Anda di halaman 1dari 21

USULAN

PERBAIKAN
PEMBAGIAN REMUNERASI
DAN
PERUBAHAN PERDA
No 50/2012

dr. Hariono, SpB


RSUD Namrole
Dasar Hukum
Kondisi saat ini:
Pembagian remunerasi saat ini:
• Total klaim (100%)
• 40% untuk daerah
• 60% untuk RS
• 40% untuk dokter spesialis - 4% untuk direktur
 Pada kasus bedah: - 4% untuk farmasi
• 60% untuk operator - 4% untuk kesling
• 20% untuk anestesi - 3% untuk analis laboratorium
• 20% untuk perawat IBS - 3% untuk gizi
• 17% untuk perawat (non IBS) - 3% untuk RM dan loket
• 10% untuk dokter umum - 1% untuk security
• 5% untuk manajemen - 1% untuk sopir
• 5% untuk coder
Problem
• Kesenjangan antara petugas yang menangani
pasien secara langsung dan tidak langsung
• Pembagian tidak sesuai beban kerja
• Pembagian untuk kasus-kasus tindakan tidak
sesuai beban dan resiko
• Kinerja tetap buruk walau remunerasi cukup
besar
Usulan
• Pembagian jasa sesuai pelayanan
langsung dan tidak langsung terhadap
pasien
• Pembagian jasa pelayanan sesuai kinerja
(dalam hal ini: absensi)
• Pembagian jasa pelayanan sesuai resiko
pelayanan  yang melakukan tindakan,
beresiko lebih besar
Usulan
Untuk kasus tindakan (yang memerlukan IBS)
• Total klaim (100%)
• 40% untuk daerah
• 60% untuk RS
• 5% untuk direktur
• 35% untuk jasa tidak langsung
• 20% untuk perawat/bidan 7% untuk gizi
• 19% untuk dokter umum 5% untuk kesling
• 15% untuk Manajemen 5% untuk RM dan loket
• 10% untuk coder 3% untuk security
• 7% untuk analis lab 2% untuk sopir
• 7% untuk farmasi
• 60% untuk jasa langsung
• 30% untuk Bangsal/HCU
• 30% untuk dokter (40% DPJP, 60% dibagi per visite)
 Pada rawat gabung: 30% DPJP 1, 20% DPJP 2, 50% per visite
• 70% untuk perawat
• 70% untuk IBS
• 50% untuk operator
 Pada rawat gabung: bila operasi bersama 50:50, bila konsul saja 80% operator, 20% Sp lain
• 30% untuk perawat IBS
• 20% untuk anestesi
Skema pembagian jasa kasus IBS
20% Perawat/Bidan
19% Dokter umum
40% 15% Manajemen
Kas Daerah 10% Coder
7% Farmasi
7% Analis Lab
35%
7% Gizi
Pelayanan 5% Kesling dan CS
Tidak Langsung 5% Rekam Medis dan Loket
3% Security
Dana 2% Sopir
klaim
60% 5% 40% DPJP
RS Direktur 30%
Dokter
30% 60% Sesuai Visite
Bangsal/HCU 70% Bila rawat gabung:
• 30% DPJP utama
Perawat • 20% DPJP kedua
60% • 50% sesuai visite
Pelayanan Bila rawat gabung:
Langsung 50% Operator • Operasi bersama  50 : 50
• Konsulan saja
70%  80% operator
30% Perawat IBS  20% konsulan lain
IBS Operasi lokal:
• 60% operator
20% Anestesi • 40% perawat
Usulan
Untuk kasus rawat inap non operasi
• Total klaim (100%)
• 40% untuk daerah
• 60% untuk RS
• 5% untuk direktur
• 35% untuk jasa tidak langsung
• 20% untuk medis (70% perawat, 30% DPJP) 7% untuk gizi
• 19% untuk dokter umum 5% untuk kesling
• 15% untuk Manajemen 5% untuk RM dan loket
• 10% untuk coder 3% untuk security
• 7% untuk analis lab 2% untuk sopir
• 7% untuk farmasi
• 60% untuk jasa langsung
• 50% untuk dokter
• 40% untuk DPJP
• 60% untuk dibagi per visite, termasuk rawat gabung
• 50% untuk perawat (bangsal/HCU)
 pada kasus persalinan dengan partus spontan:
• 70% R. Kandungan
• 30% R. perinatologi
Skema pembagian jasa kasus non operatif
20% Medis  30% DPJP, 70% perawat
19% Dokter umum
40% 15% Manajemen
Kas Daerah 10% Coder
7% Farmasi
7% Analis Lab
35%
7% Gizi
Pelayanan 5% Kesling dan CS
Tidak Langsung 5% Rekam Medis dan Loket
3% Security
Dana 2% Sopir
klaim
60% 5%
RS Direktur 40%
DPJP
50%
Spesialis 60%
Bila rawat gabung:
• 30% DPJP pertama
• 20% DPJP kedua
Sesuai visite • 50% sesuai visite
60%
Pelayanan
Langsung
50% Pada kasus persalinan:
• 70% perawat kebidanan
Perawat • 30% perawat perinatologi
Usulan
Untuk kasus rawat jalan
• Total klaim (100%)
• 40% untuk daerah
• 60% untuk RS
• 5% untuk direktur
• 35% untuk jasa tidak langsung
• 20% untuk medis (30% dokter, 70% perawat)
• 20% untuk manajemen 8% untuk kesling
• 15% untuk coder 8% untuk RM dan loket
• 10% untuk farmasi 5% untuk security
• 10% untuk analis lab 4% untuk sopir
• 60% untuk jasa langsung
• 50% untuk dokter
• 50% untuk perawat
Skema pembagian jasa kasus rawat jalan

