Anda di halaman 1dari 47

BOS DALAM ASPEK PEMERIKSAAN

DAN PENGAWASAN

TEAM BOS KEMENTERIAN AGAMA KANTOR KABUPATEN TANGERANG


TAHUN 2016
PERUBAHAN AKUN /
KODE MATA ANGGARAN

PENGGUNAAN AKUN 57 (BELANJA BANTUAN SOSIAL)


Transfer uang/barang yang diberikan kepada
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.
masyarakat guna melindungi dari kenungkinan
91/PMK.06/2007 ttg BAGAN AKUN STANDAR
terjadi resiko sosial

HASIL PEMERIKSAAN BPK & ITJEN SERTA TINJAUAN ULANG TENTANG


PENGGUNAAN AKUN
Pengkalisikasian anggaran belanja tidak sesuai substansi kegiatan yang
Temuan berulang dan tidak terselesaikan dari dilaksanakan (tidak memiliki resiko sosial), perencanaan penyaluran
tahun 2012-2014 bantuan belum memadai, penerima bantuan sosial belum menyampaikan
laporan pertanggungjawaban, penerima bantuan tidak sessuai/rangkap

PENGGUNAAN AKUN 521 (BELANJA BARANG) & 526 (BELANJA BARANG


YANG DISERAHKAN KPD MASYARAKAT)
PERATURAN DIRJEN PERBENDAHARAAN NO. PER-80/PB/2011 ttg Lembaga (non miskin) yang memerlukan bantuan
PENAMBAHAN DAN PERUBAHAN AKUN PENDAPATAN, BELANJA, &
TRANSFER PADA BAGAN AKUN STANDAR menggunakan akun 52 (521 & 526)
Pusing!!! Ribett?!!
Bingung!!**

Masalah Tanpa Solusi?? Ruwett??


JUKNIS BOS

Belanja
Barang/Jasa

Belanja
Perjalanan Kegiatan
Dinas

BOS

Belanja
Belanja Pegawai
Bansos
Kenapa Belanja BOS diatur dalam akun
521219 dan 526xxx?
Agar Pengalokasian dan pengelolaan Dana Belanja
Bansos dapat dilaksanakan secara:
tertib, efisien, ekonomis, selektif, transparan &
bertanggung jawab*
*Menurut KBBI (Kamus besar Bahasa Indonesia), arti dari:
- Tertib: teraturr; menurut aturan;
- Efisien; tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan)
sesuatu (dg tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya);
- Ekonomis; bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan
barang, bahasa, waktu; tdk boros, hemat;
- Selektif; dg melalui seleksi atau penyaringan; secara dipilih.;
- Transparan; tidak terbatas pada orang tertentu saja; terbuka.;
- Bertanggung jawab; keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dsb).
Tertib;
teratur; menurut aturan.
Efisien;
tepat atau sesuai untuk mengerjakan
(menghasilkan) sesuatu (dg tidak membuang-
buang waktu, tenaga, biaya).
Ekonomis;
bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang,
penggunaan barang, bahasa, waktu; tdk boros, hemat.
Selektif;
dg melalui seleksi atau penyaringan;
secara dipilih.;
tidak terbatas pada orang tertentu
saja; terbuka.;
Bertanggung jawab;
keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa
boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dsb).
DASAR HUKUM
1. PerPres Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
2. PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara;
3. PMK Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2016;
4. PMK Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam
Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;
5. PMK Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan pajak
penghasilan pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan
barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatian usaha di bidang
lain;
6. PMK Nomor 122/PMK.010/2015 tentang PTKP
KLASIFIKASI BELANJA BARANG/JASA
Belanja Barang/Jasa
(Berpedoman pada Perpres Nomor 54 tahun 2010 ttg Pengadaan Barjas PMK Nomor 190
tahun 2012 ttg Tatacara Pembayaran APBN PMK Nomor 53 tahun 2014 ttg SBU 2015 PMK
154 tahun 2010 )

