Anda di halaman 1dari 45

MASALAH DAN VARIABEL

PENELITIAN

Dr. Haris Budi WIdodo


"No problem, no research” (Leedy)
 Masalah penelitian merupakan jantung
setiap upaya penelitian. Seorang peneliti
harus mempertimbangkannya sebaik dan
sedalam mungkin, dengan menggunakan
cukup waktu, perhatian dan pemikiran.
 Dalam proses penelitian seorang peneliti
dituntut untuk dapat mengidentifikasi
masalah penelitian dan menyatakannya
dengan tepat dan benar.
 Dunia di sekitar kita, sarat dengan masalah
penelitian.
 Apapun juga yang membangkitkan minat,
menggelitik keingintahuan, dan menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab,
atau jika jawabannya sudah ada namun masih
terdapat perbedaan atau pertentangan atas
validitasnya, kesemuannya ini merupakan
lahan subur bagi penemuan dan penggalian
masalah yang dapat diteliti.
 Perlu dibedakan antara masalah pribadi
dan masalah penelitian.
 Masalah pribadi memang merupakan
masalah yang nyata (misalnya,
bagaimana caranya agar saya berhasil
dalam hidup ini), tetapi ini bukanlah
masalah penelitian.
 Masalah penelitian harus memenuhi
persyaratan-persyaratan metoda ilmiah.
Karakteristik Masalah penelitian
 Untuk dapat memahami sifat suatu masalah
yang dapat dikualifikasikan sebagai masalah
penelitian, terutama bagi pemula, memang
tidak mudah.
 Hanya dengan "melakukan sesuatu"
(menemukan korelasi, mengumpulkan data,
membuat catatan-catatan, matching kelompok-
kelompok, atau membandingkan sesuatu) yang
kemudian diakhiri dengan "menulis makalah",
bukanlah melakukan penelitian.
 Pada kenyataannya, semua aktivitas yang telah
dilakukan tsb bukanlah suatu penelitian; dan
masalah yang timbul di lingkungan aktivitas tersebut
bukanlah masalah penelitian.
 Pada dasarnya, penelitian tidak dapat dipisahkan
dari pergelutan mental (berfikir, serebrasi), yang
memerlukan jiwa penyelidik yang mencari fakta,
yang kemudian disintesis apa arti fakta tersebut,
dan akhirnya sampai pada konklusi yang logis dan
tepat. lnilah aturan dasar yang diperlukan dalam
upaya memahami arti penelitian.
 Pertanyaan apakah obat tertentu
bermanfaat, bukanlah masalah penelitian.
 lni sekedar pertanyaan yang bersifat
superfisial; yang menjadi masalah ialah
dimana letak manfaat tersebut dan
mengapa bermanfaat.
 Penelitian tidak sekedar menjawab
pertanyaan superfisial, tetapi jauh lebih
fundamental, kausal dan mendasar.
 Penelitian tidak hanya berhenti pada
fenomena yang dapat diamati, tetapi
ingin mengungkapkan alasan-alasan,
sebab-sebab perbedaan kualitatif (bukan
kuantitatif) yang membedakan situasi
satu dari yang lainnya.
 Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan ya atau tidak
bukanlah masalah penelitian.
 Masalah-masalah perbandingan (comparison)
bukanlah masalah penelitian.
 Ungkapan: "Tujuan penelitian ini ialah
membandingkan pengaruh perlakuan A
dengan perlakuan B terhadap X", bukan
masalah penelitian. ”Masalah” dalam
"penelitian" tersebut sudah terpecahkan
dengan membuat 2 daftar angka. Di sini tidak
diperlukan interpretasi data, hanya penyajian
data saja.
 Masalah penelitian harus dengan tepat
menyatakan apa tujuan penelitian.
 Nyatakanlah masalah penelitian
sedemikian jelasnya sehingga fakta
interpretasi data terlihat dengan jelas
atau bahwa hal ini begitu kuatnya
terimplikasikan dalam kata-kata di
dalam masalah secara benar dan tepat.
 Tujuan penelitian di atas dapat dinyatakan:
”Tujuan penelitian ini ialah untuk
menganalisis jenis-jenis dan alasan-alasan
perbedaan hasil-hasil perlakuan A dan
perlakuan B terhadap X”.
 Di sini terungkap lebih dalam lagi
mengenai jenis, sebab dan perbedaan
kualitatif kedua perlakuan tersebut.
Jelaslah bahwa perbandingan baru
merupakan langkah antara.
 Dengan perbandingan menyebabkan kesamaan
atau perbedaan mengambang ke permukaan, untuk
selanjutnya peneliti akan lebih menyadari akan
kebenarannya, dan akhirnya mencari alasan-alasan
yg mendasari kesamaan dan perbedaan fakta-fakta
tsb.
