Anda di halaman 1dari 48

PENDAHULUAN Minggu 1

Pengertian Balok - Kolom


P1
Suatu komponen struktur harus mampu memikul beban aksial
(tarik/tekan) serta momen lentur. Apabila besarnya gaya aksial A B

yang bekerja cukup kecil dibandingkan momen lentur yang


bekerja, maka efek dari gaya aksial tersebut dapat diabaikan dan
P2
komponen struktur tersebut dapat didesain sebagai komponen
balok lentur. Namun apabila komponen struktur memikul gaya
C D
aksial dan momen lentur yang tidak dapat diabaikan salah
satunya, maka komponen struktur tersebut dinamakan balok-
E F
kolom (beam-column) (Agus Setiawan : 2008).

Elemen balok-kolom umumnya dijumpai pada struktur-struktur


statis tak tertentu. Misalkan pada struktur portal statis tak Gambar. Struktur Portal Statis Tak Tentu.

tertentu.
PENDAHULUAN

Akibat kondisi pembebanan yang bekerja, maka batang AB tidak hanya memikul beban merata saja namun
juga memikul beban lateral P1. Dalam hal ini efek lentur dan gaya tekan P1 yang bekerja pada batang AB
harus dipertimbangkan dalam proses desain penampang batang AB, maka batang AB harus didesain
sebagai suatu elemen balok-kolom. Selain, batang AB yang didesain sebagai elemen balok-kolom, batang
AC, BD, CE, DF, juga didesain sebagai elemen balok kolom. Karena selain memikul gaya aksial akibat
reaksi dari balok-balok AB dan CD, efek lentur dan efek gaya aksial yang bekerja tidak bisa diabaikan
salah satunya. Berbeda dengan batang CD yang hanya didominasi oleh efek lentur, gaya lateral P2 telah
dipikul oleh pengaku-pengaku (bracing) bentuk X. Sehingga batang CD dapat didesain sebagai
suatu elemen balok tanpa pengaruh gaya aksial (Agus Setiawan : 2008).
PENDAHULUAN
Minggu
Persamaan Interaksi Aksial & Lentur
2&3
Perencanaan Batang Tekan
Batang tekan adalah suatu komponen struktur yang menahan gaya tekan konsentris akibat beban terfaktor
(𝑁𝑢 ), harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. 𝑁𝑢 ≤ ∅𝑁𝑛
Dimana :
𝑁𝑢 = Gaya tekan terfaktor.
ø = Faktor reduksi kekuatan, 0.85 (SNI Tabel 6.4-2).
𝑁𝑛 = Kuat tekan nominal komponen struktur.
(SNI butir 7.6.2 dan (9.2).

b. Perbandingan Kelangsingan
1) Kelangsingan elemen penampang λelemen < 𝜆𝑟 .
𝐿
2) Kelangsingan komponen struktur tekan , λbatang = 𝑘 < 200 .
𝑟
Dengan, λelemen = Kelangsingan elemen batas (SNI,Tabel 7.5-1).
𝜆𝑟 = Kelangsingan batas (kritis).
k = factor panjang efektif.
r = jari – jari girasi
λbatang = Kelangsingan batang desak.
Persamaan Interaksi Aksial & Lentur

𝑏
Jika λelemen = < 𝜆𝑟 (Kompak) maka berlaku :
𝑡
𝒇𝒚
𝑵𝒏 = 𝑨𝒈 . 𝒇𝒄𝒓 = 𝑨𝒈 .
𝝎

Nilai ω (koefisien tekuk) diambil sebesar 3 kemungkinan :


