BRONKITIS Dr. Tiroy
BRONKITIS Dr. Tiroy
• Bronkitis akut
• Bronkitis kronik
• Bronkitis infeksiosa
• Bronkitis iritatif
1. Bronkitis akut adalah batuk dan
kadang-kadang produksi dahak tidak
lebih dari tiga minggu
Cat :
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
• Sinusitis kronis
• Bronkiektasis
• Alergi
• Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Cat :
• Bronkitis infeksiosa, gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah,
menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan.
• Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya
batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan
dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan
bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
4. Bronkitis iritatif disebabkan oleh:
• Berbagai jenis debu
• Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen
sulfida, sulfur dioksida dan bromin
• Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
• Tembakau dan rokok lainnya.
PATOGENESIS
Bakteri masuk ke dlm tbh
↓
Menyerang organ ttt (di sal. Udara paru2) shg sel goblet
teriritasi
↓
Terdapat peradangan difus, penambahan sel
mononuklear di submukosa trakeo bronkial,
metaplasia epitel bronkus dan silia berkurang ,
hipertrofi dan hiperplasia kelenjar goblet (mukus)
bronkus &
Pengeluaran mukus >>
↓
perubahan pada saluran pernapasan kecil, yang diameternya kurang dari 2
mm, menjadi > sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadi
obliterasi
↓
perubahan pada saluran napas kecil yaitu sekresi sel goblet, bukan saja
bertambah dalam jumlahnya akan tetapi juga lebih kental
↓
menghasilkan substansi yang mukopurulen, sel radang di mukosa dan
submukosa, edema, fibrosis peribronkial, penyumbatan mukus
intraluminal dan penambahan otot polos
↓
Pada penderita bronkitis saat terjadi
ekspirasi maksimal, saluran
pernapasan bagian bawah paru akan
lebih cepat dan lebih banyak yang
tertutup.
↓
akan mengakibatkan ventilasi dan
perfusi yang tidak seimbang
↓
penyebaran udara pernapasan maupun
aliran darah ke alveoli tidak merata
↓
Timbul hipoksia dan sesak napas Lebih
jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah paru dan
polisitemia Terjadi hipertensi pulmonal
yang dalam jangka lama dapat
menimbulkan kor pulmonal.
MANIFESTASI KLINIK
Pemeriksaan lainnya :
• Tes fungsi paru-paru
• Gas darah arteri
• Rontgen dada
PENATALAKSANAAN
• Infeksi disebabkan oleh H. influenzae dan S. pneumoniae maka
digunakan ampisilin 4 x 0,25-0,5 g/hari atau eritromisin 4 x 0,5 g/hari
• Terapi oksigen
Diberikan jika terjadi kegagalan jalan napas karena hiperkapnia dan
berkurangnya sensitivitas terhadap CO2. Pemberian oksigen jangka
panjang (> 15 jam/hari)
• Bronkodilator. :
Untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya adrenergik diberikan
sulbutamol 5 mg dan atau ipratropium bromida 250 mikrogram diberikan tiap
6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0,25-0,5 g iv secara perlahan
• Istirahat
- Banyak minum
- Hentikan rokok
- Obat2an : AB (Amox. Ampi, Eritromisin)
Bronkodilator
Komplikasi
•Bronkopneumonia
•Pneumonia
•Pleuritis