 Agar masalah dapat diteliti, masalah penelitian
harus mengimplikasikan interpretasi data yang
mengarah kepada penemuan fakta.
 Harus dibedakan antara mengumpulkan data,
menyusun data atau memproses data dengan
menginterpretasi data.
Pernyataan Masalah (Problem Statement)
 Jika masalah penelitian benar-benar telah diketahui,
nyatakanlah masalah tersebut dengan jelas.
 Setiap kata di dalam masalah harus bersifat ekspresif,
tajam, sangat diperlukan dan definitif.
 Kalimatnya dinyatakan dalam tata bahasa yang baik dan
benar serta lengkap.
 Membuat pernyataan masalah atau rumusan masalah
dimulai dengan memikirkannya dalam kaitannya dengan
tujuan penelitian secara spesifik, dan dinyatakan dalam
pernyataan komunikatif yang lengkap.
 Kata-kata di dalam pernyataan masalah
menunjukkan:
1. kelompok kajian yang terbatas, sehingga
besar populasi dalam batas-batas yang
dapat dikelola);
2. parameter populasi harus dipertimbangkan
dengan baik;
3.nyatakanlah dengan kata-kata atau istilah-
istilah yang tepat tentang masalah penelitian
(kata-kata sederhana, kata benda konkrit,
kata kerja ekspresif).
 Pedoman dasar bagi penulisan masalah yang jelas
yang dapat membantu mengekspresikan masalah-
masalah dan submasalahnya secara efektif:
1. Ekspresikan fikiran dengan jumlah kata sesedikit
mungkin.
2. Gunakan kamus (akan membantu menemukan
kata-kata yang tepat).
3. Ekonomis dalam suku kata.
4. Buat kalimat yang panjang menjadi pendek
(editing).
5. Tinjau secara kritis setiap pemikiran.
6. Sadar akan kemungkinan dimodifikasi.
Submasalah (Subproblem)
 Setiap peneliti akan menemukan bahwa di dalam masalah
pokok (main problem) suatu penelitian terdapat
subkomponennya yang disebut submasalah.
 Dengan memecahkan tiap submasalah tersebut satu demi
satu, maka secara kolektif akan dapat memecahkan
masalah pokok.
 Dengan melihat masalah pokok melalui submasalah,
peneliti sering menemukan pandangan global yang lebih
luas tentang masalah penelitian yang tengah dihadapinya.
 Pikirkanlah masalah penelitian dalam arti bagian-bagian
komponennya yang secara logis membentuk satu kesatuan
masalah pokok.
Karakteristik submasalah
1. Setiap submasalah harus merupakan unit yang
dapat diteliti.
2. Submasalah harus merupakan subarea yang logis
area penelitian yang lebih luas.
3. Setiap submasalah dapat diteliti sebagai subproyek
terpisah di dalam tujuan penelitian yang lebih besar.
4. Pemecahan semua submasalah secara bersama-
sama akan dapat memecahkan masalah pokok.
5. Setiap submasalah harus dinyatakan dengan jelas
dan ringkas.
 Submasalah sering dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan.
 Keuntungan bentuk pertanyaan ini ialah
bahwa pertanyaan cenderung untuk
memfokuskan perhatian peneliti lebih
langsung kepada sasaran penelitian
submasalah tersebut dari pada hanya dalam
bentuk pernyataan deklaratif.
 Di samping itu, sikap interogatif adalah kondisi
psikologis normal setiap fikiran peneliti sejati.
Identifikasi Masalah
 Mengidentifikasi bagaimana dimensi (luas dan
dalamnya) serta sifat suatu masalah sangat penting
dalam suatu penelitian.
 Oleh karena itu, penguasaan cara identifikasi
masalah, yakni mengenali dan menetapkan
masalah, perlu dimiliki.
 Bagaimana seseorang melokasi masalah
(penetapan di mana masalah dapat ditemukan),
kondisi-kondisi apa saja yang dapat menimbulkan
masalah, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
perlu dijawab dalam mengidentifikasi masalah.
 Setelah dihayati adanya masalah, maka
masalah tersebut harus diisolasi dan
dipertajam fokusnya, karena biasanya apa
yang disebut "masalah,' yang dijumpai
pertama kali masih berupa keadaan atau
"masalah" yang masih kabur, yang biasanya
disebut situasi problematik.
 Tindakan-tindakan tersebut dinamakan
mengenali sifat-sifat umum situasi
problematik.
Masalah tidak datang atau jatuh
begitu saja ke dalam fikiran peneliti.
Kehadirannya memerlukan
landasan bumi yang kaya akan
pengalaman dan subur akan
pengetahuan, di samping peka dan
