Prolonged Immobilisasi - Rev
Prolonged Immobilisasi - Rev
IMOBILISASI LAMA
IMOBILISASI
1. Kontraktur
DEFINISI ?
KONTRAKTUR
Proper positioning
Latihan ROM/LGS aktif atau pasif-----
mempertahankan /memperbaiki mobilitas
jaringan lunak
Mobilisasi dan ambulasi dini
– MOBILISASI
– AMBULASI
MOBILISASI
– Perpindahan posisi dari satu posisi ke posisi lain
– Tanpa jarak
– Misalnya :
– Posisi tidur ke posisi duduk
– Posisi duduk ke posisi berdiri
Ambulasi
– Berpindah tempat dengan atau tanpa alat bantu
– Berhubungan dengan jarak
Ambulasi mandiri dibutuhkan :
– Adequate strength
– ROM
– Balance
– Koordinasi
– Kognisi ( safety)
2. Kelemahan otot dan atropi
– 1-3 % penurunan kekuatan otot per hari
– 10-20 % per minggu
– 50 % terjadi 3-4 mgg imobilisasi
– Kekuatan yang hilang dalam 1 mgg
membutuhkan waktu 4 mgg utk kembali dg
program maximal strengthening
Pencegahan
– Gejala klinis ?
Hipotensi postural
Tingling
Burning lower extremity
Dizziness
Lightheadedness
Fainting
Vertigo
Takikardia ( > 20x/menit )
Penurunan sistolik ( > 20 mmHg)
Terapi
Mobilisasi dini
Abdominal strengthening
Isotonik/isometrik exercise tungkai
Tilt table
Elastic stocking
Abdominal binder
Perubahan kardiovaskuler
Thromboemboli
– Disebabkan karena stasis vena dan peningkatan
viskositas darah dan hiperkoagulabilitas
(penurunan volume plasma sedangkan jumlah sel
darah merah tetap)
Pencegahan
ROM aktif
Kontraksi aktif “ Calf muscle “( ankle pumping )
Elevasi tungkai
ROM pasif ( CPM )
Compression stocking
Mobilisasi dini
terapi
Heparin
Warfarin
– ----------pemeriksaan serial faal hemostasis
– Ambulasi hari ke 2 / 3
Perubahan pada sistem respirasi
Friksi
Kelembaban
Temperatur
Robekan
Faktor biokimia
– Nutrisi yang jelek
Keseimbangan nitrogen negatif
Intake vitamin kurang
Anemia
– Metabolisme kolagen yang jelek
– Sirkulasi yang jelek
Faktor medis
– Trauma
– Penyakit terutama yang menyebabkan penurunan mobilitas
mis
Malnutrisi
Anemia
Kontraktur, Oedema
Ischium ( 28 % )
Sacrum ( 17-27 %)
Trokanter mayor (12-19 %)
Tumit ( 9-18 %)
Lain lain (malleolus, patela, SIAS, elbow,
bahu, telinga, oksiput, skapula)
Pencegahan
A. terapi sistemik
Nutrisi --- protein,vit C, Zinc
Tx anemia
Mengurangi spastisitas
Antiobiotik
Inkontinensia urin
B.terapi konservative ( derajat 1 dan 2 )
C. terapi surgikal ( derajat 3, 4,5 )
Perubahan gastrointestinal
Support keluarga
Interaksi dg dokter ,perawat
Tx rekreasi ---------integrasi
psikososial,resosialisasi,dsb