DAN PENGAWASAN
Belanja
Barang/Jasa
Belanja
Perjalanan Kegiatan
Dinas
BOS
Belanja
Belanja Pegawai
Bansos
Kenapa Belanja BOS diatur dalam akun
521219 dan 526xxx?
Agar Pengalokasian dan pengelolaan Dana Belanja
Bansos dapat dilaksanakan secara:
tertib, efisien, ekonomis, selektif, transparan &
bertanggung jawab*
*Menurut KBBI (Kamus besar Bahasa Indonesia), arti dari:
- Tertib: teraturr; menurut aturan;
- Efisien; tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan)
sesuatu (dg tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya);
- Ekonomis; bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan
barang, bahasa, waktu; tdk boros, hemat;
- Selektif; dg melalui seleksi atau penyaringan; secara dipilih.;
- Transparan; tidak terbatas pada orang tertentu saja; terbuka.;
- Bertanggung jawab; keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dsb).
Tertib;
teratur; menurut aturan.
Efisien;
tepat atau sesuai untuk mengerjakan
(menghasilkan) sesuatu (dg tidak membuang-
buang waktu, tenaga, biaya).
Ekonomis;
bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang,
penggunaan barang, bahasa, waktu; tdk boros, hemat.
Selektif;
dg melalui seleksi atau penyaringan;
secara dipilih.;
tidak terbatas pada orang tertentu
saja; terbuka.;
Bertanggung jawab;
keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa
boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dsb).
DASAR HUKUM
1. PerPres Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
2. PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara;
3. PMK Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2016;
4. PMK Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam
Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;
5. PMK Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan pajak
penghasilan pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan
barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatian usaha di bidang
lain;
6. PMK Nomor 122/PMK.010/2015 tentang PTKP
KLASIFIKASI BELANJA BARANG/JASA
Belanja Barang/Jasa
(Berpedoman pada Perpres Nomor 54 tahun 2010 ttg Pengadaan Barjas PMK Nomor 190
tahun 2012 ttg Tatacara Pembayaran APBN PMK Nomor 53 tahun 2014 ttg SBU 2015 PMK
154 tahun 2010 )
JUKNIS
BOS
1. Pengembangan perpustakaan
2. Pembelian bahan-bahan habis pakai
3. Langganan daya dan jasa
4. Perawatan madrasah
5. Pembelian perangkat komputer
6. Pembiayaan pengelolaan BOS
7. Biaya lainnya yang bersifat pembelian
barang
JUKNIS
BOS
1. Penerimaan Peserta Didik Baru
2. Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
Siswa
3. Ulangan dan Ujian
4. Pengembangan Profesi Guru dan
Tenaga Kependidikan
Kuitansi/Bukti Pembelian
Faktur Pajak dan SSP
Nota/bukti penerimaan barang/jasa dan bukti lainnya (foto fisik)
SK honor panitia/petugas beserta lampiran nama dan besaran
nominatifnya yang ditandatangani oleh PPK
Daftar tanda terima pembayaran panitia/petugas dan bukti foto
kegiatan
Biaya akomodasi dibuktikan dengan bukti pembayaran
Daftar hadir peserta
KELEMAHAN-KELEMAHAN
JUKNIS
BOS
1. Honorarium guru honorer dan
tenaga kependidikan honorer
2. Honorarium panitia/petugas
kegiatan
JUKNIS
BOS
Bantuan Siswa Miskin
Kuitansi
Bukti pembayaran
Bukti Pembelian
KELEMAHAN-KELEMAHAN
JUKNIS
BOS
1. Transportasi pengelola dana BOS
2. Transportasi kegiatan pengembangan
profesi guru dan tenaga kependidikan
3. Transportasi kegiatan ulangan dan ujian
4. Transpoprtasi kegiatan pembelajaran dan
ekstrakurikuler siswa
(17)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (18) (19)
……………………………………………… (20)
PPK SATUAN KERJA PENYELENGGARA
(21)
NAMA/NIP (22)
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA BOS
PPN ATAU
PPh?
BARANG / JASA
BENDAHARA REKANAN
UANG
•KONSUMEN •PENERIMA
•MEMBAYAR PENGHASILAN
PPN •MEMBAYAR PPh
PEMBELIAN BARANG & JASA
Transaksi pembelian barang dan jasa oleh Bendahara BOS pada umumnya
terutang tiga jenis pajak :
Penghitungan
- Harga sudah termasuk PPN : 10% x (100/110) x harga barang
- Harga belum termasuk PPN : 10% x harga barang
Pembayaran
- Kode pembayaran : 411211 – 900
- Identitas pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas rekanan
- Tandatangan dan stempel pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas bendaharawan
- Pembayaran paling lambat 7 hari setelah berakhirnya bulan pembayaran tagihan
Pelaporan
- dengan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai Pemungut (1107 – PUT)
- Paling lambat akhir bulan setelah bulan pembayaran tagihan
Contoh yang Dikecualikan dari
Pengenaan PPN
makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan
oleh usaha jasa boga atau katering
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya, belum mengalami
proses pengolahan lebih lanjut, misal: batu, pasir
buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-buku
pelajaran agama
Contoh Kasus
Bendaharawan BOS MTsN Depok pada bulan Februari 2014 melakukan pembelian barang dan jasa
sebagai berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Media Teknik dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan dilakukan tanggal 12 Februari 2014
2. Melakukan rehabiilitasi ruangan, pembelian semen Rp 2.500.000, pasir Rp 1.200.000, batu Rp
400.000, keramik Rp 400.000, Pembelian dilakukan di CV Maju Jaya, harga belum termasuk PPN.
Ongkos tukang 2 orang selama 20 hari kerja masing-masing Rp 1.500.000.
3. Membayar honor pelatih pramuka atas nama Jumadi, non PNS, sebesar Rp 200.000. Jumadi
memiliki NPWP.
4. Membayar honor ustad Dzulkifli untuk kegiatan siraman rohani sebesar Rp 300.000. Dzulkifli
belum memiliki NPWP.
5. Membayar honor Ferdinand, PNS golongan III, sebesar Rp 150.000.
6. Melakukan service printer pada CV Media Teknik, tidak ada perincian penggantian spare part dan
ongkos kerja, total biaya Rp 400.000.
7. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel Kawan Motor (Ahmad Setiawan), ongkos spare
part Rp 200.000, jasa service Rp 50.000. Ahmad Setiawan memiliki NPWP.
8. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp 300.000 di Toko Pak Mulawarman.
9. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri Rejeki (tidak ber-NPWP) untuk keperluan rapat
kantor Rp 2.000.000.
Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
1. PPN atas pembelian komputer
10% x (100/110) x Rp 5.000.000 = 10% x Rp 4.545.455
= Rp 454.545
2. PPN atas pembelian bahan bangunan
Semen: 10% x Rp 2.500.000 = Rp 250.000
Pasir (bukan objek PPN)
Batu (bukan objek PPN)
Keramik: 10% x Rp 400.000 = Rp 40.000
3. PPN atas honor pelatih pramuka
bukan objek PPN
4. PPN atas honor ustad
bukan objek PPN
5. PPN atas honor PNS
bukan objek PPN
6. PPN atas service printer
biaya service < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut
7. PPN atas service motor
biaya service < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut
8. PPN atas fotokopi
biaya fotokopi < Rp 1.000.000, PPN tidak dipungut
9. Jasa katering (makan/minum)
jasa katering tidak termasuk objek PPN.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
objek pajak : pembelian jasa dari rekanan berbentuk badan usaha, tanpa batas nilai minimal
tarif : 2% untuk rekanan ber-NPWP
100% lebih tinggi untuk rekanan tidak ber-NPWP
Penghitungan
- Nilai Jasa sudah termasuk PPN: 2% x (100/110) x nilai jasa
- Nilai Jasa belum termasuk PPN : 2% x nilai jasa
keterangan: apabila nilai barang dan jasa bisa dipisah maka PPh Pasal 23 dipotong hanya atas
pembayaran jasa saja, apabila tidak dirinci maka dikenakan atas total keseluruhan tagihan. (kecuali jasa
katering, nilai jasa katering adalah total keseluruhan nilai tagihan)
Pembayaran
- Kode pembayaran : 411124 – 104
- Identitas pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas dinas
- Tandatangan dan stempel pada Surat Setoran Pajak diisi dengan identitas bendaharawan
- Pembayaran paling lambat 10 hari setelah berakhirnya bulan pembayaran tagihan
Pelaporan
- dengan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23
- Paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Contoh Kasus
Bendaharawan BOS MTsN Depok pada bulan Februari 2014 melakukan pembelian barang dan jasa
sebagai berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Media Teknik dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan dilakukan tanggal 12 Februari 2014
2. Melakukan rehabiilitasi ruangan, pembelian semen Rp 2.500.000, pasir Rp 1.200.000, batu Rp
400.000, keramik Rp 400.000, Pembelian dilakukan di CV Maju Jaya, harga belum termasuk PPN.
Ongkos tukang 2 orang selama 20 hari kerja masing-masing Rp 1.500.000.
3. Membayar honor pelatih pramuka atas nama Jumadi, non PNS, sebesar Rp 200.000. Jumadi
memiliki NPWP.
4. Membayar honor ustad Dzulkifli untuk kegiatan siraman rohani sebesar Rp 300.000. Dzulkifli
belum memiliki NPWP.
5. Membayar honor Ferdinand, PNS golongan III, sebesar Rp 150.000.
6. Melakukan service printer pada CV Media Teknik, tidak ada perincian penggantian spare part dan
ongkos kerja, total biaya Rp 400.000.
7. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel Kawan Motor (Ahmad Setiawan), ongkos spare
part Rp 200.000, jasa service Rp 50.000. Ahmad Setiawan memiliki NPWP.
8. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp 300.000 di Toko Pak Mulawarman.
9. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri Rejeki (tidak ber-NPWP) untuk keperluan rapat
kantor Rp 2.000.000.
Penghitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23
1. PPh Pasal 23 atas pembelian komputer
bukan obyek PPh Pasal 23
2. PPh Pasal 23 atas pembelian bahan bangunan
bukan obyek PPh Pasal 23
3. PPh Pasal 23 atas honor pelatih pramuka
bukan obyek PPh Pasal 23
4. PPh Pasal 23 atas honor ustad
bukan obyek PPh Pasal 23
5. PPh Pasal 23 atas honor PNS
bukan obyek PPh Pasal 23
6. PPh Pasal 23 atas service printer
2% x Rp 400.000 = Rp 8.000
*) tidak ada rincian berapa nilai spare part dan jasa service
7. PPh Pasal 23 atas service motor
bukan obyek PPh Pasal 23
8. PPh Pasal 23 atas fotokopi
bukan obyek PPh Pasal 23
9. PPh Pasal 23 atas Jasa katering (makan/minum)
bukan obyek PPh Pasal 23, karena rekanan adalah orang pribadi
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
objek pajak : Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau pemberian jasa oleh orang
pribadi
Pembayaran
- kode pembayaran PPh 21 honor Non PNS : 411121 – 100
- Kode Pembayaran PPh 21 honor PNS : 411121 – 402
- Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
- Identitas pada SSP diisi dengan nama dinas
Pelaporan
- Dengan formulir SPT Masa PPh Pasal 21 (1721)
- Paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Catatan: SPT Masa PPh Pasal 21 harus dilaporkan setiap bulan walaupun dalam bulan tersebut tidak
ada pembayaran gaji/honor
Contoh Kasus
Bendaharawan BOS MTsN Depok pada bulan Februari 2014 melakukan pembelian barang dan jasa
sebagai berikut :
1. Membeli seperangkat komputer dari CV Media Teknik dengan harga Rp 5.000.000, harga sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pembayaran tagihan dilakukan tanggal 12 Februari 2014
2. Melakukan rehabiilitasi ruangan, pembelian semen Rp 2.500.000, pasir Rp 1.200.000, batu Rp
400.000, keramik Rp 400.000, Pembelian dilakukan di CV Maju Jaya, harga belum termasuk PPN.
Ongkos tukang 2 orang selama 20 hari kerja masing-masing Rp 1.500.000.
3. Membayar honor pelatih pramuka atas nama Jumadi, non PNS, sebesar Rp 200.000. Jumadi
memiliki NPWP.
4. Membayar honor ustad Dzulkifli untuk kegiatan siraman rohani sebesar Rp 300.000. Dzulkifli
belum memiliki NPWP.
5. Membayar honor rapat Ferdinand, PNS golongan III, sebesar Rp 150.000.
6. Melakukan service printer pada CV Media Teknik, tidak ada perincian penggantian spare part dan
ongkos kerja, total biaya Rp 400.000.
7. Melakukan perbaikan sepeda motor dinas di bengkel Kawan Motor (Ahmad Setiawan), ongkos spare
part Rp 200.000, jasa service Rp 50.000. Ahmad Setiawan memiliki NPWP.
8. Menggandakan bahan pelajaran (fotokopi) Rp 300.000 di Toko Pak Mulawarman.
9. Membeli makan dan minum di warung Bu Sri Rejeki (tidak ber-NPWP) untuk keperluan rapat
kantor Rp 2.000.000.
Penghitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
1. PPh Pasal 21 atas pembelian komputer
bukan obyek PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 21 atas pembayaran tukang bangunan
Rp 1.500.000 : 20 = Rp 75.000/hari
tidak terkena PPh 21, karena upah masih di bawah PTKP harian sebesar Rp 200.000
3. PPh Pasal 21 atas honor pelatih pramuka
5% x 50% x Rp 200.000 = Rp 5.000
4. PPh Pasal 21 atas honor ustad
120% x 5% x 50% x Rp 300.000 = Rp 9.000
5. PPh Pasal 21 atas honor PNS
5% x Rp 150.000 = Rp 7.500
6. PPh Pasal 21 atas service printer
bukan obyek PPh Pasal 21
*) penyerahan jasa dilakukan oleh badan hukum
7. PPh Pasal 21 atas service motor
5% x 50% x Rp 50.000 = Rp 1.250
*) terdapat rincian spare part & jasa service, sehingga PPh 21 hanya dikenakan atas ongkos service
8. PPh Pasal 21 atas fotokopi
bukan obyek PPh Pasal 21
9. PPh Pasal 21 atas Jasa katering (makan/minum)
120% x 5% x 50% x Rp 2.000.000 = Rp 60.000
LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOS
Melakukan
Koordinasi dg
Pengawasan Aparat
Pengawasan
Pencapaian Fungsional
Target Kinerja
(Kuasa PA) Menyusun Melampirkan
Pengawasan/ Laporan Laporan
Pertanggungjawaban Pertanggung Petanggung
Pelaksanaan jawaban jawaban
Penyaluran
(PPK)
Selektif, dg Menetapkan Kriteria
Ketat, Dilakukan Secara
Transparan & Akuntabel
HARAPAN
Tertib, Taat Pada Peraturan
PENGELOLAAN Perundang-Undangan,