Anda di halaman 1dari 13

HAM

‫َّللا أَتْقَا ُك ْم‬


ِ َّ ‫ارفُوا ِإ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَاكُم ِمن َذك ٍَر َوأُنثَى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم‬
َ َ‫شعُوبا ً َوقَبَائِ َل ِلتَع‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami Jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa.”
(Al-Hujurat 13)
DEMOKRASI

Demokrasi berasal dari kata demokratia yang merupakan salah satu kata dari bahasa Yunani. Demokrasi sendiri memiliki
arti suatu kekuasaan rakyat. Adapun secara umum, demokrasi terbagi menjadi dua kata, pertama adalah kata Demos
yang maknanya adalah rakyat. Dan kedua adalah kratos yang maknanya adalah kekuatan atau kekuasaan.
Demokrasi itu mencakup suatu keadaan ekonomi, sosial dan juga budaya yang di dalamnya berlangsung suatu praktik
kebebasan dalam bidang politik entah itu secara bebas atau secara setara.
Adapun pengertian dari demokrasi sendiri secara umum adalah sebuah format pemerintahan dimana tiap-tiap warga
Negara mempunyai hak yang setara dan juga seimbang mengenai penentuan dan juga pemilihan suatu keputusan yang
nantinya akan memunculkan dampak di dalam kehidupan rakyat atau warga Negara.
Pengertian dari demokrasi sendiri juga bisa diartikan sebagai sebuah bentuk kekuasaan tertinggi yang terdapat di tangan
rakyat. Tentang demokrasi ini, warga Negara boleh ikut di dalam mengambil bagian, entah itu secara langsung atau
dalam sebuah bentuk perwakilan dalam hal pelaksanaan perumusan, pengembangan dan juga proses menyusun
hukum.
MENURUT PARA AHLI

• Pengertian dari demokrasi berdasarkan pendapat Abraham Lincoln merupakan sebuah sistem
pemerintahan dimana itu dibentuk dari rakyat, oleh rakyat dan juga untuk rakyat itu sendiri.
• Pengertian dari demokrasi berdasarkan pendapat Charles Costello merupakan suatu sistem sosial dan
juga politik pemerintahan dimana di dalamnya kekuasaan pemerintah dibatasi oleh hukum dan juga
budaya yang melindungi segenap hak perorangan dari warna Negara itu sendiri.
• Sementara pengertian dari demokrasi berdasarkan pendapat dari Hans Kelsen merupakan suatu
pemerintahan yang diadakan dan dilaksanakan dari rakyat dan untuk rakyat itu sendiri. Adapun
mengenai pelaksana kekuasaan Negara sendiri adalah wakil dari rakyat yang sudah dipilih oleh rakyat
sesudah adanya suatu keyakinan bahwa kebutuhannya akan memperoleh perhatian di dalam aturan
yang telah atau akan ditetapkan oleh wakil rakyat tersebut berhubungan dengan penerapan dari
kekuasaan Negara.
DEMOKRASI DAN ISLAM
• Banyak kalangan non-muslim (individual dan institusi) yang menilai bahwa tidak terdapat konflik
antara Islam dan demokrasi dan mereka ingin melihat dunia Islam dapat membawa perubahan
dan transformasi menuju demokrasi. Robin Wright, pakar Timur Tengah dan dunia Islam yang
cukup terkenal menulis di Journal of Democracy (1996) bahwa Islam dan budaya Islam bukanlah
penghalang bagi terjadinya modernitas politik.
• Peraih Nobel Gunnar Myrdal dalam karya magnum opus-nya Asian Drama mengidentifikasi
seperangkat modernisasi ideal termasuk di dalamnya demokrasi. Berkenaan dengan agama
secara umum dan Islam khususnya, dia mengatakan: Doktrin dasar dari agama-agama Hindu,
Islam dan Budha tidaklah bertentangan dengan modernisasi. Sebagai contoh, doktrin Islam, dan
relatif kurang eksplisit doktrin Budha, cukup maju untuk mendukung reformasi sejajar dengan
idealisme modernisasi.
• Apabila demokrasi identik dengan egalitarianisme, maka Islam dan Budha dapat memberikan
dukungan bagi salah satu idealisme modernisasi khususnya reformasi egalitarian. John O. Voll dan
John L. Esposito, dua pakar yang menjembatani Barat dan Timur tidak sepakat atas pandangan
bahwa Islam dan demokrasi tidak dapat ketemu. Menurut kedua pakar ini dalam khazanah Islam
terkandung konsep yang memberikan fondasi bagi muslim kontemporer untuk mengembangkan
program demokrasi Islam yang otentik.
• Graham E Fuller (mantan Wakil
Direktur National Intelligence Council
di CIA) menulis di Jurnal Foreign
Affairs:
“Kebanyakan peneliti Barat cenderung
untuk melihat fenomena politik Islam
seakan-akan ia sebuah kupu-kupu
dalam kotak koleksi, ditangkap dan
disimpan selamanya, atau seperti
seperangkat teks baku yang mengatur
sebuah jalan tunggal. Inilah mengapa
sejumlah sarjana yang mengkaji
literatur utama Islam mengklaim
bahwa Islam tidak kompatibel dengan
demokrasi. Seakan-akan ada agama Graham E Fuller
lain yang secara literal membahas
demokrasi”.
• Realitasnya adalah bahwa Islam tidak hanya kompatibel dengan
aspek- aspek definisi atau gambaran demokrasi di atas, tetapi yang
lebih penting lagi, aspek-aspek tersebut sangat esensial bagi Islam.
Apabila kita dapat melepaskan diri dari ikatan label dan semantik,
maka akan kita dapatkan bahwa pemerintahan Islam, apabila disaring
dari semua aspek yang korelatif, memiliki setidaknya tiga unsur
pokok, yang berdasarkan pada petunjuk dan visi Alquran di satu sisi
dan preseden Nabi dan empat Khalifah sesudahnya (Khulafa al-
Rasyidin) di sisi lain.
PRINSIP DALAM DEMOKRASI ISLAM
• Sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, Islam memberikan
prinsip-prinsip dasar dan tata nilai dalam mengelola organisasi atau
pemerintahan. Al-qur'an dan As-sunnah dalam permasalahan ini
telah mengisyaratkan beberapa prinsip pokok dan tata nilai yang
berkaitan dengan kepemimpinan, kehidupan bermasyarakat,
berorganisasi, bernegara termasuk di dalamnya ada system
pemerintahan yang nota-benenya merupakan kontrak sosial. Prinsip-
prinsip atau nilai-nilai tersebut antara lain: prinsip Tauhid, As-syura
(bermusyawarah) Al-'adalah (berkeadilan) Hurriyah Ma'a Mas'uliyah
(kebebasan disertai tanggung jawab) Kepastian Hukum, Jaminan Haq
al Ibad (HAM) dan lain sebagainya
A. PERINSIP TAUHID
• Prinsip tauhid merupakan salah satu prinsip dasar dalam
kepemimpinan Islam (pemerintahan Islam). Sebab perbedaan akidah
yang fundamental dapat menjadi pemicu dan pemacu kekacauan
suatu umat. Oleh sebab itu, Islam mengajak kearah satu kesatuan
akidah diatas dasar yang dapat diterima oleh semua lapisan
masyarakat, yaitu tauhid.
• Surat Ali Imran Ayat 64
‫ش ْيئًا َو ََّل يَت ا ِخ َذ‬ َ ‫س َواءٍ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم أ َ اَّل نَ ْعبُ َد ِإ اَّل ا‬
َ ‫َّللا َو ََّل نُ ْش ِر َك ِب ِه‬ ِ ‫قُ ْل يَا أ َ ْه َل ْال ِكتَا‬
َ ‫ب تَعَالَ ْوا ِإلَ ٰى َك ِل َم ٍة‬
َ ‫َّللا ۚ فَإ ِ ْن ت َ َولا ْوا فَقُولُوا ا ْش َهدُوا ِبأَناا ُم ْس ِل ُم‬
‫ون‬ ِ ‫ُون ا‬ ِ ‫ضا أ َ ْربَابًا ِم ْن د‬ ً ‫ضنَا بَ ْع‬ ُ ‫بَ ْع‬
• Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan
Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan
selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"
B.PERINSIP KEADILAN
• Dalam memanage pemerintahan, keadilan menjadi suatau keniscayaan, sebab pemerintah
dibentuk antara lain agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Tidaklah berlebihan kiranya
jika al- Mawardi memasukkan syarat yang pertama seorang pemimpin negara adalah punya sifat
adil. Dalam al-Qur'an, kata al-'Adl dalam berbagai bentuknya terulang dua puluh delapan kali.
Paling tidak ada empat makna keadilan yang dikemukakan oleh ulama :
• Pertama, adil dalam arti sama. Artinya tidak menbeda-bedakan satu sama lain. Persamaan yang
dimaksud adalah persamaan hak. Ini dilakukan dalam memutuskan hukum. Sebagaimana dalam
al qur'an surat an-Nisa' 58. "apabila kamu memutuskan suatu perkara diantara manusia maka
hendaklah engkau memutuskan dengan adil".
• Kedua: adil dalam arti seimbang. Disini keadilanidentik dengan kesesuaian. Dalam hal ini
kesesuaian dan keseimbangan tidak mengharuskan persamaan kadar yang besar dan kecilnya
ditentukan oleh fungsi yang diharapkan darinya.
• Ketiga: adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak itu kepada
pemiliknya.
• Keempat: keadilan yang dinisbatkan kepada Allah Swt. Adil disini berarti memelihara kewajaran
atas berlanjutnya eksistensi. Dalam hal ini Allah memiliki hak atas semuanya yang ada sedangkan
semua yang ada, tidak memiliki sesuatau disisinya. Jadi, system pemerintahan
MUSAWARAH DALAM ISLAM
• Surat Ali Imran Ayat 159

