Anda di halaman 1dari 49

PARASIT PENYEBAB

GANGGUAN KESADARAN

DR. Dr. Josef S. B. Tuda, MKes, Sp ParK

Bagian Parasitologi
Fakultas Kedokteran UNSRAT
Plasmodium falcifarum
 Nama Penyakit: malaria falsifarum.
 Geografik: tropik, di afrika, asia tenggara,
Indonesia (diseluruh kepulauan)
 Morfologi dan DH:
- berbahaya karena penyakit bisa menjadi berat
- perkembangan aseksual dlm hati menyangkut
fase praeritrosit saja; tdk ada fase eksoeritrosit
dpat menimbulkan relaps jangka panjang.
- Bentuk dini yg terlihat di dlm hati adalah skizon
uk kira2 30 mikron pd hr-4 stlh infeksi.
- Jumlah merozoit dlm skizon matang: 40.000
buah
- Stad. Trofozoid muda, ukuran kecil,bentuk cincin
halus dgn uk 1/6 diameter eritrosit.
- Dlm btk cincin bisa terlihat 2 butir kromatin,
bentuk marginal dan accole sering ditemukan
- Beberapa bentuk cincin sering ditemukan dlm
satu eritrosit ( multipel infeksi )
- Bentuk cincin P.falsifarum kemudian menjadi
besar, uk ¼-1/2 diameter eritrosit
- Sitoplasma mengandung 1-2 butir pigmen.
- Stad. Perkembangan daur aseksual
berikutnya pd umumnya tidak berlangsung
dlm darah tepi, kecuali dlm kasus pernisiosa.
- Bentuk cincin dan trofozoit tua menghilang dr
darah tepi setelah 24 jam bertahan di organ
viseral.
- Dlm waktu 24 jam parasit dlm kapiler
berkembang secara skizogoni.
- Bila skizon matang  akan mengisi 2/3
eritrosit mbntuk 8-24 bh merozoit.
- Skizon matang P. falsi lbh << dr pd
skizon matang spesies lainnya.
 Kasus berat  eritrosit yg dihinggapi
parasit menggumpal dan menyumbat
kapiler
- Eritrosit yg terinfeksi tdk membesar selama
stad perkembangan parasit.
- Eritrosit yg mengandung trofozoit tua dan
skizon mempunyai titik maurer tersebar 2/3
bagian eritrosit.
- Pembentukan gametosit berlangsung di alat2
viseral, namun kadang stadium muda dpt
ditemukan di darah tepi.
- Gametosit muda bentuk agak lonjong,
kemudian akan lebih panjang dan
membentuk elips, pd akhirnya brbtk spt
pisang (gamet matang)
- Gametosit betina biasanya lebih langsing,
lebih panjang dari gametosit jantan,
sitoplasma biru, inti kecil, padat, warna
merah tua, butir2 pigmen tersebar di inti.
- Gametosit jantan bentuk lebih lebar dan spt
sosis, sitoplasma biru pucat, agak kemerah-
merahan, inti warna merah muda, besar dan
tidak padat.
- Jumlah gametosit: 50rb-150rb/mm3 darah.
- Siklus seksual P.falsiparum dlm nyamuk
berlangsung 22 hr pd suhu 20°C; 15-17 hr
suhu 23°C; 10-11 hr suhu 25°C-28°C.
- Pigmen ookista warna hitam, butir2 relatif
besar, membentuk pola kista sebagai
lingkaran ganda ditepinya.
- Pd H-8 pigmen tak tampak, kecuali beberapa
butir masih dapat dilihat.
 Sekuestrasi eritrosit terinfeksi.
pd Pl.falsiparum membentuk knobs pd
eritrosit. Tonjolan maengandung
antigen malaria.
Eritrosit menempel pd endotelium
kapiler darah membentuk sludge
membendung kapiler alat2 viceral.
Kapiler menjadi bocor dan menimbulkan
anoksia dan edema jaringan.
Patologi dan GK:
 Masa tunas intrinsik  9-14 hr.

 GK: sakit kepala, punggung, ekstrimitas,


perasaan dingin, mual, muntah, diare ringan.
 Diagnosis stadium trgantung anamnesis 
pernah dtng ke daerah endemik.
 Stadium lanjut: KU memburuk, gelisah,
mental confusion, demam tak teratur,
keringat banyak walau demam tak tinggi,
nadi nafas cepat, mual, muntah, kadang2
batuk.
 GK (WHO, 1990):
- Malaria otak dgn koma.
- Anemia normositik berat.
- Gagal Ginjal
- Edema Paru
- Hipoglikemia
- Syok
- DIC
- kejang umum yang berulang.
- Asidosis
- Black Water Fever
 M. Klinis:
- Gangguan Kesadaran
- Penderita sangat lemah
- Hiperparasitemia
- Ikterus
- Hiperpireksia
 Kel. Resiko penderita malaria berat:
a. daerah hiper/haloendemik
- anak kecil umur > 6bulan.
- wanita hamil.
b. daerah hipo/mesoendemik: anak2&dewasa.
c. Lain2:
- pendatang
- pelancong
Malaria Cerebral:

 penyebab † tertinggi (80%)


 GK: sakit kepala, rasa ngantuk, gangguan
kesadaran, kelainan saraf, kejang2 brsifat
fokal/menyeluruh.
 Gejala Neurologis: meningitis, epilepsi,
delirium akut, intoksikasi, heat stroke.
Anemia Berat:
 Mnurunnya Ht mendadak (<15%) / Hb (<5%
g%).
 Komplikasi sering pd anak2

Gagal Ginjal:
 Urine Output < 400 ml/24 jam (dewasa)

 Urine Output 12 ml/kgBB/24 jam (anak2)

 Kreatinin serum > 3 mg/dl.

 Sering disertai edema paru.

 Angka Kematian 50%


Edema Paru:
 Sering pd wanita hamil.

 Frekuensi pernafasan meningkat.

 Prognosis: Buruk

Hipoglikemia:
 Konsentrasi Gula darah <40 mg/dl.

 Sering pd wanita hamil.

 Akibat penggunaan Kina.

 GK: gelisah, takikardia, nyeri kepala, merasa


dingin.
Syok:
 Tek. darah < 50 mmHg (anak2), <70 mmHg
(Dewasa)
 GK: edema paru, asidosis metabolik, bateremia

 Aritmia jantung jarang ditemukan.

DIC:
 Pendarahan abnormal&spontan gusi.

 Epistaksis, petekie, pendarahan subkonjungtiva.

 Prevalensi: <10%

 Sering pd penderita non-imun


Kejang Umum:
 sekurang2nya 2x dlm 24 jam.

Haemoglobinuria:
 Urin warna hitam krn kemolisis intravaskuler
masif dan hemoglobiunuria (black water
fever).
 Penderita non-imun di daerah endemik

 Pengobatan Kina tak teratur.

 Akibat Kina pd penderita defisiensi G-6-PD


Diagnosis:
1. Menemukan parasit stadium trofozoit muda
tanpa/dgn stadium gametosit di sediaan
darah tepi.
2. Pd autopsi ada pigmen dan parasit pd
kapiler otak dan organ dalam.
Taenia solium
Taenia solium

 H. Definitif  manusia
 H. Perantara  manusia dan babi
 Nama penyakit oleh cacing dewasa 
Teniasis solium
 Nama penyakit oleh karena larva 
sistiserkosis
 Kosmopolit, namun jarang di negara islam
 Banyak di daerah dengan perternakan babi
seperti Eropa, Amerika latin, Cina, India,
Amerika Utara, papua, bali dan sumatera
utara
Morfologi

 Ukuran  2 – 4 m
 Terdiri dari skoleks, leher dan strobila
 Terdapat 800 – 1000 ruas proglotid
 Skoleks punya 4 batil isap, rostelum 2 baris
kait – kait masing – masing 25 – 30 buah
 Jumlah folikel testis 150 – 200 buah
 Proglotid panjang = lebar
 Lubang kelamin letak bergantian selang
seling pada sisi kanan dan kiri
Daur Hidup

 Telur keluar  celah robekan pada proglotid


 Bila termakan oleh H. perantara yg sesuai
dindingnya dicerna  embrio heksasan
keluar dr telur  tembus dinding usus 
aliran darah/getah bening
 Embrio heksasan di aliran darah 
tersangkut di otot babi
 Embrio heksasan cacing gelembung
(sistiserkus) babi dpt di bedakan di sapi krn
ada skoleh kait yg tunggal
Lanjutan...

 Sistiserkus selulose biasa ada di otot lidah,


punggung dan pundak babi
 Larva ukuran 0,6 – 1,8 cm
 Daging babi mengandung sistiserkus di
makan mentah/setengah matang oleh
manusia  dinding kista tercerna  skoleks
evaginasi  melekat di yeyenum
 3 bulan cacing jd dewasa dan roglotid
melepaskan telur
Patologi dan Gejala Klinis

 Gejala klinis yang sering ditimbulkan oleh


larva ( sistiserkosis )
 Sistiserkus sering serang  jar. Subkutis,
mata, jar. Otak, otot jantung, hati, paru, dan
rongga perut
 Pengapuran sering terjadi tp tdk
menimbulkan gejala klinis  sewaktu2 bisa
timbul miositis, demam tinggi, eosinofilia
Lanjutan...

 Kalsifikasi jarang di otak atau medula spinalis


 Sistiserkus sering timbulkan epilepsi,
meningo-ensefalitis, TIK meningkat (nyeri
kepala), ganggunan jiwa, hidrosefalus bisa
timbul bila ada sumbatan aliran cairan
serebrospinal
 Bahkan bisa menyebabkan kematian
Diagnosis

 Menemukan telur dan proglotid


 Sistiserkosis di diagnosis dengan :
- Ekstirpasi benjolan  histopatologi
- CT scan / MRI
- ELISA, EIBT ( Western blot ),
hemaglutinasi, CIE (Counter Immuno
Electroporesis)
- deteksi coproantigen di tinja
- deteksi DNA  PCR
Toxoplasma gondii
 Hospes: kucing (definitif), manusia,
mamalia, burung (perantara).
 Penyakit: t. kongenital & t.akuisita.

 Geografik: kosmopolit.

Epitel Usus kecil Kucing  skizogoni


 ookista +feses  ookista tertelan
mamalia  trofozoit  takizoit 
kista  bradizoit  kista jaringan.
Kucing  makan mamalia terinfeksi 
stadium seksual di ususnya.
 Hos. Perantara mengandung kista 
masa prapaten 3-5 hr.
 kucing mkan tikus terinfeksi  masa
prapaten 5-10 hr.
 Ookista langsung tertelan oleh kucing
 masa prapaten 20-24 hr.
 Kucing lebih mudah terinfeksi kista
drpd ookista.
 Pd kucing  btk trofozoit dan kista jaringan.
 Pd manusia  takizoit pd infeksi akut dan masuk
ke sel yg berainti.
 bentuk lain takizoit  spt bulan sabit dgn satu
runcing dan ujung lain membulat.
 Cara Infeksi T. gondii:

1. T. kongenital, Ibu hamil  anaknya.


2. T. Akuisita  makan daging mentah yg berisi
kista jaringan
3. Pekerja Lab dr binatang terinfeksi.
4. Transplantasi Organ
5. Transfusi darah.aa
Toxoplasmosis akuisita
 Dewasa (asimptomatik)
 GK: limfadenopati, rasa lelah, demam, sakit
kepala, eksantem, Retinokoroiditis pd dewasa
dan pubertas, .
 Infeksi akibat makan daging mentah dr
binatang yg terinfeksi dgn kista jaringan.
Toxoplasmosis kongenital
 Berat infeksi tergantung umur janin.
 makin muda usia janin, makin berat infeksi.

 Makin muda usia kehamilan, makin kecil


presentasi infeksi.
 GK: eritroblastosis, hidrops fetalis,
hidrosefalus, retinokoroiditis, kalsifikasi
intrakranial, tetrade sabin disertai kelainan
psikomotorik.
 Dx:
1. temukan takizoit dlm biopsi otak
2. tes serologis
3. Tes Warna
4. IFA dan ELISA
5. Tes zat IgM  T. Kongenital.
6. PCR.
 Obat: Pirimetamin, Sulfonamid, Spiramisin,
Klindamisin, Klaritromisin.
 Prognosis: baik s/d buruk.
 Epidemologi:
1. Hindari kontak dgn kucing (trutama pd ibu
hamil)
2. Hindari makan daging mentah/mengandung
kista.
3. Kucing harus diberi makanan matang, dan
dicegah berburu tikus/burung.
Amuba Hidup Bebas

 Dua genus: Naegleria & Acanthamoeba

Naegleria fowleri
 Bersifat Patogen, Termofilik

 Hidup di air tawar, tanah, dan tinja

 Penyakit: Primary Amebic Meningoenchepalitis.

 Ditemukan: USA, Belgia, Ceko, Aussie, New


Seland, India, Niger, UK, Ireland, Venez,
Panama
 Morfologi: Endoplasm  satu inti vesikuler dgn
kariosom yg besar dan dinding inti, butir2
kromatin.
 ada 3 stadium: ameboid, flagel, kista
 Flagel: btk lonjong, btk buah pir, 1 inti vesikuler, 1
vakuol kontraktil
 Kista: Lonjong, 1 inti. Dinding ada lubang  utk
ekskistasi
 Daur hidup belum jelas
 Masuk melalui hidung jar. Otak  mperbanyak
diri. Gejala : sakit kepala, demam, skit
tenggorokan, kaku kuduk, kelanan s.s.p
Acanthamoeba Culbertsoni

 Tdk ada stad. Flagelata


 Pseudopodia keluar serentak dr perm.
badan ke berbagai arah
 Kista punya dinding rangkap
 Daur Hidup = N. fowleri
 Masuk melalui traktus resp / kulit
 ke otak lwt hematogen
 Pd otak  pd penyakit lain/ imunosupresi
 Manifestasi: meningitis, kelainan mental,
kelainan neurologik, abses, tumor otak.
 Diagnosis: Trofozoit dalam cairan otak
eksudat purulent.
pd lesi jar  kista yg khas 
dinding dalam keriput.
 Obat: Sulfadiazin (pd hewan), manusia
(Klotrimazol dan Ketokonazol)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai