Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

Di pandang dari segi ekonomi, dalam pengertian hutan


terdapat 3 sumberdaya ekonomi, Yaitu :
1. Lahan
2. Vegetasi beserta semua komponen hayatinya
(Barang)
3. Lingkungan (jasa) Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 1985 tentang
4. perlindungan hutan, dinyatakan bahwa tujuan
perlindungan hutan adalah untuk menjaga
5. kelestarian hutan agar dapat memenuhi fungsinya
Dari persepsi ekonomi, keberadaan sumberdaya
hutan mampu menghasilkan manfaat kuantitatif
(tangible benefit) meliputi hasil hutan kayu dan non
kayu dan sekaligus manfaat kualitatif (intangible
benefit) meliputi perlindungan tanah, pelestarian
sumberdaya air dan beragam hasil wisata
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia dalam melakukan pilihan dari
berbagai alternatif.

Ilmu Ekonomi sumberdaya hutan adalah ilmu yang


mempelajari tingkah laku manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya hutan, sehingga
fungsinya dapat dipertahankan dan ditingkatkan
dalam jangka panjang.
Ruang lingkup dari ESDH meliputi :
1. Kajian ekonomi mikro dalam ekonomi SDH untuk
menjawab barang dan jasa hasil hutan apa yang
diproduksi sehingga dapat menguntungkan unit
usaha (bisnis) sebagai pelaku usaha,
2. kajian ekonomi makro akan menjawab bagaimana
sumberdaya hutan dimanfaatkan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat dalam pengertian bahwa
sumberdaaya hutan telah memberikan kontribusi
bagi tersedianya lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan masyarakat dan memberikan jasa
perlindungan lingkungan bagi semua masyarakat.
Analisis ekonomi SDH dapat diketahui :
1. apa yang diusahakan,
2. berapa jumlahnya,
3. kapan ditanam dan kapan dipanen serta
4. berapa harga jual
sehingga pengelolaan hutan dapat menguntungkan
dan berkelanjutan.
Pertimbangan ekonomi juga belaku pada konservasi
dan rehabilitasi serta jasa lingkungan
PERANAN SDH DALAM
PEREKONOMIAN
A. Peranan SDH sebagai Penggerak
Perekonomian
1. penyediaan devisa untuk membangun sektor lain
yang membutuhkan teknologi dari luar negeri;
2. penyediaan hutan dan lahan sebagai modal awal
untuk pembangunan berbagai sektor, terutama
untuk kegiatan perkebunan, industri dan sektor
ekonomi lainnya; dan
3. peran kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan
hidup dan lingkungan sosial masyarakat.
lanjutan............
Peran SDH tersebut dikarenakan sifat produk
SDH,yaitu:
1. Kayu merupakan produk multiguna, sehingga
diperlukan banyak jenis industri dan produk kayu
hampir selalu berperan pada setiap tahapan
perkembangan teknologi dan perekonomian.
2. Konsumsi hasil hutan (kayu dan bukan kayu) relatif
stabil dan investasi usahanya relatif kecil serta
pengembalian modalnya dapat cepat kembali pada
areal hutan alam.
lanjutan............

3. Memiliki ”forward lingkage” dan ”backward lingkage”


yang kuat terhadap perkembangan sektor ekonomi
lainnya.
4. Mendorong berkembangnya ekonomi pedesaan,
karena sifat produk sumberdaya hutan tersebar dan
volume produksinya besar, biaya angkut tinggi,
sehingga dapat menciptakan kegiatan ekonomi di
permukiman dekat kawasan hutan.
5. Industri hasil hutan relatif lebih muda didirikan,
biasanya tidak memerlukan input teknologi tinggi
dan skala usaha tidak terlalu besar.
B. Alternatif Peningkatan Peran Sumberdaya
Hutan dalam Perekonomian di Indonesia
potensi sumber daya hutan yang harus dimanfaatkan
secara efektif dan optimal :
1. Landscaping (Jasa Lingkungan/Fenomena Alam)
2. Hutan dan Transfer Nilai Karbon
3. Pemanfaatan Keragaman Hayati Hutan
4. Hutan dan Transfer Nilai Air
5. Pencegah Perubahan Iklim Global secara Ekstrim
6. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
7. Transfer Nilai Hutan sebagai Sumber Dana Mandiri
dalam Pengelolaan Hutan
C. Kebijakan Ekonomi Makro Hubungannya dengan Peran
SDH

Kebijakan pemerintah dalam ekonomi makro akan


turut mempengaruhi kinerja pengelolaan SDH,
dapat memberikan dampak positif dan juga dampak
negatif bagi pelestarian hutan serta peningkatan
peranan ekonomi sektor kehutanan.
Kebijakan ekonomi makro :
1. Kebijakan fiskal (pajak dan
subsidi)
2. Kebijakan moneter
3. Kebijakan pertumbuhan
ekonomi
Beberapa kasus dampak kebijakan ekonomi
makro terhadap Sektor Kehutanan antara
lain:
1. Kebijakan perizinan dan penarikan pajak
pada hutan milik
2. Kebijakan pada awal pembangunan
Indonesia thn 1970-an melalui PMA dan
PMDN
III. Konsep dan Teori Suku Bunga
A. Peranan unsur waktu pada
Analsis Ekonomi Pengusahaan
hutan
Unsur waktu merupakan variabel penentu dalam
kaitannya dengan output yang dihasilkan SDH.

Suku bunga dalam teori ESDH menjadi variabel


penyeimbang/deflator antara nilai ekonomi uang dari
nilai nominal ke nilai ekonomi tertentu menurut
dimensi waktu (time value of money) misalnya pada
present value dan future value
Beberapa formula terkait dengan
penerapan unsur waktu
1. Formula Heers dan Lefers
:

i=

Ket : i = suku bunga riil (%)


f = angka inflasi rata-rata pertahun (%)
m = suku bunga pasar (%)
2. formula-formula untuk konsep analisis
nilai sekarang
1. Discounting danmenyamakan
faktor; nilai yangatau
akan datang :
mengkonversikan
terhadap nilai masa datang ke nilai sekarang yang
eukivalen dengan suatu discount faktor tertentu.

Discount Rate =

Ket :
i = suku bunga riil (%)
n = jumlah tahun dimasa yang akan datang dari sekarang
Lanjutan.................
Contoh :
Untuk membangun sebuah kebun jati, seorang
petani membutuhkan dana investasi sebesar Rp.
10.000.000,- /ha. Uang tersebut harus dipinjam di
bank dengan bunga 7% pertahun. Nilai tersebut
adalah nilai untuk 2 tahun kedepan karena
pembangunan kebun tersebut direncanakan 2 tahun
ke depan.
Berapakah nilai sekarang dari investasi tersebut?
Lanjutan.................
2. Compunding faktor/bunga
majemuk/bunga berbunga;
menyamakan atau mengkonversikan
nilai dari masa sekarang ke masa yang
akan datang yang eukivalen dengan
suatu compound rate tertentu.
Compund Rate =

Ket :
i = suku bunga riil (%)
n = jumlah tahun dimasa yang akan datang dari sekarang
Contoh :
Untuk pengadaan bibit kayu kuku, kita memerlukan
modal sebesar Rp. 5.000.000,- /ha. Modal tersebut
rencananya akan diperoleh melalui bank dengan
tingkat suku bunga 8% dengan jangka waktu 5 tahun.
Berapa jumlah uang yang harusdikembalikan ke bank?
Lanjutan................
3. Compunding factor for one per Annum; pada dasarnya
sama dengan compounding factor, perbedaannya
pada prosedur pembiayaan tidak harus tiap tahun,
dimana tiap investasi selalu diperhitungkan dengan
tingkat bunganya sesuai dengan perjanjian yang ada

Ket :
i = suku bunga riil (%)
n = jumlah tahun dimasa yang akan datang dari
sekarang
Contoh :
Suatu perusahaan HTI harus membayar iuran hasil
hutan (IHH) atas produksi yang diperolehnya sejumlah
Rp. 15.000.000,- tiap akhir tahun. IHH ini harus dibayar
selama 5 tahun berturut-turut. Karena produksi yang
tidak pasti, perusahaan mengadakan perjanjian untuk
membayar sekaligus pada akhir tahun kelima dengan
tingkat bunga 13% pertahun. Berapa yang harus dibayar
pada akhir tahun kelima?
Lanjutan...........
4. Sinking Fund Factor merupakan proses
kebalikan dari compounding factor for
one per Annum yaitu merupakan
tingkat pembayaran pertahun atau
lebih yang diperhitungkan sekarang
(pada saat pembayaran)
=

Ket :
i = suku bunga riil (%)
n = jumlah tahun dimasa yang akan datang dari sekarang
Contoh ;
Ali ingin membeli kebun seandainya sudah pensiun
yang nantinya dijadikan jaminan pendapatan alternatif
di hari tuanya. Perkiraan pensiun 4 tahun lagi dan
ditaksir harga kebun tersebut Rp. 35.000.000.
Seandainya ia meminjam ke bank akan dikenakan bunga
sebesar 20% pertahun. Maka dari itu Ali harus mulai
menabung dari sekarang, apabila diberi bunga 20%/thn
nilai uang yang perlu ditabung setiap tahunnya adalah?
Lanjutan..............
5. PresentWorth of An Annuity Factor
merupakan nilai sekarang dari
akumulasi pembayaran selama
periode waktu tertentu
=

Ket :
i = suku bunga riil (%)
n = jumlah tahun dimasa yang akan datang dari
sekarang
Contoh;
Suatu perusahaan HTI harus membayar iuran hasil
hutan (IHH) atas produksi yang diperolehnya sejumlah
Rp. 15.000.000,- tiap akhir tahun. IHH ini harus dibayar
selama 5 tahun berturut-turut. Karena mempunyai
modal yang lebih, perusahaan bersedia membayar
sekaligus permulaan tahun pertama dengan tingkat
bunga 13% pertahun. Berapa yang harus
dibayarperusahaan tersebut?
Lanjutan.............
6. Capital Recovery factor merupakan kebalikan
dari Present Worth of An Annuity,
dimaksudkan untuk menduga/menaksir
nilai yang bakal diperoleh kembali terhadap
sejumlah modal/investasi yang sudah
ditanamkan selama periode waktu tertentu.

Ket :
i = suku bunga riil (%)
n = jumlah tahun dimasa yang akan datang dari sekarang
Contoh ;
Pemilik perusahaan industri penggergajian
menyerahkan sejumlah uang kepada bank, dengan niat
uang tersebut akan diberikan kepada anaknya untuk
biaya sekolah PTselama 5 tahun. Jika uang yang
diserahkan sebesar Rp. 150.000.000,- dengan bunga
pertahunnya adalah 12%. Maka uang yang akan diterima
anak tersebut perbulannya adalah ?
Konsep Teori Bunga (The
Arithmatics of Interest)
1.

2.

3.
4.

5.

Anda mungkin juga menyukai