1) Untuk 𝜆𝑐 ≤ 0,25 maka ω = 1,0
1,43
2) Untuk 0,25 < 𝜆𝑐 < 1,2 maka ω =
1,6−0,67.𝜆𝑐
3) Untuk 𝜆𝑐 ≥ 1,2 maka ω = 1,25 . 𝜆𝑐 2
1 𝐿𝑘 𝑓𝑦
𝜆𝑐 = . .
𝜋 𝑟𝑦 𝐸
Dimana,
𝐴𝑔 = Luas tampang bruto/gross,mm2.
𝑓𝑐𝑟 = Tegangan kritis tampang, Mpa.
𝑓𝑦 = Tegangan leleh baja, Mpa.
𝑟𝑦 = jari-jari girasi komponen struktur terhadap sumbu y-y, mm.
𝐿𝑘 = Panjang tekuk komponen struktur tersusun pada arah tegak lurus sumbu, mm.
Persamaan Interaksi Aksial & Lentur

c. Komponen struktur tekan yang elemen penampang mempunyai perbandingan lebar terhadap tebal
lebih besar daripada nilai λr yang ditentukan dalam Tabel 1 (SNI, Tabel 7.5-1) harus direncanakan
dengan analisis rasional yang dapat diterima.
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal
Latihan Soal
1. Rencanakan kolom baja panjang 4 m dengan tumpuan jepit-jepit.
Kolom tersebut menerima beban aksial terfaktor (Nu) = 78 ton.
Mutu baja yang dipakai BJ 41.

2. Kolom direncanakan dengan menggunakan profil WF, panjang


batang 6 m. Pada kolom tersebut diberi pengaku pada tengah
bentang arah sumbu lemah dan beban aksial terfaktor yang
diterima = 82 ton. Mutu baja yang dipakai BJ 41.
Minggu
Persamaan Lentur
4&5
Suatu komponen yang mendukung beban transversal seperti beban mati dan beban hidup.
a. Hubungan Antara Pengaruh Beban Luar.
Untuk sumbu kuat (sb x) harus memenuhi 𝑀𝑢𝑥 ≤ Ø𝑀𝑛𝑥 .
Untuk sumbu lemah (sb y) harus memenuhi 𝑀𝑢𝑦 ≤ Ø𝑀𝑛𝑦 .

b. Tegangan Lentur dan Momen Plastis.


Distribusi tegangan pada sebuah penampang akibat momen lentur, diperlihatkan dalam
gambar 3. Pada daerah beban layan, penampang masih elastik (gambar 3.1), kondisi elastik
berlangsung hingga tegangan pada serat terluar mencapai kuat lelehnya (𝑓𝑦 ). Setelah mencapai
tegangan leleh (εy), tegangan akan terus naik tanpa diikuti kenaikan tegangan.
Ketika kuat leleh tercapai pada serat terluar (gambar 3.2), tahanan momen nominal sama dengan
momen leleh Myx, dan besarnya adalah :
Persamaan Lentur

𝑴𝒏𝒚 = 𝑴𝒚𝒙 = 𝑺𝒙 . 𝒇𝒚
Dan pada saat kondisi (1)

pada gambar 3.4 tercapai, semua


serat dalam penampang melampaui
(2)
regangan lelehnya, dan dinamakan
kondisi plastis. Tahanan momen
nominal dalam kondisi ini (3)
dinamakan momen plastis Mp, dan
besarnya : 𝑴𝒑 = 𝒇𝒚 . 𝒁 (4)
Gambar 3. Mekanisme Struktur Baja Luluh.
Persamaan Lentur
c. Stabilitas
Jika balok dapat dihitung pada keadaan stabil dalam kondisi plastis penuh maka kekuatan momen nominal
dapat diambil sebagai kapasitas momen plastis.
𝑴𝒏 = 𝑴𝒑 = 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝒏 < 𝑴𝒑
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam stabilitas :
LTB = Lateral Torsional Buckling
FLB = Flange Local Buckling
WLB = Web Local Buckling

d. Kuat Nominal Lentur Penampang dengan Pengaruh Tekuk Lokal (FLB)


1) Batasan Momen
Momen leleh My adalah momen lentur yang menyebabkan penampang mulai mengalami tegangan leleh
yaitu diambil sama dengan fy.S dengan S adalah modulus penampang elastisitas.
Persamaan Lentur

Kuat lentur plastis Mp adalah momen lentur yang menyebabkan seluruh


penampang mengalami tegangan leleh harus diambil yang lebih kecil dari
𝑨
fy.Z atau 1,5.My dan Z adalah modulus penampang plastis. 𝒁𝒙 = .𝒂
𝟐

Dengan : A = Luas penampang, cm2 ; a = Tinggi efektif, mm (a = H –


(2 . Cx)) ; Cx = Pusat berat arah sumbu x, cm

2) Kelangsingan Penampang
Pengertian penampang kompak, tak kompak dan langsing suatu komponen struktur yang
memikul lentur, ditentukan oleh kelangsingan elemen tekannya yang ditentukan pada tabel SNI 03-
1729-2002 Tabel 7.5-1.
Persamaan Lentur

a) Penampang Kompak
Untuk penampang-penampang yang memenuhi λ ≤ λp maka kuat lentur nominal penampang
adalah : 𝑀𝑛 = 𝑀𝑝

b) Penampang Tak Kompak


Untuk penampang yang memenuhi λp < λ ≤ λr maka kuat lentur nominal penampang
𝜆−𝜆𝑝
ditentukan sebagai berikut : 𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 − 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟 .
𝜆𝑟 −𝜆𝑝

c). Penampang Langsing


Untuk pelat sayap yang memenuhi λr ≤ λ maka lentur nominal penampang adalah :

𝜆𝑟 2
𝑀𝑛 = 𝑀𝑟
𝜆
Persamaan Lentur
e. Kuat Lentur Nominal dengan Pengaruh Tekuk Lateral (LTB)
Kuat momen pada tipe kompak merupakan fungsi panjang tanpa pertambatan, 𝐿𝑏 . Yang
didefinisikan sebagai jarak antara titik-titik pada dukung lateral atau pertambatan.

Gambar. Pertambatan Lateral.

Persamaan untuk teori elastis kuat tekuk lateral dapat diperoleh dalam teori stabilitas elastis.
𝐿𝑏 = Panjang tanpa pertambatan.
𝜋 𝜋.𝐸 2 G = Modulus geser baja, 80.000 Mpa.
𝑀𝑛 = . 𝐸. 𝐼𝑦 . 𝐺. 𝐽 + . 𝐼𝑦 . 𝐼𝑤 J = Konstanta puntir (momen inersia puntir), mm4.
𝐿𝑏 𝐿𝑏 Iw = Konstanta warping atau puntir lengkung, mm6.
E = Modulus elastisitas, 200.000 Mpa.
Iy =Momen inersia pengaku terhadap muka pelat
badan,mm4.
Persamaan Lentur
Kuat momen nominal pada balok kompak untuk kondisi batas atas Mp untuk inelastik maka momen kritis untuk
tekuk lateral (tabel 8.34) pada SNI 03-1729-2002.
Profil I dan kanal ganda.

𝜋 𝜋 .𝐸 2
𝑀𝑐𝑟 = 𝐶𝑏 . . 𝐸. 𝐼𝑦 . 𝐺. 𝐽 + . 𝐼𝑦 . 𝐼𝑤
𝐿 𝐿

Profil Kotak Pejal dan Berongga atau Masif.

𝐽. 𝐴
𝑀𝑐𝑟 = 2 . 𝐶𝑏 . 𝐸 .
𝐿ൗ
𝑟𝑦

12,5 . 𝑀𝑚𝑎𝑥
𝐶𝑏 = ≤ 2,3
2,5 . 𝑀𝑚𝑎𝑥 . + 3𝑀𝐴 + 4𝑀𝐵 + 3𝑀𝐶
Persamaan Lentur

Untuk balok kompak


1) Untuk komponen struktur yang memenuhi 𝐿 ≤ 𝐿𝑝 kuat nominal komponen struktur terhadap momen
lentur adalah 𝑀𝑛 = 𝑀𝑝
2) Untuk komponen struktur yang memenuhi 𝐿𝑝 ≤ 𝐿 ≤ 𝐿𝑟 kuat nominal komponen struktur terhadap momen

𝐿𝑟 −𝐿
lentur adalah 𝑀𝑛 = 𝑐𝑏 𝑀𝑟 + 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝

3) Untuk komponen struktur yang memenuhi 𝐿𝑟 ≤ 𝐿 kuat nominal komponen struktur terhadap momen lentur
adalah 𝑀𝑛 = 𝑀𝑐𝑟 ≤ 𝑀𝑝

F. Kuat Geser

Kuat geser pada badan pelat yang memikul gaya geser perlu (𝑉𝑢 ) harus memenuhi 𝑉𝑢 ≤ Ø 𝑉𝑛
Persamaan Lentur
ℎ ℎ 𝑘𝑛 𝐸
1) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel memenuhi: ≤ 1,10
𝑡𝑤 𝑡𝑤 𝑓𝑦

5
𝑘𝑛 = 5 +
𝑎 2

Maka kuat geser nominal pelat badan adalah : 𝑉𝑛 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 Dimana : 𝐴𝑤 adalah luas kotor
pelat badan

ℎ 𝑘𝑛 𝐸 ℎ 𝑘𝑛 𝐸
2) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel memenuhi: 1,10 ≤ ≤ 1,37
𝑡𝑤 𝑓𝑦 𝑡𝑤 𝑓𝑦

𝑘𝑛 𝐸 1
Maka kuat geser nominal pelat badan adalah : 𝑉𝑛 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 1,10 ℎ
𝑓𝑦
𝑡𝑤

𝑘𝑛 𝐸
1−𝐶𝑣 𝑓𝑦
Atau, 𝑉𝑛 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 𝐶𝑣 + ; Dengan, 𝐶𝑣 = 1,10
1,15 1+ 𝑎/ℎ 2 ℎ/𝑡𝑤
Persamaan Lentur
ℎ 𝑘𝑛 𝐸 ℎ
3) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel memenuhi: 1,37 ≤
𝑡𝑤 𝑓𝑦 𝑡𝑤

0,9 𝐴𝑤 𝑘𝑛 𝐸
Maka kuat geser nominal pelat badan adalah: 𝑉𝑛 =
ℎ/𝑡𝑤 2

1−𝐶𝑣 𝑘𝑛 𝐸 1
Atau, 𝑉𝑛 = 0,6 𝑓𝑦 𝐴𝑤 𝐶𝑣 + Dengan 𝐶𝑣 = 1,5
1,15 1+ 𝑎/ℎ 2 𝑓𝑦 ℎ/𝑡𝑤 2

g. Lendutan
Batas-batas lendutan untuk keadaan kemampuan-layan batas harus sesuai dengan struktur,
fungsi penggunaan, sifat pembebanan, serta elemen-elemen yang didukung oleh struktur
tersebut. Batas lendutan maksimum(δ) diberikan dalam Tabel 2.
Persamaan Lentur

5 𝑊 𝐿4
Untuk beban terbagi rata : 𝛥 = .
384 𝐸𝐼

Untuk beban terpusat ditengah bentang :


1 𝑃 𝐿4
𝛥 = . .......(2.10.2)
48 𝐸𝐼

Dimana,
W = 𝐷𝐿 + 𝐿𝐿
P = Beban aksial terfaktor, N.
Persamaan Lentur

h.) Interaksi Geser dan Lentur


1) Metode Distribusi
Jika momen lentur dianggap dipikul hanya oleh pelat sayap dan momen lentur perlu : 𝑴𝒖 ≤ Ø𝑴𝒇
𝑴𝒇 = 𝑨𝒇 . 𝒅𝒇 . 𝒇𝒚
Dengan, 𝑀𝑓 = Kuat lentur nominal dihitung hanya pelat sayap.
𝐴𝑓 = Luas efektif pelat sayap, mm2.
𝑑𝑓 = Jarak antara titik berat sayap, mm.

2) Metode Interaksi Geser dan Lentur

Jika momen lentur dipikul oleh seluruh penampang. Harus memenuhi persyaratan SNI, butir 8.1.1.8 dan

𝑀𝑢 𝑉𝑢
8.8.1. Dan harus sesuai + 0,625 ≤ 1,375
Ø𝑀𝑛 Ø𝑉𝑛
Persamaan Lentur

i.) Lentur Dua Arah (Lentur Biaksial)

Terjadi ketika beban yang bekerja mengakibatkan lentur kearah sumbu kuat dan sumbu

lemah. Misalkan pada struktur gording.

𝑀𝑢𝑥
Lentur terhadap sumbu x (kuat) 𝑀𝑢𝑥 ≤ 𝑀𝑛𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≤ 1,0
Ø𝑀𝑛𝑥

𝑀𝑢𝑦
Lentur terhadap sumbu y (lemah) ≤ 1,0
Ø𝑀𝑛𝑦

𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
Lentur biaksial (x dan y ) + ≤ 1,0
Ø𝑀𝑛𝑥 Ø𝑀𝑛𝑦
Contoh Soal

Balok menerima beban Mu = 400 kNm dan Vu = 300 kN. Mutu baja yang digunakan BJ 50
= 40 kN/m
Contoh Soal

Direncanakan pakai WF 350.350.12.19


Contoh Soal

400 kNm
400 kNm
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal

400 kNm
400 kNm
Contoh Soal

2,16 cm
240 240

2,16 cm
Contoh Soal
Contoh Soal

300 kN
300 kN
TEORI BALOK - KOLOM Minggu
6&7

3. Balok Kolom
a. Interaksi Momen Aksial
Dalam perencanaan komponen struktur balok-kolom, diatur dalam SNI 03-1729-2002
pasal 11.3 yang menyatakan bahwa suatu komponen struktur yang mengalami momen lentur
dan gaya aksial harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut :

𝑁𝑢 𝑁𝑢 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
Untuk < 0,2 maka + + ≤ 1,0
Ø𝑁𝑛 2Ø𝑁𝑛 Ø𝑏 𝑀𝑛𝑥 Ø𝑏 𝑀𝑛𝑦

𝑁𝑢 𝑁𝑢 8 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
Untuk ≥ 0,2 maka + + ≤ 1,0
Ø𝑁𝑛 Ø𝑁𝑛 9 Ø𝑏 𝑀𝑛𝑥 Ø𝑏 𝑀𝑛𝑦

Ø = faktor reduksi tahanan tekan (0,85).


Ø𝑏 = faktor reduksi tahanan lentur = 0,9.
TEORI BALOK - KOLOM

b. Pembesaran Momen Komponen Struktur Tak Bergoyang Dengan,


𝑀𝑛𝑡𝑢 = momen lentur terfaktor orde pertama
Untuk suatu komponen struktur tak bergoyang, maka
yang diakibatkan oleh beban-beban
besarnya momen lentur terfaktor harus dihitung sebagai yang tidak menimbulkan goyangan.

berikut : 𝑀𝑢 = 𝛿𝑏 . 𝑀𝑛𝑡𝑢 𝛿𝑏 = faktor pembesaran momen untuk

komponen struktur tak bergoyang.


𝐶𝑚
𝛿𝑏 = ≥ 1,0 𝑁𝑢 = gaya tekan aksial terfaktor.
𝑁𝑢
1−
𝑁𝑐𝑟 𝑁𝑐𝑟 = gaya tekan menurut Euler dengan kL/r

terhadap sumbu lentur dan k ≤ 1,0


2
𝜋 𝐸𝐴𝑔
𝑁𝑐𝑟 = 2
(untuk komponen struktur tak
𝑘𝐿
𝑟 bergoyang).
TEORI BALOK - KOLOM

Nilai 𝐶𝑚 ditentukan sebagai berikut :


1) Untuk komponen struktur tak bergoyang 2.) Sedangkan untuk komponen struktur tak bergoyang
dengan beban tranversal di antara kedua dengan beban tranversal di antara kedua tumpuannya,
tumpuannya, maka besar 𝐶𝑚 dapat namun mempunyai momen ujung 𝑀1 dan 𝑀2 (𝑀1 <
ditentukan berdasarkan analisis rasional 𝑀2 ) maka 𝐶𝑚 akan mengkonversikan momen lentur
sebagai berikut : yang bervariasi secara linear menjadi momen lentur
𝐶𝑚 = 1,0, untuk komponen struktur 𝑀1
seragam 𝑀𝐸 = 𝐶𝑚 . 𝑀2 ; 𝐶𝑚 = 0,6 − 0,4
𝑀2
dengan ujung sederhana.
𝑀1
𝐶𝑚 = 0,85, untuk komponen struktur Rasio bernilai negatif untuk kelengkungan
𝑀2

