Anda di halaman 1dari 36

Perekonomian Indonesia

Pokok Bahasan 11

Pembangunan Ekonomi Daerah & Otonomi Daerah

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 1


Tujuan Pembelajaran 11

 Menjelaskan :

* Makna Pembangunan Ekonomi Daerah.


* Teori dan Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
* Permasalahan Pembangunan Ekonomi Daerah.
* Makna Otonomi Daerah (OTODA), Tujuan OTODA,
dan Latar Belakang dan Alasan Tuntutan OTODA.
* Landasan Hukum OTODA, dan Sumber Keuangan
Daerah dalam Era OTODA.
* Masalah dan Dampak Implementasi OTODA.
* Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah, dan Pe-
ngembangan Wilayah dalam Era OTODA.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 2


Makna Pembangunan Ekonomi Daerah

 Suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan ma-


syarakatnya mengelola semua SD yang ada dan
membangun suatu pola kemitraan antara Pemerin-
tah Daerah dengan sektor Swasta untuk mencip-
takan suatu lapangan Kerja baru dan merangsang
perkembangan Kegiatan Ekonomi suatu Daerah.

 Suatu proses yang mencakup pembentukan Insti-


titusi baru, Pembangunan Industri Alternatif, Per-
baikan Kapasitas TK, identifikasi Pasar Baru, Alih
Pengetahuan dan Teknologi, dan Pengembangan
Usaha baru (Lincolin Arsyad, 1999).

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 3


Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

 Teori Basis Ekonomi :


Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan
oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah itu.

• Teori Lokasi :
Pemilihan lokasi usaha yang menguntungkan adalah
lokasi yang dekat dengan bahan baku dan pasar.

• Teori Daya Tarik Industri :


Faktor penentu pembangunan industri di daerah ada-
lah faktor daya tarik industri dan daya saing daerah.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 4


Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

 Teori Growth Poles :

Suatu Pertumbuhan tidak terjadi di berba-


gai Daerah dalam waktu bersamaan tetapi
hanya terjadi di Beberapa tempat di Pusat
Pertumbuhan Ekonomi, dengan intensitas
dan Sebab-Akibat yang ditimbulkan berbe-
da terhadap suatu Perekonomian, sehing-
ga Pembangunan Ekonomi berlangsung
kurang merata di berbagai Daerah.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 5


Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

 Kawasan Inti - Tumbuh pesat akibat dari Aglomera-


si Ekonomi (Core Regions).
 Kawasan Transisi - Tumbuh cukup pesat karena ke-
dekatan dengan pusat aglomerasi ekonomi (Upward
Transitional Areas).
 Kawasan Transisi - Ekonominya menurun / Stagnan
(Downward-Transitional Areas).
 Kawasan Belum Berkembang, tetapi memiliki SD
Pertanian atau Kegiatan Primer (Resource Regions).
 Kawasan Terkendala Khusus – Kondisi Lokasi ter-
pencil / terisolasi atau Potensi SD kurang memadai
(Special Problem Regions) (Friedman, 1966).

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 6


Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

 Locality or Physical Development Strategy :


Pengembangan lokalitas Daerah untuk menciptakan identi-
tas Daerah, memperbaiki Pesona (kualitas hidup) masyara-
kat, dan memperbaiki daya tarik Pusat Kota.

 Business Development Strategy  Pengembangan Dunia


Usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.

 Human Resource Development Strategy  Pengembangan mutu


SD Manusia untuk pengembangan Dunia usaha, Pembangunan
Ekonomi, peningkatan Pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

 Community-Based Development Strategy  Pemberdayaan masya-


syarakat di Daerah untuk menciptakan manfaat Sosial Ekonomi.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 7