40%
18% Manajemen
Kas Daerah
10% Coder
22% Farmasi
25% 22% Analis Lab
Pelayanan 9% Kesling dan CS
Tidak Langsung 10% Rekam Medis dan Loket
5% Security
4% Sopir
Dana
klaim
60% 5%
RS Direktur
60%
Dokter

70%
Pelayanan
Langsung
40%
Perawat
Problem Perda Buru Selatan nomor 50/2012

• Tarif tidak sesuai tingkat kesulitan kasus maupun resiko pelayanan


• Tarif sudah tidak update
• Proporsi pembagian penghasilan RS dengan daerah merugikan RS
• Aparatur negara menjadi tidak mau menggunakan fasilitas BPJS yang
merupakan program pemerintah
Contoh perbedaan tarif Perda dengan INA
CBGs 2016 (wilayah 5 untuk RS tipe D)
Contoh perbedaan tarif Perda dengan INA
CBGs 2016 (wilayah 5 untuk RS tipe D)
Usulan
•Segera mensahkan Perda baru, minimal
adanya Peraturan Bupati mengenai tarif
retribusi pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan harga yang ditentukan Kementerian
Kesehatan melalui format INA CBGs
•Proporsi pembagian jasa pelayanan medis
antara RS dengan Pemerintah Daerah
menjadi 70% untuk RS dan 30% untuk
Pemda.
•Pembagian jasa pelayanan umum bagi
petugas medis dilakukan tiap triwulan
1. Coder: SK Perda belum ada saat ini (60:40)?
2. Laundry: Usulan dipisah dari kesling (oleh karena high risk)
3. Perina:
1. Pembagian obgyn:anak pada kasus partus fisiologi
2. Pembagian jasa 6 bulan sebelumnya yg tidak masuk lewat UGD
4. Sopir : Security = direvisi untuk security seharusnya lebih besar
5. Laborat: masuk pembagian tidak langsung (padahal ambil darah sendiri)  perawat ambil darah sendiri?
6. Farmasi: farmasi kenapa disamakan dengan analis & gizi
7. Gizi: kenapa tidak masuk di pembagian rawat jalan
8. Poli Umum: kenapa tidak dapat pembagian BPJS
9. Proses masuk pasien tidak melalui UGD/poli  kedepan wajib masuk melalui SOP yg jelas
10. Memperlambat klaim oleh karena

Anda mungkin juga menyukai