jeli akan situasi serta prepared
mind.
 Beberapa cara yang dapat membantu seseorang
mengidentifikasi masalah:
1. Banyak membaca publikasi ilmiah; ini berarti
seseorang telah menyiapkan bumi intelektual
yang penuh dengan pengetahuan dan
gagasan.
2. Melibatkan diri (exposed) pada stimulasi
profesional dan iklim ilmiah.
3. Mengamati pengalaman sehari-hari dengan
cermat dan jeli.
4. Membangun sifat kritis dan skeptis yang sehat.
Analisis Masalah
 Setelah ditetapkan adanya masalah serta dikenali benar
sifat dan dimensi masalah tersebut, kegiatan selanjutnya
ialah menganalisa masalah tersebut. Langkah-langkah
kegiatan yang perlu dilakukan dalam menganalisa situasi
problematik:
1. Mengumpulkan fakta-fakta yang mungkin berhubungan
dengan masalah.
2. Menyeleksi fakta-fakta mana yang relevan.
3. Melacak setiap hubungan antara fakta-fakta yang
mungkin dapat
4. mengungkapkan kunci masalah.
5. Mengajukan beberapa penjelasan untuk menerangkan
sebab-sebab timbulnya masalah.
6. Mengukuhkan melalui observasi dan analisis
apakah penjelasan tersebut relevan dengan
masalah.
7. Melacak hubungan antara penjelasan-
penjelasan yang mungkin dapat
menunjukkan pemecahan masalah.
8. Melacak hubungan antara fakta-fakta dan
penjelasan-penjelasan.
9. Mempertanyakan asumsi-asumsi yang
melatarbelakangi analisis masalah.
Perumusan Masalah
 Perumusan masalah yang baik harus memenuhi kriteria
berikut ini:
1. Dinyatakan dalam kata-kata yang sederhana, jelas, konkrit
dan lugas.
2. Mengungkapkan kedudukan masalah yang diselidiki dalam
kaitannya dengan teori-teori yang telah ada.
3. Mengungkapkan kekhususan masalah tersebut jika
dibandingkan dengan teori-teori yang telah ada.
4. Menggambarkan hubungan fungsional antara variabel-
variabel yang terdapat di dalam masalah.
5. Menggambarkan latar belakang penelitian-penelitian, teori-
teori yang mendasarinya, dan asumsi-asumsi yang
melatarbelakangi analisis masalah.
Kegunaan masalah
1. Masalah penelitian merupakan petunjuk bagi
kerangka teoretis dalam penyusunan hipotesis,
karena di dalam masalah sudah tergambar macam-
macam variabel serta hubungan fungsionalnya. Di
samping itu, masalah penelitian akan sangat
membantu dalam langkah-langkah metodologis
selanjutnya, antara lain dalam mendesain penelitian
yang berkaitan dengan objek penelitian (populasi,
sampel dan samplingnya), pemilihan dan
pembuatan instrumen pengukuran penelitian.
2. Masalah penelitian dapat dipakai untuk
mengantisipasi mengenai jalannya
penelitian selanjutnya, mengenai
kemungkinan menghadapi kesulitan-
kesulitan dalam metodologis maupun
teknis pelaksanaannya, karena masalah
penelitian yang telah dirumuskan dengan
baik ialah masalah yang memenuhi
kriteria perumusan masalah
3. Masalah penelitian yang diajukan,
misalnya dalam usulan penelitian, dapat
dipakai untuk menilai bobot serta keaslian
(orisinalitas) penelitian tersebut,
meskipun baru secara superfisial sebagai
pedoman dalam menentukan bobot dan
orisinalitas. Untuk penetapan secara
definitif memerlukan peninjauan seluruh
usulan tersebut.
4. Masalah penelitian dapat dipakai
untuk mengetahui apakah tujuan
penelitian tersebut. Selain itu,
masalah penelitian dapat juga untuk
menilai judul penelitian, mengingat
masalah penelitian adalah jantung
suatu penelitian, sedang judul
penelitian adalah perasan masalah
penelitian yang dimampatkan.
SYARAT-SYARAT MASALAH YANG BAIK
1. Apakah pemecahan masalah yang diajukan ini akan
menawarkan sesuatu yang baru, dalam artian dunia
teoritis atau dunia praktis, sehingga dapat mengisi
kesejangan yang ada? Di sini menyangkut aspek
orisinalitas.
2. Apakah masalah penelitian yang diajukan itu dapat
dipecahkan, dengan mengingat kemampuan (ilmiah,
waktu, tenaga, dana) yang dimiliki peneliti?
3. Apakah tersedia cukup data untuk dapat memecahkan
masalah penelitian yang diajukan?
4. Apakah ruang lingkup masalah penelitian yang diajukan
ini tidak terlalu luas atau terlalu sempit?
VARIABEL PENELITIAN