JUKNIS
BOS
1. Pengembangan perpustakaan
2. Pembelian bahan-bahan habis pakai
3. Langganan daya dan jasa
4. Perawatan madrasah
5. Pembelian perangkat komputer
6. Pembiayaan pengelolaan BOS
7. Biaya lainnya yang bersifat pembelian
barang

 > 50 juta menggunakan SPK/Kontrak


 < 50 juta s.d. 10 juta menggunakan kwitansi
 < 10 juta menggunakan bukti pembelian
 Faktur pajak dan SSP
 Berita acara serah terima barang
 Foto (sebelum dan sesudah) pekerjaan
rehab/perawatan
BENTUK KUITANSI
BELANJA BARANG dan BELANJA BAHAN
KELEMAHAN-KELEMAHAN

1. Tidak ada berita acara serah terima barang


(kartu garansi/asuransi ddl)
2. Akun 526xxx atau barang yang
diserahterimakan pada masyarakat tidak
tercatat dalam aplikasi persediaan
3. Tidak ada berita acara pendistribusian barang
4. Terdapat cicilan pembayaran
KLASIFIKASI BELANJA KEGIATAN
Belanja Kegiotan
(Berpedoman pada PMK Nomor 190 tahun 2012 ttg Tatacara Pembayaran APBN PMK
Nomor 53 tahun 2014 ttg SBU 2015 PMK 122 tahun 2015 ttg PTKP)

JUKNIS
BOS
1. Penerimaan Peserta Didik Baru
2. Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
Siswa
3. Ulangan dan Ujian
4. Pengembangan Profesi Guru dan
Tenaga Kependidikan

 Kuitansi/Bukti Pembelian
 Faktur Pajak dan SSP
 Nota/bukti penerimaan barang/jasa dan bukti lainnya (foto fisik)
 SK honor panitia/petugas beserta lampiran nama dan besaran
nominatifnya yang ditandatangani oleh PPK
 Daftar tanda terima pembayaran panitia/petugas dan bukti foto
kegiatan
 Biaya akomodasi dibuktikan dengan bukti pembayaran
 Daftar hadir peserta
KELEMAHAN-KELEMAHAN

1. Laporan pelaksanaan tidak sesuai dengan


format pelaporan (PMA Nomor 16 Tahun 2006);
2. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan;
3. Barang yang dibeli kurang spesifik dalam nota
4. Nilai kewajaran dalam penggandaan naskah
ujian
5. Ujian yang bersifat lokal masih dibayarkan
honorarium
6. Tidak ada daftar hadir rapat
KLASIFIKASI BELANJA PEGAWAI
Belanja Pegawai
(Berpedoman pada PMK Nomor 190 tahun 2012 ttg Tatacara Pembayaran APBN PMK
Nomor 53 tahun 2014 ttg SBU 2015 PMK 122 tahun 2015 ttg PTKP)

JUKNIS
BOS
1. Honorarium guru honorer dan
tenaga kependidikan honorer
2. Honorarium panitia/petugas
kegiatan

 SK honor guru honorer dan tenaga kependidikan honorer


beserta lampiran nama dan besaran nominatifnya yang
ditandatangani oleh PPK
 SK honor panitia/petugas beserta lampiran nama dan
besaran nominatifnya yang ditandatangani oleh PPK
 Bukti pembayaran
KELEMAHAN-KELEMAHAN

1. Tidak ada standarisasi honorarium mengajar;


2. Bagi yang tersertifikasi kelebihan jam
mengajar (KJM) dibayarkan > 24 JTM, belum
sesuai dengan PP 74 Tahun 2008 > 40 JTM
KLASIFIKASI BELANJA BANSOS
Belanja Bansos
(Berpedoman pada PMK Nomor 190 tahun 2012 ttg Tatacara Pembayaran APBN PMK
Nomor 53 tahun 2014 ttg SBU)

JUKNIS
BOS
Bantuan Siswa Miskin

 Kuitansi
 Bukti pembayaran
 Bukti Pembelian
KELEMAHAN-KELEMAHAN

1. Kriteria penetapan siswa miskin kurang jelas


pembuktiannya
2. Tanda terima pembelian (seragam, sepatu
dll)
KLASIFIKASI BELANJA PERJALANAN
Belanja Perjalanan
(Berpedoman pada PMK Nomor 190 tahun 2012 ttg Tatacara Pembayaran APBN, PMK
Nomor 53 tahun 2014 ttg SBU, PMK Nomor 113/2012 ttg Perjadin)

JUKNIS
BOS
1. Transportasi pengelola dana BOS
2. Transportasi kegiatan pengembangan
profesi guru dan tenaga kependidikan
3. Transportasi kegiatan ulangan dan ujian
4. Transpoprtasi kegiatan pembelajaran dan
ekstrakurikuler siswa

 Biaya transport/akomodasi dibuktikan


dengan tiket/karcis/bukti ril dan bukti
pembayaran
 Surat Tugas
 SPD
KELEMAHAN-KELEMAHAN

1. Masih terdapat sewa kendaraan


2. Tidak dibuat SPD Kolektif
3. Perjalanan yang tidak sesuai dengan TUSInya
PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS
Format SPD
Halaman 1

Pada Keterangan lain-lain dicantumkan


Nomor dan tanggal Surat Tugas
Format SPD
Halaman 2

Untuk PDJ yang biayanya


dibebankan pada DIPA
Pelaksana SPD
ditandatangani oleh Kepala
Satker atau Pejabat yang
ditunjuk pada instansi
Pelaksana SPD

Untuk PDJ yang biayanya


dibebankan pada DIPA Satker
Penyelenggara, tidak perlu
ditandatangani oleh Kepala
Satker atau Pejabat yang
ditunjuk atau Atasan
Pelaksana SPD
Daftar Peserta Untuk SPD Kolektif
Lampiran SPD
Nomor……… Tanggal ………… (1)

DAFTAR PESERTA KEGIATAN ………………………………… (2)


TANGGAL PENYELENGGARAAN …………...SD.……………. (3)
KOTA TEMPAT PENYELENGGARAAN……………………… (4)
SATUAN KERJA ………………………… (5)
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA……………………… . (6)

Surat Tugas Tanggal

Alat Angkutan Lamanya


Nama Pelaksana Pangkat/ Tempat Tingkat Biaya
No Jabatan yang Perjalanan Keterangan
SPD/NIP Golongan Kedudukan Asal Perjalanan Dinas
digunakan Keberangkatan Tiba Kembali Dinas
Nomor Tanggal Dari Tempat Kedudukan
Kedudukan Asal Asal

(17)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (18) (19)

……………………………………………… (20)
PPK SATUAN KERJA PENYELENGGARA

(21)
NAMA/NIP (22)
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA BOS
PPN ATAU
PPh?
BARANG / JASA

BENDAHARA REKANAN
UANG

•KONSUMEN •PENERIMA
•MEMBAYAR PENGHASILAN
PPN •MEMBAYAR PPh
PEMBELIAN BARANG & JASA
Transaksi pembelian barang dan jasa oleh Bendahara BOS pada umumnya
terutang tiga jenis pajak :

 Pajak Pertambahan Nilai


Pajak atas konsumsi (baik barang maupun jasa), merupakan pajak yang dibayar
konsumen sebagai pihak yang melakukan konsumsi

 Pajak Penghasilan Pasal 21


Pajak atas penghasilan dari jasa yang dilakukan Orang Pribadi, ditanggung oleh
penjual/rekanan sebagai pihak yang menerima penghasilan.

 Pajak Penghasilan Pasal 23


Pajak atas penghasilan dari jasa yang dilakukan Badan Usaha, ditanggung oleh
penjual/rekanan sebagai pihak yang menerima penghasilan.
 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
objek pajak : pembelian barang dan jasa dengan nilai di atas Rp 1.000.000 (selain yang
dikecualikan)
tarif : 10%

Penghitungan
- Harga sudah termasuk PPN : 10% x (100/110) x harga barang
- Harga belum termasuk PPN : 10% x harga barang

Pembayaran
- Kode pembayaran : 411211 – 900
- Identitas pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas rekanan
- Tandatangan dan stempel pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas bendaharawan
- Pembayaran paling lambat 7 hari setelah berakhirnya bulan pembayaran tagihan