dengan ujung kaku. tunggal dan bernilai positif Untuk


kelengkungan ganda.
TEORI BALOK - KOLOM
c. Pembesaran Momen untuk Komponen Struktur Bergoyang
Untuk komponen struktur bergoyang, maka besarnya momen lentur terfaktor harus dihitung sebagai berikut :

1
𝑀𝑢 = 𝛿𝑏 . 𝑀𝑛𝑡𝑢 + 𝛿𝑠 . 𝑀𝑙𝑡𝑢 ; 𝛿𝑠 = 𝛥𝑜ℎ
1−∑𝑁𝑢
𝐻.𝐿

1
Atau, ; 𝛿𝑠 = ∑𝑁𝑢
1−
∑𝑁𝑐𝑟
Dengan,
𝑀𝑙𝑡𝑢 = momen lentur terfaktor orde pertama yang diakibatkan oleh beban-beban yang dapat
menimbulkan goyangan.
∑𝑁𝑢 = jumlah gaya aksial tekan terfaktor akibat beban gravitasi untuk seluruh kolom pada
satu tingkat yang ditinjau.
𝑁𝑐𝑟 = gaya tekan menurut Euler dengan kL/r terhadap sumbu lentur dan k ≥ 1,0.
𝛥𝑜ℎ = simpangan antar lantai pada tingkat yang seang ditinjau.
L = tinggi tingkat.
TEORI BALOK - KOLOM
d. Tekuk Lokal Web Pada Komponen Struktur Balok-Kolom
Untuk menentukan tahanan lentur rencana dari suatu profil, maka terlebih dahulu harus
diperiksa kekompakan dari penampang tersebut. Syarat kelangsingan badan atau kekompakan
badan sebagai berikut :

Nilai banding , Akan lebih kritis jika h = H – (2.𝐶𝑥 )
𝑡𝑤

Kelangsingan dari web dapat dikategorikan menjadi tiga bagian :

1) Jika 𝜆 ≤ 𝜆𝑝 , maka penampang kompak

2) Jika 𝜆 < 𝜆 ≤ 𝜆𝑟 , maka penampang tak kompak

3) Jika 𝜆 > 𝜆𝑟 , maka penampang lansing


TEORI BALOK - KOLOM

Table 7.5.1 SNI 03-1729-2002 memberikan batasan nilai untuk 𝜆𝑝 dan 𝜆𝑟 sebagai
berikut :

𝑁𝑢 1680 2,75.𝑁𝑢
Untuk < 0,125, 𝜆𝑝 = 1−
Ø𝑏 .𝑁𝑦 𝑓𝑦 Ø𝑏 .𝑁𝑦

𝑁𝑢 500 𝑁𝑢 665
Untuk > 0,125, 𝜆𝑝 = 2,33 − Ø >
Ø𝑏 .𝑁𝑦 𝑓𝑦 𝑏 .𝑁𝑦 𝑓𝑦

2550 0,74.𝑁𝑢
Untuk semua nilai, 𝜆𝑟 = 1−
𝑓𝑦 Ø𝑏 .𝑁𝑦

Dengan 𝑁𝑦 = 𝐴𝑔 . 𝑓𝑦 adalah gaya aksial yang diperlukan untuk mencapai kondisi


batas leleh.
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal
TUGAS

1. rencanakan balok dibawah ini jika mutu baja yang digunakan BJ 41 jika
qD = 500 kg/m2 dan qL = 450 kg/m2

6m

2. Rencanakan kolom dibawah ini jika menerima beban aksial tekan


17 ton (D) dan 26 ton (L), serta momen sebesar 2,6 t.m (D) dan 5,5
t.m (L). Jika panjang kolom 4 m dan mutu baja BJ 41
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai