Anda di halaman 1dari 22

Perubahan Pola Pikir dan Paradigma

Keselamatan

Pengantar Materi Pelatihan


Keselamatan Berbasis Perilaku (BBS)
PT. Japfa - Aquaculture
Banyuwangi, 16 – 17 September 2019
WHY BEHAVIOR

COMMUNITY
PROCESS SAFETY
AND RISK
MANAGEMENT STOP PROGRAM

ENVIRONMENTAL
PROTECTION

PROCESS BEHAVIOR
SAFETY SAFETY

OCCUPATIONAL
HEALTH
MANAGING SAFE

SHARE HOLDER REGULATOR

2
Mengapa perlu observasi?
100% 4%

80%

60% Unsafe
conditions
96% Unsafe
40%
acts

20%

0%
Persentase
Perubahan Perilaku dalam STOP

Perilaku Aman Perilaku Tidak Aman

4
Apa yang ada dalam pikiran
Anda saat terjadi
kecelakaan kerja di area
Anda?
Hirarki Konsekwensi

Fatal

Majors

Recordable Injuries

Near-Misses
or First Aid
Hazards
-Unsafe acts
-Employee – created Unsafe condition
Gap In Thinking
Kiri Depan Kanan Depan

Handel pengunci
Posisi tidak terkunci “patah”

Driver melakukan
reaksi setelah bagian
depan diperiksa
Kanan Belakang
Safety Training Observation Program
Hierarchy of Consequence

Truck trailer bergerak, driver meloncat & truk melindasnya


Fatal
Truck trailer bergerak, driver meloncat, jatuh dan mengalami patah
tulang
Majors
Reactive
Truck trailer bergerak, driver meloncat, dan mengalami Recordable
cidera terkilir Injuries
Lift Truck dikendarai masuk ke truk dan menjadikan Near-Misses
truk bergerak Or First Aid
Hazards
Roda Truck trailer tidak diberi ganjal -Unsafe acts Proactive
-Employee – created Unsafe condition

Gap in Thinking

Kekurangan/ketiadaan
“awareness”, “skill” dan
“will”
Konsekwensi

Konsekwensi positif (Reinforcement) akan


merubah perilaku jika dampaknya Positif,
Segera dan Pasti (PSP)
Konsekwensi negatif (Punishment) akan
merubah perilaku jika dampaknya Negatif,
Segera dan Pasti (NSP)
Menggunakan Aktivator vs
Konsekwensi
Aktivator akan bekerja efektif jika Pelakunya:
1. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya;
2. Tidak tahu bagaimana melakukannya;
3. Mengalami hambatan dalam melakukannya.

Konsekwensi akan bekerja efektif jika Pelakunya:


Tahu apa yang dilakukannya.
3 Elemen Kunci
1.Awareness / Kepedulian
2.Skill / Keahlian
3.Will / Keinginan

Kekurangan dalam hal-hal di atas akan menimbulkan


Gap in Thinking.
Contoh-contoh Aktivator

Tanda-tanda / Peringatan keselamatan


Instruksi-instruksi keselamatan kerja
Prosedur-prosedur keselamatan kerja
Sasaran-sasaran keselamatan kerja
Pelatihan keselamatan kerja
Pertemuan-pertemuan keselamatan kerja
Keteladanan atasan (role model)
Landasan Perbaikan Perilaku

Berpikir positif (positive thinking)


Belajar dari kesalahan diri-sendiri
atau orang lain
Mulai dari diri-sendiri
Menarik hikmah (positive learn) dari
segala hal yang positif maupun
negatif
Di manakah Prioritas Manajemen?

Produksi
Kwalitas
Biaya
Sumber Daya Manusia
Keselamatan Kerja
Paradigma yang keliru
Keselamatan kerja:
Kegiatan yang menghabiskan biaya untuk
pembelian Alat Pelindung Diri (APD)
Menghadapi masalah dengan sikap dan
mental yang masih rendah (Gap in Thinking).
Urusan Departemen Safety.
Apakah STOP Itu?

S afety
T raining Tujuan utama untuk melatih supervisi guna
mengeliminasi kecelakaan di daerah tanggung
jawabnya, dengan cara-cara:
O bservation
1. Mengamati dengan cermat karyawan yang sedang
bekerja.
P rogram 2. Memperkuat perilaku kerja aman
3. Memperbaiki dan mencegah perilaku tidak aman.

PERUBAHAN PERILAKU

16
Perubahan aspek kognitif pada perilaku Manusia

Old Paradigm

• Scheme, Pola dari perilaku dan berpikir dalam berhubungan


dengan berbagai objek.

• Assimilation, menginterpretasikan pengalaman baru dari


skema yang sudah ada (penggabungan objek baru ke dalam skema)

• Accomodation, memodifikasi skema yang sudah ada yang


disesuaikan dengan situasi yang baru.

• Equilibration, memulihkan keseimbangan antara pemahaman


yang ada dan pengalaman baru (mengembangkan skema baru).

New Paradigm

17
TEORI BELAJAR PERILAKU STOP

• Behavioristik, Segala sesuatu


Prinsip behavioristik sangat
STOP bermanfaat dalam menerangkan
perubahan prilaku manusia yang
yang ada sudah terstruktur, teratur dan tampak (observable). Sangat
rapi. efektif bila digunakan untuk
meningkatkan disiplin, motivasi,
• Konstruktivistik, Segala “individualized instruction”,
pengelolaan kelompok dan
sesuatu bersifat temporer, berubah dan sebagainya
tidak menentu
Why Observation ?
• Humanistik, menekankan pada
UNSAFE CONDITION
pengembangan sikap-sikap mulia (perasaan 4%
–perasaan).
96%
UNSAFE ACTION

18
REINFORCEMENT PERUBAHAN
PERILAKU

TEORI BELAJAR PERILAKU STOP


Reinforcement: hasil perbuatan mendapat  Mendorong Perilaku kerja yang aman
penguatan maka perbuatan itu akan (dengan memberi pujian, di pupuk, di
dipertahankan. bina, dan dikembangkan terus
Positif Reinforcement  Hadiah. menerus)
Negatif Reinforcement  Punishment.  Memperbaiki perilaku kerja yang
tidak aman (dengan memberi
Primary reinforcement  penguatan alami penjelasan yang logis/ masuk akal
dan bimbingan).
 Menerapkan model kerangka ABC

19
Ingat !!!
ANDA AKAN MENCAPAI TINGKAT
KESELAMATAN SESUAI DENGAN
YANG ANDA TUNJUKKAN
KEPADA KARYAWAN.

Diam berarti setuju !


SELAMAT DATANG PADA

PERUBAHAN PERILAKU

YANG TIDAK AMAN MENUJU


PERILAKU AMAN

22

Anda mungkin juga menyukai