekreasi.
Longsor
longsor
Longsor dan bekas banjir
Longsor dan bekas banjir
Landuse
1
Landuse1
erosi
landuse
Kulonprogo1
Pemukiman,
menghasilkan limbah
dan sampah
DASAR DASAR PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
Sifat ketersediaan air (quantity and quality) memiliki
variabilitas ruang (tempat) dan waktu (time variant).
WA = f(x,t)

2. Demand behaviour

Pada umumnya bersifat “multi purpose”, “multi sector” yang


cenderung kompetitif (competing use) bahkan sering
menimbulkan potensi konflik (conflicting objectives).
3. General approach for obtaining solution
• Establishment of water resources development program
• System engineering & system analysis
• Tools: simulation & optimization using mathematical model
DASAR DASAR PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
Peran pengelolaan (management) SDA

Agar upaya eksploitasi SDA (water utilization) dapat


memperoleh manfaat yang maksimal diperlukan kegiatan
pengelolaan yang memadai.

Cakupan kegiatan dan azas

• Cakupan kegiatan meliputi perencanaan, pembangunan,


operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sistem
SDA.
• Pelaksanaan pengelolaan mengikuti azas harmoni,
konservasi dan optimasi.
Kegiatan-Kegiatan Pengembangan
Sumber Daya Air
 Perencanaan (Planning)
 Perancangan (Desain)

 Konstruksi (Construction)

 Pengelolaan (Management) serta operasi


dan pemeliharaan.

dari berbagai macam bangunan air, dalam


rangka pemberian atau pelayanan air
sesuai dengan maksud dan tujuan yang
diinginkan.
Persoalan pada alokasi dan
manajemen sumberdaya air
 Kekeringan, terutama di musim kemarau
 Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air untuk:
– Irigasi dalam rangka mendukung swasembada pangan
– PLTA yg menggunakan sumberdaya renewable dengan
pencemaran lingkungan yg minim
– Industri, perikanan, dan rekreasi
– Perlindungan kawasan dari banjir
 Menurunnya mutu baku lingkungan akibat pencemaran oleh
buangan air limbah, baik limbah industri maupun domestik
 Penurunan muka air tanah akibat eksploitasi tak terkendali
 Banjir akibat pengelolaan hutan yg kurang memperhatikan
aspek konservasi tanah dan air
 Keterbatasan dana untuk pembangunan infrastruktur yang
diperlukan
 Tidak tersedianya biaya operasi dan pemeliharaan (O&P)
yang memadai
 Dll.
Persoalan perencanaan dapat dipandang
sebagai proses pembuatan keputusan
1. Keputusan yang harus diambil pada saat sekarang yg
umumnya bersifat tetap karena tidak akan berubah di
masa yang akan datang, misalnya: membangun
bendung, membangun bendungan (dam) untuk
reservoir, membangun tanggul, dan lain-lain.

2. Keputusan yang harus diambil untuk keperluan masa


yang akan datang. Keputusan ini bersifat tidak tetap,
dapat berubah sesuai dengan perkembangan
persoalan di masa yang akan datang. Misal: penetapan
pedoman operasi bendung, pedoman operasi
reservoir, dan lain-lain.
Keputusan yg bersifat tetap tsb. (no. 1) dapat
dikelompokkan dalam hal2 sbb.

 Apa yang harus dibangun untuk memecahkan persoalan? Dam,


saluran, PLTA, pompa air?
 Dimana bangunan air tersebut harus ditempatkan?
 Bagaimanakah bangunan-bangunan air tersebut? Menyangkut
kapasitas dan dimensi dari bangunan air yang akan dibuat.
 Kapan bangunan tersebut harus dibuat?

Utk menjawab pertanyaan2 ini selain memperhatikan hasil


kajian secara teknis, paling tidak diperlukan analisis tentang
Ekonomi Teknik untuk menentukan saat kapan bangunan-
bangunan tersebut harus dibuat sehingga diperoleh solusi
permasalahan dengan benefit yang optimal
Keputusan yang menyangkut masa datang (no. 2) berkaitan
dengan operasi suatu sistem sumber daya air, misalnya:

 Cara dan petunjuk operasi suatu waduk yang perlu


dilakukan peninjauan ulang karena adanya
peningkatan macam dan jumlah kebutuhan air.

