Anda di halaman 1dari 12

APAKAH HAK ITU?

Hak mungkin dapat dibedakan dalam


empat bentuk:
1. Hak klaim (claim rights):
2. Hak kebebasan (liberty-rights)
3. Hak kekuasaan (power-rights)
4. Hak kekebalan (immunity-rights)
Analisis standar yang diturunkan dari
ahli hukum Amerika, Welsey Hofeld
lihat John Baylis and Steve Smith,
1998, p. 427
Asal Mula
Hak Asasi Manusia

Kesadaran bahwa individu memiliki


hak bukan sekadar karena ia mrp
warganegara dalam sebuah negara
tertentu, tetapi karena ia sebagai
manusia, anggota dari umat manusia,
baru berkembang setengah abad yang
lalu kita akan melihat mengapa ini
terjadi?
Munculnya Gagasan
tentang “Hak”
 Gagasan tentang Hak berakar dari teori dan
praktek politik dalam abad pertengahan
Eropa, yaitu:
- sebagai implikasi dari doktrin ‘Hukum
Alam’ (Natural Law)
- dan yg kemudian disimbolisasikan dalam
dokumen spt ‘Magna Carta’ (the Great
Charter), sebuah dokumen yang dipaksakan
dari Raja John di Inggris oleh para Baron
dalam tahun 1215
Doktrin Hukum Alam
 Hak dalam teori hukum alam abad pertengahan
berbeda-beda, tetapi proposisi utamanya jelas: ada
standar moral universal dan hak-hak yang dimiliki
individu, hak atas klaim, kebebasan, kekuasaan dan
kekebalan, didasarkan pada standar moral ini dan
diikuti oleh kewajiban umum untuk mengikuti
standar ini.
 Ciri terpenting dari pandangan ini adalah bahwa
penerapan hak-hak ini tidak terbatas pada sistem
hukum tertentu, ras, komunitas, negara, keyakinan
atau peradaban—jadi, setiap orang dianggap
bagian dari hukum alam dan setiap orang dianggap
dapat menerima isi dan standar dari hak ini.
Hukum alam memberikan basis
bagi teori tentang hak pada abad
pertengahan, tetapi dalam praktek
politik pada abad pertengahan
hak memiliki konotasi yang agak
berbeda: Dalam hal ini hak
merupakan konsesi yang
dipaksakan dari superioritas
melalui paksaan: ‘Magna Carta’
merupakan sebuah contoh.
Magna Carta

 Para Baron di Inggris mewajibkan Raja John memberi


mereka dan keturunannya serangkaian kebebasan yang
sebagian besar sangat spesifik dan berhubungan dengan
keluhan tertentu, misalnya:

- ‘Heirs may be given in marriage but not to someone of lower social standing.
Before a marriage takes place it shall be made known to the heir’s next-of-skin
(article 6)
- Neither We nor any royal official take wood for our castle or for any other
purpose without the consent of the owner (article 31)

 jadi, magna carta merupakan tawar-menawar politik atau


kontrak, yaitu antara Raja dan bawahannya (para baron).
 Magna Carta, tidak seperti Hukum alam, memiliki fungsi yang
terbatas; membatasi kekuasaan raja. Para bawahan
mendapatkan serangkaian hak, kebebasan, kekuasaan dan
imunitas dan menekankan bahwa para bawahan wajib mematuhi
raja hanya jika raja memenuhi tuntutan para bawahan.
Magna Carta dan Natural
Law
Hak alamiah bersifat universal,
berlaku untuk seluruh ruang dan
waktu, sementara Magna Carta
merupakan hak kontraktual, yang
per definisi terbatas berlakunya
pada kelompok yang terlibat
dalam tawar menawar
Perkembangan selanjutnya…

