Anda di halaman 1dari 22

STUDI KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA

GANGGUAN PEPTIC ULCER DISEASE (PUD)

ANGGOTA:

1. Sanses Atana 15/379373/FA/10462

2. Winda Eka A. 15/379376/FA/10465

3. Aldea Amalia K 15/380978/FA/10471

4. Eri Nurqolifah 15/380981/FA/10474

5. Rizqi Dinni F. 15/380985/FA/10478


01 TUKAK PEPTIK
Tukak lambung (ulkus peptikum) adalah kerusakan atau
hilangnya jaringan mukosa, submukosa, sampai lapisan otot
daerah saluran pencernaan makanan yang bermandikan cairan
lambung asam pepsin, dengan batas tajam dan bersifat jinak.
Tukak lambung banyak terdapat di daerah anthrum, dan paling
sering di curvatura minor lambung (88%), sedangkan 5%
ditemukan sepanjang curvatura mayor (Simadibrata, 2003).

02 HIPERTENSI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi bila aliran
darah di dalam pembuluh darah menimbulkan tekanan terlalu
besar terhadap dinding pembuluh darah. Faktor resiko untuk
mengalami hipertensi antara lain: usia, keturunan, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, obesitas (kegemukan),
stres, penyakit ginjal, gangguan adrenal, penyakit jantung
bawaan , obat-obatan tertentu, preeklamsia, konsumsi makanan
yang banyak mengandung garam, dan gaya hidup yang kurang
aktif (MIMS edisi 14).
KASUS
Seorang pria berusia 47 tahun datang ke klinik dengan
keluhan utama nyeri abdomen bagian atas yang kronik dan
berulang dengan karateristik yang mengesankan ulkus duodenal
(terjadi ketika perut kosong dan mereda dalam hitungan menit
dengan antasida atau makanan). Pasien tidak memiliki bukti
pendarahan GI atau anemia. Pasien tidak menggunakan NSAID
yang mungkin menyebabkan pembentukan ulkus, tetapi memiliki
bukti serologic infeksi H. Pylori. Dokter mendiagnosis pasien
mengalami tukak peptik karena infeksi H. Pylori.
Hasil pemeriksaan dan riwayat medik
pasien :
Riwayat sosial :
Pemeriksaan Fisik :
Hasil Lab : - Tidak merokok
- TD 150/90 mmHg
- Antibodi terhadap H. - Tidak minum minuman
- Nadi 80/menit Pylori (+) keras
- RR 20/menit - lain-lain dalam - Berolahraga 3x
- Suhu 37°C batas normal
seminggu
Riwayat alergi : ---

Riwayat pengobatan :
Riwayat Penyakit
- Kombinasi amoksisilin 2 x
Terdahulu :
1000 mg PO, klaritomisin 2
- Tukak peptic, karena
x 500 mg PO, dan
infeksi H. Pylori sejak 10
omeprazole 1 x 20 mg PO
hari yang lalu
sudah 10 hari
- Hipertensi sejak 3 bulan
- Amlodipine 1 x 5 mg PO
yang lalu
sudah 3 bulan
Subjective
1. Nyeri abdomen bagian atas kronik dan berulng yang
mengesankan ulkus duodenal
2. Riwayat penyakit : Tukak peptik karena H. Pylori sejak
10 hari lalu, hipertensi sejak 3 bulan lalu

3. Riwyat sosial : Tidak merokok, tidk minum minuman kers,


berolahraga 3x seminggu
4. Riwayat alergi : ---

5. Riwayat pengobatan : Kombinasi amoksisilin 2 x 1000 mg


PO, klaritromisisn 2 x 500 mg PO, dan omeprazole 1 x 20 mg
PO sudah 10 hari, amlodipin 1 x 5 mg PO sudah 3 bulan.
Objective
• Laki laki berumur 47 tahun
• TD 150/90 mmHg
• Nadi 80/menit

• RR 20/menit
• Suhu 37°C
• Antibodi terhadap H.pylori (+)
Assesment
1. Identifiksi terkait masalh dosis
a. Dosis Amlodipin terlalu rendah untuk
menghasilkan luaran penurunan tekanan darah
b. Aturan pakai omeprazol yang terlalu rendah pada
kombinasi obat ini (A, C, O)

2. Identifiksi terkait resistensi obat


• Karena penggunaan kombinasi obat ini sudah
dilaksanakan selama 10 hari, dan tidak tercapai
outcome klinik yang diharapkan, maka perlu
dilakukan penggantian kombinasi obat yang juga
merupakan 1st line pengobatan PUD karena H.
Pylori
• (Terapi empat obat berbasis bismuth)
Planning
Rekomendasi Pengobatan

Hipertensi
Disarankan peningkatan dosis, Amlodipin 1 x 10 mg PO.

Tukak Peptik H. Pylori


Disarankan penggunaan kombinasi terapi empat obat
berbasis bismuth yaitu :
• Lansoprazol 2 x 30 mg PO
• Bismuth subsalisilat 4 x 525 mg PO
• Metronidazol 4 x 250 mg PO
• Tetrasklin 4 x 500 mg PO

Dilakukan selama 14 hari pengobatan


(DiPiro, et al., 2015; Anonim, 1998)
Obat
• Dosis : 5 mg amlodipin per hari atau maksimal 10 mg per hari
untuk dewasa.
• Mekanisme aksi : Amlodipin menghambat masuknya kalsium
dari ekstrasel melintasi membran sel sehingga menghambat
proses kontraksi otot polos sehingga terjadi pelebaran arteri
koroner dan sistemik. Amlodipin
• Efek samping : edema perifer, pusing, palpitasi (detak
jantung cepat), dan flushing (kehangatan, kemerahan di kulit,
atau sensasi kesemutan).
• Kontraindikasi : Pasien dengan riwayat infark miokardial
akut, arteri koroner, gangguan hati, ibu hamil, ibu menyusui,
anak – anak.
• Perhatian : Diminum sebelum atau setelah makan dan
diminum rutin untuk mencapai tujuan terapi.
Obat
• Dosis : 4 x 525 mg bismuth subsalicylate PO per hari untuk
dewasa dan dosis maksimal yaitu 4.2 gram per hari.

• Mekanisme aksi : Bismuth subsalisilat memberikan aktivitas


mikrobisida dengan H. Pylori
Bismuth
Subsalisilat
Obat
• Dosis : 4 x 250 mg metronidazole PO per hari untuk dewasa.
• Mekanisme aksi : Metronidazole dapat menghambat sintesis dan
degradasi DNA. Metronidazole sebagai anti bakteri mengubah
metabolisme bakteri oleh asam empedu di saluran GI.
• Efek samping : Sakit kepala, mual, muntah.
• Kontraindikasi : Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap Metronidazole
metronidazole atau turunaan nitroimidazole lainnya
- Alkohol
- Hipokalemia (K)
- Hipotensi (TD)
• Perhatian : Diminum setelah makan karena absorpsi
metronidazole meningkat dengan adanya makanan dan diminum
sampi habis. Jangan mengkonsumsi alkohol atau makanan maupun
minuman yang mengandung propilen glikol.
Obat
• Dosis : 4 x 500 mg tetrasiklin PO per hari untuk dewasa.
• Mekanisme aksi : menghambat sintesis protein ribosom
dengan menghambat pemasukan aminoasil t-RNA pada fase
pemanjangan yang termasuk fase translasi sehingga terjadi
blockade perpanjangan rantai peptida.
• Efek samping : Menyebabkan perubahan warna kuning atau
coklat permanen pada gigi yang berkembang dan hipoplasia
Tetrasiklin
email gigi.
• Kontraindikasi : Ibu menyusui (kategori D menurut FDA),
anak-anak, pasien dengan penyakit hati, gangguan ginjal,
hipersensitivitas sulfit, pasien dengan hipersensitivitas
tetrasiklin, bayi, radang usus, neonatus.
• Perhatian : Kecuali ketika terapi lain tidak efektif, penggunaan
pada neonatus, bayi, dan anak-anak hingga usia 8 tahun, harus
dihindari.
Obat
• Dosis : 2 x 30 mg lansoprazol PO per hari untuk dewasa.