 Cara dan petunjuk operasi suatu bendung yang


harus disesuaikan dengan perubahan areal irigasi,
pola dan jadwal tanam.
ANALISIS SISTEM SDA
(Optimasi dan Simulasi)
Peningkatan dan perkembangan pembangunan di berbagai
sektor menuntut pemenuhan akan pelayanan SDA. Hal ini
memberikan implikasi berkembangnya sistem SDA yang makin
kompleks dan rumit.

Persoalan utama pengembangan SDA :


 Determination of the optimal scale of project development
 Determination of the optimal dimensions of system
components
 Determination of the optimal operation of the system
Untuk mengatasi ketiga persoalan tersebut ditempuh prosedur
baku melalui kegiatan Design & Analysis

Analysis : kajian watak (behaviour) dari suatu sistem SDA yang


sudah ada (eksisting) atau yang akan ditetapkan
melalui proses perancangan (design).

Contoh : penetapan cara atau pedoman operasi suatu sistem


SDA, evaluasi respon (hasil) sistem SDA akibat input
spesifik.
Design : penentuan dimensi, ukuran dan kapasitas komponen
dari sistem SDA.

Contoh : penetapan rancangan teknis suatu bendung irigasi


meliputi tipe bendung, bentuk dan ukuran, lebar dan
kedalaman saluran pengambilan, saluran penguras,
sand trap, dll.
 Design dan analysis merupakan proses rekursif. Suatu
rancangan dapat dirumuskan kemudian diikuti kajian melalui
analisis untuk melihat apakah hasil perancangan telah
memuaskan.
 Apabila hasil perancangan belum memuaskan sebuah
rancangan baru dapat dirumuskan yang harus dikaji dengan
prosedur analisis.

 Pelaksanaan design dan analysis secara konvensional melalui


prosedur simulasi dengan iterative trial and error yang
efektifitas hasilnya sangat dipengaruhi oleh intuisi,
pengalaman, dan pengetahuan engineer tentang sistem SDA
yang dikaji.
 Untuk sistem SDA yang kompleks, prosedur simulasi hasilnya
sangat tidak efisien
 Penggunaan model optimasi merupakan keharusan.
 Dengan prosedur optimasi yang dirumuskan dengan
mathematical programming, maka penetapan nilai variabel
rancangan yang optimal dapat dilakukan oleh suatu algoritme
tertentu, tergantung karakteristik persoalan.

Untuk sistem SDA dengan konfigurasi yang kompleks, rumusan


model optimasi menjadi rumit dengan jumlah variabel yang
besar, sehingga penyelesaian analitis dan numeris tidak efisien.
Dalam hal demikian dapat ditempuh cara gabungan antara
optimasi dan simulasi.
C2
Bagaimanakah rumusan
I1(t) C1 R2(t)
I2(t) optimasi untuk:
K1 Regulating
R1(t) Reservoir
1. Kapasitas waduk optimal?
Recreation PLTA
2. Kapasitas PLTA optimal?
Q3(t)
PLTA
K2 3. Luas areal irigasi optimal?
Runoff-river
power plant
4. Kapasitas IPAL optimal?
ΥΥΥ ΥΥΥΥΥΥ I3(t)
ΥΥΥΥΥΥΥΥΥ
ΥΥΥΥΥΥΥΥΥ 5. Kapasitas instalasi air
C3
ΥΥΥΥΥΥΥΥΥ
ΥΥΥΥΥΥΥΥΥ minum optimal?
ΥΥΥΥΥΥΥΥ R3(t)
PLTA K3
Drinking
Q1(t) water 6. Dimensi tanggul banjir
Irrigation area
(B ha)
supply optimal?

Bagaimana deskripsi dan


Q2(t) Urban area jumlah variabel?
Urban area

η
Sewage
treatment
Metode optimasi apa yang
plant
Flood protection
dapat diaplikasikan?
levees (H)

Apakah memungkinkan
rumusan yang simultan
Main river untuk menemukan seluruh
variabel optimal?
Contoh konfigurasi sistem SDA kompleks
SIMULASI SISTEM SUMBERDAYA AIR
Definisi umum
Model simulasi sistem sumberdaya air adalah teknik
matematik yang menyatakan prosedur logik (algoritma)
dan aritmatik tentang perilaku dinamis dari sistem
sumberdaya air yang ditinjau pada beberapa tahapan
waktu tertentu.