‫ع ْن ُه ْم َوا ْست َ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم‬


َ ‫ْف‬ ُ ‫ضوا ِم ْن َح ْو ِل َك فَاع‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬
ُّ َ‫ب َّل ْنف‬ َ ‫غ ِلي‬
َ ‫ظا‬ًّ َ‫ت ف‬ َ ‫ت لَ ُه ْم َولَ ْو ُك ْن‬
َ ‫َّللا ِل ْن‬
ِ ‫فَ ِب َما َر ْح َم ٍة ِم َن ا‬
‫ين‬َ ‫ب ْال ُمت َ َو ِ ِّك ِل‬ ِ ‫علَى ا‬
َ ‫َّللا ِإ ان ا‬
ُّ ‫َّللا يُ ِح‬ َ ‫ت فَت َ َو اك ْل‬ َ ‫األم ِر فَإ ِ َذا‬
َ ‫عزَ ْم‬ ْ ‫َوشَا ِو ْر ُه ْم ِفي‬
• "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya."
• Musyawarah berarti mempunyai makna mengeluarkan atau mengajukan
pendapat. Dalam menetapkan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan
berorganisasi dan bermasyarakat, paling tidak mempunyai tiga cara:
a.Keputusan yang ditetapkan oleh penguasa.
b.Kepeutusan yang ditetapkan pandangan minoritas.
c.Keputusan yang ditetapkan oleh pandangan mayoritas
• Ini menjadi ciri umum dari demokrasi, meski perlu diketahui bahwa "demokrasi
tidak identik dengan syuro" walaupun syuro dalam Islam membenarkan
keputusan pendapat mayoritas, hal itu tidak bersifat mutlak. Sebab keputusan
pendapat mayoritas tidak boleh menindas keputusan minoritas, melainkan tetap
harus memberikan ruang gerak bagi mereka yang minoritas. Lebih dari itu, dalam
Islam suara mayoritas tidak boleh berseberangan dengan prinsip-prinsip dasar
syariat. Dalam Al-quran ada beberapa ayat yang berbicara tentang musyawarah.
PANDANGAN ISLAM TENTANG DEMOKRASI
• Kenapa sistem demokrasi bertentangan dengan Islam? Karena demokrasi ini tidak
berlandaskan hukum yang merujuk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Melainkan sistem ini telah meletakkan sumber hukumnya kepada rakyat beserta
para wakilnya.
• Sistem demokrasi ini tidak berpatokan pada kesepakatan semuanya, melainkan
mengambil suara terbanyak. Meskipun nantinya akan bertentangan dengan
agama, akal dan fitrah sistem demokrasi ini telah menjadikan kesepakatan
mayoritas sebagai Undang-Undang yang wajib untuk dipegang oleh
masyarakatnya.
• Sedangkan Allah telah berfirman dalam surat Al-An’am seperti yang telah
disebutkan di atas bahwa yang dapat menetapkan hukum hanyalah Dia dan Allah
merupakan sebaik-baiknya penetap hukum. Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga
melarang hamba-Nya untuk menyekutukan-Nya dalam menentukan apapun
terlebih dalam menetapkan hukum dan Dia menyatakan bahwa tak satupun
orang yang dapat melebihi kebaikan hukum-Nya.

Anda mungkin juga menyukai