• Mekanisme aksi : Menekan sekresi asam lambung dengan


menghambat enzim ATPase yang diperlukan untuk aktivasi
pompa asam lambung, sehingga menghalangi sekresi asam
dari sel parietal.
Lansoprazole
• Efek samping : Nyeri sendi bersama ruam merah, sakit perut
yang semakin memburuk, memerh, melepuh, dan mengelupas
kulit, diare lebih dari 5 x sehari.
Parameter Pemantauan
Efektivitas Efek samping
Obat
Kondisi klinik TTV dan Lab Kondisi klinik TTV dan Lab
Hiperglikemia (GLC) /
Kelelahan, nyeri perut,
glukosa darah,
Amlodipin - TD mual, muntah, edema,
Hipotensi (TD),
pusing, mengantuk.
Nadi (N), berat badan
Konstipasi, tinja berwarna
hitam atau coklat
Antibodi terhadap H. Pylori Gangguan GI,
(-) Mual, muntah, Sakit kepala,
Bismuth subsalisilat Nyeri abdomen bagian
(Hasil endoskopi tidak dan terdapat efek samping Pemeriksaan warna feses
atas
menunjukan adanya H. lain namun dengan
Pylori) prevalensi yang sangat
kecil.

Metronidazole Nyeri abdomen bagian Antibodi terhadap H. Pylori Demam, Hipertensi (TD),
atas (-) Influenza, mulut kering, Hipokalemia (K), dan
(Hasil endoskopi tidak Mual, muntah, hiperurisemia
menunjukan adanya H. Gejala alergi yang
Pylori) ditunjukkan dengan gatal-
gatal dan terjadi ruam pada
kulit, gangguan
gastrointestinal (13%),
gejala efek samping lain
dapat terjadi namun dalam
prevalensi yang sangat
kecil.
Parameter Pemantauan
Tetrasiklin Nyeri abdomen Antibodi terhadap Sakit kepala, mual, Trombositopenia
bagian atas H. Pylori (-) muntah,
(Hasil endoskopi Penglihatan kabur
tidak menunjukan Diare
adanya H. Pylori) Demam
Gangguan hepar
Lansoprazol Nyeri abdomen Antibodi terhadap H. Nyeri abdominal Hipotensi (TD),
bagian atas Pylori (-) Batuk Glukosa darah
(Hasil endoskopi Sakit kepala (Hipoglikemia/GLC),
tidak menunjukan Dehidrasi Hipomagnesemia (Mg)
adanya H. Pylori) Demam
Monitoring
Monitoring
Monitoring Monitoring Kapatuhan pasien
Tekanan Darah Efek Samping Obat Dan
perbaikan gejala
KOMUNIKASI,INFORMASI, DAN EDUKASI

BISMUTH SUBSALISILAT, METRONIDAZOLE, TETRASIKLIN

• Bismuth subsalicylate (BSS), metronidazole • Efek Obat : Setelah 14 hari bertutut – turut
(MTZ), dan tetrasiklin (TCN) untuk karena penyembuhan ulkus juga dapat
pengobatan infeksi Helicobacter pylori (H. bergantung pada efek sitoprotektif dari
pylori) yang terkait dengan penyakit ulkus bismuth subsalicylate. Senyawa bismut
duodenum. mungkin merangsang produksi prostaglandin,
mengubah lendir GI, dan / atau memodulasi
• Tujuan terapi Helidac adalah untuk respon imun.
mengeradikasi infeksi karena Helicobacteri
pylori, untuk memperbaiki absropsi zat besi • Dampak penggunaan obat yang tidak
(agar tidak terjadi anemia defisiensi zat besi benar: resistensi antibiotik dimana jika pasien
dan purpura trombositopenia idiopatik) dan sebelumnya pernah diterapi dengan
tidak terjadi resistensi metronidazole. metronidazole akan meningkatkan
kemungkinan hingga 54% sehingga perlu
• Terapi Helidac berisi bismuth subsalisilat, dikombinasi dengan antibiotik lain namun jika
metronidazole, dan tetrasiklin dengan dosis tidak minum teratur akan terjadi resistensi
yaitu 525 mg bismuth subsalicylate PO, 250 terhadap keduanya. Penggunaan bismuth
mg metronidazole PO, dan 500 mg tetrasiklin subsalisilat yang berlebihan akan
PO dengan frekuensi 4 kali sehari selama menyebabkan toksisitas salisilat.
14 hari.
KOMUNIKASI,INFORMASI, DAN EDUKASI

BISMUTH SUBSALISILAT, METRONIDAZOLE, TETRASIKLIN

• Efek samping : 4. Tetrasiklin : efek smping yang paling umum


1. Bismuth subsalisilat : Efek samping yang adalahkulit menjadi sensitif terhadap matahari,
paling umum adalah penggelapan tinja dan / efek tersebut dapat hilang jik pengobatan sudah
atau lidah. Efek ini tidak berbahaya dan berhenti selain itu mungkin menyebabkan kondisi
akan hilang ketika menghentikan usus yang parah (Clostridium difficile-associated
pengobatan. Muntah / diare yang terus- diare) karena bakteri yang resisten.
menerus dapat menyebabkan kehilangan air
tubuh yang serius (dehidrasi) sehingga 5. Aturan pakai:
frekuensi minum air putih ditingkatkan. • Tetrasiklin memiliki interaksi dengan bismuth
Segera hubungi dokter jika terjadi dehidrasi subsalisilat yang efeknya absorpsi tetrasiklin
akut. dapat menurun.

2. Metronidazole : Urin Anda berubah menjadi • Tetrasiklin dan metronidazole dikonsumsi


lebih gelap. Efek ini tidak berbahaya dan setelah makan sesuai dosis, lalu 2 jam
akan hilang ketika obat dihentikan. Pusing, kemudian bismuth subsalisilat baru diminum.
sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, Waktu terbaik yang dapat direkomendasikan
kehilangan nafsu makan, diare, sembelit, adalah saat makan pagi hari, siang hari, sore
atau ada rasa logam di mulut Anda dapat hari, dan malam hari. Untuk bismuth subsalisilat
terjadi. diminum mengikuti setelah konsumsi tetrasiklin
dan metronidazole.
KOMUNIKASI,INFORMASI, DAN EDUKASI

AMLODIPIN

• Amlodipine adalah penghambat kanal • Aturan pakai :


kalsium yang digunakan untuk pengobatan
hipertensi. Dosis yang dianjurkan dokter adalah 5 mg per
hari atau maksimal 10 mg per hari selama 7-14
• Gejala yang membaik : menurunnya tekanan hari pengobatan, namun pada kasus ini setelah
darah hingga normal dan bisa sebagai obat 3 bulan tidak mengalami perbaikan maka dosis
maintenance agar tetap stabil. dinaikkan menjadi 10 mg satu kali sehari
selama satu bulan terapi. Amlodipine
• Efek obat akan terlihat : rutin mengecek dikonsumsi sebelum atau setelah makan,
tekanan darah, mengalami penurunan namun dalam kasus ini amlodipine sebaiknya
tekanan darah (respon klinis) 7-14 hari. dikonsumsi setelah makan bersama dengan
obat yang lain pada maalam hari.
• Dampak penggunaan obat yang tidak
benar: Jika konsumsi tidak teratur makan
tekanan darah tidak akan menurun sesuai
dengan tujuan pengobatan. Namun jika
konsumsi berlebihan akan mengalami
overdosis biasanya detak jantung bukannya
menurun tetapi akan berdetak lebih kencang.
KOMUNIKASI,INFORMASI, DAN EDUKASI