Variabel:
 Sesuatu yg bervariasi dari satu subjek
ke subjek lain.
 Segala sesuatu yg akan menjadi objek
pengamatan penelitian
 Faktor-faktor yg berperan dalam
peristiwa atau gejala yg akan diteliti.
Contoh variabel:
 Umur
 Jenis kelamin
 Kadar Hb
 Skor DMF/def
 Klasifikasi Angle
 Tinggi badan
 Tekanan darah
 Ukuran rahang
Langkah:
- Identifikasi
- Klasifikasi
- Definisi operasional
Identifikasi
Penetapan variabel dibimbing oleh hipotesis
Variabel ditentukan pula oleh landasan teoritis
Landasan teoritis yg berbeda, variabel
penelitiannya berbeda pula
Jumlah/macam variabel yg diidentifikasi
tergantung dari sofistikasi penelitian
Makin banyak variabel, makin sophisticated.
Makin sederhana penelitian, makin sedikit
variabel penelitian
 Contoh:
 Hipotesis tentang pengaruh Diet Karbohidrat
terhadap terjadinya karies

No. Glukosa Sukrosa Pati


1
2
3
Dst

 DMF 3 1 0
 Glukosa lebih kariogenik daripada sukrosa
Misal yg akan diteliti sebagai probandus adalah kelinci
sehingga yg diukur adalah:
 Jenis kelamin kelinci
 BB Kelinci
 Angka karies/DMF
 Jenis Diet
 Karena yg akan diteliti terutama variabel diet (glukosa,
sukrosa, pati) dan apakah diet tsb mempengaruhi DMF
dalam waktu tertentu maka dari contoh ini 2 variabel utama
yaitu:
 Diet KH
 Skor karies
 Dari contoh tsb masih belum bisa diambil simpulan bahwa sukrosa
sebagai penyebab karies. Tetapi masih diperlukan variabel-variabel
lain yang berhubungan dan berpengaruh terhadap terjadinya karies.
Faktor-faktor lain tsb antara lain:
 Jenis kelamin
 Umur
 Frekuensi menyikat gigi
 Jumlah bakteri
 Status periodontal
 Intake calsium
 Intake fluor
 OHI
 General health
 Status crowding
 Pada penelitian, maka variabel-variabel tsb dibuat
sama persentasenya, misal; umur sama, jenis
kelamin sama dll
 Co:
 Diet KH  OH  Karies
 Misal dari hasil percobaan didapatkan hasil glukosa
lebih kariogenik dari sukrosa dan pati, untuk
menghindari bantahan hasil yg didapat maka
variabel yg digunakan harus sama/hampir sama.
Contoh: variabel jenis kelamin harus sama, untuk
masing-masing sampel dari glukosa, sukrosa dan
pati.
Klasifikasi variabel:
A. Menurut fungsinya
B. Menurut kuantifikasinya

a. Menurut Fungsinya
1.Varibel Bebas/pengaruh/independent
2.Variabel Tergantung/terpengaruh/dependent
3.Variabel Pengganggu (Nuissance variabel)
a. Variabel terkendali (variabel yg bisa dikendalikan,
dilihat dari kendalanya)
b. Variabel rambang (variabel yg tidak dapat
dikendalikan)
4. Variabel antara (intervening variabel)
 Hasil penelitian akan lebih baik bila variabel yg
digunakan banyak macamnya.
 Variabel yg satu akan mempengaruhi variabel
yg lain  ada variabel yang berpengaruh dan
ada variabel yg terpengaruh.
 Contoh:
 Diet  Karies
 Variabel pengaruh Variabel Terpengaruh
SKEMA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
 V. Bebas
 V. terkendal V. Antara V. Tergantung
 V. rambang

V. Pengaruh krn tidak dipengaruhi variabel sebelumnya maka disebut


variabel bebas (independent variabel)
V. yang tidak diinginkan pengaruhnya disebut variabel terkendali
Variabel yg bervariasi secara homogen disebut variabel rambang
 Lebih banyak variabel terkendali,
penelitian akan lebih baik, lebih sedikit
variabel terkendali dan lebih banyak
variabel rambang, penelitian akan
menjadi lemah.
 Variabel pengaruh tidak langsung
berpengaruh terhadap variabel
terpengaruh
 Co: Diet KH  OH  Karies
B. Variabel Menurut
Kuantifikasinya
1. Variabel Nominal
2. Variabel Ordinal
3. Variabel Interval
4. Variabel Ratio
Variabel di bawah ini termasuk skala?
1. Lama penempelan bracket pada permukaan gigi
2. Settingtime bahan cetak
3. Suhu badan (Celcius)
4. Jenis anesthesi lokal
5. Jenis mikroba mulut
6. Jenis karies (Black), Keparahan?
7. Sensitivitas dentin (voltmeter)
8. Tekanan darah
9. Status gizi pasien
10. Klasifikasi Angle
11. Lebar transversal inter P
12. Status pendidikan
13. Keparahan crowding
14. Bentuk muka
15. Umur pasien

Anda mungkin juga menyukai