 Spirit Hukum Alam dan Perjanjian ‘Magna Carta’ kemudian


meluas dan dipergunakan untuk memberikan penilaian
terhadap hak warga-negara dan dimasukkan dalam hukum
positif sejumlah negara dalam era modern awal, maka
munculah,
- di Amerika Serikat: ‘Bill of Rights’ (1791)
- di Perancis dalam masa revolusi: “The Declaration of the
Right of Man and of the Citizens” (1787)
- Pemikiran politik dalam era revolusi awal abad ke 18 juga
mulai memperluas definisi ‘manusia’ dengan mengakui hak
wanita, dan melalui kampanye menentang perdagangan
budak, sehingga posisi orang-orang non-eropa juga
berkembang dalam abad ke 19.
- Paska 1945: muncul sejumlah statemen global, regional dan
spesifik tentang hak asasi.
Apakah Posisi Liberal atas Hak
Asasi Bersifat Universal?
 The US ‘Bill of Rights’ digambarkan dalam istilah-istilah yang
cukup universal, tetapi dokumen itu menunjuk pada orang
yang dalam hal ini adalah warga Amerika.
 Declaration of the Rights of Man and of the Citizens dalam era
Revolusi Perancis juga dimaksudkan universal jangkauannya,
tetapi universalisme dalam artikel 1: Men are born and remain
free and equal in respect of rights…diikuti oleh artikel 3: The
nation is essentially the source of all sovereignty
 Maka Posisi liberal, meskipun universal dalam prinsipnya,
tetapi dalam aplikasinya bersifat partikularistik; posisi liberal
adalah kosmopolitan dalam hal moral tetapi tidak dalam
pengertian kelembagaan.
POLITIK HAM

 The Universal Declaration of Human Rights by


the UN General Assembly in 1948—mrp simbol
pertama kalinya masyarakat internasional
merumuskan kode yang komprehensif dalam
pemerintahan internal yang mencakup
warganegaranya, tetapi selama tahun 1940an PBB
didominasi oleh negara-negara Barat dan isi
deklarasi mencerminkan kenyataan ini.
 Deklarasi itu diputuskan melalui voting: 48 negara
mendukung, tidak ada negara yang menolak, tetapi
8 negara abstain, termasuk Afrika Selatan, Uni
Sovyet and Saudi Arabia.
HAM GENERASI PERTAMA, KEDUA
DAN KETIGA

 First generation: HAM adalah hak-hak politik klasik


yang diasosiasikan dimasa lampau dengan regim
Barat liberal, seperti hak kebebasan berbicara, hak
berkumpul dan memeluk agama.
 Second generation: HAM berhubungan dengan
kepedulian atas masalah-masalah ekonomi dan
sosial dan mengandung pengertian seperti hak atas
standar hidup yang memadai atau hak atas
pendidikan.
 Third generation: HAM adalah hak-hak rakyat,
seperti hak untuk mempertahankan
kebudayaannya, atau hak komunitas untuk
melindungi lingkungannya.
Isu dan Prospek

 Apakah HAM generasi pertama, kedua, dan ketiga mencerminkan perbedaan


yang berarti?
 Apakah hak selalu mengandung arti kewajiban?
 Apakah memang ada yang dinamakan Hak-Hak Alamiah (Natural Rights)?
 Haruskah mengedepankan HAM menjadi tujuan politik luar negeri negara?
Adakah keberatan moral dan praktis dari kebijaksanaan semacam ini?
 Masuk akalkah berbicara tentang HAM berkenaan dengan standar kehidupan
yang memadai?
 Haruskah masyarakat dan juga individu memiliki HAM?
 HAM macam apa yang seharusnya dimiliki oleh kelompok?
 Apakah pendukung HAM dengan sendiri merupakan imperialis kebudayaan?
 Peranan apa yang dapat dimainkan oleh organisasi internasional dalam
mempromosikan HAM?
 Seberapa penting opini publik dalam memobiliasi dukungan bagi korban
pelanggaran HAM?
 Apakah bentuk pemerintahan yang demokratis merupakan pra-kondisi yang
diperlukan untuk keberadaan HAM?

Anda mungkin juga menyukai