Pelaporan
- dengan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai Pemungut (1107 – PUT)
- Paling lambat akhir bulan setelah bulan pembayaran tagihan
Contoh yang Dikecualikan dari
Pengenaan PPN
 makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan
oleh usaha jasa boga atau katering
 barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya, belum mengalami
proses pengolahan lebih lanjut, misal: batu, pasir
 buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-buku
pelajaran agama
Contoh Kasus
Bendaharawan BOS MTsN Depok pada bulan Februari 2014 melakukan pembelian barang dan jasa
sebagai berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Media Teknik dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan dilakukan tanggal 12 Februari 2014
2. Melakukan rehabiilitasi ruangan, pembelian semen Rp 2.500.000, pasir Rp 1.200.000, batu Rp
400.000, keramik Rp 400.000, Pembelian dilakukan di CV Maju Jaya, harga belum termasuk PPN.
Ongkos tukang 2 orang selama 20 hari kerja masing-masing Rp 1.500.000.
3. Membayar honor pelatih pramuka atas nama Jumadi, non PNS, sebesar Rp 200.000. Jumadi
memiliki NPWP.
4. Membayar honor ustad Dzulkifli untuk kegiatan siraman rohani sebesar Rp 300.000. Dzulkifli
belum memiliki NPWP.
5. Membayar honor Ferdinand, PNS golongan III, sebesar Rp 150.000.
6. Melakukan service printer pada CV Media Teknik, tidak ada perincian penggantian spare part dan
ongkos kerja, total biaya Rp 400.000.
7. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel Kawan Motor (Ahmad Setiawan), ongkos spare
part Rp 200.000, jasa service Rp 50.000. Ahmad Setiawan memiliki NPWP.
8. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp 300.000 di Toko Pak Mulawarman.
9. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri Rejeki (tidak ber-NPWP) untuk keperluan rapat
kantor Rp 2.000.000.
Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
1. PPN atas pembelian komputer
10% x (100/110) x Rp 5.000.000 = 10% x Rp 4.545.455
= Rp 454.545
2. PPN atas pembelian bahan bangunan
Semen: 10% x Rp 2.500.000 = Rp 250.000
Pasir (bukan objek PPN)
Batu (bukan objek PPN)
Keramik: 10% x Rp 400.000 = Rp 40.000
3. PPN atas honor pelatih pramuka
bukan objek PPN
4. PPN atas honor ustad
bukan objek PPN
5. PPN atas honor PNS
bukan objek PPN
6. PPN atas service printer
biaya service < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut
7. PPN atas service motor
biaya service < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut
8. PPN atas fotokopi
biaya fotokopi < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut
9. Jasa katering (makan/minum)
jasa katering tidak termasuk objek PPN.
 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
objek pajak : pembelian jasa dari rekanan berbentuk badan usaha, tanpa batas nilai minimal
tarif : 2% untuk rekanan ber-NPWP
100% lebih tinggi untuk rekanan tidak ber-NPWP

Penghitungan
- Nilai Jasa sudah termasuk PPN: 2% x (100/110) x nilai jasa
- Nilai Jasa belum termasuk PPN : 2% x nilai jasa
keterangan: apabila nilai barang dan jasa bisa dipisah maka PPh Pasal 23 dipotong hanya atas
pembayaran jasa saja, apabila tidak dirinci maka dikenakan atas total keseluruhan tagihan. (kecuali jasa
katering, nilai jasa katering adalah total keseluruhan nilai tagihan)

Pembayaran
- Kode pembayaran : 411124 – 104
- Identitas pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas dinas
- Tandatangan dan stempel pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas bendaharawan
- Pembayaran paling lambat 10 hari setelah berakhirnya bulan pembayaran tagihan

Pelaporan
- dengan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23
- Paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Contoh Kasus
Bendaharawan BOS MTsN Depok pada bulan Februari 2014 melakukan pembelian barang dan jasa
sebagai berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Media Teknik dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan dilakukan tanggal 12 Februari 2014
2. Melakukan rehabiilitasi ruangan, pembelian semen Rp 2.500.000, pasir Rp 1.200.000, batu Rp
400.000, keramik Rp 400.000, Pembelian dilakukan di CV Maju Jaya, harga belum termasuk PPN.
Ongkos tukang 2 orang selama 20 hari kerja masing-masing Rp 1.500.000.
3. Membayar honor pelatih pramuka atas nama Jumadi, non PNS, sebesar Rp 200.000. Jumadi
memiliki NPWP.
4. Membayar honor ustad Dzulkifli untuk kegiatan siraman rohani sebesar Rp 300.000. Dzulkifli
belum memiliki NPWP.
5. Membayar honor Ferdinand, PNS golongan III, sebesar Rp 150.000.
6. Melakukan service printer pada CV Media Teknik, tidak ada perincian penggantian spare part dan
ongkos kerja, total biaya Rp 400.000.
7. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel Kawan Motor (Ahmad Setiawan), ongkos spare
part Rp 200.000, jasa service Rp 50.000. Ahmad Setiawan memiliki NPWP.
8. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp 300.000 di Toko Pak Mulawarman.
9. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri Rejeki (tidak ber-NPWP) untuk keperluan rapat
kantor Rp 2.000.000.
Penghitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23
1. PPh Pasal 23 atas pembelian komputer
bukan obyek PPh Pasal 23
2. PPh Pasal 23 atas pembelian bahan bangunan
bukan obyek PPh Pasal 23
3. PPh Pasal 23 atas honor pelatih pramuka
bukan obyek PPh Pasal 23
4. PPh Pasal 23 atas honor ustad
bukan obyek PPh Pasal 23
5. PPh Pasal 23 atas honor PNS
bukan obyek PPh Pasal 23
6. PPh Pasal 23 atas service printer
2% x Rp 400.000 = Rp 8.000
*) tidak ada rincian berapa nilai spare part dan jasa service
7. PPh Pasal 23 atas service motor
bukan obyek PPh Pasal 23
8. PPh Pasal 23 atas fotokopi
bukan obyek PPh Pasal 23
9. PPh Pasal 23 atas Jasa katering (makan/minum)
bukan obyek PPh Pasal 23, karena rekanan adalah orang pribadi
 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
objek pajak : Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau pemberian jasa oleh orang
pribadi

Tarif & Pengenaan


 Pegawai Negeri Sipil
tarif Golongan II ke bawah : 0% x honor bruto
tarif golongan III : 5% x honor bruto
tarif golongan IV : 15% x honor bruto

 Non Pegawai Negeri Sipil


terkait atas pemberian jasa : 5% x 50% x honor bruto
sebagai peserta kegiatan/kepanitiaan : 5% x honor bruto
*) 20% lebih tinggi bagi yang tidak memiliki NPWP

Pembayaran
- kode pembayaran PPh 21 honor Non PNS : 411121 – 100
- Kode Pembayaran PPh 21 honor PNS : 411121 – 402
- Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
- Identitas pada SSP diisi dengan nama dinas
Pelaporan
- Dengan formulir SPT Masa PPh Pasal 21 (1721)
- Paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Catatan: SPT Masa PPh Pasal 21 harus dilaporkan setiap bulan walaupun dalam bulan tersebut tidak
ada pembayaran gaji/honor
Contoh Kasus
Bendaharawan BOS MTsN Depok pada bulan Februari 2014 melakukan pembelian barang dan jasa
sebagai berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Media Teknik dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan dilakukan tanggal 12 Februari 2014
2. Melakukan rehabiilitasi ruangan, pembelian semen Rp 2.500.000, pasir Rp 1.200.000, batu Rp
400.000, keramik Rp 400.000, Pembelian dilakukan di CV Maju Jaya, harga belum termasuk PPN.
Ongkos tukang 2 orang selama 20 hari kerja masing-masing Rp 1.500.000.
3. Membayar honor pelatih pramuka atas nama Jumadi, non PNS, sebesar Rp 200.000. Jumadi
memiliki NPWP.
4. Membayar honor ustad Dzulkifli untuk kegiatan siraman rohani sebesar Rp 300.000. Dzulkifli
belum memiliki NPWP.
5. Membayar honor rapat Ferdinand, PNS golongan III, sebesar Rp 150.000.
6. Melakukan service printer pada CV Media Teknik, tidak ada perincian penggantian spare part dan
ongkos kerja, total biaya Rp 400.000.
7. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel Kawan Motor (Ahmad Setiawan), ongkos spare
part Rp 200.000, jasa service Rp 50.000. Ahmad Setiawan memiliki NPWP.
8. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp 300.000 di Toko Pak Mulawarman.
9. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri Rejeki (tidak ber-NPWP) untuk keperluan rapat
kantor Rp 2.000.000.
Penghitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
1. PPh Pasal 21 atas pembelian komputer
bukan obyek PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 21 atas pembayaran tukang bangunan
Rp 1.500.000 : 20 = Rp 75.000/hari
tidak terkena PPh 21, karena upah masih di bawah PTKP harian sebesar Rp 200.000
3. PPh Pasal 21 atas honor pelatih pramuka
5% x 50% x Rp 200.000 = Rp 5.000
4. PPh Pasal 21 atas honor ustad
120% x 5% x 50% x Rp 300.000 = Rp 9.000
5. PPh Pasal 21 atas honor PNS
5% x Rp 150.000 = Rp 7.500
6. PPh Pasal 21 atas service printer
bukan obyek PPh Pasal 21
*) penyerahan jasa dilakukan oleh badan hukum
7. PPh Pasal 21 atas service motor
5% x 50% x Rp 50.000 = Rp 1.250
*) terdapat rincian spare part & jasa service, sehingga PPh 21 hanya dikenakan atas ongkos service
8. PPh Pasal 21 atas fotokopi
bukan obyek PPh Pasal 21
9. PPh Pasal 21 atas Jasa katering (makan/minum)
120% x 5% x 50% x Rp 2.000.000 = Rp 60.000
LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOS

1. Disimpan dengan maksud dibungakan


2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS);
4. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan
BOS atau software sejenis;
5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
6. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa untuk
kepentingan pribadi (bukan inventaris madrasah), kecuali untuk
siswa miskin penerima BSM;
7. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas madrasah dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour
(karya wisata) dan sejenisnya;
8. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
9. Membangun gedung/ruangan baru;
LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOS

10. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses


pembelajaran;
11. Menanamkan saham;
12. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana
pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara
penuh/wajar;
13. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya
dengan operasional madrasah, misalnya iuran dalam rangka
perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara
keagamaan;
14. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program
BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan
lembaga di luar Kementerian Agama.
KELEMAHAN SECARA UMUM

1. Prosentase pemeliharaan/perawatan gedung


yang kurang proporsional;
2. Definisi Ujian/Ulangan yang dapat dibayarkan
honorariumnya;
3. Terdapat kesulitan untuk melakukan mekanisme
pembayaran LS > 50 juta
4. Birokrasi yang terlalu panjang, apabila anggaran
BOS dibebankan pada Kanwil Kemenag Provinsi
5. Belum update data EMIS dengan riil di Madrasah
Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Melakukan
Koordinasi dg
Pengawasan Aparat
Pengawasan
Pencapaian Fungsional
Target Kinerja
(Kuasa PA) Menyusun Melampirkan
Pengawasan/ Laporan Laporan
Pertanggungjawaban Pertanggung Petanggung
Pelaksanaan jawaban jawaban
Penyaluran
(PPK)
Selektif, dg Menetapkan Kriteria
Ketat, Dilakukan Secara
Transparan & Akuntabel

HARAPAN
Tertib, Taat Pada Peraturan
PENGELOLAAN Perundang-Undangan,

BOS Efektif, Efisien, Ekonomis,


Transfaran, Akuntabel (Bisa
Dipertanggungjawabkan)
Memperhatikan Asas
Keadilan, Kepatuhan dan
Manfaat Untuk Masyarakat
Thank You

Anda mungkin juga menyukai