Definisi di atas mengartikan bahwa simulasi pada dasarnya


adalah model tiruan perilaku dari sebuah sistem (system
behaviour), jadi bukan termasuk metode optimasi.

Model simulasi berupa tiruan hubungan antar beberapa


parameter dan variabel sistem yang dirumuskan untuk
memperoleh hubungan antara masukan dan keluaran
sistem.
SIMULASI SISTEM SUMBERDAYA AIR
Penerapan model simulasi SDA
 Evaluasi kuantitatif perilaku dan karakteristik sistem
atau sub-sistem sumberdaya air untuk menyiapkan data
masukan guna analisis lebih lanjut terkait dengan upaya
pemanfaatan sumberdaya air.

 Klarifikasi perilaku dan karakteristik sistem atau sub-


sistem sumberdaya air secara kuantitatif untuk
mengukur unjuk kerja (performance) operasional suatu
cara pemanfaatan air.
 Penetuan nilai besaran dan variabel optimal yang
diperlukan dalam proses perancangan bangunan air.
 Penetapan pedoman operasi sistem sumberdaya air
yang optimal.
Distribusi Air di Bumi
Distribusi air total Total (%)

Air di Daratan dan pulau 2,8

Air di atmosfir 0,001

Laut 97,2

38
Distribusi air di daratan
Distribusi air di darat % total % daratan
Sungai/aliran 0,0001 0,003
Danau Freshwater 0,009 0,33
Danau asin (Inland 0,008 0,26
seas)
Soil Moisture 0,005 0,18
Air tanah dangkal 0,31 11,0
Air tanah dalam 0,31 11,0
Icecaps and Glaciers 2,1 77,0
39
40
Menurut LIPI
 Indonesia memiliki 6 % air dunia atau
sekitar 21 % air Asia
 Konsumsi air naik secara eksponensial
 Ketersediaan air melambat akibat
kerusakan alam dan pencemaran
 2,5 % air tawar di dunia dan yang
dapat dimanfaatkan hanya kira-kira 1
%

41
Tujuan
 Pemanfaatan sumber daya air secara
optimal dan lestari :
 berbagai kebutuhan air, bermacam-
macam sumber daya air
 manajemen yang baik, pemanfaatan yang
optimal
Lestari :
 mempertimbangkan dampak yang
mungkin timbul & usaha pengenda-liannya
sehingga sumber daya air lestari.
 Perlu mengetahui kuantitas dan kualitas
ketersediaan air, cara pemanfaatan dan
pelestarian sumber daya air.

42
Bidang Ilmu yang Terkait
 Sumber Daya
1. Insani :
 manusia
 kebudayaan
2. Fisik :
 buatan
 alami : - hayati :
 flora
 fauna
- non hayati
 tanah
 mineral, dsb
 air 43
Undang-undang tentang Sumber Daya Air

UUD 1945, Pasal 33 Ayat 3 :


bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Undang-undang No.11 Thn. 1974, tentang Pengairan, Psl 3:
memberi wewenang kepada pemerintah untuk :
mengelola & mengembangkan kemanfaatan air dan sumber air
memberi ijin berdasar perencanaan tata pengaturan air dan
tata pengairan
memberi ijin peruntukan penggunaan penyediaan dan pengusahaan,
serta menentukan & mengatur perbuatan-perbuatan hukum &
hubungan hukum dalam persoalan air dan sumber-sumber air
Keputusan Presiden No. 44 / 1974, tentang Pokok-pokok Organisasi
Departemen :
tugas urusan pengairan termasuk dalam lingkup tugas Menteri
Pekerjaan Umum
44
Sebagai operasionalisasi dari PP tsb, pada tahun 1987
telah ditetapkan Keputusan Menteri PU ttg
Pengaturan Tata Cara Kerja Pelaksana Sehari-hari
Koordinasi Tata Pengaturan Air.
Kemudian pada tahun 1988 diterbitkan Keputusan
Direktur Jenderal Pengairan tentang Pembentukan
Sekretariat Pelaksana Koordinasi Tata Pengairan Air
(SPKTPA) dan kemudian menyusul pada tahun 1989
ditetapkan Peraturan Menteri PU tentang Pembagian
Wilayah Sungai untuk mengatur wadah koordinasi di
lapangan.Pada tahun 1993 ditetapkan Peraturan
Menteri PU tentang Panitia Tata Pengaturan Air
Propinsi.
Pada tahun 1997 diterbitkan Keputusan Direktur
Jenderal Pengairan tentang Pengaturan Kembali
Susunan Organi-sasi SPKTPA dalam rangka
meningkat-kan pelaksanaan tugas di bidang pe-
ngelolaan dan pendayagunaan sumber daya air
secara seimbang, terpadu dan berkelanjutan.

45
 Terakhir telah diterbitkan Keputusan Presiden
pada awal 1999 tentang Pem-bentukan Tim
Koordinasi Kebijaksana-an Pendayagunaan
Sungai & Pemeliha-raan Kelestarian Daerah
Aliran Sungai yg bertugas untuk merumuskan
keter-paduan kebijaksanaan strategi & renca-na,
aspek kelembagaan,pengembangan sumber
daya, pemecahan masalah serta melakukan
koordinasi, penga-wasan & pengendalian
pendayagunaan sungai dan pemeliharaan
kelestarian daerah aliran sungai.

46
Permasalahan Sumber Daya Air
Masalah pokok yang dihadapi dalam pendayagunaan
sumber daya air meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Meningkatnya permintaan akan air dan terjadinya
persaingan terhadap penggunaan air untuk irigasi, penye-
diaan air untuk rumah tangga dan daerah perkotaan, air
industri, pariwisata dsb.
 Makin berkurangnya ketersediaan (availability) air karena
tidak seim-bangnya permintaan (demand) dan
penyediaan (supply) akan air.
 Makin merosotnya kualitas air karena perubahan
lingkungan yang mengaki-batkan pencemaran.

47
3. Makin tidak meratanya distribusi air, baik
menurut musim maupun menurut geografi
akibat kondisi alam maupun ketidakmampuan
dalam pengelolaan.
4. Terjadinya gangguan terhadap kelestarian
sumber daya air yang semakin besar akibat
perubahan alam maupun karena ulah manusia.
5. Meningkatnya eksploitasi sumber daya air yang
semakin tidak terkendali sehingga menimbulkan
kerusakan lingkungan.
6. Munculnya tantangan baru dalam era globalisasi
yang memberikan nilai ekonomi terhadap
sumber daya air.
48
Potensi Sumber Daya Air
Pengenalan
 Pengembangan sumber daya air melibatkan para ahli di
bidang : rekayasa sumber daya air, teknologi pemanfaatan
sumber daya air, geologi, mesin, listrik, ekonomi, sosial dan
lingkungan.
 Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi menjadikan
sumber daya air amat penting untuk memenuhi berbagai
kebutuhan manusia : irigasi, rumah tangga, perkotaan,
industri, pariwisata, perikanan, transportasi, rekreasi dsb.
 Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 1950 sekitar 80
juta jiwa dan pada tahun 1962 sekitar 100 juta.

Walaupun pemerintah telah berhasil menurunkan tingkat
pertumbuhan penduduk, namun peningkatan absolut
jumlah penduduk masih cukup tinggi seperti tertera dalam
tabel di bawah ini :

49
Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
( 1000 jiwa )

50
 Masalah banjir dan kekeringan akibat dari kerusakan
lingkungan.
Dataran rendah di Indonesia pada umumnya berupa dataran
yang subur sebagai hasil dari endapan yang dibawa banjir
sangat menarik untuk dimanfaat-kan sebagai kawasan
pemukiman yang sekaligus juga sebagai lahan usaha
pertanian.

 Kebutuhan yang semakin meningkat akan lahan untuk


berbagai kebutuhan yang berakibat pula semakin
meningkatnya resiko terjadinya bencana banjir.

 Keadaan di atas semakin parah dengan semakin


meningkatnya penebangan hutan dan pemanfaatan tanah di
daerah hulu sungai.

 Meningkatnya usaha tani di daerah pegunungan tersebut


menyebabkan semakin meningkatnya erosi dan
pendangkalan sungai yang akhirnya meningkatkan frekuensi
kejadian banjir
51
Prediksi tahun 2020 :
 Jumlah penduduk Indonesia :

257 juta jiwa


 Potensi air di Indonesia :

9200 m3/jiwa/tahun
 Standar WHO : 2000 m3/jiwa/tahun

Potensi di Pulau Jawa :


1360 m3/jiwa/tahun
Aliran mantap : 25% s/d 35%

52

Anda mungkin juga menyukai