LANSOPRZOLE

• Lansoprazole adalah inhibitor pompa • Efek obat akan terlihat : dilakukan cek
proton asam (PPI). Digunakan untuk lambung secara berkala selama terapi
pengobatan jangka pendek dari ulkus pengobatan yaitu 2-4 minggu, setelah itu
duodenum atau lambung, untuk dilakukan pengobatan pemeliharaan kondisi.
mempertahankan penyembuhan ulkus
duodenum dan esofagitis, dan untuk • Dampak penggunaan obat yang tidak
digunakan dalam kombinasi dengan benar: Pusing kepala, mengantuk, pandangan
antibiotik dalam pemberantasan kabur, mual, muntah, takikardia hingga
Helicobacter pylori (H. pylori) untuk gangguan pernapasan.
mengurangi risiko ulkus duodenum.
• Efek samping : Nyeri sendi bersama ruam
• Gejala yang membaik : nyeri lambung merah, sakit perut yang semakin memburuk,
karena infeksi Helicobacter pylori penyebab memerh, melepuh, dan mengelupas kulit,
peptic ulkus dan esophagus refluks dapat diare lebih dari 5 x sehari.
menurun, mengurangi risiko terkena penyakit
ulkus peptikum, gastritis atrofi, dan kanker • Aturan pakai : Dosis 30 mg 2 kali sehari
lambung. dengan terapi selama 14 hari sebagai initial
treatment. Lansoprazole diminum 30 menit
sebelum makan .
Anonim, 1998, Helicobacter pylori, Centers for Disease Control and Prevention,
www.cdc.gov/ncidod/dbmd/hpylori.htm, diakses pada 17 September 2018
pukul 15.00 WIB.
Anonim, 2018, Drug Monograph : Amlodipine, ClinicalKey,
https://wwwclinicalkey.com.ezproxy.ugm.ac.id/#!/content/drug_monograph/6
-s2.0-27?scrollTo=%23Indications, diakses pada 18 September 2018 pukul
13.00 WIB.
Anonim, 2018, Drug Monograph : Bismuth Subsalicylate, ClinicalKey, https://www-c
linicalkey-com.ezproxy.ugm.ac.id/#!/content/drug_monograph/6-s2.0-
69?scrollTo=%23Indications, diakses pada 18 September 2018 pukul 13.00
WIB.
Anonim, 2018, Drug Monograph : Bismuth Subsalicylate; Metronidazole; Tetracycline,
ClincalKey, https://www-clinicalkeycom.ezproxy.ugm.ac.id/#!/
content/drug_monograph/6-s2.0-925?scrollTo=%23References, diakses pada
18 September 2018 pukul 13.15 WIB.
Anonim, 2018, Drug Monograph : Metronidazole, ClinicalKey, https://www-clinicalkey-
com.ezproxy.ugm.ac.id/#!/content/drug_monograph/6-s2.0-
398?scrollTo=%23AdverseReactions, diakses pada 18 September 2018
pukul 13.45 WIB.
Anonim, 2018, Drug Monograph : Tetracycline, ClinicalKey, https://www-clinicalkey-
com.ezproxy.ugm.ac.id/#!/content/drug_monograph/6-s2.0-598, diakses
pada 18 September 2018 pukul 13.30 WIB.
Tatro, D.S., 2009, Drug Interaction Fact, The Authority on Drug Interaction, Wolters
Kluwer Health.
Wannmacher L., 2011, Review of the evidence for H. pyloritreatment r
egimens WHO, diakses dari
http://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/18/applications/R
eview_171.pdf taggal 18 September 2018 pukul 18.16 WIB.
Wells, B. G., DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L., and DiPiro, C. V., 2015, P
harmacotherapy Handbook, 9th Edition, McGraw-Hill Education, US.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai