Anda di halaman 1dari 19

TUGAS JURNAL NUTRISI DAN PENYAKIT METABOLIK

KECUKUPAN GIZI SUSU FORMULA KAMBING UNTUK


BAYI CUKUP BULAN : SEBUAH UJI COBA TERKONTROL
ACAK, TERSAMAR GANDA
Nutritional Adequacy of Goat Milk Infant Formulas for Term Infants : A Double-
blind Randomised Controlled Trial

Dibacakan oleh:
Nadia Chairunnisa

Pembimbing:
dr. JC. Susanto, Sp.A(K)
Dr. dr. Mexitalia Setiawati, Sp.A(K)
dr. Rina Pratiwi, MSi Med, Sp.A(K)
LATAR BELAKANG
• Nutrisi yang tepat selama masa bayi penting

ASI VS Susu Formula

• Penelitian Grant (2005) pertumbuhan 30


bayi yang mendapat susu formula kambing
sama dengan 32 bayi yang mendapat susu
formula sapi berbasis whey.
LATAR BELAKANG
• Namun studi tersebut belum menilai keamanan
dan kecukupan gizi dari susu formula kambing.

Tujuan penelitian:
• Membandingkan pertumbuhan dan status gizi
bayi yang diberi sufor kambing dengan sufor sapi.
• Memeriksa berbagai dampak terkait kesehatan
dan alergi, termasuk kejadian dan tingkat
keparahan dermatitis.
METODE PENELITIAN
JENIS, WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Studi kohort 2 kelompok (kelompok yang mendapat ASI dan Sufor). Penelitian
dilakukan April 2008 sampai April 2009.
- The Women’s and Children Hospital, Flinders Medical Centre, Lyell McEwin
Hospital

SUBJEK PENELITIAN
Kriteria inklusi :
• Bayi lahir aterm dengan masa gestasi 37 - 42 minggu dengan BBL ≥ 2500 gram dan ≤
4750 gram.
• Berusia 2 minggu (saat mulai penelitian).
• Ibu memberikan sufor secara ekslusif (dari lahir – 2 minggu) pada kelompok Kohort
Formula atau Ibu berencana untuk memberikan ASI minimal hingga usia 4 bulan
(pada kelompok Kohort ASI)

Kiteria eksklusi :
• Lahir kembar, kelainan kongenital, penyakit metabolik
METODE PENELITIAN
RANDOMISASI DAN PENYAMARAN
• Bayi dirandomisasi secara acak mana yang mendapat CIF atau GIF.
• Alokasi dilakukan dengan Web based randomisation.
• Formula diberi label dalam 4 warna, dua untuk CIF dan dua untuk GIF.
Kaleng susu dibuat sama persis untuk melakukan penyamaran.

Komposisi Nutrisi Formula

Susu formula kambing  susu kambing murni tanpa penambahan whey


 final whey : casein  20:80
Susu formula sapi  susu sapi skim + protein whey dengan final whey :
casein  60:40

Intervensi Studi
- Orang tua dari kelompok Susu Formula memberikan sufor ekslusif minimal sampai
usia 4 bulan dilanjutkan Makanan pendamping.
- Kelompok ASI, teruskan hingga usia 4 atau 6 bulan dilanjutkan pemberian MPASI.
METODE PENELITIAN
Penilaian Keluaran

• Keluaran primer : BB, PB, LK diukur pada usia 2 minggu, 1,2,3,4,6,dan


12 bulan.
• Keluaran sekunder : status nutrisional, Status kesehatan, Toleransi
terhadap formula dan gejala alergi.
• Biomarker darah : Hb, Eritrosit, Kreatinin serum, Urea, Albumin, Ferritin,
Folat, dan asam amino plasma (diambil usia 4 bulan sebagai indikator
status nutrisi secara umum)
• Insidensi dan tingkat keparahan dermatitis  SCORAD score
• Frekuensi dan konsistensi BAB  Bristol Stool Scale
• Pola tidur  Sleep and Settle Questionnaire

JUMLAH SAMPEL

- Sampel minimal tiap kelompok adalah 64 subjek (p= 80% dengan α = 0.05)
- Pada penelitian ini, tiap kelompok terdiri dari 100 sebjek
HASIL PENELITIAN
ALUR PENELITIAN
DATA KARATERISTIK
KELUARAN WAZ, HAZ, WHZ, HC
KELUARAN BIOMARKER SERUM
KELUARAN ALERGI/ GEJALA GASTROINTESTINAL
KELUARAN ASAM AMINO ESENSIAL DAN SEMI ESENSIAL PLASMA
PEMBAHASAN
• Tidak ada perbedaan skor z WAZ, HAZ, HC, WHZ hingga usia 12
bulan pada subjek di kedua kelompok sufor.
• Terdapat perbedaan skor z WAZ dan WHZ pada kelompok sufor dan
ASI, sama dengan hasil penelitian lain sebelumnya yang
membandingkan susu formula sapi dengan ASI.
• Menariknya, tidak ada perbedaan skor z antara subjek yang
mendapat susu formula kambing dan ASI.
• Terdapat perbedaan kecil dalam biomarker darah pada kelompok
susu formula, dimana menggambarkan perbedaan komposisi dari 2
formula tersebut.
• Susu formula sapi mengandung folat yang mendekati dosis
rekomendasi maksimum dibandingkan dengan susu formula
kambing yang hanya setengah dari dosis rekomendasi.
PEMBAHASAN
• Walaupun terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada profil asam
amino pada kelompok susu formula dibandingkan kelompok ASI, namun
hal ini tidak menunjukkan perbedaan klinis yang signifikan.
• Tidak ada perbedaan dalam hal keluaran status kesehatan, gangguan
gastrointestinal dan alergi antara kelompok susu formula dibandingkan
ASI.
• Hanya darah dalam BAB pada kelompok susu formula kambing yang
bermakna secara statistik dalam penelitian ini, namun hasil ini juga
diragukan karena jumlah laporan yang terlalu sedikit serta tidak adanya
indikasi gangguan gastrointestinal, alergi yang dilaporkan. Selain itu tidak
ditemukan defisiensi Fe, menunjukkan tidak adanya kehilangan darah
terus-menerus.
KESIMPULAN
Pertumbuhan dan biomarker darah bayi yang mendapat GIF tanpa
penambahan protein whey tidak berbeda dibanding bayi yang mendapat
CIF standar dengan penambahan protein whey.

Susu formula kambing aman digunakan sebagai formula pada bayi karena
sedikitnya perbedaan antara GIF dan CIF serta tidak adanya efek samping
serius yang terjadi.
SARAN
Dibutuhkan penelitian RCT dengan jumlah subjek yang lebih besar.

Dibutuhkan penelitian dengan asesmen yang objektif untuk menilai alergi


serta fungsi gastrointestinal.
TERIMA KASIH
MOHON ASUPAN

Anda mungkin juga menyukai