Sistem Eksresi Pada Manusia
Sistem Eksresi Pada Manusia
1. Ginjal
Dalam ginjal terjadi 3 proses dasar pembentukan urin yaitu :
a. Filtrasi Glomerulus
Sewaktu darah mengalirr melalui glomerulus, plasma bebasprotein tersaring
melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Dalam keadaan normal,
20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. Jika semua plasma darah
yang difiltrasi keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam
waktu kurang lebih setengah jam. Namun hal ini tidak terjadi karena tubulus
ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh panjangnya,
sehingga bahan-bahan dapat dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus dan
darah di dalam kapiler peritubulus.
b. Reabsorpsi tubulus
Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi
tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-
bahan dari bagian dalam tubulus (lumen tubuh) ke dalam darah ini disebut
reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh
melalui urin tetapi dibwa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke
jantung untuk diresirkulasi. Sementara bahan-bahan yang tidak dibutuhkan dan
harus dikeluarkan tetap berada di urin.
c. Sekresi tubulus
Sekresi tubulus adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapilerr
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi
masuknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama
adalah melalui filtrasi glomerulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk
mengeluarkan bahan dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah
tertentu bahan dari 80% plasma yang tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan
memindahkannya ke bahan yang sudag ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.
d. Eksresi urin
Eksresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin.
Proses ini bukanlah proses terpisah tetapi merupakan hasil dari tiga proses
tadi. Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak
direabsorpsi akan tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk
dieksresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari tubuh. Semua yang difiltrasi
dan kemudian direabsorpsi, atau tidak difiltrasi sama sekali, masuk ke
darah vena dari kapiler peritubulus dan karenanya dipertahankan di dalam
tubuh dan tidak dieksresikan di urin, meskipun mengalir melewati ginjal.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Ekskresi
1. Faktor internal
a. Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ADH berperan dalam menentukan jumlah pengeluaran urin yang dikeluarkan
tubuh. Jika darah yang akan disaring banyak mengandung air, maka hormon ADH yang
disekresikan ke dalam ginjal semakin sedikit, penyerapan air akan sedikit. Akibatnya
produksi urin yang terbentuk menjadi banyak dan cepat memenuhi kantong kemih.
b. Hormon insulin
Kadar hormon insulin yang rendah menyebabkan produksi urin meningkat sehingga
penderita sering mengeluarkan urin.
c. Kondisi Psikologis (gejolak emosi dan stress)
Gangguan psikologis stress berpengaruh terhadap kontraksi dan tekanan pada katup
kantung kemih. Ini akan mendorong orang untuk buang air kecil lebih sering.
2. Faktor Eksternal
a. Suhu lingkungan
Saat cuaca dingin orang lebih sering untuk ingin mengeluarkan urin. Hal
ini disebabkan oleh air yang terdapat dalam darah lebih banyak menuju
ginjal sehingga produksi urin lebih banyak. Untuk menjaga agar panas
tubuh tidak hilang, pori-pori kulit akan menyempit dan aliran darah akan
meningkat, terutama pada ginjal. Aliran darah yang meningkat
menyebabkan proses pembentukan urin juga meningkta. Oleh karena itu,
orang sering buang air kecil di saat cuaca dingin.
.
b. Konsumsi garam
Kadar garam yang tinggi dalam darah menyebabkan ginjal memproduksi garam
mineral yang lebih banyak sehingga produksi urn meningkat.
c. Jumlah air yang diminum
Orang yang banyak minum akan menyebabkan urin yang dikeluarkan lebih
banyak dari dalam tubuh. Ini disebabkan oleh sedikitnya air yang meresap ke
dalam darah sehingga lebih banyak diekskresikan melalui kantong kemih.
d. Konsumsi alkohol dan kafein
Bahan ini dapat menghambat pembentukan hormon ADH dalam tubuh
Kelainan dan Gangguan pada Sistem Ekskresi
Manusia
a. Ginjal
1. Gagal ginjal, kelainan pada ginjal dimana ginjal tidak dapat menyaring dan
membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme.
2. Batu ginjal, merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang terbentuk di ginjal. Batu
ginjal terbentuk karena mengendapnya mineral mineral dan bahan kimiawi.
3. Diabetes insipidus, kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang
mnyebabkan rasa haus yang berlebihan dan pengeluaran sejumlah besar air kemih
yang sangat encer (poliuri).
4. Diabetes melitus, kurangnya produksi zat insuli atau kurang sensitifnya jaringan
tubuh terhadap zat insulin. Hal ini akan mengakibatkan kadar glukosa pada makanan
tidak dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh akibatnya kadar gula dalam darah
akan terus meningkat.
5. Nefritis, peradangan pada ginjal yang terjadi karena infeksi bakteri penyakit pada
nefron.
6. Albuminuria, penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita
mengandung albumin.
b. Paru
1. Asma, penyempitan saluran pernapasan misalnya karena debu,dingin.
2. Tonsilitis, peradangan pada tonsil (amandel) sehingga mengganggu pernapasan.
3. TBC terganggunya proses difusi oksigen karena timbulnya bintil-bintil kecil pada
alveolus yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
4. Influenza, penyakit yang disebakan oleh virus influenza.
5. Pneumonia, penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia
pada alveolus.
6. Difteri, penyumbatan pada rongga faring atau laring oleh lendir yang dihasilkan
bakteri difteri.
7. Bronkhitis, peradangan pada bagian bronkus.
8. Emphysema, kelainan yang ditandai dengan kerusakan pada dinding alveolus, dan
mengahsilkan rongga udara yang abnormal.
9. SARS, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh sejumlah coronacirus.
c. Kulit
1. Eksim atau dermatitis, kelainan kulit yang mana kulit tampak
meradang dan iritasi.
2. Kusta atau lepra, penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae.
3. Jerawat, suatu kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan
produksi kelenjar minyak yang menyebabkan penyumbatan saluran
folikel rambut dan pori-pori kulit.
d. Hati
1. Hepatitis A yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (VHA).
2. Hepatitis B yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB).
3. Hepatitis C yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC).
Tindakan Preventif terhadap Menjaga Kesehatan
pada Sistem Ekskresi Manusia