Permasalahan Pembangunan Ekonomi Daerah

 Ketimpangan dalam Pembangunan Sektor


Industri (Manufaktur) Antar Daerah.
 Kurang meratanya Investasi Antar Daerah.
 Tingkat Mobilitas Faktor Produksi (Modal,
TK, Bahan) Antar Daerah yang rendah.
 Kurang lancarnya perdagangan antar Daerah
(Intra trade) karena keterbatasan transportasi,
Komunikasi, Sarana dan Prasarana Ekonomi.
 Perbedaan SDA, Sosial Budaya dan kapasitas SDM.
 Perbedaan kondisi Demografis dan geografis antar Daerah.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 8


Makna OTODA
OTONOMI
DAERAH

Kewenangan Daerah Hak, Wewenang, dan


Otonom untuk meng-
kewajiban daerah Oto-
atur dan mengurus
kepentingan masya- nom untuk mengatur
rakat setempat menu- dan mengurus sendiri
rut Prakarsa sendiri Urusan Pemerintahan
dan kepentingan ma-
berdasaran Aspirasi syarakat setempat, se-
Masyarakat sesuai sesuai Peraturan / Per-
Peraturan Perundang- undang-undangan.
undangan.
(UU No 22 tahun 1999 (UU No 32 tahun 2004
tentang Pemerinta- tentang Pemerintahan
han Daerah). Daerah).
Tujuan OTODA

 Memacu Pemerataan Pembangunan dan Hasilnya


 Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
 Menggalakkan prakarsa & peranserta masyarakat
 Meningkatkan pendayagunaan potensi dae-
rah secara optimal dan terpadu untuk mem-
perkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
 Mengurangi beban Pemerintah Pusat dan
campur tangan Pemerintah Pusat di Daerah.
 Meningkatkan koordinasi tingkat lokal dalam me-
ngatur Daerah dan Proses Pembangunan Daerah.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 10


Latar Belakang OTODA

 Pembangunan yang Tidak Merata :


 Proses Pembangunan Terkonsentrasi di Pusat.
 Kesenjangan Pembangunan Ekonomi antar Da-
rah (Propinsi / Kabupaten / Kota) semakin be-
sar  karena Pemerintah Pusat mengontrol
hampir semua sumber pendapatan daerah (UU
No. 5 / 74) sehingga peranan PAD dalam Struk-
tur APBD relatif kecil.

 Ketimpangan Fiskal :
 Ketergantungan Keuangan Pemerintah Daerah
terhadap Pemerintah Pusat.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 11


Alasan Tuntutan OTODA
• Dampak Krisis Ekonomi & Krisis MultiDimensi (1997).

• Isu ‘Disintegrasi’ yang merebak di Beberapa Propinsi.

• UU No. 22 / 1999 tentang Pemerintah Daerah dan


UU No. 25 / 1999 tentang Perimbangan Keuangan an-
tara Pemerintah Pusat dan Daerah.

 Tuntutan Otonomi Daerah semakin meluas di Daerah.

 Pemacu Tuntutan Otonomi Daerah (OTODA) :


* Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah.
* Ketimpangan Distribusi Pendapatan Antar Daerah.
* Ketimpangan Fiskal Horisontal dan Vertikal.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 12


Pemacu OTODA :

Kesenjangan Ekonomi Wilayah Per Propinsi (1971 – 1998)

 Indeks Kesenjangan Ekonomi Antar Propinsi :

* 0,396 – 0,544  di IKT (Indonesia Kawasan Timur).

* 0,179 – 0,392  di IKB (Indonesia Kawasan Barat).

* Kesenjangan Ekonomi antar Propinsi di IKT > IKB.


Kesenjangan Ekonomi antar Propinsi di IKB < Rerata Nasional.

* Kesenjangan Ekonomi Antar Propinsi di Indonesia


cukup tinggi dibandingkan Index rata-rata di NSB.

* PDRB PKP Non Migas > Indeks Rata-rata di NSB.

* 0,4  0,7  Indeks Williamson (1971 – 1998).

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 13


Pemacu OTODA :

Ketimpangan Fiskal Vertikal dan Horisontal

 Ketimpangan Fiskal Vertikal :


 Basis Pajak & Retribusi Daerah kecil, sedangkan
Basis Pajak yang besar dipungut oleh Pusat.
 Tak ada Perbaikan dalam Peningkatan PAD dan
tergantung pada Subsidi dan Bantuan dari Pusat.

 Ketimpangan Fiskal Horisontal :


 Bervariasinya Potensi setiap Daerah.
 Alokasi Pusat yang tidak adil  karena berdasar-
kan jumlah populasi dan bukan berdasarkan sum-
berdaya Alam yang dimiliki oleh Daerah.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 14


Pemacu OTODA :

% Ketimpangan Fiskal Vertikal (1995 - 1999)

Tingkat Fiskal Pangsa Pangsa Surplus


Pusat - Daerah Penerimaan Pengeluaran (Defisit)

Nasional 96,1 83,1 13,0


Daerah 3,9 16,9 - 13,0
Dati I 2,8 9,3 - 6,5
Dati II 1,1 7,6 - 4,5
Semua Tingkat 100,0 100,0 100,0

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 15


Pemacu OTODA :

% Ketimpangan Fiskal Horisontal (1995 - 1999)

Tingkat Fiskal Penerimaan Penerimaan Kontribusi


Antar Propinsi Daerah Bersama Pusat

DKI Jaya 61,57 10,82 13,27


Kalteng 5,92 23,32 65,00
DI Yogyakarta 21,05 2,03 71,97
DI Aceh 18,06 11,61 68,31
Bali 50,33 5,24 30,43
Riau 33,47 26,17 25,04
Irja 6,67 40,63 44,45
Sulteng 9,29 4,81 85,28

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 16


Landasan Hukum OTODA
 Pasal 18 UUD 1945 :
Pembagian pengelolaan Pemerintahan Pusat dan Daerah.

 UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah :

Daerah Otonom yang mandiri untuk mengatur dan mengurus sendiri


Urusan Pemerintahan dan Kepentingan Masyarakat setempat.

 UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuang-


an antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah :

Tingkat kemampuan Perekonomian Daerah, Sistem pembiayaan Daerah


yang adil, Proporsional, Rasional, transparan, partisipatif, bertanggung
jawab, Sistem Perimbangan Keuangan yang baik antar
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 17


Prinsip Dasar OTODA

 Prinsip Dasar Penyelenggaraan OTODA :


Demokrasi, Peranserta Masyarakat, Pemerataan
dan Keadilan, Potensi dan Keanekaragaman serta
Kekhasan suatu Daerah.

 Sumber Keuangan Daerah :

(1) PAD  hasil Pajak Daerah, hasil retribusi daerah, hasil


BUMD, Hasil Kekayaan Daerah lain, Penerimaan lainnya.
(2) Dana Perimbangan  Bagian Daerah dari PBB, BPHTB, PPh, Pe-
nerimaan dari SDA, DAU, DAK.
(3) Pinjaman Daerah  Pinjaman DN dan LN.
(4) Penerimaan lain yang Sah  UU No 25 tahun 1999.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 18


Paradigma Pembangunan Daerah Era Otoda

Pembangunan  Pembangunan
di D a e r a h Daerah
Perubahan Nilai

Sentralistik Desentralistik
Top Down Bottom Up
Keseragaman Keberagaman
Budaya Petunjuk Prakarsa / Inisiatif
Instruktif Pilihan / Fasilitatif
Ketergantungan Kemandirian
Hirarki Keterkaitan
Kesenjangan Perimbangan

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 19


Implementasi OTODA
 Otoda dilaksanakan secara Nasional per 1 Januari 2001 dan
sejak tahun 1999 – kini telah terbentuk 205 Daerah Otonom
Baru : 7 Propinsi, 164 Kabupaten, 34 Kota.

 Implementasi UU No 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah

* Masih Sentralistik  Mengabaikan Prakarsa, Aspirasi, dan Kepentingan


masyarakat setempat dalam Urusan Pemerintahan.
* Kewenangan Pemerintah Pusat masih luas :
Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yusti-
si, Moneter dan Fiskal Nasional, dan Agama.
* Jumlah Daerah Otonom  524, meliputi 33 Propin-
si, 398 Kabupaten, dan 93 Kota tahun 2009.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 20


Permasalahan Implementasi OTODA

 Perbedaan tingkat kemampuan Keuangan dan Po-


tensi Fiskal Daerah  kemampuan menggali SD ke-
uangan sendiri  PAD (Hasil Pajak dan Retribusi
Daerah, Laba BUMD, Penerimaan dari Dinas-Dinas,
dan Penerimaan Lain-lainnya yang Sah).

 Perbedaan tingkat Efektivitas dan Efisiensi peng-


gunaan dana  PAD dan Dana Perimbangan Keu-
angan dari Pemerintah Pusat untuk Daerah.

 Lemahnya Koordinasi Antar Sektor dan Antar Dae-


rah, kewenangan yang tumpang tindih antar Kabu-
paten / Kota dan Propinsi, meningkatnya KKN.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 21


Permasalahan Implementasi OTODA

 Bergesernya Egoisme Sektoral (Pembangunan


bertumpu pada Asas Dekonsentrasi dan
bersifat sektoral) menjadi fanatisme Daerah
(Isu Putra Daerah, PAD, dan Aset Daerah).

 Tendensi setiap Daerah mementingkan da-


erahnya sendiri, Semangat, dan bersaing
dalam Pemungutan Retribusi, Pajak, dan
PAD (Outo money), dan kurang optimal
dalam Pelayanan Publik (Kuncoro, 2009).

 Perbedaan tingkat Kesiapan Daerah :


SD Ekonomi, Inovasi, Teknologi, Renstra, Ego Sektoral

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 22


Dampak Implementasi OTODA
 Tingkat Kemampuan dalam penggalian PAD di da-
erah pada umumnya relatif masih rendah, dan do-
minannya transfer dari Pusat  tingkat ketergan-
tungan Keuangan PEMDA pada Pemerintah Pusat
masih tinggi (Tambunan, 2003; Kuncoro, 2009).

 Komposisi Penerimaan Pemda (%) (1999 – 2006) :

Kabupaten / Kota 1999 2000 2001 2006


PAD 10,31 9,04 4,99 6,80
Dana Bagi Hasil 12,39 11,31 22,43 12,42
DAU / DAK 77,30 79,65 72,58 76,10

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 23


Dampak Implementasi OTODA

Total Dana Perimbangan (% GDP) 1999 - 2004

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 24


Dampak Implementasi OTODA

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 25


Dampak Implementasi OTODA :

Kesenjangan Ekonomi Nasional Per Propinsi 1975 - 2004

 PDRB PKP Rendah, tingkat Pertumbuhan Ekonomi tinggi.


Kalbar, Jatim, Sumbar, Sumsel, DI Aceh, Sulut, NTB (1975 - 2004).

 PDRB PKP Tinggi, tingkat Pertumbuhan Ekonomi tinggi.


DKI Jaya, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Bali, Riau, Sumut (1975 - 2004).

 PDRB PKP tinggi, tingkat Pertumbuhan Ekonomi Rendah.


Irian Jaya (1975 - 2004).

 PDRB PKP Rendah, tingkat Pertumbuhan Ekonomi Rendah.


12 propinsi lainnya (1975 - 2004).

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 26


Dampak Implementasi OTODA :
Kesenjangan Ekonomi Sektoral per Propinsi 1975 - 2004

 Propinsi Pertumbuhan PDRB Tinggi :


Perekonomian didominasi Sektor Industri Manufaktur
DKI Jaya = 21,1%, Jabar = 36,9%, Jateng = 31,8%, DI
Yogyakarta = 13,3%, DI Aceh = 27,8%, Jatim = 29,5%,
Kaltim = 31,2%, Sumsel = 21,1%, dan Kalsel = 21,5%
(1975 – 2004).

 Propinsi Pertumbuhan PDRB Rendah :


Perekonomian didominasi oleh Sektor Pertanian :
Sulteng = 38,0%, Kalteng = 35,8%, Lampung = 31,3%,
Sulsel = 34,7%, dan Sultra = 31,6% (1975 – 2004).

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 27


Dampak Implementasi OTODA :
Kesenjangan Komposisi PDB Regional (%) 1975 - 2007

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 28


Dampak Implementasi OTODA :
Kesenjangan Komposisi PDB Regional 2007 - 2011

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 29


Dampak Implementasi OTODA :

Kesenjangan Ekonomi Nasional antar Wilayah (2009)

 Ketimpangan Nilai PDRB terhadap PDB Nasional :


* Jawa-Bali (Kontribusi PDRB = > 60%).
* Sumatera (Kontribusi PDRB = > 20% (tahun 2009).

 Realisasi Nilai PMDN terhadap PMDN Nasional :


* Jawa-Bali = 60,20%.
* Sumatera = 23,77% (tahun 2009).

 Realisasi Nilai PMA terhadap PMA Nasional :


* Jawa-Bali = 91,77%.
* Sumatera = 6,79% (tahun 2009).

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 30


Dampak Implementasi OTODA :
Kesenjangan Investasi Per Propinsi 2007 - 2011

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 31


Dampak Implementasi OTODA

 Dampak Positif OTODA :

* Pemda berkesempatan menampilkan identitas lokal


yang ada di masyarakat.
* Kebijakan-kebijakan pemerintah lebih tepat sasaran
karena Pemda lebih mengerti keadaan, situasi, dan
potensi di daerahnya daripada pemerintah pusat.
* Pemda lebih cepat mengambil kebijakan yang pen-
ting tanpa harus melewati prosedur di tingkat pusat

 Dampak Negatif OTODA :


KKN, penggunaan Anggaran tak terkontrol, Persaing-
an dan kesenjangan Ekonomi antar Daerah, Eksploi-
tasi PAD, dan Lemahnya Pengawasan.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 32


Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah Era OTODA

 Konsep Kawasan Andalan :


berdasarkan Potensi Daerah, Peluang & Tantangan Bisnis di Daerah

 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK).

 Strategi Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET) di KTI dan KBI


Pemerataan, Pertumbuhan, dam Pengembangan Wilayah.

 Strategi Kawasan Pengembangan Strategis (KPS) :


Kawasan pengembangan yang memiliki sumberdaya yang produktif untuk dikembangkan

• Reformasi Tata Kelola Ekonomi Daerah :


Reformasi pelayanan investasi, penyederhanaan sistem dan perijinan, dan reformasi Peraturan
Daerah (Perda) Pemda sebagai Fasilitator bagi dunia Bisnis bukan Predator

• Strategi Inovasi Pemda yang Creative, Strategic, productive, dan Sustainable.

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 33


Strategi Pengembangan Wilayah di Indonesia
Menurut RPJMN 2010 - 2014

1. Mendorong pertumbuhan wilayah potensial di luar Jawa-Bali


dan Sumatera dengan tetap menjaga momentum pertumbu-
han di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.
2. Meningkatkan keterkaitan antar wilayah melalui perdagangan
antar pulau untuk mendukung perekonomian domestik.
3. meningkatkan daya saing daerah lewat pengembangan sek-
tor-Sektor Unggulan di setiap Wilayah.
4. mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal, ka-
wasan strategis cepat tumbuh, kawasan perbatasan, kawas-
an terdepan, kawasan terluar, dan daerah rawan bencana
5. mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor kelautan

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 34


Tugas 11
 Jelaskan Permasalahan yang dihada-
pi dalam Pembangunan Ekonomi Da-
erah Era OTODA pada saat ini !

 Jelaskan Kesenjangan Ekonomi yang


masih dirasakan sebagai dampak Im-
plementasi Otonomi Daerah di Indo-
nesia sampai saat sekarang ini !

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 35


Sampai Jumpa Pokok Bahasan 12

Selamat Belajar Semoga Sukses

27 February, 2020 Copyright © 2011 by Achmadi 36

Anda mungkin juga menyukai