Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK DAN KETERAMPILAN

BERTANYA

ADRIANI TRIZKY
1616150001
KETERAMPILAN BERTANYA
Pengertian keterampilan bertanya secara etimologis diuraikan menjadi dua
Suku kata yaitu “terampil” dan “tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia
“bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan
keterangan. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari
seseorang yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan
sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Sedangkan kata
“terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu
dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana
dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi
lawan bicara.
Jenis – jenis pertanyaan

1. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom


Ada tiga ranah (domain) yang dikemukan Bloom dan kawan-kawan
dalam taksonomi tersebut ialah:
1. kognitif (yang menyangkut aspek pikir)
2. afektif (yang menyangkut aspek sikap)
3. Psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).

Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domain yang digunakan


ialah kognitif oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir
(aspek pikir yang diutamakan). Untuk domain kognitif ini ada enam
tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir yang
berbeda.
Menurut tingkatannya..
a. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1) pengetahuan (knowledge)
2) pemahaman (comprehension)
3) penerapan (application)
b. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1) analisis (analysis)
2) sintesis (synthesis)
3) evaluasi (evaluation
2. Pertanyaan Berdasarkan Maksudnya
Menurut Hutasoit (2010), pertanyaan berdasarkan maksudnya,
Dapat di kelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Pertanyaan permintaan (compliance question)


b. Pertanyaan retoris (rhetorical question)
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question)
d. Pertanyaan menggali (probing question)

3. Pertanyaan Berdasarkan Tujuannya


Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan maksudnya
terdiri atas:
a. Pertanyaan Kognitif
b. Pertanyaan Performansi
c. Pertanyaan Konsekuensi
d. Pertanyaan Eksplorasi
4. Pertanyaan Berdasarkan Caranya
Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan caranya terdiri
atas:
a. Pertanyaan Mengarahkan
b. Pertanyaan Menggali
c. Pertanyaan Memancing

5. Pertanyaan Menurut Luas Sempitnya Sasaran


a. Pertanyaan Sempit (Narrow Question)
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup (convergent)
yang biasanya kunci jawabannya yang tersedia.
b. Pertanyaan Luas (Broad Questions)
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang jawabannya mungkin lebih
dari satu, sebab jawaban ini belum mempunyai jawaban yang
spesifik. Sehingga masih bersifat terbuka.
Tujuan Keterampilan Bertanya

1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu


permasalahan.
2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu permasalahan.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat siswa
belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilisasi
informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam
diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya

 Keterampilan Bertanya Dasar


1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
2) Pemberian acuan.
3) Pemindahan giliran.
4) Penyebaran
5) Pemberian waktu berfikir
6) Pemberian tuntunan
 Keterampilan Bertanya Lanjut
a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab
suatu pertanyaan
b. Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat
c. Penggunaan pertanyaan pelacak
d. Peningkatan terjadinya interaksi
TEKNIK BERTANYA
Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu wahana
penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif. Dalam
mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai
berikut :
1. Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan
giliran kepada seseorang
2. Siswa memberikan jawaban yang tepat dan dapat
mendorong siswa lainnya untuk memberikan
tanggapan dan mengajukan pertanyaan
3. Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru
mengemukakan pertanyaan lagi dan akhirnya siswa
bersama guru membuat kesimpulan jawaban
Selain itu, dapat pula digunakan teknik sebagai
berikut:
• Semua siswa dalam kelas secara serentak
member tanggapan terhadap pertanyaan
• Pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas,
kemudian beberapa siswa diminta untuk
menjawab
• Masing-masing siswa ditanya secara langsung
• Dengan cara berkompetisi sehat, misalnya
antara siswa wanita dengan laki-laki atau antra
kelompok pertama dengan kelompok kedua, dan
seterusnya.
Beberapa petunjuk teknis yaitu:

• Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan


• Berikan waktu secukupnya kepada siswa untu berpikir
• Atur lalu lintas bertanya jawab
• Hindari pertanyaan ganda
• Berikan pertanyaan berjenjang
• Gunakan pertanyaan-pertanyaan melacak

Beberapa hal yang perlu dihindari dalam mengajukan


pertanyaan:
• Mengulangi pertanyaan sendiri.
• Mengulangi jawaban siswa
• Menjawab pertanyaan sendiri
• Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
• Pertanyaan ganda
• Pertanyaan ganda
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan
pertanyaan dalam proses mengajar pada siswa adalah
sebagai berikut.
1. Tujuan
2. Penyusunan Kata-Kata
3. Struktur
4. Pemusatan

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam


menggunakan keterampilan/teknik dalam bertanya antara
lain:
• Kehangatan dan keantusiasan
• Memberikan waktu berfikir
Selain itu, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan
bertanya siswa, adapun langkah-langkah yaitu:

• Ekspolorasi informasi
• Memberi fokus
• Diskusi dan mencatat hasil diskusi
• Produksi pertanyaan
• Menyeleksi pertanyaan
• Refleksi
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN KETERAMPILAN
BERTANYA

o Kelebihan
• Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
• Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara
merdeka, sehingga pelajaran akan lebih menarik.
• Menghilangkan verbalisme, individualisme dan
intelektaulisma (Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010).

o Kelemahan
• Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
• Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada
sentiment pribadi.
• Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan
pendapat (Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai