Anda di halaman 1dari 15

Terbentuknya Kepulauan

Indonesia
ISHIKA KHOIRUNNISA IMTINAN (13)
MUHAMMAD ABDUL MALIK (18)
NADIA ZAHRA KANANI (24)
NALLA AZZHARA MANDAI (25)
NOVRIZAL AIRSYAHPUTRA (29)
YASMIN AYU HANDAYANI (35)
Memahami Teks
Salah satu di antara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah
Teori “Dentuman Besar” (Big Bang), yang dikemukakan oleh sejumlah
ilmuwan, misalnya ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas yang
mengisi seluruh ruang jagat raya. Jika digunakan teleskop besar Mount
Wilson untuk mengamatinya akan terlihat ruang jagat raya itu luasnya
mencapai radius 500 juta tahun cahaya. Gumpalan gas itu suatu saat
meledak dengan satu dentuman yang amat dahsyat. Setelah itu, materi
yang terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam
kondisi suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa
energi berupa proton, neutron dan elektron, yang bertebaran ke seluruh
arah.
Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam
semesta yang menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru, sehingga
membentuk galaksi, bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi,
bulan dan meteorit.
Proses evolusi alam semesta itu memakan waktu kosmologis yang
sangat lama sampai berjuta tahun. Terjadinya evolusi bumi sampai
adanya kehidupan memakan waktu yang sangat panjang. Ilmu
paleontologi membaginya dalam enam tahap waktu geologis. Masing-
masing ditandai oleh peristiwa alam yang menonjol, seperti munculnya
gunung-gunung, benua, dan makhluk hidup yang paling sederhana.
Sedangkan proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode sebagai
berikut :

1. Azoikum (Yunani: a = tidak; zoon = hewan), yaitu zaman sebelum


adanya kehidupan. Pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang
relatif tinggi. Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu.

2. Palaezoikum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah


meninggalkan fosil flora dan fauna. Berlangsung kira-kira 350 juta
tahun.
3. Mesozoikum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia
(menyusui), hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada.
Lamanya kira-kira 140 juta tahun.

4. Neozoikum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai sejak 60 juta tahun
yang lalu. Zaman ini dapat dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier dan
Kuarter). Zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk tingkat tinggi
dan manusia mulai hidup.
Sejarah Kepulauan Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang dan rumit.
Sebelum bumi didiami manusia, kepulauan ini hanya diisi flora dan fauna yang masih
sangat kecil dan sederhana. Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan
Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi.
Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam
tekanan dan suhunya semakin tinggi. Pada suhu yang tinggi itu material-material akan
meleleh sehingga material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu
tinggi ini terus-menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu.

Sebagian wilayah Kepulauan Indonesia merupakan titik temu


di antara tiga lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia di
selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di
timur. Pergerakan lempenglempeng tersebut dapat berupa
subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan
lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng).
Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi
(tabrakan) lempeng-lempeng.
Sejarah Terbentuknya Indonesia
Kepulauan Indonesia juga merupakan kepulauan yang istimewa
karena kaya akan sumber daya kebumian dan sering disebut pula dengan
suatu “untaian jamrud khatulistiwa”. Secara astronomis Kepulauan
Indonesia ini berada pada suatu wilayah dengan posisi garis Lintang Bumi
07˚ LU – 12˚ LS dan posisi garis Bujur Bumi 95˚ BT – 141˚ BT.

Secara geologis Kepulauan Indonesia berada pada jalur penunjaman


lempeng bumi, seperti penunjaman Lempeng Samudra Indo-Australia
dengan suatu Lempeng Benua Eurasia yang memanjang dari pantai barat
Sumatera hingga pantai selatan Jawa terus ke timur sampai Nusa
Tenggara.
Pembentukan benua yang terjadi di planet Bumi dibedakan menjadi dua oleh
beberapa ahli geologis, yaitu sebagai berikut ini :

•Teori Continental Drift (Pergerakan Kontinen atau Benua). Menurut teori


continental drift ini pada saat awal pembentukan benua, dahulunya enam
benua yang ada di bumi ini menjadi satu benua yang utuh. Kemudian, lama
kelamaan wilayah pada benua yang menjadi satu tersebut mengalami suatu
pergeseran atau pergerakan akibat formasi atau suatu pembentukan susunan
dasar bumi dan menyebabkan benua tersebut memisahkan diri satu sama lain
hingga sekarangn akan menjadi enam benua yang sudah terpisahkan oleh
lautan dan samudera.

•Teori Plate-Tectonics (Lempeng Tektonik), pembentukan suatu benua yang


ada di bumi disebabkan oleh adanya pergerakan jalur lempengan yang ada di
dasar pada permukaan bumi akibat dari pergerakan aktif sejumlah gunung
berapi yang ada di bumi dimana suatu pergerakan aktif gunung berapi ini
menyebabkan adanya gempa tektonik dengan magnitude yang besar dan
dahsyat sehingga dapat membelah beberapa daratan menjadi beberapa benua.
Menurut para ahli, posisi pulau-pulau yang ada di kepulauan
Indonesia selalu bergerak secara dinamis akibat suatu tekanan magma dari
perut bumi. Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal juga dengan
kegiatan teknonis.

Wilayah kepulauan Indonesia merupakan titik temu di 3 lempeng yaitu


sebagai berikut :
1. Di Selatan : Lempeng Indonesia – Australia
2. Di Utara : Lempeng Eurasia
3. Di Timur : Lempeng Pasifik

Lempeng-lempeng itu akan terus mengalami pergerakan ke atas, ke


bawah, bertumpukan, pemisahan atau tabrakan dan semuanya itu
menyebabkan wilayah dari kepulauan Indonesia secara teknonis merupakan
wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu.
Sejarah proses
pembentukan kepulauan
Indonesia dari sejumlah
sudut pandang
Proses Geologis

Pembentukan kepulauan Indonesia dapat dijelaskan dari salah satu


proses geologis yang terjadi pada saat proses pembentukan alam, yaitu
suatu proses endogen dan eksogen.
Tenaga endogen adalah suatu proses pembentukan alam yang
bersumber dari aktifitas dinamik bumi. Aktifitas ini dapat menyebabkan
adanya deformasi kerak bumi yang mengakibatkan adanya formasi daratan
akibat daya yang maha dahsyat sehingga sejumlah pulau yang ada di
Indonesia terpisah antara satu sama lain. Gerak endogen ini dapat
diketahui dari adanya suatu letusan gunung berapi dan gempa bumi.
Sedangkan gaya eksogen merupakan suatu proses pembentukan alam yang
bersumber dari luar permukaan bumi. Gaya atau tenaga eksogen ini juga
meliputi suatu iklim, hujan, angin, dan suatu perubahan temperature
batuan yang mengalami pelapukan atau mengalami proses geomorfologi.
Menurut pengertian tektonik lempeng, semua yang ada di kerak
bumi ini merupakan suatu lempeng yang bersifat kaku terhadap satu
dengan lainnya di atas suatu cairan yang plastis dimana lempeng tersebut
dapat bergerak menjauh dari pusatnya. Sehingga terjadinya suatu
kemunculan yang berada di tengah samudera atau dengan kata lain
(mid oceanic ridge), kemudian dapat menyusup ke bawah lempeng lainnya
melalui suatu jalur pembengkokan (subduction zone) atau bergeser
terhadap suatu lempeng lainnya. Sehingga proses pembentukan di wilayah
kepulauan Indonesia dapat terlihat pada pemunculan beberapa pulau yang
ada di sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Proses
Tektonik
Kepulauan

Berdasarkan klasifikasinya, wilayah kepulauan Indonesia ini


terbentuk dari tiga hasil pergerakan lempeng besar, yaitu suatu lempeng
Pasifik di sebelah barat, lempeng samudera Hindia di sebelah selatan dan
lempeng Asia di sebelah utara. Aktifitas dari lempeng besar tersebut telah
terjadi sejak zaman Neogen atau sekitar 50 juta tahun yang lalu dan
hingga sekarang ketiga lempeng tersebut juga masih aktif yang seringkali
menyebabkan adanya guncangan gempa bumi yang berskala ringan hingga
berat.
Maka dari penjelasan di atas, wilayah dari kepulauan Indonesia
terletak pada jalur lempeng samudera dan benua dimana lempeng-
lempeng tersebut dapat beraktifitas layaknya ban berjalan atau convetor
belt dan lempeng-lempeng tersebut dapat dipisahkan oleh adanya suatu
batas lempeng yang sifat pergerakannya adalah konvergen atau saling
bertumbukan dan divergen atau sebar pisah.
Akibat dari suatu aktifitas lempeng tersebut kepulauan Indonesia
sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi dimana dari dua
aktifitas alam ini menyebabkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :

1. Terbentuknya suatu pulau-pulau baru.

2. Adanya deformasi atau suatu perubahan struktur geomorfologi di


sejumlah wilayah Indonesia.

3. Adanya likuifaksi (tanah ambles) dan suatu pergeseran tanah.

4. Adanya perubahan topografi pada permukaan wilayah di Indonesia.

Beberapa daerah rawan gempa yang ada di Indonesia dan letusan


gunung berapi diantaranya adalah Pulau Krakatau, Pulau Alor, Pulau
Sumatera, Pulau Sulawesi, Pulau Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Timur karena pulau tersebut berada di jalur aktif suatu lempeng bumi dan
jalur pegunungan berapi.
Proses Pembentukan Pulau Utama di Indonesia
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga kepulauan Nusa Tenggara

Pulau-pulau tersebut dapat terbentuk karena adanya suatu aktivitas


vulkanisme di bawah permukaan bumi, hasil yang dapat dirasakan di
wilayah permukaan bumi adalah adanya lava (cairan larutan magma pijar
yang mengalir keluar dari dalam bumi). Lama kelamaan lava tersebut akan
memadat bertambah besar membentuk sebuah busur pulau. Proses seperti
ini dikenal juga sebagai Island Arc.

Pulau Sulawesi

Pulau Sulawesi terbentuk akibat suatu pertemuan lempeng Filipina,


Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
Pulau Papua dan Kalimantan

Keduanya terbentuk dari suatu pecahan super benua pada awal


terbentuknya permukaan bumi. Teori tektonik lempeng ini menyebutkan
bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang
sangat luas bernama Pangea.

Kemudian induk yang ada benua ini terpecah menjadi dua yaitu Godwana
(di Utara) dan Laurasia (di Selatan). Seiring berjalannya waktu kedua
lempeng besar tersebut akan terpecah-pecah kembali menjadi benua-benua
seperti sekarang.

4. Pulau – Pulau Kecil

Proses terbentuknya pulau-pulau ini juga lebih sederhana dibanding


yang lain. Mereka berasal dari suatu endapan pecahan kerang, koral dan
binatang laut lainnya. Semakin lama semakin besar dan akhirnya akan
terbentuklah sebuah pulau baru.

Anda mungkin juga menyukai